Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PSIKOLOGI ANAK MI

TENTANG

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN”

DOSEN PENGAMPU : BAIQ ARNIKA SAADATI M.pd.i

DISUSUN OLEH KELOMPOK II


ZAIMAL ARIFIN
MELATI UTAMI
NAZLA AUPA
RIHADATUL AISYA

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM

NURUL HAKIM KEDIRI


2023
DAFTAR ISI

BAB I: Pendahuluan ~3~

1. Latar belakang

2. Tujuan

3. Rumusan masalah

BAB II : Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan ~4~

1. Faktor Genetik/Hereditas ~ 4~

2. Kecukupan Gizi dan Pola Makan ~4~

3. Pola Asuh Orang Tua ~5~

4. Ajaran tentang Agama ~5~

5. Kebiasaan membaca ~6~

6. Ajarkan anak tentang waktu ~6~

7. Biarkan anak sebgaimana umumnya anak-anak ~7~

8. Tanpa pamrih ~7~

9. Faktor lingkungan ~8~

10. Faktor Teman ~ 9~

11. Dampak gadget pada anak ~ 10 ~

BAB III : Kesimpulan dan penutup ~ 12 ~

Daftar pustaka ~ 13 ~

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan anak merupakan suatu topi yang tidak ada habisnya untuk diperbincangkan
terutama pada kalangan orang tua. Mengingat dalam sudut pandang islam, keberadaan anak dan
proses pendidikannya merupakan amanat Ilahi. Tentunya amanat inibukan tidak relevan dengan
nasib kehidupan umat manusia. Terbengkalainya pendidikan pada anak sama saja seperti
menggali kuburan bagi sesama umat.
Untuk kepentingan paling krusial inilah, kami sebagai calon pengajar dimasa yang akan

datang akan merangkum makalah tentang “faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan pada anak” yang diharapkan akan bias sangat pembantu kelak pada masa yang

akan datang, sehingga banyak terbentuk generasi yang gemilang sesuai dengan ketentuan hidup.

Akhir kata semoga makalah ini bias sangat membantu kita semua untuk membentuk

perkembangan anak kelak. Wassalamualaassalam.

2. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini diantaranya yaitu:
1. Agar dapat memahami institut beragama.
2. Agar dapat mengaplikasikan institut dalam beragama.
3. Mempelajari dan memahami aspek perkembangan.

3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Kurangnya kesadaran akan perkembangan anak


2. Dampak media social
3. Dan lain sebagainya 

3
BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
pertumbuhan anak sangatlah bergantung pada berbagai faktor yang melekat pada dirinya,
di antaranya genetik, lingkungan, hingga nutrisi. Begitu anak lahir, ia akan berinteraksi dengan
orang tua, tempat tinggal, dan orang-orang di sekitarnya, yang semuanya itu memberikan
pengaruh yang dapat diserap oleh si anak secara sadar maupun oleh sistem alam bawah
sadarnya. Apa yang dilakukan orang tua, apa yang dilihat si anak dari lingkungan sekitar, serta
apa yang ia terima di masa pertumbuhannya, semua itu akan mempengaruhi tumbuh kembang si
anak.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhih perkemangan anak sudah kami


rangkum sebagai berikut :

1. Faktor Genetik/Hereditas

faktor genetik/hereditas merupakan faktor internal yang berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan perkembangan individu. Hereditas1 sendiri dapat diartikan sebagai
totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua. Sejalan dengan itu, faktor
genetik dapat diartikan sebagai segala poteensi yang dimiliki individu sejak masa
prakelahiran sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Dari definisi
tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah faktor ini bersifat potensial,
pewarisan/bawaan dan alamiah (nature).
2. Kecukupan Gizi dan Pola Makan

Selain genetik, nutrisi adalah pondasi paling mendasar yang menentukan pertumbuhan

dan perkembangan anak. Ketika anak bertumbuh kembang sesuai dengan umurnya, ini

dianggap sebagai pertanda asupan nutrisinya memadai dan kesehatannya juga baik. Kenapa?

Nutrisi yang cukup diperlukan untuk pembentukan otak yang optimal, sehingga anak akan

memiliki landasan yang kuat untuk untuk mengembangkan keterampilan kognitif, motorik,

1
Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak.

4
dan sosio-emosional sepanjang masa kanak-kanak hingga dewasa nanti. Anak dilahirkan

memiliki 100 triliun sel otak yang disebut neuron. Selama tahun-tahun pertama

kehidupannya, masing-masing neuron ini akan membentuk koneksi dengan neuron lain

dengan sangat cepat. Hingga seiring waktu, koneksi antar sel saraf akan makin kuat dan

makin banyak hingga jumlah jaringannya mencapai dua kali lipat. Semakin banyak dan

semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang.

Hal ini juga bisa diartikan bahwa semakin kuat struktur otak seorang anak menandakan

kecerdasannya juga tinggi.

3. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh yang meliputi segala proses interaksi dan bentuk komunikasi
antara orang tua dan anak ikut berkontribusi menjadi faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak dari sisi fisik, kognitif, hingga mental. Ini
karena orang tua adalah salah satu sosok yang paling penting dalam kehidupan
awal anak-anak. Sejak lahir, anak-anak bergantung pada orang tua untuk
mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang mereka butuhkan agar bisa tumbuh
besar dengan baik juga sehat dan bahagia. Pola asuh orang tua jugalah yang bisa
menentukan sikap dan perilaku anak untuk bisa sukses di masa depan. Sebab,
orang tua adalah panutan pertama anak. Anak berperilaku dan bereaksi dengan
meniru orang tuanya. Itu kenapa, orang tua berperan penting dalam mendorong
dan memotivasi anak-anaknya untuk belajar. Orang tua berkontribusi untuk
mengembangkan fokus, konsentrasi, dan pengendalian diri pada anak-anak
mereka. Di rumah, orang tua juga berperan untuk mengasah anak berpikir kritis,
berempati, membuat koneksi, dan berkomunikasi. Dengan orang tua yang
suportif, seorang anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, terampil, dan
tangguh. Selain itu, hubungan harmonis antara Mama dan Papa di rumah bisa juga
mempengaruhi emosional anak jadi lebih baik.

4. Ajaran tentang Agama

5
Hal yang sangat penting untuk diperatikan khususnya pada kalanga orang tua
adalah mengajarkan anak tentang Agama. Seringkali kita melihat orang tua yang
mendidik anaknya dan mengajarkan anaknya tentang tatacara beribada,berdo’a
dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang pula kita melihat orang tua yang tidak
mengajarkan anaknya untuk beribadah sejak dini. Padahal hal tersebut sangat
amat penting dilakukan oleh para orang tua supaya anak dapat memiliki rasa
tanggung jawab kepada agama kelak ketika sudah beranjak remaja bakan dewasa.

5. Kebiasaan membaca

Seperti yang kita ketahui, membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan
seorang. Seseorang yang jarang membaca hasilnya adalah semakin banyak orang dari
generasi ke generasi yang kehilangan budaya membaca. Membaca merupakan
langkah awal untuk membantu anak meluaskan pikiran kritisnya sehingga akan
tumbuh dengan kemampuan mengembangkan pikiran-pikiran kreatif untuk
merumuskan ide-idenya, yang kemudian mampu diungkapkan atau dituangkan dalam
bentuk tulisan. Anak akan punya pemikiran subur, murni,dan kreatif karena telah
mengkondisikan pikirannya dalam pemikiran kritis, akibat membaca serius. Dia akan
tumbuh dengan kecakapan merumuskan pemikiran dan pandangannya yang mandiri.
6. Ajarkan anak tentang waktu

Hal yang tidak kalah penting untuk diajarkan kepada anak adalah tentang waktu.
Biasakan untuk meperhatikan anak-anak,karena mereka memikirkan sejumlah
aktivitas yang akan dilakukan hari itu,terlebih lagi ketika hari libur. Namun ketika
ditanya ,mereka tak ingat waktu dari masing-masing aktivitas tersebut.kegiatan
mereka begitu bayak sehingga tidurpun terabaikan. Hal ini menunjukan bahwa orang
tua mereka belum memperkenalkan waktu pada anaknya.
Anak mesti tumbuh dewasa dengan kepekaan terhadap waktu. Jika suatu saat
anak mengatakan akan pergi bermain, cobalah untuk menanyakan berapa lama dia
akan pergi bermain. Diapun akan mulai berfikir, memperkirakan waktu bermainnya
walaupun jawaban si anak bias saja salah saat memberi jawaban. Ini merupakan awal
yang baik bila pertanyaan sambil lalu itu dibiasakan.

6
7. Biarkan anak sebgaimana umumnya anak-anak

Suatu ketika seorang anak dikunjungi oleh temanya. Kemudian, malam harinya
dia enggan tidur dikamarnay. Dia memaksa tidur dikamar orang tuanya. Keengganan
itu dipacu oleh pertanyaan temannya; apakah dia tidak takut tidur didekat jendela,
sedangkan hantu atau roh halus sedang mengintipnya?.
Pendekatan orang tua dalam kasus tersebut adalah mengabulkan permohonan
anaknya itu, setidaknya untuk malam itu. Tentunya dengan keyakinan bahwa rasa
takut itu akan hilang atau berkurang pada hari berikutnya. Tidak semestinya orangtua
berfikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk menanamkan disiplin pada anak,
sehingga menolak permohonan anaknya, yang dianggap sebagai berprilaku banci.
Setelah itu ,orangtua tidur nyenyak tanpa rasa bersalah dan bangun di pagi hari
dengan gembira aras hasil disiplinan itu. Mereka juga tidak bertanya pada si anak
apakah tidurnya nyenyak semalam atau tidak.
8. Tanpa pamrih

Ada sebuah kisah dalam sebuah buku yang berjudul BUKU UNTUK DIBACA2
bercerita tentang seorang anak dan ibunya. Suatu hari, seorang anak yang sebenarnya
cukup rajin, menyerahkan selembaran kertas kepada ibunya yang sedang berada
didapur. Ibunya kemudian membersihkan tangan dan mengeringkan tangannya dengan
celemek lalu membaca kertas yang diberikan oleh anaknya tersebut

- Untuk menyapu halaman Rp 3.000


- Untuk membersihkan rumah Rp 5.000
- Untuk pergi belanja Rp 5.000
- Untuk menjaga adik karena ibu sedang sibuk Rp 5.000
- Untuk membuang sampah Rp 2.000

Jadi jumlah hutang ibu adalah Rp 20.000.

Sebenarnya sang ibu bias saja memarahi anak itu atau memberikan apa
permintaan anak itu untuk menyenangkan hati anaknya. Tetapi kemudian sang ibu

2
Erick Namara, Buku Untuk Dibaca Hlm.53-55

7
berfikir kembali. Jika dia memarahinya, anak itu sebenarnya tidak terlalu tahu apa
yang dilakukannya. Dan jika dia memberikan yang diinginkan sesuai dengan apa yang
tertulis dalam kertas tersebut , anak itu bisa jadi malah berfikir bahwasanya segala
sesuatu yang dilakukan didunia ini ada bayarannya seingga dia tidak akan
melakukan/membantu orang jika tidak ada bayarannya.

Ibu itu kemudian mengambil pulpen lalu membalik kertas itu lalu menuliskan
sesuatu

- Untuk Sembilan bulan ibu mengandungmu, GRATIS


- Untuk semua malam ibu menemanimu, GRATIS
- Untuk semua mainan,makanan,dan baju,GRATIS
- Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat sedang sakit, serta
mendo’akanmu, GRATIS
- Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurusmu, GRATIS
- Kalau dijumlahkan semua, harga cinta dan kasih sayang ibu padamu adalah
GRATIS.

Anak itu lalu membacanya. Setelah selesai dia memeluk ibunya sambil
berlinang air mata. Dia berkata “AKU SAYANG SEKALI SAMA IBU” si ibu
menjawab “IBU JUGA SAYANG SAMA KAMU NAK” mereka berpelukan.

Dari kisah diatas, kita dapat memahami bahwa semua perbuatan baik yang kita
lakukan untuk orang lain hendaknya dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan atas apa yang dilakukannya.

9. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan disebut juga faktor eksogen, yaitu faktor yang datang dari luar
individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan
sebagainya yang sering dikemukakan dengan pengertian milleu3. Pengaruh
pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada
umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak

3
Milleud dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti lingkungan

8
memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-
kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana individu
mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung
kepada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan.
Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan sistematis untuk mengembangkan
potensi-potensi ataupun bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita
atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan itu bersifat aktif, penuh
tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan
tertentu.

Lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya


mengembangkan pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
diberikannya merupakan faktor yang menguntungkan untuk mempersiapkan anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Hal itu berarti, sikap dan
perlakuan orangtua terhadap anak memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
kepribadian dan perkembangan psikis anak.

10. Faktor Teman

Hal selanjutnya yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu Faktor


Teman. Seperti yang sama-sama kita ketahui, teman berperan besar dalam
perkembangan anak. Anak bisa saja menjadi baik ataupun buruk tergantung teman
bergaulnya. Seorang anak terkadang akan sangat bosan jika dia tetap berada didalam
rumah sepanjang hari. Dia ingin merasakan kebebasan seperti yang dirasakan oleh
teman-temannya.
Umumnya pada anak-anak, pergaulan dengan teman sangatlah berpengaruh.
Bahkan teman-teman yang buruk lebih memberikan pengaruh dari pada teman-teman
yang baik. Pertemuan dengan mereka akan mendorong pada perbuatan yang tentu
tidak disukai oleh orang tua yang justru sangat menarik bagi si anak, seperti
kebebasan tak terkendali, bermalas-malasan, membolos, tidak disiplin, dan cenderung
tidak bermoral. Belum lagi solidaritas yang dihasilkan diantara mereka yang saing
menyembunyikan rahasia kelakuan-kelakuan buruk masing-masing.

9
Selain itu, anak juga sering tergoda bertindak menyimpang ketika nekat
berpetualng bersama temannya. Sebagai contoh, berlayar bersama di sungai yang
dilarang, lebih memberikan daya tarik tersendiri. Petualangan nekat itu menyebabkan
ketagihan serius, yang dapat memicu anak meruntuhkan pendidikan dan etikanya. Ini
merupakan daya tarik pertemuan yang dapat mengikis kepatuhan anak pada orang-
tuanya, yang digantikan dengan loyalitas pada teman-temannya.
Suatu ketika, sang anak mungkin merasa kesehatannya terganggu. Namun dia
tidak memberitahukannya pada orang-tuanya,dengan alasan akan terkurung dan
terpisah dari teman-temannya. Atau kalaupun harus beristirahat dirumah, dia masih
berusaha mencuri-curi kesempatan untuk menemui teman-temannya. Oleh karnanya
orang tua harus memperhatikan dan meneliti apakah kedekatan dan loyalitas anak
terhadap teman-temannnya telah melampaui batas kewajaran.
Memiliki teman dan ingin bersamanya adalah hal yang wajar bagi anak. Namun
demikian ini juga mengandung tanggung jawab besar bagi orang tua. Oleh sebab itu,
penting bagi oang tua, untuk mengawasi kelakuan anaknya di luar rumah. Mereka
harus mengenal betul teman-temannya, dengan cara mengundang dan mengobrol
dengan mereka. Lebih penting lagi adalah membuat anak menyadari bahwa fase
godan sementara untuk nekat berpetualang yang dapat beresiko buruk baginya akan
menjadikanya sulit lepas darinya (ketagihan).
11. Dampak gadget pada anak

Gadget adalah media yang di pakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget
semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Kini kegiatan komunikasi
telah berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget. Diantaranya
smartphone seperti iphone, android, blackberry serta notebook. Dalam psikologi
perkembangan anak. Dampak penggunaan gadget terhadap perkembangan sosial
anak terdapat dampak positif dan dampak negatif. Penggunaan gadget yang
berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional
anak. Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi
tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas,
dan ancaman cyberbullying.

10
Solusi terhadap permasalahan pemakaian gadget pada anak dengan cara
membatasi pemakaian gadget, mengawasi anak dalam bermain gadget dengan figur
orang tua yang berperan sangat penting serta memberi jadwal waktu yang tepat saat
anak bermain gadget, agar gadget tidak dapat menghambat perkembangan sosial anak
usia dini.
Tidak dapat disangkal bahwa gadget dan teknologi dapat memberikan banyak
manfaat bagi anak. Misalnya, mereka dapat membantu meningkatkan keterampilan
kognitif dan koordinasi tangan-mata mereka. Mereka juga dapat mempelajari hal-hal
baru dan mengenal budaya yang berbeda melalui penggunaan aplikasi dan internet.
Namun, ada juga risiko anak-anak menjadi terlalu bergantung pada gadget dan
teknologi. Mereka mungkin tidak dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain
dan mereka dapat menjadi kecanduan screen time.
Adapun efek dari penggunaan gadget secara berlebihan meliput :
 Efek kesehatan
 Efek media social
 Gangguan psikologi dan mental
 Hubungan Antara Penggunaan Perangkat dan Kebiasaan Tidur
 Konflik Keluarga dan Stres Orang Tua
 Terhambatnya proses berfikir

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hal-hal yang sudah kami terangkan dalam makalah ini adalah
bagaimana orang tu maupun guru mendidik dan memberikan contoh yang baik bagi anaknya
agar senantiasa berprilaku baik kepada orang tua mereka, guru-guru mereka bahkan teman
sepergaulannya. Apalagi di zaman yang sekarang ini sangatlah penting terutama orang tua
mengawasi ataupun memberikan waktu lebih kepada anak-anaknya. Jangan karena pekerjaan
ataupun kesibukan lainya menjadikan mereka lupa akan tanggung jawabnya kepada anaknya.
Sering kita melihat bahwa, anak yang kurang perhatian dan kasih sayang orangtua akan
melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan. Hal itu terkadang mereka lakukan supaya
mereka (anak-anak) mendapatkan perhatian orangtua mereka. Jadi jangan sampai kita
menyalahkan diri kita sendiri karena kurangnya kedekatan dengan anak. Jangan jadikan atau
melihat anak sebagai asset investasi kita dimasa mendatang, karena mereka mungkin bisa saja
merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang seutuhnya.

Akhir kata apabila didalam penulisan makalah ini ada hal atau pembahasan yang keluar
dari materi pembelajaran, kami selaku kelompok dua mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Karena kami juga masih dalam proses belajar yang dalam hal itu juga kami memerlukan
bimbingan dari para dosen untuk membimbing kami supaya kedepannya bisa menyelesaikan
tugas kami dengan lebih baik lagi.

B. Penutup
Sekiranya ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami dari kelompok satu akan
sangat senang menerima saran dari dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa sekalian. Dan
apabila ada kata yang tidak pantas dalam penulisan makalah ini harap dimaafkan karena kami
adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Namara,Erick 2018; Buku Untuk Dibaca Citra. Yogyakarta: gramedia


pustaka.
Najafi,ibnuhasan dan Muhammad a.khalfan.2006 pendidikan dan
psikologi anak. Pejaten timur : penerbit cahaya
Sjarkawi.2008.pembentukan kepribadian anak. Jakarta : PT.Bumi aksara
Sabani,fatmaridha. 2019. Perkembangan Anak-anak Selama Masa
Sekolah Dasar. Didaktika: Jurnal Kependidikan, Vol. 8, No. 2
Latifa,umi. 2017. Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan

Perkembangannya.journal of multidisciplinary studies vol.1 no.2

Ajhuri,kayyis fithri. 2019. Psikologi perkembangan Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta : penear media
pustaka.

13

Anda mungkin juga menyukai