Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
DOSEN: MARIZA ELVIRA.M.KEP

Oleh kelompok 1
Cindy Yulian
Delia Adha Putri
Dhea Ramayela
Dian Aprila
Fhani Ariyani

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang maha penyayang, shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
dan pengikutnya kami bersyukur kepada Allah SWT,karena berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya,kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami sehingga penyusunan tugas ini dapat kami
siapkan dengan baik. Melalui tulisan ini, kami berharap semoga makalah tersusun dengan baik dan bermanfaat
bagi individu maupun teman-teman semua
kepada teman-teman yang telah membantu membuat makalah ini dan semua pihak
agar dapat memberikan saran dan masukannya demi kesempurnaan makalah.
Kami ucapkan terimakasih

Pariaman,21 februari 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Tumbuh Kembang Bayi dan Balita
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbang
C. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
D. Jenis-jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak
E. Gangguan tumbuh kembang anak
F. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
G. Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan
sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling
berkaitan, yaitu faktor genetik. lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir
yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.

Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat
khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh
kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus
selalu memperhatikan,mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar
akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa. kreativitas.kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral
serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan
atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih
dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui
banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat
berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.
B. Rumusan Masalah

1. Defenisi Tumbuh Kembang Bayi dan Balita


2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbang
3. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
4. Jenis jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak
5. Gangguan tumbuh kembang anak
6. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
7. Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah Stimulasi Tumbuh Kembang pada bayi dan balita adalah mempelajari berbagai hal
yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan
penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Tumbuh Kembang Bayi dan Balita
1. Defenisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis
protein baru, menghasilkan peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2008, hlm. 109).
2 Defenisi Perkembangan
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap
kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (Wong 2008, hlm. 109).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbang Faktor Genetik

• Faktor keturunan sangat menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.


Contoh: jenis kelamin, suku bangsa,

• Faktor Lingkungan
Sebelum Hamil (Prenatal)
Gizi ibu waktu hamil, obat-obatan yang dikonsumsi, penyakit yang
diderita saat hamil, trauma (cedera) yang pernah dialami ketika hamil.
contoh: terjatuh/kecelakaan stress, pekerjaan yang terlalu berat.
Post Natal (Setelah Lahir)
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis. cuaca dan musim, sanitasi, kebersihan
rumah, stimulasi, motivasi orang tua, cara mendidik dan sosok keluarganya.
C. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Dari Lahir sampai 3 Bulan

• Belajar mengangkat kepala.


• Belajar mengikuti objek dengan matanya.
• Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
• Bereaksi terhadap suara/bunyi.
• Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan komtak.
• Menahan barang yang dipengannya.
Dari 3 sampai 6 Bulan

• Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan.


• Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya.
• -Menaruh benda-benda di mulut.
• Berusaha memperluas lapangan pandangan.
• Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak
Dari 6 sampai 9 Bulan

• Dapat duduk tanpa dibantu.


• Dapat tengkurep dan berbalik sendiri.
• Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.
• Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Dari 9 sampai 12 Bulan

• Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.


• Dapat berjalan dengan dituntun.
• Menirukan suara.
• Mengulang bunyi yang didengarnya.
• Belajar mengatakan satu atau dua kata.
• Mengerti perintah sederhana larangan,
Dari 12 sampai 18 bulan

• Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.


• Menyusun 2 atau 3 kotak.
• Dapat mengatakan 5-10 kata.
• Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
Dari 18 sampai 24 bulan

• Naik turun tangga.


• Menyusun 6 kotak.sss
• Menunjuk mata dan hidungnya.
• Menyusun dua kata.
• Belajar makan sendiri.
• Menggambar garis di kertas atau pasir.
Dari 2 sampai 3 Tahun

• Belajar meloncat, memanjat, melompat, ddengan satu kaki.


• Membuat jembatan dengan 3 kotak.
• Mampu menyusun kalimat.
• Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya.
Dari 3 sampai 4 Tahun

• Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.


• Berjalan pada jari kaki.
• Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
• Menggambar garis silang.
• Menggambar orang hanya kepala dan badan.
• Mengenal 2 atau 3 warna, Bicara dengan baik.
• Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.
• Banyak bertanya.

Dari 4 sampai 5 Tahun


• Melompat dan menari.
• Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.
• Menggambar segi tiga dan segi empat.
• Pandai bicara.
• Dapat menghitung jari-jarinya.

D. Jenis-jenis stimulasi yang dibutuhkan oleh anak

1. Stimulasi aspek fisik


Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan, karena pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf
motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan ssangat
membantu perkembangan mereka.
2. Stimulasi aspek emosi
Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih. Dengan menghiburnya pada saat menangis
karena mainannya rusak akan membantu. Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya
dengan bermagi mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.
3. Stimulasi aspek spiritual
Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada
tuhan atas makanan, hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat
anak semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah para nabi
juga akan membantu meningkatkan moral.
4. Stimulasi aspek intelektual
Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan
permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua
juga harus rajin belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan baik dan benar.
5. Stimulasi aspek social
Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu
orangtua yang sedang sibuk, akan merangsang kepekaan alaminya.

E. Gangguan tumbuh kembang anak


Ada 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui :
1. Gangguan bicara dan bahasa,
2. Cerebral palsy, merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh.
3. Sindrom down. individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas.
4. Parawakan pendek, penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal, ganggua gizi, kelainan kromosom,
penyakit sistemik, atau karena kkelainan endokrin.
5. Gangguan social, marupakan gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
berumur 3 tahun
6. Retardasi mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ<70) yang
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk pemusatan perhatian yang seringkali disertai hiperaktivitas.

F. Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

• Proses Pertumbuhan yang Dialami


Pertumbuhan paling cepat terjadi pada masa bayi adalah sejak ia lahir sampai berumur 1 tahun. Hal ini terlihat
dari pertumbuhan BB saat bayi umur 6 bulan BB nya 2x lipat dari BB saat lahir dan usia 12 bulan BB nya + 3x
lipat dari BB waktu lahir.

• Proses Perkembangan yang Dialami


Perkembangan Motorik
Perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan duduk, berjalan, melompat, menulis, mengambil
sesuatu

Perkembangan Bahasa
Berhubungan dengan kemampuan mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
Perkembangan Sosial
Untuk berhubungan dengan orang lain, contoh: bermain dengan teman.

G. Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan


Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkorelasi dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan
dasar mempunyain pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Oleh karenanya stimulasi yang diberikan
kepada anak balita dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan sesuai
dengan pembagian kelompok umur anak

1. Kemampuan Bayi (0-12 bulan)


Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari sampai dengan 11 bulan. terjadi proses
pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem syaraf.
Kemampuan yang dimiliki bayi meliputi;
a) Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan dan mengontrol gerakan tubuh,
baik gerakan kasar maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh
secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Motorik
halus merupakan keterampilan yang menyatu antara otot halus dan panca indera. Kemampuan motorik selalu
memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.
b) Kemampuan Bicara dan Bahasa
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin schingga dalam masa ini, pengaruh ibu
dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan
dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada masa
ini lebih sering muncul senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar.Ekspresi emosi adalah
bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau
orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi
bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi bayi.
yang mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak
menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan mempengaruhi
pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan.
c) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam
keluarga, dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui
perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang
terpenting bagi bayi karena keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk
bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku
pada situasi sosial tertentu, misalnya mencontoh perilaku sosial dari kakak atau orang tuanya, yang akhirnya
akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosialnya. dikemudian hari.
2. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12-59 bulan)
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik
(gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa
usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-
serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari
kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.
a) Kemampuan Motorik
Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena tingkat aktivitasnya dan
perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus anak,
sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh
dapat bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.
b) Kemampuan Bicara dan Bahasa
Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan ppeluang-peluang untuk menjelajahi dunia
sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah
kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan dari mata anak yang
ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di otak. menterjemahkannya kedalam kode
huruf-huruf, kata-kata dant asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara.
c) Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini mulai berkembang. Dalam
hal ini hubungan keluarga. orangtua-anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak keluarga cukup
berperan. Pengasuhan pada tahun pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan
seperti permainan, pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap
sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain,
meski interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk
menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa berbentuk
konstruktif, permainan pura- pura, permainan sensori motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain,
games atau berkompetisi.

3. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani semakin bertambah dan
meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan dengan lingkungan luar selain
lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan
anak banyak keluarga menghabiskan waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-
tempat yang menyediakan fasilitas bermain anak.Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh
karenanya panca indera dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap
sehingga anak mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia ini adalah dengan cara bermain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian bayi yaitu masa dimana usia bayi dimulai dari 0 - 12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007).
Pengertian balita yaitu anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian
usia anak di bawah lima tahun (Muaris. H. 2006). Kemampuan motorik bayi dan balita meliputi kemampuan
motorik halus dan kasar, dan perubahan pada bayi dan balita meliputi ukuran tubuh, tinggi tubuh, dan berat
tubuh. Selain itu pada bayi dan balita yang tidak diperhatikan dengan benar tumbuh kembangnya maka akan
menimbulkan gangguan - gangguan fisik maupun mental bayi dan balita.

B. Saran

1. Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga. kesehatan, dan masyarakat khususnya
supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.
2. Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi makanan seimbang kepada bayi dan balita untuk
mencegah terjadinya kekurangan gizi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika
Feiby. D.A. (2001). Tahap Perkembangan Anak Bayi Hingga Pra Sekolah. Jakarta: Dian Rakyat
Hurlock, E. B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
1998. Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta, http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gel-muk
sing2a2-5767-2-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27110/4/Chapter 11.pdf
http://lieliyen.blogspot.com/2012/10/makalah-stimulasi-tumbuh-kembang- bayi.html

Anda mungkin juga menyukai