Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu:
Lely Nur Azizah,M.Psi.

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Davina Vivi Ariani (1860308221085)


2. Nabilla Fachrotul Umami (1860308221078)
3. Siti Elok Aminasih (1860308222105)
4. Maulida Firdatus Salamah (1860308222121)
5. Muhammad Imade Risdianto (1860308221094)

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

TAHUN 2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah kami hantarkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Semoga
kita sebagai umatnya senantiasa mendapat syafa’atnya.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami
sampaikan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prof. Dr.
Maftukhin, M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
ibu Lely Nur Azizah,M.Psi.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kamiihanya dapat berdo’a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal sholeh
di mata Allah SWT . Aamiin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan
dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga dapat
diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir – butir amalan
kami dan bermanfaat khususnya kami dan umumnya. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI

Tulungagung, 06 April 2023


Kelompok 02

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Psikologi Perkembangan anak usia dini merupakan ilmu pengetahuan untuk
meneliti tingkah laku mempelajari proses perkembangan mental dan strutur fisik
anak.Perkembangan anak usia dini memiliki tumbuh kembang yang baik seperti sensori
motor,kognitif,biologis,emosi,bahasanya. Bayi ketika baru lahir memiliki reflex dasar
seperti menangis,menendang.Respon yang diberikan ketika bayi menyusui ibunya dia
senang karena kebutuhan biologisnya terpenuhi. Aspek-aspek yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak usi 0-2 tahun terdapat pada perkembangan
biologis,kognitif,bahasa,pola pengasuhan orang tua.
Pada masa ini bayi memiliki keterampilan motorik yang bagus seperti
berguling,merangkak,berdiri.Waktu emas saat pengasuhan orang dewasa terhadap anak
serta lingkungannya yang supportif dan adaptif.Perawat utama yang lebih baik adalah
ibu.Walaupun irawat oleh pengasuh orang lain tetapi ibu yang memberikan kasih sayang
kepaada bayi.Ibu bukan hanya meberikan perhatian fisik melainkan psikologis sang anak
menentukan masa pertumbuhan dan perkembangan menentukan saat dia menjalani
kehidupan masa depan kelak.
Komunikasi dari ibu kepada bayi merupakan aspek penting seperti emosi
kebahagiaan maupun kesedihan.Emosi dipengaruhi oleh biologis dan lingkungan Bayi
memperlihatkan kemampuan belajar melalui memori ingatan sadar dan tak sadar serta
atensi .Pentingnya mengetahui tumbuh kembang pada anak usia dini terutama di usia 0-2
tahun bertujuan agar kita tahu tahap perkembangan normal anak khususnya pada usia 0-2
tahun, apa sajakah tanda seorang bayi yang memiliki perkembangan yang normal seperti
perkembangan bayi usia 0-2 tahun pada umumnya, dan agar kita tahu apa yang harus
dilakukan untuk merawat bayi usia 0-2 tahun dengan baik.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap-tahap perkembangan bayi dimulai?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi?
3. Bagaimana stimulasi yang tepat untuk bayi?
4. Bagaimana perkembangan sosial dan emosional pada bayi?
5. Bagaimana perkembangan bahasa pada masa ini?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui tahap-tahap perkembangan bayi


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi
3. Mengetahui stimulasi yang terjadi pada bayi
4. Mengetahui perkembangan socsal dan emosional pada bayi
5. Mengetahui perkembangan bahasa pada bayi

BAB 2
PEMBAHASAN
A.Tahapan-Tahapan Perkembangan Bayi
Dua tahun pertama setelah kelahiran merupakan masa-masa emas bayi. Tumbuh
kembang bayi pada usia tersebut bisa dibilang sangat cepat, sikecil bisa bertransformasi
dari bayi yang hanya bisa menangis hingga tumbuh menjadi anak balita yang mahir
berbicara.
Orang tua pada masa ini memiliki peran yang penting untuk mencermati dan
memberikan stimulasi yang maksimal kepada anak, agar anak dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Ayah dan ibu perlu tahu bagaimana tahapan perkembangan
normal pada bayi berusia satu sampai dua puluh empat bulan, hal ini karena agar orang
tua tahu apakah perkembangan baayi sesuai dengan usianya atau tidak.
Berikut tahapan perkembangan bayi usia 0-2 tahun;
a.Usia 0-3 bulan
1. Reflek tersenyum muncul pada minggu pertama.
2. Reaksi terhadap senyum orang lain(senyum sosial) dimulai sekitar bulan
kedua.
3. Mulai mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
4. Menggerakkan kepala ke kanan dan kiri.
5. Melihat dan menatap wajah ibu.
6. Bereaksi terkejut pada suara keras.
7. Mengenal Ibu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman dan otak
b.Usia 3-6 Bulan
1. Berbalik dari telungkup ke telentang.
2. Mengangkat kepala tinggi dan mempertahankan posisi kepala agar stabil.
3. Meraih benda dalam jangkauan
4. Duduk dengan dibantu.
5. Memusatkan mata pada benda-benda kecil.
6. Mulai bisa mengontrol dunianya, contoh memencet tombol mainan.
c.Usia 6-9 Bulan
1. Duduk sendiri tanpa bantuan.
2. Belajar menyangga sebagian berat badan dengan kaki.
3. Merangkat mendekati mainan atau orang lain.
4. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainya.
5. Sebagian besar mulai mengucapkan kata “ma-ma”, “da-da” dll.
6. Makan Kue sendiri.
d.Usia 9-12 Bulan
1. Mengangkat badan ke posisi berdiri.
2. Belajar berdiri sambil berpegangan.
3. Dapat berjalan dengan dituntun.
4. Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan di dekatnya.
5. Memasukkan benda kemulut.
6. Mengulang, menirukan bunyi yang didengar.
7. Bisa bermai ciluk ba.
8. Bisa menunjuk sesuatu.
e.Usia 12-18 Bulan
1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2. Mampu membukuk untuk memeungut sesuatu.
3. Bersuara memanggil ayah dan ibu.
4. Mampu menumpuk dua buah kubus.
5. Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.
f.Usia 18-24 Bulan
1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan dan mampu berjalan tanpa terhuyung-
huyung.
2. Mampu bertepuk tangan dan melambai-lambai.
3. Mampu menumpuk empat buah kubus.
4. Mampu menjumput benda kecil.
5. Menggelindingkan bola.
6. Menyebut 3-6 kata yang memiliki arti.
7. Mampu memengang cangkir sendiri.
8. Membantu dan menirukan pekerjaan rumah tangga.
9. Meniru apa yang dilakukan orang lain.
Perkembangan anak juga dibagi menjadi 6, yakni;
1. Perkembangan Biologis
2. Perkembangan Emosi
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Sosial
5. Perkembangan Motorik
6. Perkembangan Kognitif

B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bayi


a. Hereditas (Keturunan/Pembawaan)
Hereditas merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
individu. Dalam hal ini pewarisan diartikan sebagai “totalitas sifat individu yang
diturunkan oleh orang tua kepada anaknya, atau segala potensi yang diwariskan
seseorang sejak pembuahan (implantasi ovum oleh sperma) sebagai keturunan dari
orang tua melalui gen-gen”.
Uraian di atas menggambarkan bahwa faktor pertama yang sangat
mempengaruhi perkembangan bayi adalah faktor orang dewasa. Karena
orangtualah yang mengenali dalam diri seorang anak setiap potensi, baik fisik
maupun psikis, yang telah ada dalam diri seseorang sejak dini (pembuahan sel
telur oleh sperma).
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah “semua fenomena (peristiwa situasi atau kondisi)
fisik/alam atau sosial yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan
individu”. Faktor lingkungan yang dibahas yaitu lingkungan keluarga dan sekolah.
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat penting karena sebagai faktor penentu utama
terhadap perkembangan anak. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

“Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang membuat ia
yahudi ( jika mereka yahudi), Nasrani ( jika mereka nasrani), Majusi (jka
mereka majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat
terluka pada saat lahir”.

Hadist tersebut menjelaskan bahwa peran orang tua sangatlah penting


karena berperan sebagai faktor utama terhadap perkembangan anak dan orang
tua juga yang menjadikan anaknya Yahudi,Nasrani,dan Majusi.
Orang tua mempunyai peranan sangat penting bagi tumbuh kembangnya
anak sehingga menjadi seorang pribadi yang sehat, cerdas, terampil, mandiri,
dan berakhlak mulia. Dalam perjalanan hidup yang diiringi faktor internal
(kondisi fisik, psikis,dan moralitas anggota keluarga) dan faktor eksternal
(perkembangan sosial budaya), maka setiap keluarga memiliki karakter yang
bermacam-macam.
Akibatnya, setiap orang merasa bahagia dan puas (baitii jannatii = rumahku
surgaku). Sebaliknya, ada juga keluarga yang mengalami broken home,
keretakan, atau kondisi timpang lainnya (disfungsional-tidak normal) dan
akibatnya, setiap orang merasa tidak bahagia dan tidak puas (baitii naarii =
rumahku nerakaku).

2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pembelajaran formal yang mengikuti kurikulum
terstruktur untuk pengajaran dan pelatihan dengan tujuan membantu siswa
dalam mewujudkan potensi mereka sepenuhnya, baik di bidang perkembangan
moral-spiritual, intelektual, emosional, atau sosial.
Mengenai peran sekolah dalam megembangkan kepribadian anak, Hurlock
berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan
kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara
berprilaku.
Menurut pernyataan di atas dan Hurlock, sekolah adalah lembaga
pendidikan tinggi formal yang mengikuti kurikulum pengajaran dan bimbingan
terstruktur untuk membantu siswa mencapai potensi penuh mereka, baik
potensi itu di bidang moral-spiritual, intelektual, emosional. atau
perkembangan sosial. Serta merupakan faktor penentu perkembangan
kepribadian anak (siswa), seperti berpikir, memperdaya, atau berprilaku.

C.Stimulasi yang tepat untuk bayi

Stimulasi bayi yang tepat sangat penting untuk mendorong


perkembangan fisik dan mentalnya. Pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, termasuk perkembangan otak dan sistem saraf pusat.
Stimulasi yang tepat dapat meningkatkan koneksi otak dan
mempercepat perkembangan anak. Stimulasi yang kurang atau tidak
tepat dapat menghambat perkembangan bayi bahkan memicu
masalah perkembangan. banyak jenis stimulasi yang cocok untuk
bayi dan manfaatnya untuk perkembangan anak antara lain yaitu;
1. Stimulus visual

Stimulasi visual dapat dilakukan dengan memberikan


mainan yang berwarna dan berbentuk berbeda. Bayi akan tertarik
dengan mainan itu dan mencoba mengambil atau meraihnya. Ini
dapat meningkatkan koordinasi tangan-mata anak dan membantu
penglihatannya berkembang.

2. Stimulasi suara

Stimulasi suara dapat dilakukan dengan memberikan bayi


suara atau mainan bernyanyi. Bayi akan bereaksi dengan gembira
dan mencoba membuat atau meniru suara yang didengarnya. Hal
Ini dapat meningkatkan keterampilan bahasa dan sosial anak .

3. Rangsangan fisik

Stimulasi fisik dapat dilakukan dengan cara merangsang


bayi, seperti memijat lembut atau memijat bayi. Hal Ini dapat
meningkatkan kesehatan bayi , mengurangi ketegangan otot dan
membantu bayi merasa nyaman.

4. Stimulasi interaksi sosial

Interaksi sosial dapat dirangsang dengan memberikan


kesempatan pada bayi untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal Ini
dapat membantu bayi mengembangkan keterampilan sosialnya,
seperti belajar bergaul dengan orang lain, memahami emosi orang
lain, dan belajar berkomunikasi.

cara pemberian stimulasi yang tepat yaitu;

1. Bermain dengan bayi dan berikan rangsangan visual,


pendengaran,motorik dan sosial melalui berbagai aktivitas.
2. Baca buku anak-anak dan nyanyikan lagu yang membantu
mengembangkan keterampilan bahasa dan mengenalkan kata-kata
baru.

3. Berikan mainan yang ramah dan aman untuk bayi, seperti mainan
yang bisa dipukul atau dimainkan.

4. Menjaga interaksi sosial yang sehat dengan bayi, seperti


memeluk, mencium, atau berbicara dengannya.

Manfaat stimulasi bayi yang tepat meliputi peningkatan


keterampilan kognitif, motorik, bahasa, dan sosial-emosional.
Stimulasi yang tepat juga dapat membantu mendongkrak
perkembangan bayi. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan
stimulasi yang cukup dan memadai kepada bayinya.

D.Perkembangan sosial dan emosional bayi

1.Perkembangan Emosi

Komunikasi dari ibu kepada bayi merupakan aspek penting


seperti emosi kebahagiaan maupun kesedihan.Emosi dipengaruhi
oleh biologis dan lingkungan.Pentingnya biologi pada bayi
misalnya terletak di otak bagian hipokampus berperan munculnya
emosi kegembiraan,senang,kemarahan.

Emosi awal yang terjadi pada bayi yaitu emosi primer dan
sadar diri.Emosi primer ini terjadi umur 6 bulan seperti
jijik,marah,sedih,senang.Sedangkan emosi sadar diri ketika anak
mengakui kesadaran misalnya cemburu,malu,bangga,menyesal dan
merasa bersalah ini terjadi pada umur 1 tahun-2 tahun.Reaksi ibu
yang bangga melihat anak membersihkan mainannya dengan
tertata rapi maka ibu menunjukkannya dengan mengapresiasi rasa
bangga.

Keterkaitan emosi yang diberikan anak dengan


lingkungannya pada pengasuh atau ibu.Ketika lapar ia
menunjukkan emosinya dengan menangis,teriak.Contoh lainnya
ketika mainan direbut oleh orang dewasa ia menunjukkan emosinya
marahdengan melempar barang yang ada di sekitarnya.Ketika ibu
memberikan perhatiannya pada sebuah boneka maka anak tersebut
memuculkan rasa cemburu terhadap boneka.

Rasa takut diperlihatkan oleh bayi yang muncul pada umur


6 bulan dan umur 18 bulan.Berbeda dengan bayi yang trigger
kekerasan oleh pengasuhnya ia cenderung takut umur
3bulan.Ekspresi takut sering dijumpai adalah kecemasan terhadap
orang asing(stranger anxiety).Hal ini biasanya terjadi di umur 6
bulan dalam khawatir dan paling puncak ketika umur 9 bulan saat
anak terus beraktifitas.

Senyuman anak responsive terhadap senyuman orang lain


bertambah banyak berupa senyuman mandiri sejak 2 sampai 6
bulan. Senyuman sosial biasanya terjadi dlihat berdasarkan yang
dilihat bayi.Orang tua mengedipkan mata sambil tersenyum bayi
mengalihkan senyumannya dengan orang dewasa di sekitarnya.

2.Perkembangan Sosial

Sejak awal perkembangan bayi melihat dunia mengnali suara suara


dari ibunya.Bermain secara face to face sering kali terjadi antara bayi
umur 2 hingga 3 bulan.Bermain seperti sentuhan bayi,bahasa.Pengasuh
penting perkembangan sosial anak sejak usia hingga 3 bulan bayi lagi aktif
bermain jika pengasuh berdiam diri maka bayi cenderung melakukan
emosi negatif.Bayi bermain secara berulang-ulang seperti melompat dan
berlari di umur 18 hingga 24 bulan.

Lokomosi

Kemampuan lokomotor bayi di umur 1 hingga 2 tahun merupakan


bagian motoric kasar.Kemampuan untuk mengordinasikan perpindahan
gerak tubuh.seperti berjalan(kedua kaki bergantian
melangkah),berlari.Bayi mampu secara mandiri mengeksplor dunia sosial
setelah kemampuan motoric berjalan lancar.

.Referensi sosial

Bayi memasuki umur 7 hingga 8 bulan memiliki atensi sosial.Kemampuan bayi


membaca ekspresi pengasuhnya.Misalnya dia melihat parfum tergeletak di lantai dan ia
suka pada tampilan parfum tersebut.Lalu bayi tersebut menengok ke arah ibunya tidak
apa apa apabila menyentuhnya atau tidak.Respon ibu senyuman atau bahkan cemberut ini
alat referensi untuk disentuh atau sebaliknya.

Kelekatan dengan Perkembangannya

Kelekatan(attachment) Ikatan yang kuat antara anak dengan


pengasuhnya.Bayi menangis,merengek dekat dengan ibunya dan tersenyum.Semua
ini kelekatan antara bayi dengan ibunya.Bayi dengan kelekatan aman ketika dekat
dengan pengasuhnya menunjukkan bahwa dia bisa eksplor lingkungan di dalam/di
luar lingkungan.Bayi dengan kelekatan tidak aman cenderung tidak percaya
dengan orang lain atau terhadap pengasuhnya sendiri.

1.Tahap 1(lahir-2 bulan) bayi dekat dengan ibu atau saudara terdekat

2.Tahap 2(2-7 bulan) bayi dekat dengan pegasuhnya setelah ibu dan bisa

Membedakan orang yang dikenali dan tidak dikenali


3.Tahap 3(7-24bulan) kelekatan antara pengasuh,ayah,ibu makin
berkembang dengan menunjukkan keterampilan lokomotor
meningkat.

Perkembangan Bahasa pada anak usia 0-2 tahun

Setiap orangtua harus memahami bagaimana mengembangkan Bahasa anak dengan benar
dan tepat sesuai dengan usianya. Seperti yang diketahui Bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan untuk mengungkapkan perasaan, berpikir, dan menerima pikiran atau perasaan orang
lain. Setiap anak memiliki kemampuan bebahasa yang berbeda. Hal ini biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah rangsangan. Sebagai orangtua, secara alami memainkan
peran penting dalam perkembangan Bahasa anak. Selain itu, orangtua harus memahami
perkembangan Bahasa anak sesuai dengan usianya.

Saat bayi lahir, pesan pertamanya adalah tangisan. Menangis adalah tanda bahwa anak
(bayi) sedang mengembangkan benih kehidupan, yang juga merupakan benih Bahasa yang siap
dikembangkan oleh orangtua dan lingkungannya di masa depan, sehingga mereka dapat
berkomunikasi satu sama lain baik secara verbal maupun non-verbal.

Perkembangan Bahasa anak sangat tergantung pada Bahasa sehari-hari yang digunakan
oleh orangtua dan masyarakat sekitar sebagai lingkungan sehari-hari anak. Sementara dalam
keluarga sehari-hari orangtua berbicara Bahasa ibu (mother tongue), Bahasa yang berkembang
pada anak adalah Bahasa ibu dan itu adalah Bahasa pertama yang dia pelajari dalam hidupnya
ketika dia memperoleh bahasa. Tentunya perkembangan Bahasa anak usia 0-2 tahun masih
sangat terbatas. Ia masih sebatas menirukan kata-kata yang ia dengar dari ibu atau ayah, yang
terus mereka ucapkan secara inormal (kekerabatan) sepanjang waktu, terlepas dari apakah anak
itu mengerti apa yang didengarkannya atau tidak.

Psikolinguistik menjelaskan secara rinci tahapan perkembangan seorang anak dalam


memperoleh Bahasa komunikatif sesuai dengan usianya. Psikolinguistik merupakan ilmu hybrid,
yaitu ilmu yang merupakan gabungan dari dua ilmu yaitu psikologi dan linguistik. Menurut
Dardjowidjojo (2005), secara rinci psikolinguistik mempelajari empat pokok Bahasa utama,
yaitu : (a) Pemahaman, yaitu proses mental yang dilalui orang untuk memahami apa yang
dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud . (b) Produksi, yaitu proses mental dalam
diri kita yang membuat kita mengatakan apa yang kita katakan. (c) Dasar biologis dan neurologis
yang membuat seseorang mampu berbicara. (d) Pemerolehan Bahasa, yaitu bagaimana anak-
anak belajar Bahasa mereka.

Anak-anak usia 0-2 tahun biasanya mengucapkan suara pendek atau pesan ffonetik saat
berkomunikasi dengan orangtua mereka. Bunyi-bunyi pendek ini dipraktikan secara berulang
dan terus menerus, yang pada tahap perkembangan Bahasa selanjutnya berkembang menjadi
kata-kata dan pada beberapa tahap menjadi kalimat lengkap yang dapat dipahami oleh semua
orang. Dalam hal ini, para peneliti menggunakan metode kualitatif seperti yang dijelaskan oleh
Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Moloeng (2004) yang menjelaskan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan
tentang perilaku yang dapat diamati. Dalam memperoleh informasi terkait kajian pemerolehan
Bahasa berupa pemerolehan fonologi dan morfologi pada anak usia 0-2 tahun dengan
menggunakan metode menyimak dan metode berbicara.

Berikut pemerolehan fonologi dan morfologi pada anak usia 0-2 tahun :

1. Pemerolehan fonologi pada anak usia 0-2 tahun


a. Pemerolehan fonologi anak usia 0 - 0,5 tahun
Pemerolehan fonologi pada anak pada usia ini tidak dapat dijelaskan karena
gtidak ditemukan ujaran atau tuturan setelah dilakukan penelitian. Bukan sepatah kata
pun yang keluar, melainkan ekspresi berupa senyuman, tawa atau tangis. Dapat
disimpulkan bahwa anak pada usia ini mengalami tahapan berbicara yang sulit
dipahami, namun masih menggunakan celotehan untuk berkomunikasi.
b. Pemerolehan fonologi anak usia 0,5 – 1 tahun
Setelah menguasai fonologi pada usia ini, anak sudah mampu menghasilkan bunyi
tertentu berupa vocal dan konsonan. Berdasarkan produk materialnya, masih belum
dapat dideskripsikan urutan bunyi pada zaman tersebut, misalnya asal bunyi (pa), (ta),
(ba), (ma), dan vocal (a) yang sudah terdengar jelas. Meskipun demikian pemerolehan
Bahasa dapat dipahami berdasarkan unsur-unsur bunyi yang diciptakan.
c. Pemerolehan fonologi anak usia 1 – 1,5 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai mengucapkan kata-kata yang jelas, seperti :

/anyah/ [ayah] “ayah”


/unda/ [bunda] “ibu”
/minyum/ [minUm] “minum”
/cepedah/ [sepEda] “sepeda”

Pada data tersebut, bunyi vocal [a], [i], [u], dan [e] mendominasi pengucapan
anak pada usia 1-1,5 tahun. Sedangkan bunyi konsonan yang muncul pada
pengucapan anak usia ini yaitu : [n], [d], [h], [k], [m], [p], [y], [t], [l], [c].
d. Pemerolehan fonologi anak usia 1,5 – 2 tahun
Pada usia ini, bunyi vocal [a], [i], [u], [e] yang muncul ketika anak usia 2 tahun
berbicara, sudah bisa dikategorikan sesuai keuniversalan dalam pemerolehan Bahasa,
selain itu juga muncul bunyi vocal [o], berikut data-datanya:

Vocal [a] : /ayam/ [ayam] “ayam”


Vocal [i] : /itan/ [Ikan] “ikan”
Vocal [u] : /uda/ [kUda] “kuda”
Vocal [e] : /eyut/ [p rut] “perut”
Vocal [o] : /cetobeyi/ [strob ri] “strawberi”

Sedangkan bunyi konsonan yang muncul pada anak usia ini berdasarkan penelitan
(fakta) yaitu : [b], [d], [g], [h], [j], [k], [m], [n], [p], [t], [y], [ng].
2. Pemerolehan morfologi pada anak usia 2 tahun
a. Pemerolehan morfologi anak usia 0 – 1 tahun
Berdasarkan dari data hasil penelitian, didapatkannya fakta bahwa anak usia 0-1
tahun pengucapannya tidak dapat diuraikan, karena bunyi bahasanya masih belum
dapat dikenali.
b. Pemerolehan morfologi anak usia 1,5 tahun
Pada usia ini, bunyi Bahasa yang diucapkan oleh anak usia 1,5 tahun dapat
dikatakan bahwa anak sudah mulai mampu memproduksi kata-kata. Selain itu juga
ditemukan pengucapan-pengucapan yang sudah lebih dari satu kata walaupun secara
fisiologis mengalami perubahan bunyi, misal seperti berikut:

/e kyim/ [es kyim] “es krim”


/mau cetoyah/ [mau cekoyah] “mau sekolah”
/tatitu atit/ [tatitu acit] “kakiku sakit”

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan jika anak usia 1,5 tahun sudah dapat
mengucapkan kata lebih dari satu kata yang tergolong kata majemuk.
c. Pemerolehan Bahasa anak usia 2 tahun
Pada usia ini, tidak ada perubahan yang signifikan pada pemerolehan Bahasa anak
usia 2 tahun dan 1, 5 tahun pada tingkat morologi. Fakta menunjukkan bahwa ujaran-
ujaran masih tentang satu atau dua kata, dan kata benda merupakan kata yang
dominan dalam perkembangan pemerolehan Bahasa, diikuti oleh kata kerja dan kata
sifat, yang juga mengalami kosakata. Dan juga, jenis kata majemuk yang diucapkan
oleh anak usia 2 tahun itu tidak banyak, hanya berkisar pada kata-kata yang relatif
mudah diucapkan berdasarkan kemampuan yang sesuai dengan usianya.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai