Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

“KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA ANAK PRA


SEKOLAH ”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Askeb Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Dosen Pembimbing : Isroni Astuti, S.Si.T., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 3 Tingkat IIA

1. Bambang Amelia Fajriati U. : P17124017004


2. Berliana Noviasih Pertiwi : P17124017005

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis juga banyak mendapatkan


bantuan dan bimbingan agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Maka dari itu penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
orang tua, teman dan dosen pembimbing.

Penulis menyadari bahwa isi maupun penulisan dari karya tulis ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kemajuan yang akan datang.

Jakarta Selatan, 18 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Asah.................................................................................... 3

2.2 Kebutuhan Asih................................................................................... 10

2.3 Kebutuhan Asuh.................................................................................. 14

2.4 Pijat Bayi dan Baby Spa ......................................................................20

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 30

3.2. Saran................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan


setiap orangtua.Untuk mewujudkannya tentu sajaorang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah,tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa
atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.1

Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan


kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam
kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita
perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anakitu sendiri, yang pada gilirannya
akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah
hati kita.

Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan dimulai dengan
pembinaan anak masa datang. Masa depan manusia perlu dipersiapkan, agar anak bisa
tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.2

Tumbuh dan kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil


interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar
1
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 80
2
Ibid

1
tertentu. Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh,
asih, dan asah (Soetjiningsih, 1995, dalam Nursalam, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiamana cara memberikan stimulasi kepada anak sesuai tahap


perkembangannya?
2. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan psikologis pada anak?
3. Apa manfaat dari baby spa atau pijat bayi?
4. Bagaimana melakukan baby spa atau pijat bayi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara memberikan stimulasi kepada anak sesuai tahap


perkembangannya.
2. Mengetahui cara memenuhi kebutuhan psikologis pada anak.
3. Mengetahui manfaat dan tata cara melakukan baby spa atau pijat bayi.

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kebutuhan dasar bayi,


balita, anak pra sekolah yaitu kebutuhan psikologis dan stimulus pada
anak.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang manfaat dan tata cara
melakukan baby spa atau pijat pada bayi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Asah (Stimulasi)

A. Pengertian Stimulasi

stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6


tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan (SIDTK, 2005).3

Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar


individu anak (Soetjiningsih, 1995). Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan
dasar anak yaitu asah. Dengan mengasah kemampuan anak secara terus menerus,
akan semakin meningkatkan kemampuan anak. Untuk memberikan stimulasi,
dapat dilakukan dengan latihan dan bermain. Dengan bermain anak akan
memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal proses belajar untuk
pengembangan, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral, etika, dan sebagainya. 4

B. Dasar Perlunya Stimulasi Dini

a. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan
belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
b. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
c. Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
d. Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak

3
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D3 Kebidanan, Modul Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan
Anak Pra Sekolah Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan (Medan: Poltekkes Kemenkes
Medan) hal 4
4
Ibid

3
e. Semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
f. Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan
multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi. Stimulasi mental
secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan,
budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian
g. Keterampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dan seterusnya
h. Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan
emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-
spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK
lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh
kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan.5
Agar dapat bermain diperlukan tersedianya alat edukatif dan kreatif yang
layak, sesuai dengan kematangan mental anak. Stimulasi mental ini diperlukan
sedini mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama kelahiran. Hal ini dilakukan
dengan berbicara dengan anak dalam kandungan serta mendengarkan jenis musik
klasik yang protoritmenya sesuai dengan protoritme anak (janin) serta
merangsang belahan otak kanan. Setelah lahir stimulasi mental sudah diberikan
dengan sedini mungkin dengan menetekkan bayi pada ibunya. Tindakan asah
yang akan menyempurnakan reflek menghisap, menelan dan menemukan puting
susu. Karena asah ini diperlukan sedini mungkin sampai 4-5 tahun maka periode
ini merupakan tahun keemasan.6
C. Stimulasi dan Aktivitas Bermain Pada Masa Balita dan Prasekolah
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa agar anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal perlu ada stimulasi, salah satunya dengan aktivtas bermain.
Dalam melaksanakan aktivitas bermain, selalu harus dipertimbangkan usia dan
tingkat perkembangan anak, mengingat alat permainan yang digunakan
merupakan salah satu alat untuk menstimulasi perkembangan anak. Menurut
Wong (1998), aktivitas bermain dapat diklasifikasikan berdasarkan isi dan
karakteristik sosial (Wong, 1998).

5
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 101
6
Ibid

4
Berdasarkan isi, bermain ditekankan atau diutamakan pada aspek fisik,
meskipun demikian hubungan sosial tidak dapat diabaikan. Bermain diawali
dengan yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Bermain berdasarkan isi,
dapat dibedakan atas permainan yang berhubungan dengan orang lain (social
effective play), permainan yang berhubungan dengan kesenangan (sense pleasure
play), permainan dengan memperhatikan saja (unocupied behavior), dan
permainan tentang ketrampilan (skill play).7

Berdasarkan karakteristik sosial, bermain merupakan interaksi antara anak


dan orang dewasa dan dipengaruhi oleh usia anak. Pada tahun-tahun pertama,
anak lebih suka bermain sendiri. Tipe bermain berdasarkan karakteristik sosial di
antaranya adalah permainan dengan mengamati teman-temannya bermain
(onlooker play), permainan dengan bermain sendiri (solitary play), permainan
bersama teman tanpa interaksi (parallel play), permainan dengan bermain bersama
tanpa tujuan kelompok (associative play), permainan dengan bermain bersama
yang diorganisir (cooperative play). Agar stimulasi dapat efektif, tentunya
disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak.8

Berikut ini stimulasi pada masa bayi, balita dan prasekolah yang meliputi 4
aspek yaitu motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian anak.

1) Masa bayi (0 – 1 tahun )


Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai
sejak dalam kandungan, misalnya dengan bisikan, sentuhan pada perut
ibu, gizi ibu cukup, dan menghindari pemicu stres yang mempengaruhi
psikologis ibu.

7
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D3 Kebidanan, MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
(Medan: Poltekkes Kemenkes Medan) hal 13

8
Ibid

5
Setelah lahir, stimulasi langsung dilakukan pada bayi. Pada tahun
pertama kehidupan, stimulasi diberikan untuk perkembangan sensori
motor, meskipun pada tahun berikutnya tetap harus dilakukan.

Stimulasi pada masa bayi bertujuan untuk:


a. Melatih dan mengevaluasi reflek-reflek fisiologis;
b. Melatih koordinasi mata dan tangan, mata dan telinga;
c. Melatih mencari obyek yang tidak kelihatan;
d. Melatih sumber asal suara;
e. Melatih kepekaan perabaan.9

9
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D3 Kebidanan, Modul Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan
Anak Pra Sekolah Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan (Medan: Poltekkes Kemenkes
Medan) hal 14

6
7
Karakteristik permainan pada masa bayi adalah permainan yang
memungkinkan anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (social
affektive play) dan permainan yang memberikan kesenangan (sense of
pleasure play).10

10
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D3 Kebidanan, Modul Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan
Anak Pra Sekolah Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan (Medan: Poltekkes Kemenkes
Medan) hal 17

8
2) Masa Balita (1-5 tahun)
Pada masa ini anak cenderung melekat pada satu macam mainan
yang diperlakukan sesuka anak. Tujuan bermain pada masa balita
terutama 1-3 tahun pertama (toddler) adalah :
a. Mengembangkan ketrampilan bahasa;
b. Melatih motorik halus dan kasar;
c. Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna, berhitung);
d. Melatih daya imajinasi;
e. Menyalurkan perasaan anak.11
Alat permainan yang dianjurkan misalnya lilin yang dapat
dibentuk, alat untuk meng- gambar, puzzle sederhana, manik-manik, alat-
alat rumah tangga. Pada masa ini keakuan anak sangat menonjol
(egosentris) dan belum mengerti makna memiliki sehingga sering anak
berebut mainan karena masing-masing menganggap mainan itu
miliknya.12
Berdasarkan karakteristik isi bermain, permainan anak pada masa
ini tergolong permainan untuk suatu ketrampilan (skill play), karena
mulai berkembang fase otonomi (kemandirian) dan independennya
(kebebasan). Pada tahun-tahun pertama, anak ter- kesan bermain bersama
dengan temannya tetapi tanpa interaksi (parallel play), karena
perkembangan sosialnya belum memadai. Yang perlu diperhatikan adalah
anak ber- main secara spontan dan bebas serta berhenti sesukanya. 13
Koordinasi motorik masih kurang, sehingga sering merusak
mainannya. Berikut ini stimulasi yang diperlukan pada masa balita yang
terbagi menjadi beberapa kelompok usia. Berdasarkan pedoman
pelaksanaan SDIDTKA (2005), pada masa balita kelompok stimulasinya
adalah usia 12-15 bulan, 15-18 bulan, 18-24 bulan, 24-36 bulan, 36-48
bulan dan 48-60 bulan.

11
Ibid hal 18
12
Ibid
13
Ibid

9
10
2.2 Kebutuhan Asih

A. Pengertian Asih

 Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi


 Asih merupakan ikatan yang serasi dan selaras antara ibu dan anak
 Diperlukan pada tahun pertama kehidupan sejak dalam kandungan untuk
menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial anak
 Asihmerupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi untuk
memberikan rasa aman kepada anak. Lebih kepada ikatan emosional yang
terjadi antara anak dan orang tua. Kadang selalu bertindak selaku teman
dan kadang juga orang tua yang protektif.
 Kelembutan dan kasih sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak
sehingga mereka tidak segan untuk bercerita. Meluangkan waktu bersama
untuk bermain, berjalan-jalan, dan menikmati waktu hanya berdua saja.14
B. Macam-macam Kebutuhan Asih
1. Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak
14
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 89

11
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin. Bayi yang normal biasanya akan mulai
menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan ibunya pada umur antara 7
sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada umur dua tahun
pertama dalam kehidupan anak harus cukup memberikan kepercayaan
pada anak, kalau berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi manja.
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak, baik fisik,
mental maupun sosial emosi yang disebut “ Sindrom Deprivasi
Maternal”.15
Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust). Kasih
sayang merupakan sebuah perwujudan kebutuhan asih yang dapat
memberikan ketenteraman secara psikologis pada anak. Anak berusaha
mendapatkan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari orang tuanya. Sumber
cinta dan kasih sayang dari seorang bayi adalah orang tuanya terutama
pada ibu melalui komunikasi dari kata-kata yang diucapkan dan perlakuan
ibu pada anaknya. Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan membuat
perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman. Terpenuhinya kebutuhan
kasih sayang juga tercermin dari hubungan yang terjalin dengan baik
antara orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar.16
2. Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi
Seorang anak akan merasa diterimaoleh orangtuanya apabila ia
merasa bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan
yang erat antara anak dan keluarganya.17
Faktor lingkungan menyebabkan anak mengalami perubahan-
perubahanyang dapat membuat anak merasa terancam. Anak yang
sedangberada pada kondisi terancam mengalami ketidakpastian dan
ketidakjelasan, sehingga anak membutuhkan dukungan dari orang tua

15
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 90

16
Ibid
17
Ibid

12
yangdapat mengurangi rasa takut yang dihadapi anak. Rasa aman dan
nyaman dapat terwujud dengan kehangatan dan rasa cinta dari orang tua,
serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan stres. Kebutuhan rasa
aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan anak oleh orang
tua, pemenuhan segala kebutuhan anak, anak selalu diperhatikan,
didukung dengan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga.
3. Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam
keluarganya, keinginannya diperhatikan, apa yang dikatannya ingin
didengar orang tua serta tidak diacuhkan. Bayi dan anak memiliki
kebutuhan harga diri dan ingin merasa dihargai. Anak selalu ingin merasa
dihargai dalam tingkah lakunya. Anak merasa berbeda dengan orang lain
disekitarnya, sehingga anak juga butuh dihargai. Anak selalu ingin
mendapat tempat dihati keluarganya dan selalu ingin diperhatikan oleh
orang-orang disekelilingnya.18
4. Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarnya pada
perkembangan anak. Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri
yang melampaui kemampuannya, maka anak dapat menjadi tertekan. Anak
masih perlu bantuan untuk belajar mandiri, belajar untuk memahami
persoalan, memahami apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu
memerlukan waktu.
Kemandirian merupakan kemampuan untuk berusaha dan
berupayadengan diri sendiri. Kemandirian juga dapatdiartikan sebagai
sebuah kemampuan untuk memikirkan, merasakan, danmelakukan sesuatu
sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian terdiri dari
aspek intelektual (kemauanseseorang untuk berpikir dan menyelesaikan
masalahnya sendiri), aspeksosial (kemauan untuk membina hubungan
dengan orang lain disekitarnya),aspek emosi (kemauan mengelola
emosinya sendiri), aspek ekonomi(kemauan untuk mengelola kebutuhan

18
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 91

13
ekonominya). Salah satu bentuk kemandirian yang telah ditunjukkan anak
adalah kemauan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sejak bayi.
Kemandirian anak sebagian besar dipengaruhi oleh peran pola asuh
dan lingkungan sekitarnya, bukan pengaruh faktor genetis. Anak yang
mandiri memiliki ciri khas diantaranya:
 anak lebih senang memecahkan masalahnya sendiri daripada
mengkhawatirkan masalahnya, tidak takut mengambil risiko atas
keputusannya, percaya terhadap pemikiran sendiri sehingga anak
tidak banyak meminta bantuan pada orang lain, memilikikontrol
pada dirinya sendiri .19
5. Dibantu, didorong atau dimotivasi
Anak memerlukan dorongan dari orang disekitarnya apabila anak
tidak mampu menghadapi masalah/situasi kurang menyenangkan.
Dorongan yang diberikan bukan seutuhnya namun berupa langkah yang
dapat diambil memberi semangat bahwa dia dahulu dapat mengatasi
dengan baik dan sebagainya. Dukungan dan dorongan yang diberikan oleh
orang tua dengan melakukan stimulasi pada anak untuk melalui tahap
perkembangannya dengan optimal. Orang tua yang dapat memberikan
dukungan pada anak akan membentuk anak yang memiliki kepercayaan
diri.20
6. Kebutuhan akan kesuksesan
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya
dapat dilakukannya, dan merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan
orang tua. Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar
kemampuannya. Kesuksesan kemungkinan dapat terjadi kegagalan, jika
kegagalan terjadi berulang anak akan merasa kecewa dan akhirnya merasa
kehilangan kepercayaan dirinya. Anak akan merasa rendah diri dari
pergaulan dengan teman-temannya. Anak yang mendapat dorongan akan
mempunyai semangat untuk menghadapi situasi atau masalah.21
7. Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
19
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 91

20
Ibid

14
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang di
sekelilingnya dengan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam
mengembangkan sifat bawaannya. Orang tua juga perlu memberikan
kesempatan untuk anak mengeksplorasi lingkungannya. Orang tua harus
belajar mengetahui batasan tertentu untuk membiarkan anak, sehingga
anak memiliki kesempatan mengembangkan kreatifitasnya dan tidak selalu
dilarang oleh orang tuanya.22
8. Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu (betapapun kecilnya)
harus diperhatikan. Semua benda miliknya yang dianggap berharga harus
dapat dimiliki sendiri (bagi orang tua barang-barang tersebut tidak
berharga sama sekali). Orang tua harus dapat memberikan rasa memiliki
pada anak. Pengahargaan orang tua pada benda milik anak sangat
diperlukan anak. Bayi dan anak memiliki kebutuhan rasa memiliki seperti
halnya pada orang dewasa.
Anak merasa segala sesuatu yang telah dimilikinya harus dijaga
agar tidak diambil oleh orang lain. Rasa memiliki membuat individu untuk
menggabungkan diri dengan orang lain dan dapat diterima oleh orang lain.
Ikatan ibu anak yang erat, mesra, selaras seawal dan sepermanen
mungkin sangatlah penting karena:
1. Turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
2. Merangsang perkembangan otak anak
3. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar23
Pemenuhan kebutuhan emosi (Asih) ini dapat dilakukan sedini
mungkin, yaitu dengan mendekapnya bayi pada ibunya sesegera mungkin
setelah lahir. Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisis (kontak kulit)
dan psikis (kontak mata) sedini mungkin. Bahkan dimasa prenatal pun
kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus dipenuhi yaitu
dengan mengupayakan agar kehamilannya merupakan kehamilan yang

21
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 91

22
Ibid
23
Ibid hal 92

15
diinginkan, sewaktu hamil ibu mengajak bicara dengan bayi yang
dikandungnya.24

2.3 kebutuhan Asuh


A. Pola Tidur Pada Bayi dan Balita
Pada Bayi
Bayi yang tidur tidak nyenyak cenderung lebih rentan sakit,
infeksi, iritasi dan menjadi kurang responsif saat ia bangun. Dengan
sistem kekebalan tubuh yang baik, bayi pun tumbuh dengan sehat. Jadi,
sejak bayi dilahirkan, dukunglah ia agar mendapatkan pola tidur yang
baik. Pola tidur yang baik sangat penting bagi bayi untuk mendukung
sistem kekebalan tubuh dan perkembangan otaknya. Pada saat tidur
itulah, hormon pertumbuhan dilepaskan dan sel-sel baru tumbuh dengan
pesat menggantikan sel-sel yang lama, sehingga si Kecil lebih kuat dalam
menghadapi penyakit.
Waktu Tidur Bayi baru lahir biasanya memiliki jam tidur yang
cukup panjang yaitu sekitar 16 jam. Namun pola tidur ini pun terbagi-bagi
yaitu tidur siang 7.5 jam dan tidur malam 8.5 jam. Selain itu, bayi baru
lahir juga terprogram untuk bangun ketika popoknya basah, kedinginan,
kepanasan dan alasan lainnya.
Sebagai orang tua baru, Ibu harus memahami pola tidur si Kecil.
Pola tidur si Kecil akan berubah sesuai dengan usianya. Pada usia baru
lahir hingga 3 bulan, ia membutuhkan waktu tidur hingga 16 jam,
sedangkan pada usia 1 tahun ia hanya membutuhkan waktu tidur sekitar
13 jam.
Mereka dapat tidur dengan siklus tidur ringan dan tidur dalam. Apa
yang dimaksud dengan tidur ringan dan tidur malam? Simak ciri-cirinya
dibawah ini:
1. Tidur ringan:
 Si Kecil mungkin sekali tersenyum atau mengernyitkan dahi

24
Astuti Setiyani, Sukesi, Asyuananik, Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah ( Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, 2016), hal 92

16
 Otot-otot tubuhnya terlihat kencang
 Napasnya terdengar tidak teratur
2. Tidur dalam:
 Napasnya terdengar lambat dan teratur
 Otot-ototnya akan terlihat rileks
 Wajah si Kecil tidak akan berubah selama tidur dalam.
 Ketika si Kecil mengalami tidur dalam, ia bisa tertidur selama 45
menit -1 jam. Setelah itu, ia bisa kembali ke siklus tidur ringan.
Selama ia tidak merasa lapar dan nyaman, Ibu bisa membuatnya
untuk terus tertidur dengan mengelus tangan atau kaki dengan
lembut atau bahkan dengan menyanyikan lagu secara perlahan.

Pada tahap tidur dalam, otak si Kecil akan terus bekerja dan ini
merupakan hal yang baik. Mengapa? Sebab pada tahap ini, sel-sel tubuh
dan produksi hormon pertumbuhannya berkembang dengan maksimal.

Bantu Si Kecil Tidur Teratur. Dibutuhkan kesabaran untuk


membuat si Kecil memahami waktu tidurnya, apalagi jika ia masih
berusia di bawah 3 bulan. Untuk si Kecil di bawah usia 3 bulan, ia belum
memahami siang dan malam. Berikut beberapa tip yang bisa Ibu lakukan
untuk mengatur pola tidur si Kecil:

 Pastikan untuk mematikan lampu dan menutup tirai pada saat si


Kecil tidur di malam hari

 Ketika ia tidur di siang hari/pagi hari, buka tirai atau biarkan cahaya
masuk ke dalam kamar, untuk membedakan waktu malam dan siang

 Nyalakan lampu ketika pagi tiba, misalnya ia mulai terbangun pukul


5 pagi, Ibu bisa menyalakan lampu dan membiasakannya untuk
bangun di jam yang sama.

 Coba atur waktu tidur siangnya. Si Kecil yang memiliki tidur siang
teratur cenderung tidur dengan lebih tenang pada saat malam. Walau

17
begitu, kebutuhannya untuk makan tentu akan membuatnya
terbangun, sehingga Ibu harus menyiapkan diri untuk memberinya
ASI.

Pada Balita

Tidur merupakan bagian dari aktivitas alami untuk pemulihan


stamina. Saat tidur hormon-hormon pertumbuhan akan lebih aktif
diproduksi. Hormon pertumbuhan ini akan merangsang pertumbuhan
tulang dan jaringan.

Hal ini diperlukan bagi anak usia batita yang memang sedang
dalam masa tumbuh kembang. Selain itu, metabolisme tubuh di saat tidur
juga akan meningkat dan semua sel-sel tubuh akan mengalami pemulihan
sehingga ketika terbangun kondisi anak akan lebih bugar. Kondisi ini
memungkinkan anak untuk melakukan aktivitasnya dalam mengeksplorasi
lingkungan.Tentunya hal ini memberikan pengaruh sangat positif bagi
tumbuh kembang anak, kecerdasan, serta emosi jiwanya.  Ketika masih
bayi, kebutuhan tidur si kecil sangat besar, yakni sekitar 16-20 jam dalam
sehari.

Memasuki usia 1-3 tahun kebutuhan tidurnya akan berkurang


menjadi 10-14 jam. Pola tidur bayi masih ditemukan di usia batita, meski
ada juga yang hanya tidur 10-12 jam tetapi itu dianggap mencukupi.

Pola Tidur 1-2 Tahun

Berkurangnya waktu tidur  di usia batita awal dikarenakan anak


mulai banyak beraktivitas. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan
motorik kasarnya, yaitu kaki yang  mulai belajar berjalan. Selain itu, anak
pun tengah memasuki masa mengeksplorasi lingkungan.

Pola tidur anak usia 1 tahun masih sama seperti usia bayi, terutama
ditemui pada waktu tidur di pagi hari menjelang siang. Biasanya dilakukan

18
anak pada jam-jam sekitar pukul 10.00 atau 11.00. Tapi ini pun
bergantung pada bagaimana waktu tidur si anak di malam harinya.

Selama tidur malam, adakalanya anak batita awal terbangun setiap


2-3 jam seperti yang terjadi pada bayi. Kalau tidurnya dimulai pukul
20.00-an tanpa terputus atau beberapa kali terbangun, biasanya si batita
bangun pagi sekitar pukul 05.00--06.00. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan aktivitas mandi, sarapan, dan setelah itu bermain-main di pagi
hari. Aktivitas bermain eksploratif akan membuatnya lelah dan mengantuk
sebagai panggilan untuk kembali tidur sekitar pukul 10.00--11.00 selama
1-2 jam.

Tidur siang biasa dilakukan anak menjelang sore sekitar pukul


15.00-16.00 dan lamanya sekitar satu jam. Malamnya, ia akan mengantuk
dan tidur sekitar pukul 20.00--21.00. Seperti bayi, anak batita awal bisa
beberapa kali terbangun di waktu tidur malamnya. Hal itu terjadi umumya
karena si batita mengompol, haus, lapar, atau sekadar ingin memuaskan
kebutuhan oralnya (mengempeng). Setelah dipenuhi kebutuhannya, si
kecil biasanya akan meneruskan tidurnya.

B. Pola Eliminasi Pada Bayi

Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses


pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi
urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal memindahkan air
dari darah dalam bentuk urine.

1. Karakteristik Urine Normal

 Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya pigmen


urochrome. Namun demikian, warna urine tergantung pada intake
cairan,keadaan dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat dan
kecoklatan.penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin dan

19
preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan sampai
kehitaman.
 Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan hasil
pemecahan urea oleh bakteri.Pemberian pengobatan akan
mempengaruhi bau urine.

Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan


dalam waktu 24 jam.Berdasarkan usia,volume urine normal  dan
variasi eliminasi urine sesuai usia dapat di tentukan sebagai berikut

  Rata – rata Haluaran  


Urine Harian
Usia Variasi
     

Usia 1-2 hari 15 – 60 ml/hari Kemampuan untuk


mengonsentrasikan
(memekatkan) urine
minima.Oleh karena itu,  urine
tampak berwarna kuning terang.
Tidak ada kontrol berkemih
secara volunter.

 
     

20
Usia 3-10 hari 100 – 300 ml/hari
     

Usia 10-12 bulan 250-400 ml/hari


     

Usia 12 Bulan-1 400-500 ml/hari


Tahun

Pola buang air kecil (BAK) setiap bayi berbeda-beda – sangat


dipengaruhi oleh seberapa sering ia makan. Hingga usia 3 bulan, biasanya
bayi akan BAK setiap jam. Selanjutnya, hingga ia berusia 12 bulan,
selang waktunya akan bertambah menjadi setiap 2-3 jam.

Yang perlu Anda waspadai adalah jika Anda menemukan kasus-kasus


berikut pada buah hati Anda :

1) Dalam 24 jam BAK-nya tidak sampai 3 kali

2) Warna urine berubah menjadi pucat

3) Terdapat darah pada urine

4) Terlihat ia kesakitan setiap kali BAK

2.4 Pijat Bayi dan Baby Spa


Baby Spa berasal dari kata latin yang artinya baby itu bayi dan spa (solus
per aqua) perawatan dengan air. Baby spa dapat diartikan perawatan untuk
bayi dengan menggunakan air. Unsur dasar spa terdiri dari terapi air
(berenang) dan massage (pijat). Berenang sangat efektif untuk menghilangkan
kelelahan dan kejenuhan pada bayi, berenang akan merangsang gerakan
motorik pada bayi karena otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik,
persendian tubuhakan bekerja secara optimal, pertumbuhan badan meningkat

21
dan tubuhpun menjadi lentur. Massage adalah terapi sentuh tertua dengan
tehnik yang menggunakan gerakan anggota tubuh (tangan, jari,siku, kaki) atau
alat bantu lain pada jaringan lunak (kulit, otot, saraf) yang memberi efek
stimulasi, rileksasi, melancarkan peredaran darah (Yahya, 2011).
Baby Spa bermanfaat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar,
sehingga bayi akan relaks dan dapat tidur dengan nyenyak. Dapat diketahui
bahwa hormon pertumbuhan 75% keluar pada saat individu tidur. Semakin
meningkat jumlah jam tidur bayi pengeluran hormon pertumbuhan juga
semakin meningkat (Afina, 2012).
A. Hubungan Baby Spa dengan Perkembangan Bayi
Baby spa merupakan salah satu stimulus pada bayi yang dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta baik untuk
kesehatan bayi. Baby spa dipengaruhi oleh faktor internal dasn eksternal.
Faktor internal terdiri dari pendidikan dan pengetahuan orangtua serta
keyakinan terhadap manfaat baby spa. Faktor eksternal yaitu ketersediaan
sumber daya kesehatan yang telah menguasai baby spa, sikap tenaga
kesehatan terhadap adanya baby spa dan juga sikap keluarga (Galenia,
2014). Baby spa adalah rangkaian dari pijat bayi, senam dan renang bayi.
Pemijatan pada tubuh bayi memberikan stimulasi pada kulit sehingga
dapar mempercepat proses perbaikan sistem saraf. Merangsang
homunculus serebri sehingga dapat meningkatkan proses perkembangan
otak yang sangat penting pada masa awal bayi (Udin, 2015).
Senam bayi bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh dan
koordinasi keseimbangan tubuh. Gerakan pada senam bayi memberikan
rangsangan pada otot, saraf dan tulang yang memicu perkembangan lebih
baik (Aulia, 2015). Renang bayi menggunakan media air yang membantu
meningkatkan koordinasi dan keseimbangan karena melatih otot-otot bayi
bergerak sehingga kemampuan motoriknya berkembang. Bayi yang
berenang terbiasa mengikuti instruksi atau mendengarkan perkataan
orrang lain yang dapat melatih kemampuan personal sosial dan bahasa
(Irianto, 2014).

22
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari baby spa, maka
sebaiknya baby spa dilakukan secara rutin yaitu seminggu dilakukan selama
dua kali atau minimal satu minggu sekali (Udin, 2015).
B. Manfaat Baby Spa menurut Galenia (2014):
1. Pola tidur teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan
emosi yang lebih baik. Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15 menit
akan merasa lebih santai, tidur lebih lelap, dan lebih lama. Apabila
bayi tidur lelap, perkembangan dan pertumbuhan bayi akan semakin
baik.
2. Merangsang dan menyeimbangkan hormon kortisol dan oksitosin.
Hormon kortisol adalah hormon penyebab stres. Penurunan hormon
kortisol akan membuat bayi lebih riang dan tidak suka menangis.
Hormon oksitosin akan meningkat sehingga dapat menimbulkan rasa
nyaman dan kasih sayang.
3. Memperbaiki sistem imunitas bayi sehingga membuat bayi lebih sehat.
4. Menstimulasi enzim-enzim yang ada di perut sehingga penyerapan
nutrisi dalam tubuhnya lebih optimal.
5. Merangsang hormon yang berpengaruh dalam meningkatkan nafsu
makan bayi yaitu hormon gastrin dan insulin yang berperan penting
dalam proses penyerapan makanan. Bila produksi kedua 8 hormon ini
meningkat maka penyerapan makanan dan nafsu makan juga akan
meningkat sehingga berat badannya akan naik.
6. Memperlancar peredaran darah dan membantu menguatkan otototot
bayi.
7. Mencegah bayi mengalami kembung dan kolik.
8. Mempengaruhi perkembangan motorik kasar yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh dengan otototot
besar, seperti otot lengan atau tungkai. Salah satu stimulasi motorik
kasar yang bisa dilakukan yaitu bayi dalam posisi mengambang pada
saat berenang yang memungkinkan eksplorasi tubuh sekaligus
sehingga otot-otot akan terlatih dan terstimulasi secara optimal.

23
9. Mempengaruhi perkembangan motorik halus yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata dan tangan. Stimulasi bisa dilakukan dengan cara kegiatan
bermain secara rutin.
10. Mempengaruhi perkembangan otak secara optimal. Stimulasi bisa
dilakukan dengan cara dipijat. Sentuhan pada pijatan akan merangsang
saraf dan otot untuk disampaikan ke otak sehingga merangsang
tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik. Semakin sering
bagian otak tersebut mendapat stimulasi maka sinapsis akan sering
diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat.
11. Mempengaruhi personal sosial yang dalam hal ini adalah interaksi
sosial.
12. Mempengaruhi kemampuan berbahasa yang mencerminkan
kemampuan intelektual atau kecerdasannya. Komunikasi nonverbal
sangat penting karena membantu perkembangan sel sensorik. Stimulasi
bisa dilakukan pada saat memijat, ibu sebaiknya mengajak bayi
berbicara dengan menerangkan kegiatan yang dilakukan, diiringi
dengan ekspresi muka seperti tersenyum dan tertawa.
13. Menyehatkan organ tubuh dan mengoptimalkan kemampuan organ
sensoris, seperti indra peraba, penciuman, penglihatan, pendengaran
serta keseimbangan. Berenang dapat meningkatkan keseimbangan dan
koordinasi karena gravitasi air tidak telalu besar sehingga bisa melatih
otot-otot lebih efektif.

C. Tahapan Baby Spa


Tahap Pijat Bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan
otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh
permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan
menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau
organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang
digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari
jaringan lunak tubuh (Irianto, 2014).

24
a) Manfaat Pijat Bayi menurut Suranto (2011)
1. Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yang dipijat
secara teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat
badan yang lebih cepat dari bayi lainnya mungkin karena pijatan
merangsang produksi hormonhormon pertumbuhan.
2. Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik dan
motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak, membentuk
kecerdasan emosi, intrapersonal dan untuk merangsang
kecerdasan-kecerdasan lain.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan dapat meningkatkan
kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat meningkatkan kekebalan
sel pertumbuhan alami (natural killer cells).
4. Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap. Hal
ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Umumnya
bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, meningkatkan kesiagaan
(Alertness) dan konsentrasi. Perubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta
serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(Electro Enchephatograp).
5. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding).
Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya
akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduannya. Pada
perkembangan anak, sentuhan orangtua adalah dasar
perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara
timbal balik.
6. Meningkatkan produksi ASI Teknik pemijatan bayi yang tepat
akan meningkatkan beberapa hormon saluran cerna, oleh sebab itu
bayi akan cepat merasa lapar dan sering minum ASI. Tentu saja itu
memberikan umpan balik kepada ibu. Makin sering ASI diisap
oleh bayi, sehingga merangsang produksi ASI yang semakin
lancar.

25
b) Sentuhan Relaksasi Dan Gerakan Peregangan Lembut Untuk Bayi
Cukup Bulan Usia 0 – 3 Bulan

Sentuhan Relaksasi (Touch Relaxation)


Gerakan relaksasi dapat berupa goyangan – goyangan ringan
tepukan-tepukan halus, atau ayunan-ayunan.. Teknik sentuhan
relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat
bayi atau secara tersendiri. Misalnya, waktu ibu memulai memijat
bagian kaki bayi, ternyata kakinya menegang dan kaku. Untuk
mengatasinya, gunakanlah sentuhan relaksasi dan suara ibu agar kaki
bayi menjadi rileks dan lemas
Mulailah dengan memegang kaki bayi, lalu goyang-goyangkan dan
lambung-lambungkan dengan lembut disertai tepukan-tepukan halus.
Katakan pada bayi itu untuk melemaskan kakinya dengan nada yang
lembut, misal “ Lemaskan kakimu sayang”. Begitu ibu merasakan
kakinya melemas berikan reaksi yang positif dengan mengatakan
“Aduh pintarnya kamu sayang, kakimu sudah lemas!” atau ciumlah dia
Sentuhan relaksasi ini dapat dikerjakan di setiap bagian badan bayi
seperti daerah tangan , pundak, dan perut dengan cara yang sama.
Untuk bagian pundak misalnya, tepuk-tepuklah dan goyangkan secara
halus kedua pundak dengan kedua tangan kita sambil mengajaknya
bicara.
Sentuhan relaksasi ini juga dapat dipakai untuk memulai gerakan
pada setiap badan bayi

Gerakan Peregangan Lembut

Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki


bayi, dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta
gerakan tang bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan
lembut ini dilakukan pada akhir pemijatan atau di antara pijatan. Setiap
gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali

26
Ragam gerakan peregangan

1) Menyilangkan Tangan
 Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya
didada. Setelah itu, luruskan kembali kedua tangan bayi ke
samping. Ulangi setiap gerakan ini sebanyak 4-5 kali
2) Membentuk Diagonal Tangan Kaki
 Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas
tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya,
tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula
 Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di atas
tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke
posisi semula
3) Menyilangkan Kaki
 Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan ke
atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu
mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada
posisi semula.
 Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua
kakinya ke atas sehingga mata kaki dalam bertemu dengan
mata kaki kiri luat. Setelah itu, kembalikan ke posisi semula.
4) Menekuk Kaki Bergantian
 Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam posisi kaki lurus,
lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut.
 Pegang kaki kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut
kaki perlahan menuju arah perut.
5) Menekuk Kaki Bersamaan
 Gerakan seperti menekuk kaki tetapi dengan mempergunakan
kaki secara bersamaan.

c) Pijatan Peralihan Untuk Bayi Usia 1-3 Bulan

27
Pemijatan bayi bayi yang baru lahir yang tidak prematur sampai
usia sekitar 1 ban sama dengan pijat bayi prematur, hanya bayi-bayi ini
tidak harus melalui tahapan-tahapan terapi sentuh prematur, seperti
memegang tanpa mengusap (hand containment) dan metode Kanguru
(skin to skin contact). Jadi, pada bayi cukup bulan yang baru lahir
dapat langsung dilakukan pemijatan seperti pijatan untuk prematur.
Pemijatan bagi bayi berusia sekitar 1-3 bulan dinamakan Pijat Bayi
Peralihan. Pada pijat peralihan, perubahan dari gerakan pemijatan bayi
prematur/bayi cukup bulan yang berusia dibawah 1 bulan ke gerakan
pemijatan bati usia lebih dari 3 bulan yang lengkap, harus secara
bertahap disesuaikan dengan kemampuan dan kehendak bayi dan ibu

Salah satu contoh dari pijat bayi peralihan adalah sebagai berikut.

1. Bayi dapat tetap dibalut dengan selimut dan hanya bagian yang
akan dipijat yang dibuka bila udara dingin
2. Mulai dengan pijatan relaksasi. Caranya, pegang pantat bayi
dengan kedua tangan, lalu lambung-lambungkan secara halus
disertai goyangan-goyangan ringan

1) Kaki
 Perahan India
Perahlah bagian pangkal paha bayi seperti memegang pemukul
softball, kemudian gerakkan tangan ke arah pergelangan kaki
secara bergantian seperti memerah susu
 Gerakan Peras & Putar
Dengan arah yang sama seperti perahan India, gunakanlah
kedua tangan secara bersamaan untuk gerakan seperti memeras,
memijat, dan memutar kedua kaki bayi secara lembut

2) Perut

Catatan : gerakan ini hanya untuk bayi yang lelas tali pusarnya

28
 Gerakan Matahari
Buat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan mulai dari
bagian perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai
dengan arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan
bawah (seperti bentuk bulan sabit) , diikuti oleh tangan kiri
yang selalu membuat lingkaran penuh (seperti bentuk
matahari)

 Gerakan I Love You


“I”
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf
“I”

“LOVE”
Bentuklah huruf “L” terbalik, dengan melakukan pemijatan dari
kanan atas perut bayi ke kiri atas, kemudian ke kiri atas
kemudian dari kiri atas ke kiri bawah

“YOU”
Bentuklah huruf “U” terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah
usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir
di perut kiri bawah

3) Dada
 Satu tangan diletakkan di dada
 Tangan yang lain membuat gerakan dengan tekanan lembut
dari bahu arah iga
 Ganti posisi tangan dan ulangi gerakan sama pada sisi yang
berbeda

4) Tangan

29
Perahan India

 Peganglah tangan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari


pundak seperti memegang pemukul softball.
 Gerakan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan
berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

Gerakan Peras & Putar

 Dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memijat, dan


memutar secara lembut pada lengan bayi mulai punfak ke
pergelangan tangan.

5) Kepala/Muka
 Dengan dua jari buat gerakan melingkar mulai dari dahi turun
ke tepi muka bayi di depan telinga dan berakhir di pipi bayi.
 Gerakan pada tepi hidung ke bawah mata dilanjutkan ke
belakang telinga ke bawah dagu

6) Punggung
 Letakkan kedua telapak tangan pada punggung bayi.
 Diamkan beberapa saat
 Dengan sedikit tekanan, gerakkan tangan dari bahu ke bawah
sampai pantat.
 Buat lingkaran-lingkaran kecil di sisi tulang belakang

D. Manfaat berdasarkan tiap langkah pemijatan bayi menurut Udin


(2015):
1. Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot dan tulang, merangsang
saraf motorik disamping menghilangkan ketegangan dan
memperlancar peredaran darah.
2. Pijat perut, yaitu meningkatkan kerja sistem pencernaan dan
mengurangi sembelit serta kolik.

30
3. Pijat dada, yaitu menguatkan kerja paru-paru, jantung dan membantu
pernafasan bayi.
4. Pijat punggung, yaitu membuat otot leher kuat, relaksasi punggung dan
menghindari perkembangan tulang punggung bayi tidak sempurna.
5. Pijat wajah dan rahang yaitu membuat otot wajah rileks dan rahang
merangsang pertumbuhan gigi.

E. Tahap Renang Bayi, manfaat Renang Bayi menurut Suwignyo


(2010) :
1. Berenang sejak lahir sangat baik untuk kesehatan dan pengembangan
bayi serta pengenalan awal akan mencegah bayi mengalami ketakutan
air yang dapat berkembang di kemudian hari dalam masa kanak-kanak.
2. Air membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan
(sensitivitas vestibular).
3. Mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan sosial dan
kecerdasan.
4. Memperkuat jantung, paru-paru, sistem pernapasan dan membantu
perkembangan otak.
5. Belajar untuk merespon perintah dapat membuat bayi lebih tajam
secara mental dan meningkatkan tingkat pemahaman.
6. Berenang secara teratur dalam air hangat baik relaks bayi Anda dan
merangsang nafsu makan, menyebabkan tidur meningkat dan pola
makan baik.
7. Mencegah fobia air di kemudian hari. Orangtua sebaiknya melakukan
intervensi berenang pada bayi sejak dini pada anaknya agar tidak fobia
terhadap air.

31
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

1. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6


tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menertus pada setiap
kesempatan.

2. Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah. Dengan
mengasah kemampuan anak secara terus menerus, akan semakin meningkatkan
kemampuan anak. Untuk memberikan stimulasi, dapat dilakukan dengan latihan
dan bermain.

3. Salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal adalah


dengan bermain. Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara
optimal.

4. Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan),


anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak. Kasih sayang
orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang memberi bimbingan,
perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan salah satu kebutuhan yang
diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan
anak oleh orang tua, pemenuhan segala kebutuhan anak, anak selalu diperhatikan,
didukung dengan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga. Bayi dan anak
memiliki kebutuhan harga diri dan ingin merasa dihargai. Anak selalu ingin

32
merasa dihargai dalam tingkah lakunya. Anak merasa berbeda dengan orang lain
disekitarnya, sehingga anak juga butuh dihargai. Kemandirian merupakan
kemampuan untuk berusaha dan berupaya dengan diri sendiri. Kemandirian juga
dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk memikirkan, merasakan, dan
melakukan sesuatu sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

3.2 Saran

Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
meberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi Petugas Kesehatan:


Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesahatan khususnya dalam budang kebidanan sehingga dapat
memaksimalkan kinerja dalam asuhan kebidanan dan dapat memahami
pelayanan mengenai baby spa.

33
34
DAFTAR PUSTAKA

http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/article/download/87/pdf

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R1115042_bab2.pdf

http://nakita.grid.id/read/026234/pola-tidur-usia-1-2-tahun-dan-2-3-tahun-yang-
perlu-ibu-tahu?page=all

https://www.nutriclub.co.id/kategori/bayi/rutinitas/pola-tidur-si-kecil-di-bawah-
usia-satu-tahun/

Roesli, Utama. 2007. Pedoman Pijat:Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan.
Trubus Agriwidya: Jakarta.

Astuti Setiyani, Sukesi, Esyauananik. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan.
Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta.

Modul Ajar Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan. Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Medan.

iii

Anda mungkin juga menyukai