Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

USIA ANAK SEKOLAH

Disusun Oleh :
1. Muhammad Pringgo S 19.0601.0001
2. Yoanetha Nandasari 19.0601.0003
3. Nur Rahmah Tianawati 19.0601.0033

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021
1. Definisi
tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana pada usia
ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat ketrampilan dewasa,
belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya, produktif belajar, kenikmatan dalam
berkompetisi kerja dan merasakan bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang
baik.
2. Etiologi
1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
3. Patofisiologi
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun
atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dan memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
4. Klasifikasi
1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan
dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung gemuk.
Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu
ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai
seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab
dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan
dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya
berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau
menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk
mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap industri. Bila
tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.

3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi
terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga
peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada
dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-
peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai
dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada
belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga
cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran
di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami
penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang
benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.

8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan
pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua
sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal,
seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau
dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele
berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi
5. Tanda dan gejala klinis
1) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
2) Menarik diri dari lingkungan sosial
3) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
4) Mudah dan Sering marah
5) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
6) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
7) Keengganan melakukan kewajiban agama
8) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
9) Gangguan komunikasi verbal
10) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain)
11) Nyeri (akut/kronis)
12) Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

6. Pemeriksaan fisik
• pemenuhan kebutuhan fisik anak
• pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
• pemberian vitamin dan imunisasi ulang
• ajarkan kebersihan diri

7. Pemeriksaan penunjang
• Kaji kemampuan motorik kasar dan halus pada anak
• Berikan kesempatan anak untuk bercerita dan berbicara
• Sering mengajak anak untuk berkomunikasi
• Latih anak untuk bersosialisasi dengan orang lain
• Mendengarkan masalah anak dan membantu menyelesaikan permasalahannya

8. Diagnosis
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
9. Penatalaksanaan
Karakteristik ini merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui insidensi, tipe
dan resiko cidera yang dialami anak. Karakteristik anak meliputi umur dan tingkat
perkembangan, jenis kelamin, kemampuan kognitif, afektif dan motorik serta tingkat
aktivitas anak. Secara naluri anak mempunyai rasa ingin tahu dan mereka akan belajar
dari apa yang mereka lihat, sentuh, dengar, cium dan mereka rasakan.
10. Konsep Askep
• Pengkajian keperawatan
Pengkajian pada anak usia sekolah
o Bagaimana karakteristik teman bermain?
o Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak usia sekolah
o Bagaimana anak memanfaatkan waktu luangnya?
o Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
• Diagnosa keperawatan
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
• Perencanaan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik anak
2. Ajarkan pemberian makanan gizi seimbang
3. Ajarkan kebersihan diri
STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN USIA ANAK SEKOLAH

Nama klien : Ny. D


Ruangan : Anggrek

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ny. D, usia 28 tahun mempunyai Anak yang berumur 7 tahun dan akan memulai
Pendidikan SD di suatu daerah di muntilan. Seminggu yang lalu,anak Ny D tidak
masuk sekolah karena sakit dan sampai sekarang belum sembuh. Sejak kejadian
tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu berusaha agar anaknya sembuh dan setelah
dibawa kedokter ternyata anak ibu D mengalami gizi buruk, anak Ibu M terlihat sering
menangis kesakitan.
2. Diagnosa Keperawatan : Gizi buruk

3. Tujuan khusus
a. Ibu D dan anak ibu D dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat agar
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dan agar masalah dapat teratasi
b. Klien merasa lebih tenang

4. Tindakan keperawatan
• Pemenuhan kebutuhan fisik anak
• Ajarkan pemberian makanan gizi seimbang
• Ajarkan kebersihan diri

B. Strategi pelaksanaan
1. Tahap orientasi
a. Salam terapeutik: Assalamu alaikum, selamat siang Ibu D. Saya Perawat Yoa yang
akan membantu mengatasi masalah anak ibu, Ibu bisa memanggil saya suster Yoa. Saya
perawat yang dinas siang ini dari pukul 13.00 siang sampai 17.00 sore.
b. Evaluasi / validasi: Baiklah bu, bagaimana keadaan anak ibu hari ini apa sudah
mulai mau makan?

c. Kontrak:
1) Topik : Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang
keadaan anak ibu? Tujuannya supaya pemenuhan gizi anak ibu dapat terpenuhi dan
anak ibu bisa sehat Kembali dan memiliki berat badan yang ideal, dan kesedihan ibu
mungkin bisa berkurang
2) Waktu : Ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?
3) Tempat : Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.

2. Tahap kerja
Baiklah Ibu D, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu D saat
mengetahui kalua anak ibu mengalami gizi buruk? Saya mengerti mungkin sangat sulit
untuk membuat anak kita memiliki berat badan yang ideal dan memiliki pemenuhan
gizi yang baik.Sabar ya, Bu. Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi
saya akan memberikan ibu dan anak ibu sebuah tips untuk pemenuhan seimbang gizi
anak ibu dan agar anak ibu tidak mudah sakit. Ibu masih punya saudara-saudara, anak-
anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu dan anak . Untuk mengurangi
rasa cemas Ibu, sekarang saya akan memberikan ibu beberapa tips supaya gizi anak ibu
terpenuhi dan mungkin ibu bisa membawa anak ibu ke dokter anak supaya bisa
mendapatkan suntikan untuk imun ya bu?
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi:
(Subjektif): Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai memahami cara
yang tepat dalam memberikan makanan kepada anak ibu untuk pemenuhan gizi
seimbang?
(Objektif) : Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu dapatkan dari
perbincangan kita tadi
b. Tindak Lanjut : Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali anak ibu susah untuk makan
,ibu bisa mengolah makanan yang lain supaya anak ibu mempunyai nafsu untuk
memakannya
c. Kontrak yang akan datang:
Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 20 menit dan sekarang
sudah 20 menit bu! Bu, kapan ibu mau kita melanjutkan perbincangan kita? Bagaimana
kalau kita besok lusa membicarakan tentang makanan kesukaan anak ibu dan kita bisa
mengolah makanan tersebut supaya anak ibu semakin suka memakan makanan
tersebut? Sebelum saya permisi apak ada yang mau ibu tanyakan? Baiklah, kalau tidak
ada, saya permisi dulu ya Bu. Assalamu alaikum.wr.wb

12. Referensi
1. gunarsa,singgih.D .2015. Psikologi Keperawatan. Jakarta.PT.BPK Gunung mulia.
2. Stolte,K.2016.Diagnosa Keperawatan Sejahtera.Jakarta:EGC
3. Jhon W.Santrock,Life- span development ,University of Texas at Dallas,2012

Anda mungkin juga menyukai