Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA


DENGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. ARIANDANI
2. M.BUSYAIRI PUTRA
3. ELSA KARUNIATI
4. IIN PUTRI AULIA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena
atas berkat rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan
sehingga kami dapat menyusun Makalah keperawatan keluarga dengan judul
“asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia pra sekolah”

Terimakasih juga kami ucapkan kepada semua yang ikut berpartisipasi


dalam penyelesaian tugas ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini, terdapat


banyak hambatan yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami
serta dengan masukan dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu
dapat teratasi.

Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati
demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 29 Mei 2020

Penyusun ,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. TUJUAN...........................................................................................................2
C. BATASAN MASALAH...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Anak Usia Pra Sekolah
1. Definisi Anak Usia Pra Sekolah................................................................4
2. Ciri Ciri Anak Pra Sekolah........................................................................4
B. Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah........................................................7
C. Tingkt Perkembngn Anak Usia Pra Sekolah...............................................8
D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan.................................11
E. Tugas Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah............................................15
F. Asuhan Keperawatan ....................................................................................20

BAB III
ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA DENGAN ANAK USIA
PRASEKOLAH .......................................................................................................24
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................................52
B. SARAN ............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................54

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan
menggunakan metodelogi proses keperawatan, berpedomen pada standar praktik
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga
adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah
kesehatan keluarga secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana,
pada anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam
menghadapi proses tumbuh kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan
sehingga proses tumbuh dan kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan, terutama dalam pola hidup sehat.
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1
tahun ), usia bermain/ toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia
sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18 tahun ).

1
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai
potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian,
karena anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang
secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang
khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak.
disamping itu keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah
rasa aman, membantu unutk bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat
keluarga intern dan luar, pembagian tanggung jawab, dan kegiatan untuk
menstimulasi perkembangan anak.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang

asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu,

penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk

menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

 Pengertian keluarga

 Tugas keluarga dibidang kesehatan

 Pengertian anak prasekolah

 Ciri fisik anak prasekolah

 Ciri social anak prasekolah

2
 Ciri emosiaonal anak prasekolah

 Ciri kognitif anak prasekolah

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatan keluarga

pada An. R keluarga Bpk. H terhadap anak usia prasesekolah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Prasekolah.

1. Definisi Anak Usia Pra sekolah

Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari delapan

belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan

khusus, baik kebutuhan fisik, psokologis, sosial, dan spiriual

(Hidayat, 2005). Anak adalah antara usia 0–14 tahun karena diusia

inilah risiko cenderung menjadi besar (WHO, 2003 dalam

Nursalam, 2007).

Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6

tahun yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi

itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak tesebut

berkembang secara optimal (Supartini, 2004).

2. Ciri-ciri Anak Pra sekolah

Kartono (2007), mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah

meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

1. Ciri Fisik

Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah di bedakan

dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak

prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

4
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan-kegiatan yang dapay di lakukan sendiri. Berikan

kesempatan pada anak untuk lari, memanjat, dan melompat.

Usahakan kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan

kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan. Walaupun

anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil

dalam tugas yang bersifat pratis, khususnya dalam tugas motorik

halus, tetapi sebaiknya jangan mengeritik anak laki-laki apabila

tidak terampil.

Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun tinggi badan bertambah

rata-rata 6,25-7,5 cm pertahun, tinggi rata-rata anak usia 4 tahun

adalah 2,3 kg per tahun. Berat badan anak usi 4-6 tahun rata-rata

2-3 kh pertahun, berat badan rata-rata anak usia 4 tahun

adalah16,8 kg (Muscari, 2005).

2. Ciri Sosial

Anak prasekolah biasanya juga mudah bersosialisasi

dengan orang sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini

memiliki satu atau dua sahabat yang cepat berganti. Mereka

umumnya dapat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau

bermain dengan teman. Sahabat yang biasa di pilih yang sama

jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat

yang terdiri dari jenis kelamin berbeda.

5
Pada usia 4-6 tahun anak sudah memiliki keterikan selain

dengan orang tua, termasuk kakek nenek, saudara kandung, dan

guru sekolah, anak memerlukan interaksi yang yang teratur untuk

membantu mengembangkan keterampilan sosialnya (Muscari,

2005).

3. Ciri Emosional
Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya

dengan bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak

prasekolah sering terjadi. Mereka sering kali memperebutkan

perhatian guru dan orang sekitar.

4. Ciri Kognitif

Anak prasekolah umumya sudah terampil berbahasa,

sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya pada

kelompoknya. Sebaiknya anak di beri kesempatan untuk menjadi

pendengar yang baik.

Pada usia 2-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan

satu kejadian dengan kejadian yang simultan dan anak mampu

menampilkan pemikirn yang egosentrik, pada usia 4-7 tahun

anak mampu membuat klasifikasi, menjumlahkan, dan

menghubungkan objek-objek anak mulai menunjukkan proses

berfikir intuifif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah benar

tetapi dia tidak dapat mengatakan alasanya ), anak menggunakan

banyak kata yang sesuai tetapi kurang memahami makna

6
sebenarnya serta anak tidak mampu untuk melihat sudut pandang

orang lain ( Muscari, 2005 ).

B. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan sel dan

besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat

diukur (Whally dan Wong, 1998).

Perkembangan pada anak terjadi mulai pertumbuhan dan

perkembangan secara fisi, intelektual, maupun emosional.

Peristiwa pertumbuhan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan

ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga

perubahan organ tubuh. Pertumbuhan secara intelektual dapat di

lihat dari kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti

berbicara, bermain, berhitung, dan membaca, sedangkan

perkembangan secara emosional dapat di lihat dari perilaku sosial

di lingkungan anak (Suryani, 2005).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa

balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan

sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi

lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.

7
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan

sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan

(Hidayat, 2005).

C. Tingkat Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Menurut Whalley dan Wong (2008), perembangan anak

prasekolah di bagi atas perkembangan kepribadian dan

perkembangan fungsi mental.

1. Perkembangan kepribadian

Perkembangan kepribadian terdiri dari perkembangan

psikososial, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan

mental.

a. Perkembangan Psikososial

Menurut Nursalam (2005), masalah psikososial,

mengatakan krisis yang dihadapi anak pada usia 3 dan 6

tahun di sebut “inisiatif versus rasa bersalah”. Dimana

orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga,

anak normal telah menguasai perasaan otonomi, anak

mengembangan rasa bersalah ketika orang tua membuat

anak merasa bahwa imajinasinya dan aktivitasnya tida

8
dapat menoleransi penindaan kepuasan dalam periode

pertama.

Rasa takut pada anak usia 4-6 tahun biasanya lebih

menakutkan dibandingkan usia lainya, rasa takut yang

umunya terjadi seperti takut kegelapan, ditinggal sendiri

terutama pada saat menjelang tidur, perasaan takut anak

prasekolah muncul dan berasal dari tindakan dan

penilaian orang tua. Menghadapkan anak dengan objek

yang membuatnya takut dalam lingkungan yang

terkendali, dan memberikan anak kesempatan untuk

menurunkan rasa takutnya ( Muscari, 2005).

Komponen yang paling utama untuk berkembang

pada seorang anak adalah rasa percaya. Rasa percaya

pada anak di bangun pada tahun pertama kehidupan

anak. Rasa tidak percaya pada anak akan timbul bila

pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang

yaitu kurangnya pemenuhan aktivitas fisik, psikologi

dan social. Pada usia 3 tahun alat gerak dan rasa telah

matang dan rasa percaya diri telah timbul,

perkembangan periode ini berfokus untuk meningkatkan

kemampuan anak mengontrol tubuhnya, dirinya dan

9
lingkungannya. Selain itu anak akan menggunakan

kekuatan mentalnya untuk menolak dan mengamnil

sebuah keputusan (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

b. Perkembanngan Psikoseksual

Pada tahap ini anak prasekolah termasuk pada tahap

falik, dimana masa ini genita menjadi area tubuh yang

menarik dan sensitive (Hidayat, 2005). Tahap falik

berlangsung dari usia 3-5 tahun kepuasan anak berpusat

pada genitalia dan masturbasi banyak usia anak

prasekolah melakukan masturbasi untuk kesenangan

fisiologis. Anak usia prasekolah berhubungan dekat

dengan orang tua lain jenis tetapi mengidentifikasi

orang tua sejenis, ketika identitas seksual berkembang

kesopanan mungkin menjadi perhatian demikian hal nya

dengan ketakutan dengan kastrasi (Muscari, 2005).

c. Perkembangan Mental

Menurut Whalley dan Wong (1998), pada perkembangan

kognitif salah satu tugas yang berhubungan dengan

periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan

pelajaran sekolah. Disini terdapat fase praoperasional

(piegat) pada anak usia 3–5 tahun. Fase ini termasuk

perkambangan prakonseptual pada usia 2-4 tahun, dan

10
fase pikiran intuitif pada usia 4–7 tahun. Salah satu

transisi utama selama kedua fase adalah pemindahan dari

pikiran egosentris menjadi total menjadi kesadaran sosial

dan kemampun untuk mempertimbangkan sudut pndang

orang lain.

D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut Nursalam (2005), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan yaitu: keturunan, nutrisi, hubungan

interpersonal, tingkat sosial ekonomi, penyakit, bahaya lingkungan,

stres pada masa kanak–kanak dan pengaruh media, pola asuh orang

tua.

1. Keturunan

Dalam semua budaya, sikap dan harapan dalam semua

jenis budaya berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. Jenis

kelamin dan determinan keturunan sangat kuat, mempengaruhi

hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan untuk

mendapatkan hasil akhir tersebut. Pada deminsi kepribadian

dapat kita lihat saat temperamen, tingkat aktivitas,

koresponsifan, dan ecendrungan ke arah rasa malu, diyakini

dapat diturunkan. Anak yang mengalami gangguan mental dan

fisik yang diturunkan akan mengubah atau menggangu

11
pertumbuhan emosi, fisik dan interaksi anak dengan lingkungan

sekitar (Nursalam, 2005).

2. Nutrisi

Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap

perkembangan. Selama periode pertumbuhan pranatal yang

cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari

waktu invlantasi ovum sampai kelahiran. Selama bayi dan

anak–anak, kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi

dibandingkan pada saat periode perkembangan pascanatal.

Nafsu makan anak akan berfluktuasi sebgai respon terhadap

keberagaman samapai pertumbuhan turbulen dimasa remja

(Soetjiningsih, 2002).

3. Hubungan Interpersonal

Pada masa anak – anak, hubungan dengan orang terdekat

memainkan peran penting dalam perkembangan, terutama

dalam perkembangan emosi, intelektual dan keperibadian.

Anak yang melakukan kontal dengan orang lain dapat

memberikan pengaruh pada anak yang sedang berkembang.

Tetapi dengan luasnya rentang kontak dapat menjadi pelajaran

12
dalam perkembangan kepribadian sehat (Whalley dan Wong,

1998).

4. Tingkat Sosial Ekonomi

Keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah

mungkin akan kurang memiliki pengatahuan atau sumber daya

yang diperlukan untuk memberikan lingkungan yang aman,

menstimulasi dan kaya nutrisi untuk membantu perkembangan

optimal anak. Pada anak yang sosial ekonominya rendah tidak

mampu memenuhi nutrisi yang lengkap untuk anaknya

sehingga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak baik

perkembangan psikososial dan perkembangan kognitif anak

karena gizi yang masuk tidak memenuhi kebutuhan anak

(Whalley dan Wong, 1998).

5. Penyakit

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah

salah satu manifestasi klinis dan sejumlah gangguan herediter,

gangguan pertumbuhan pada anak – anak terlihat pada

gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan

sedikitnya satu anomaly kromosom, gangguan pada pencernaan

dan gangguan absropsi nutrisi tubuh pada anak akan

menyebabkan efek merugikan pada pertumbuhan dan

perkembangan anak (Hidayat, 2005).

13
6. Bahaya Lingkungan.

Agen berbahaya yang paling sering dikaitan dengan resiko

kesehatan adalah bahan kimia dan radiasi. Air dan udara serta

makanan yang terkontaminasi dari berbagai sumber telah

didokumentasikan dengan baik. Inhabilasi asap rokok secara

pasif oleh ana sangat berbahaya pada proses perkembangan

anak (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

7. Stres Pada Masa Kanak – Kanak

Dari sudut pandang fsikologis dan emosi pada intinya

stres adalah ketidak seimbangan anatara tuntutan lingungan dan

sumber koping individu yang mengandung ekulibrium individu

tersebut. Pada anak tampak lebih rentang mengalami stres bila

dibandingkan dengan yang lain. Respon terhadap stresor dapat

berupa prilaku, psikologis, atau fisiologis. Dengan adanya stres

tersebut maka akan terbentuknya strategi koping yang dapat

melindungi dirinya menghadapi stress (Harjaningrum, 2007).

8. Pengaruh Media Masa

Media dapat memperluas pengetahuan anak tentang

dunia tempat mereka hidup dan berkonstribusi untuk

mempersempit perbedaan antar kelas. Namun media juga besar

pengaruhnya terhadap perkembangan anak, karena anak masa

kini terpikat seperti pada beberapa dekade lalu. Anak–anak

masa ini lebih cendrung memilih media dan figur olah raga

14
sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu anak

lebih suka meniru orang tua atau walinya.

Menurut Chairinniza (2008), faktor penghambat

penyelesaian tugas perkembangan yaitu tingkat perkembangan

anak yang mudur, tidak mendapatkan kesempatan yang cukup,

dan tidak mendapat bimbingan dan arahan yang tepat, tidak ada

motivasi, kesehatan buru, cacat tubuh, dan tingat kecerdasan

yang rendah.

9. Pola Asuh Orang Tua

Untuk membantu anak berhasil dalam kehidupanya

kelak, orang tua perlu mencermati hal-hal yang mendasar yang

dibutuhkan anak sebagai pondasi keberhasilan pertumbuhan

dan perkembangan anak bukan hanya pondasi. Tetapi, hal yang

mendasar juga harus diperhatikan seperti konsep diri anak,

sikap, rasa tanggung jawab, dan motivasi dalam diri yang tinggi

(Chairnniza, 2008).

E. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah

1. Perkembangan Fisik

Pada pertumbuhan masa prasekolah pada anak

pertumbuhan fisiknya khususnya berat badan mengalami kenaikan

pertahunya rata-rata 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas

motorik tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan

15
seperti berjalan, melompat, dan lai-lain. Pada pertumbuhan

khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata

6,75-7,5 centi meter setiap tahunnya (Hidayat, 2005).

2. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik

kasar dan halus. Motorik halus adalah pengorganisasian

penggunaan sekelompok otot - otot kecil seperti jari-jemari dan

tangan yang sering menumbuhkan kecermatan dan koordinasi

dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemamfaatan

menggunakan alat-alat untuk menggunakan suatu objek. Motorik

kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan

dan oordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot

besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan

motorik kasar adalah perkembangan gerak tubuh yang

menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh

anggota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri

(Nursalam, 2007).

Keterampilan motorik kasar pada anak usia 3-6 tahun sudah

dapat melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih

lancar, mengembangkan kekmampuan olah raga seperti meluncur

dan berenang anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda

3, menaiki tangga dengan kaki bergantian berdiri satu kaki selama

beberapa menit, melompat dengan satu kaki, menuruni tangga

16
dengan kaki bergantian pada usia 4 tahun melompati tali, dan

berdiri seimbang dengan satu kaki dan mata tertututp pada usia 5

tahun. Keterampilan motorik halus dapat merekatkan sepatu, dapat

membuat jembatan dengan 3 balok, menggambar tanda silang,

mengancingkan baju sendiri, makan sendiri, dapat makan dengan

menggunakan sendok dan garpu, mengoleskan selai ke roti dengan

menggunakan pisau, menuangkan air minum ke dalam gelas,

mandi sendiri, menggunakan gayung saat mandi, dan dapat ke

toilet sendiri, (Muscari, 2005).

Sedangkan menurut Hidayat (2005), perkembangan motorik

kasar pada anak usia 3-4 tahun yaitu, anak dapat melompat,

berjalan mundur, menendang bola. Sedangkan motorik halus anak

sudah daot mencoret-coret dengan satu tangan, mengambil pinsil,

belajar menghitung, dapat ke toilet sendiri, dapat mengontrol

buang air besar dan buang air kecil, meletakan gelas di atas meja,

memasukkan kaki ke dalam sepatu. Pada usia 4-5 tahun

perkembangan motorik kasar yang di capai adalah dapat menuruni

tangga dengan cepat, seimbang berjalan saat mundur, melempar

dan menangkap bola, melambungkan bola. Sedangkan untuk

perkembangan motorik halus anak sudah dapat mengikat sepatu

sendiri, mengguting dengan cukup baik, mencuci tangan sendiri,

dapat membersihkan area genital setelah buang air besar dan

buang air kecil, dapat makan sendiri, membawakan gelas tanpa

17
tumpah, mandi sendiri, memakai baju sendiri, mandi sendiri,

membuka pakaian sendiri..

Anak dapat menggosok gigi pada usia 2 tahun hal ini

dapat diajarkan sejak usia hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

kerusakan pada gigi, radang gusi, dan penyakit lainya. Dengan

cara selalu mengajarkan menggosok gigi ingatkan untuk anak

menggosok minimal 2 kali dalam sehari terutama setelah makan

dan sebelum tidur (Roper, 2002).

Anak sudah dapat ke toilet sendiri pada usia 2-3 tahun,

anak mulai terbiasa pada usia 3-4 tahun untuk membersihkan

kotoran setelah buang air besar dan buang air kecil dan tidak lupa

untuk mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil

(Iwang, 2008).

Usia 4-5 tahun anak mulai memegang peralatan makan

dengan benar inilah saatnya belajar makan dengan memberikan

sendok dan garpu yang tidak mudah pecah, anak mampu

memasukan makanan dalam mulut meskipun masih berantakan.

Anak usia 5 tahun mengikuti kebiasaan makan orang lain antara

lain percakapan di meja makan, sikap di meja makan dan kemauan

untuk mencoba makanan baru, mengambil makanan sendiri dari

tempat saji ke tempat makannya, serta membantu menyiapkan dan

membersihkan makanan (Muscari, 2005).

18
3. Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah

Perkembangan bahasa mampu menyebutkan hingga

empat gambar, hingga empat warna, menyebutkan kegunaan

benda, menghitung, menggunakan bunyi untuk mengidentifiasi

objek, orang dan aktivitas, meniru berbagai bunyi kata,

memahami arti larangan, berespon terhadap panggilan dan orang-

orang anggota keluarga terdekat (Hidayat, 2005).

Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara

kalimat denga 3-4 kata dan berbicara terus menerus. Rata-rata

usia anak 4 tahun mengucapkan 1500 kata, mengatakan cerita

yang berlebih lebihan, dan bernyanyi yang sederhana. Rata-rata

usia 5 tahun dapat mengucapkan 2100, mengetahui 4 warna atau

lebihdan dapat menamakan hari-hari dalam 1 minggu dan bulan

(Muscari, 2005).

4. Perkembangan Adaptasi Sosial

Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan

permainan sederhana. Menangis jika di marahi, membuat

permainan sederhana, membuat permintaan sederhana dengan

gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadap

perpisahan, mengenali anggota keluarga (Hidayat, 2005).

19
G. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu
data yang berhubungan dengan keluarga dan anak.Pengkajian yang
berhubungan dengan keluarga:

a) Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks,


hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
b) Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
c) Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
d) Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
e) Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh
anggota keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga.

a) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan


keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas
keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi
keluarga.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga
inti. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga,
perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan
riwayat kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit
keturunan , upaya generasi tersebut tentang upaya

20
penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan
sampai saat ini.

b) Lingkungan
1. Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga
meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan,
jumlah ventilasi, perletakan perabot rumah, sarana pembuangna
air limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum yang
digunakan.
2. Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan
komunitas setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
3. Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga
dan anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah
tempat.
4. Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang adadan sejauh mana keluarga
berinteraksi
c) Struktur keluarga
1. Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun
dimasyarakat.
2. Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga
berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan
bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi.
4. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

21
d) Fungsi keluarga
1. fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya
dan perilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.
3. Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan,
merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan,
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
e) Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
2. Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga
dan penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang
memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
3. Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
4. Strategi koping
5. Strategi adaptasi disfungsional

f) Pemeriksaan kesehatan
g) Harapan keluarga
h) Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah

1. Identitas anak
2. Riwayat kehamulan sampai kelahiran
3. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
4. Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari – hari )
5. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan
yang telah dicapai ).

22
6. Periksaan kesehatan
i) Pengkajian fokus anak prasekolah
1. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan
adakah sarana stimulasinya
2. Sudahkah anak dikutkan kegiatan play group
3. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul
dengan anak setiap hari
4. Siapakah orang – orang yang setiap hari dengan anak.
5. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
6. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
7. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATN KELUARGA
DENGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

I.   Data Umum

1. Nama kepala keluarga : Bpk. I


2. Alamat
3. Komposisi Keluarga
Hub Status Imunisasi
Nam Jenis Pendi
No dg Umr Hepatiti
a Kelamin dikan Bcg Polio DPT Campak
KK s
1 Ibu H Perempuan Istri 35 SMA
2 An. Laki – laki Anak 11 SD
A
3 An. Perempuan Anak 5 -
R
4 An. P Perempuan Anak 2 -
bln

4. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bpk. H adalah keluarga dengan Nuclear Family, dimana dalam
keluarga hanya ada ayah, ibu dan anak.
5. Suku Bangsa
Keluarga Bpk. H adalah suku Jawa. Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang
sakit berobat ke klinik ataupun langsung membeli obat ke apotik
6. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5 waktu,
semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga

24
Ibu H mengatakan penghasilan suaminya sudah mencukupi untuk kebutuhan
sehari – hari dan setiap bulanannya ibu H mendapat penghasilan tambahan dari
bayaran / sewa kamar kos di rumah yang ditempati. Ibu H dan Bpk H tinggal di
perumahan TNI.
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota,salah
satu disebabkan karma aktifitas suami ibu H yang sibuk sebagai komandan di
tempat kerja. Untuk berkunjung ke keluarga ibu H atau Bpk H jarang di
lakukan kecuali ada acara – acara penting.

II.  Riwayat dan Tahapan Perkembangan


9. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga dengan anak pra sekolah dengan tugas perkembangan keluarga :
menanamkan nilai dan norma agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi,
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Ibu mengatakan jarak kelahiran
anaknya cukup atau sesuai sehingga mereka jarang berantem dan bisa bermain
serta perhatian yang diberikan cukup oleh kedua orang tua.
10. Riwayat Keluarga Inti
Ibu H mengatakan bahwa dulu ibu H dengan Bpk H adalah pilihan sendiri dan
disetujui oleh orang tua dan akhirnya menikah
11. Riwayat Keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dan pihak suami atau istri tidak mempunyai kebiasaan kawin
cerai, pemabuk ataupun berjudi

III.  Lingkungan
12. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. H adalah rumah dinas TNI dengan luas
15 x 10 m2. rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanent, lantai semen di
lapisi karpet, keadaan bersih. Ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga

25
memiliki kamar mandi dan jamban sendiri, keadaan bersih sumber air dari
PDAM air tidak berasa, berbau dan dalam keadaan bersih.

DENAH RUMAH

13. Karakteristik Tetangga


Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangga ibu H merupakan anggota TNI
dan Pegawai negri di lingkungan TNI. Kehidupan antar tetangga dan warga
sekitar terjalin baik dan saling mengunjungi
14. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk H pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke Medan
dan terakhir di Bukittinggi, karna penempatan dinas.
15. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bpk H tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja. Ibu
H mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan dan olahraga Volly di
lingkungan tempat tinggal.
16. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk H tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan menyewakan
kamar untuk kosan. Menurut ibu H bayaran uang kos menambah penghasiulan
keluarganya.

IV. Struktur Keluarga

26
17. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan yang
dihadapi baik itu masalah keluarga maupun kantor, biasanya Bpk H selalu
membicarakan dengan ibu H.

18. Struktur Kekuatan keluarga


Keluarga Bpk H saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta
saling mendukung.Bpk H dan Ibu H, mampu untuk merawat diri sendiri dan
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Untuk An. R dan An. P masih balita
sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari ataupun apabila sedang
sakit dirawat oleh ibu H dan dibantu oleh Bpk H. Apabila ada masalah ibu H
diskusi dengan suami dan meminta nasehat kepadanya.
19. Struktur Peran
Bpk H adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di
salah satu kesatuan di Bukittinggi. Bpk H bekerja dari hari Senen – Jum’at
dan pada hari libur membantu mengasuh kedua anaknya di rumah
Ibu H adalah seorang ibu RT dan merawat kedua anaknya yang masih
balita.
Dalam pelaksanaan peran masing – masing tidak ada masalah
20. Nilai atau norma budaya
Keluarga Bpk H menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama
Islam dan mengharapkan ke tiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam
menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan.

V.  Fungsi Keluarga


21. Fungsi Afektif
Semua Anggota keluarga Bpk H saling menyayangi satu sama lain. Dan
apabila ada yang sakit mereka saling membantu
22. Fungsi Sosialisasi

27
Keluarga Bpk H menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Mereka membiasakan anak – anak mareka bermain denga temannya.
23. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu. H mengatakan An, R serng demam dan batuk. Apabila demam biasanya
dikompres dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H menebus obat
penurun panas yang diresepkan dokter.Ibu mengatakan An R sudah
diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu H mengatakan An P belum lengkap
imunisasinya. Imunisasi yang belum adalah, hepatitis B3, campak, BCG. Ibu
mengatakan An P pernah dibawa keklinik karna sedang demam, sehingga
tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat. Ibu mengakui sejak itu tidak jadi
membawa anaknya lagi untuk diimunisasi dengan alasan takut. Ibu H
mengatakan belum mengetahui secara jelas manfaat imunisasi.Ibu H
mengatakan bahwa Bpk H pernah mengalami kecelakaan dan tangan Bpk H
patah. Ibu mengatakan bapak berobat ke tukang urut karena Bpk H takut
dengan tindakan medis seperti injeksi, tetapi Bpk H mau minum obat.

VI.   Stress dan koping keluarga


24. Stress jangka pendek dan jangka panjang
Ibu H mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga di pulau
Jawa, hal itu di rasa agak sulit di wujudkan karena kondisi pekerjaan / dinas
bpk H yang tidak memungkinkan sering cuti lama.
25. Kemampuan keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami.
Keluarga bisanya mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa
melibatkan keluarga di kampung halaman karna ibu H dan Bpk H tidak mau
membuat resah keluarga dengan keadaan mereka di rantau.
26. Strategi Koping
Ibu H mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan Bpk H
sehingga masukan satu sama lain dapat membantu menyelesaikan
masalahnya.

28
27. Strategi adaptasi fungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara – cara keluarga mengatasi
masalah secara mal adaptif

VII. Harapan keluarga


Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat
dan berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah

1.    Identitas anak


Nama : An. R
2.    Riwayat kehamilan sampai kelahiran
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara ibu
mengatakan selama kehamilan ibu jarang memakan nasi, kalaupun ada
dalam porsi sedikit itupun terkadang disertai mual dan muntah.
3.    Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi R lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah dibantu
dengan bidan. An. R mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi.
Perkembangan An. R lebih cepat dan lincah disbanding dengan An A,
4.    Kebiasaan Saat ini
An. R bangun jam 7 pagi, biasanya bermain bersama teman di rumah atau
asrama tempat Ayahnya bekerja, An. R mempunyai kebiasaan susah untuk
di suruh tidur siang,
5.    Pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Untuk pertumbuhan An R setiap posyandu mengalami kenaikan BB sesuai
dengan bertambahnya usia, untuk perkembangan dan kemampuan yang
dicapai An R sama dengan anak se usianya bisa menggambar dan
berhitung 1 - 15

Pengkajian fokus anak prasekolah

29
a.  Stimulasi yang diberikan oleh keluarga selama dirumah
Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana stimulasi
untuk An. R, keluarga mengatakan pada saat sekolah nanti anak akan
mendapatkan stimulasi dan prasarana di sekolahnya nanti.
b. Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group
Ibu H mengatakan An. R tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu H
yang hanya ibu RT jadi ibu H merasa An. R cukup di rumah saja
c.  Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
setiap hari
Karena ibu H yang hanya ibu RT jadi waktu ibu H ada 24 jam, kecuali apabila
ibu sedang mengikuti kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 – 3 dalam 1
bln. Untuk Bpk H biasanya hanya memliki waktu pada malam hari sepulang
kerja dan pada hari libur
d.  Apakah Orang – orang yang setiap hari dengan anak
Orang yang terdekat dengan anak – anak adalah ibu H yang seharian berada di
rumah, karena sekarang memiliki kosan, anak – anak kos juga menjadi orang
– orang yang dekat dengan An. R selain orang tua
e.  Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Ibu H mengatakan ingin melihat anaknya berhasil, dan disaat mulai sekolah
nanti, ibu H hanya ingin anaknya menjadi anak yang selalu patuh dan rajin
belajar.
f.  Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Ibu H mengatakan tugas dan fungsi keluarga sudah sesuai dengan peranannya
masing - masing

III.Data tambahan
1. Nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi sayuran
seperti bayam, sop, sayur asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe, dan
buah. Untuk An r dan An P ditambah dengan susu. Minuman yang

30
dikonsumsi teh manis, air putih. Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru
dipotong. Porsi makanan setiap anggota keluarga sudah memenuhi makanan.
2.  Eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air besar
3. Istrirahat tidur
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur.
4. Aktivitas sehari -hari
Bpk H bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu H membereskan rumah dan
menjaga anak – anak. An R bermain dirumah atau bersama anak – anak
sesusianya diluar rumah.
5. Merokok
Bpk H mempunyai kebiasaan merokok ± 1 bungkus perhari. Ibu H
mengatakan suaminya juga suka merokok dirumah.

IX. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan An. R An. P Ibu. H Bpk. H
kepala Tidak ada Rambut lebat, Rambut lebat, Rambut lebat,
benjolan, hitam, ikal, hitam, ikal, , hitam, ikal,
kulit kepala LK : 35 cm, bersih dan tidak bersih dan tidak
bersih, bersih dan tidak ada benjolan ada benjolan
rambut ikal ada benjolan

Tanda – N = 80 x/i N = 100 x/i TD = 120/ 90 TD = 140/ 80


tanda vital R = 24 x/i R = 30 x/i N = 80 x/i N = 80 x/i
S = 360C S = 36,50C R = 23 x/i R = 23 x/i
S = 36,50C S = 360C
BB, TB, PJ BB = 16 kg BB = 5,2 kg BB = 56 kg BB = 68 kg
PJ = 100 cm, PJ = 80 cm, PJ = 160 cm, PJ = 170 cm,
kondisi normal kondisi normal kondisi normal kondisi normal
Mata mata tidak mata tidak mata tidak mata tidak

31
anemis, secret anemis, secret anemis anemis
tidak ada tidak ada

Hidung Tidak Bersekret Tidak Tidak ada


bersekret, tidak warna bening, bersekret, tidak kelainan
ada kelainan ada kelainan penciuman
penciuman penciuman

Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa


lembab, lembab, lembab, lembab,
kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelen = - menelen = - menelen = - menelen = -
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada ada ada ada pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar linfe
kelenjar linfe kelenjar linfe kelenjar linfe
Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung
dan paru dan paru dan paru dan paru
normal normal normal normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kembung kembung kembung kembung
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik. turgor baik. turgor baik. turgor baik.
LLA = 15 cm LLA = 10 cm
Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik
Keluhan Rewel
umum

32
Analisa Data
No Data Dx. Masalah
1. Data subjektif Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
- ibu mengatakan anaknya sering pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H
demam berhubungan dengan KMK merawat
- ibu mengatakan anaknya sering pilek anggota keluarga yang sedang sakit
Ibu mengatakan mengapa anaknya khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.
demam dan pilek
- ibu mengatakan bila anaknya demam
dikompres
Data objektif
- kesadaran kompos mentis
- keadaan umum baik
- terdapat secret pada An. R
- N : 100 x/ mnt
- R : 30x/ mnt
2. Data subjektif Resiko terjadinya penyakit yang bisa
- ibu mengatakan An. P belum lengkap dicegah dengan imunusasi pada An. P
imunisasinya ( 3 bln ) dikeluarga Tn. H
- imunisasi yang belum didapat adalah berhubungan dengan KMK
hepatitis, BCG, campak memutuskan pemberian imunisasi
- ibu tidak membawa lagi anaknya pada An. P ( 3 bln ).
imunisasi dengan alasan pernah
membawa anaknya tapi tidak jadi
imunisasi karena An. P demam.
- Ibu belum tahu manfaat imunisasi

33
Diagnosa keperawatan dan scoring
Diagnosa keperawatn yang muncul antara lain :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R karena ISPA ( 5 th ) di keluarga
Tn
No Kriteria Score Pembenaran
1. Sifat masalah aktual 3/3 x 1 Demam pilek dirasakan dengan tanda dan
gejala yang sesuai dengan penyakit ISPA,
belum dilakukan tindakan apapun jika
tidak ditangani akan berlanjut keinfeksi
saluran nafas bawah.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 Ibu mau tau tentang demam pilek, tapi
masalah untuk masih terlihat ragu – ragu. Dilihat dari
diubah : jarak yankes tidak terlalu jauh.

 mudah

3. Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih bias dicegah agar tidak


untuk dicegah : berlanjut mengingat ispa merupakan
penyakit yang mudah untuk dicegah.
 cukup Tetapi ibu masih ragu – ragu dalam
merawat anaknya.
4. Menonmjolnya ½x1 Masalah ispa pada An. R dirasakan betul
masalah : oleh keluarga tetapi keluerga tidak ingin
masalah tersebut segera diatasi.
 tidak segera
diatasi

Total 41/6

2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3
bln ) dikeluarga Tn. H

34
No kriteria Score Pembenaran
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa
resiko tinggi An. P belum diimunisasi polio, DPT 3, dan
campak. Bila kelurga tidak dimotivasi An. P
untuk diimunisasi maka waktu yang tepat
untuk diimunisasi terlewat.
2. Kemungkinan ½x2 Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari
masalah untuk sumber dana , jarak klinik dekat. Namun
diubah : cukup pemahaman keluarga beranggapan bahwa bila
anak setelah diimunisasi rewel maka keluarga
tidak mendukung untuk diimunisasi.
3. Potensial 3/3 x 1 Dengan pemberian tentang imunisasi masalah
masalah untuk sangat tinggi untuk dicegah sehingga
dicegah : tinggi keluarga mendukung serta kooperatif unutk
kelengkapan imunisasi.
4. Menonjolnya ½x1 Keluarga merasakan bahwa bila tidak
masalah : masalh diimunisasi An. P akan terjangkit berbagai
dirasakan tapi penyakit terkait dengan tidak lengkapnya
tidak segera imunisasi, tapi keluarga tidak ingin segera
ditangani. mengatasi
Total

Prioritas diagnosa keperawatan


1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H karena
ISPA
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3
bln ) dikeluarga Tn. H

INTERVENSI

Diagnosa TUJUAN EVALUASI INTERVENSI

35
Keperawata TUM TUK KRITE STANDAR
n RIA
Tidak Selama 3 1. Selama 1 x Respon ISPA adalah 1.1.1      Diskusikan
efektifnya kali 60 menit , verbal Iinfeksi saluran bersama keluarga,
bersihan kunjungan kunjungan pernafasan akut pengertian ISPA
jalan nafas rumah, keluarga yang ditandai dengan menggunakan
pada An. R kebersihan mampu dengan demam lembar balik
( 5 th ) di jalan nafas mengenal dan pilek. 1.1.2      Tanyakan
keluarga Tn efektif pada masalah ISPA kembali pada
H karena An R (5 th). pada anggota keluarga tentang
ISPA keluarga pengertian ISPA
1.1.3      Berikan
Dengan cara : pujian atas jawaban
1.1 yang tepat
Menyebutkan
pengertian
ISPA
1.2 Respon Menyebutkan 2 1.2.1 Diskusikan
Menyebutkan verbal dari 4 penyebab bersama keluarga,
penyebab ISPA ISPA penyebaba ISPA
- Tertular dengan menggunakan
penderita batuk lembar balik
- Belum 12.2 Motivasi
imunisasi keluarga untuk
lengkap menyebutkan kembali
- kurang gizi penyebab ISPA
- lingkungan 1.2.3 Beri
tempat tinggal reinforcemen positif
yang kurang atas usaha yang
sehat dilakukan keluarga

1.3  Respon - Menyebutkan 1.3.1      Dorong


Mengidentifikas verbal penyebab ISPA keluarga untuk
i penyebab pada anak mengidentifikasi
ISPA penyebab ISPA pada
anak
1.3.2      Beri
reinforcemen positif
atas kemampuan
keluarga
mengidentifikasi
penyebab ISPA pada
anak

36
1.4  Respon Menyebutkan 3 1.4.1      Diskusikan
Menyebutkan verbal dari 5 tanda dengan keluarga
tanda – tanda ISPA tentang tanda – tanda
ISPA - Batuk ISPA
- Pilek 1.4.2      Motifasi
- Nafas cepat keluarga untuk
- Demam menyebutkan kembali
- umur 1 – 5 th : tanda – tanda ISPA
40x atau lebih 1.4.3      Beri
per menit reinforcemen positif
- Nafas sesak / atas usaha yang
tarikan dinding dilakukan keluarga
dada
1.5  Respon Menyebutkan 3 1.5.1      Dorong
Menyebutkan 3 verbal dari 5 keluarga untuk
– 5 pencegahan pencegahan menyebutkan
ISPA ISPA : pencegahan ISPA
- Jauhkan anak 1.5.2      Berika
dari penderita reinforcemen positif
batuk atas kemampuan
- Imunisasi keluarga cara
lengkap mencegah ISPA
- Berikan
makanan
bergizi tiap hari
- Jagalah
kebersihan
tubuh, makanan
serta
lingkungan
1.6  Respon Kondisi An R 1.6.1      Bantu
Mengidentifikas verbal mengalami keluarga
i masalah ISPA ISPA membandingkan apa
yang terjadi yang telah dijelaskan
pada anggota dengan kondisi An R
keluarga 1.6.2      Motifasi
keluarga untuk
mengidentifikasi
masalah yang timbul
pada anggota
keluarga An. R
1.6.3      Bersama
keluarga
menyimpulkan

37
masalah yang
dihadapi oleh anggota
keluarga
1.6.4      Beri
reinforcemen positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
2. Selama 1 x Respon Menyebutkan 1 2.1.1 Jelaskan pada
60 menit verbal dari 2 Akibat keluarga akibat lanjut
kunjungan, Lanjut DARI apabila ISPA telah
keluarga ispa yang tidak diobati dengan
mampu diobati : menggunakan lembar
mengambil - Gangguan balik
keputusan untuk pertumbuhan 2.1.2 Motifasi
merawat dan keluarga untuk
anggota perkembangan menyebutkan kembali
keluarga yang - Bronchitis akibat lanjut dari
menderita ISPA ISPA yang tidak di
obati
Dengan cara : 2.1.3 Beri
2.1 reinforcement positif
Menyebutkan atas jawaban keluarga
akibat lanjut yang tepat
tidak diobatinya
ISPA

2.2 Respon Keluarga 2.1.4 Diskusikan


Memutuskan verbal memutuskan kembali dengan
untuk merawat untuk merawat keluarga tentang
An. R dengan anggota keinginan keluarga
masalah ISPA keluarga dengan untuk merawat
ISPA anggota keluarga
dengan ISPA
2.1.5 Beri
reinforcemen positif
atas keputusan
keluarga untuk
merawat anggota
keluarga dengan
ISPA
3. Setelah 1 x Respon Menyebutkan 3 3.13 Diskusikan
60 verbal dari 5 dengan keluarga
menitkunjungan pencegahan tentang pencegahan
, keluarga ISPA : ISPA

38
mampu - Jauhkan anak 3.1.2 Motifasi
merawat dari penderita keluarga untu
anggota batuk menyebutkan
keluarga dengan - Imunisasi pencegahan ISPA
ISPA lengkap 3.1.3 Beri
- Berikan reinforcemen positif
Dengan cara : makanan atas usaha yang
3.1 bergizi tiap hari dilakukan keluarga
Menyebutkan - Jagalah
cara perawatan kebersihan
ISPA di rumah tubuh, makanan
serta
lingkungan
- Jika hidung
tersumbat karna
pilek, bersihkan
lubang hidung
dengan sapu
tangan bersih
- Selama anak
dirawat
dirumah, beri
minum lebih
banyak dari
biasanya
- Jangan pakai
selimut atau
pakaian tebal
selama badan
anak masih
panas
- Awasi tanda
penyakit
bertambah
parah, anak
tidak mau
minum, nafas
sesak dan cepat
3.2 Melakukan Psikomo Keluarga dapat 3.2.1 Demonstrasikan
kompres dingin tor mendemonstrasi kepada keluarga cara
kan cara melakukan kompres
melakukan dingin
kompres dingin 3.2.2 Berikan
kesempatan kepada

39
keluarga untuk
mebncoba melakukan
kompres dingin
3.2.3 Beri
reinforcemen positif
atas usaha keluarga
3.2.4 Pastikan
keluarga akan
melakukan tindakan
yang diajarkan jika
diperlukan
3.3 Psikomo Keluarga dapat 3.3.1 Demonstrasikan
Membersihkan tor mendemonstrasi kepada keluarga cara
hidung yang kan dan membersihkan
tersumbat karna membersihkan hidung yang
pilek hidung yang tersumbat
tersumbat karna 3.3.2 Beri
pilek kesempatan keluarga
untuk mencoba
membersihkan
hidung yang
tersumbat karena
pilek
3.3.3 Beri
reinforcemen positif
atas usaha
Keluarga

3.3.4 Pastikan
keluarga akan
melakukan tindakan
yang diajarkan jika
diperlukan
4. Setelah 1 x Respon Menyebutkan 2 4.1.1 Jelaskan
60 menit verbal dari 3 cara lingkungan yang
kunjungan memodifikasi dapat mencegah
keluarga lingkungan ISPA
mampu untuk mencegah 4.1.2 Motifasi
memodifikasi ISPA keluarga untuk
lingkungan mengulangi
yang dapat penjelasan yang
mencegah ISPA diberikan

40
4.1.3 Beri
4.1 reinforcemen positif
Menyebutkan atas jawaban keluarga
cara – cara
memodifikasi
lingkungan
4..2 Melakukan Respon Pada kunjungan 4.1.4 Obserfasi
modifikasi efektif, tidak terencana lingkungan rumah
lingkungan respon keluarga pada kunjungan
yang tepat bagi psikomo melakukan terencana
anak tor tindakan 4.1.5 Diskusikan
modifikasi dengan keluarga hal
lingkungan positif yang sudah
dilakukan keluarga
4.1.6 Berikan
reinforcemen positif
atas upaya yang
dilakukan keluarga
5. Setelah 1 x Respon Manfaat 5.1.1 Informasikan
60 menit Verbal kunjungan ke mengenai pengobatan
kunjungan fasilitas dan pendidikan
keluarga kesehatan : kesehatan , yang
mampu - Mendapatkan dapat diperoleh
memanfaatkan pelayanan keluarga di klinik
pelayanan kesehatan atau balai pengobatan
kesehatan pengobatan 5.1.2 Motifasi
ISPA keluarga untuk
Dengan cara - Mendapatkan menyebutkan kembali
5 .1 pendidikan hasil diskusi
Menyebutkan kesehatan 5.1.3 Beri
kembali tentang ISPA reinforcemen positif
manfaat atas hasil yang
kunjungan ke dicapai
fasilitas
kesehatan

Setelah
dilakukan
intervensi
selama 1x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga

41
mampu :

1.  RV Fasilitas 5.1.1 sebutkan


memanfaatkan kesehatan yang kepada keluarga
pelayanan dapat digunakan beberapa fasilitas
kesehatan : : kesehatan yang dapat
5.1 pelayanan - rumah sakit / digunakan
kesehatan yang puskesmas 5.1.2 diskusikan
dapat - perawat bersama keluarga
dimanfaatkan keluarga berbagai sarana
Praktek doter/ pelayanan kesehatan
bidan yang tersedia yang
   fasilitas dapat digunakan
yankes yang         Jelaskan akan
daspat pentingnya fasilitas
dikunjungi pada pelayanan kesehatan
jam kerja selain tersebut
praktek dokter /         Dorong keluarga
bidanh pada untuk mengunjungi
sore hari fasilitas pelayanan
   fasilitas kesehatan
kesehatan yang
mudah
dijangkau akan
mengurangi
biaya dan
kemudahan
dalam
trasportasi
   biaya yang
diperlukan 5.2.1 dukung
sesuai dengan keluarga untuk
yankes yang memutuskan tindakan
digunakan 5.2.2 evaluasi adanya
penurunan sakit
setelah menggunakan
dukungan fasilitas pelayanan
kepada keluarga kesehatan
untuk 5.2.3 beri
menggunakan reinforcement positif
yankes dapat
5.2 memberikan RV mendorong 5.3.1 jelaskan kepada
dukungan keluarga keluarga manfaat
kepada keluarga menguragi / pelayanan kesehatan

42
untuk mengatasi sakit 5.3.2 dorong keluarga
menggunakan ISPA unutk
pelayanan mengungkapkan
kesehatan persepsinya
5.3.3 minta keluarga
menunjukan kartu
berobat
5.3.4 beri
Pada kunjungan reinforcement positif.
yang tidak
direncanakan
5.3 keluarga
memanfaatkan mampu
fasilitas Afektif menunjukan
pelayanan kartu berobat
kesehatan atau obat –
obatan yang
diresepkan dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tujuan Hari/ Implementasi Evaluasi


tanggal
Keluartga mampu 1. Mengkaji pengetahuan S:
merawat anggota keluarga tentang cara - ibu mengatakan
keluarga dengan perawatan ISPA :
cara perawatan
masalah ISPA: 2. Menjelaskan tentang cara
merawat anggota keluarga ISPA di rumah
dengan masalah ISPA:

43
 jika panas berikan dengan memberikan
obet penurun panas / obat panas sesuai
kompres dingin, resep atau kompres
 jika hidung tersumbat dingin
bersihkan hidung - ibu mengatakan
dengan kain bersih jika anak pilek
 selama anak diwarat hidung di bersihklan
dirumah, beri makan dengan kain bersih
sedikit tapi sering - Ibu mengatakan

 minum lebih banyak selama anak dirawat


dari biasanya di rumah, makan

 jangan pakaikan sedikit tapi sering


selimut selama anak dan jangan

masih panas memakai selimut

 pemeriksaan jika anak panas

kesehatan secara O :
teratur pada pelayanan         Keluarga

kesehatan menyebutkan cara


merawat ISPA
sesauai standar
        Keluarga
mendemonstrasikan
cara membersihkan
hidung tersumbat
A:
         Keluarga
mampu
menyebutkan cara
perawatan ISPA,
mendemonstrasikan

44
cara membersihkan
hidung tersumbat
P:
Intervensi
dilanjutkan ke tupen
1 yaitu mengenal
masalah

S:
- Ibu menyebutkan
Keluarga
mengenal masalah 1. Memndiskusikan bersama pengertian ISPA
ISPA
keluarga tentang adalah infeksi
pengertian ISPA. Infeksi saluran pernafasan
saluran pernafasan akut akut yang ditandai
yang ditandai dengan dengan batuk pilek
pilek - Ibu mengatakan
2. Menanyakan kembali pada penyebab ISPA
keluarga tentang adalah tertular
pengertian ISPA penderita batuk,
3. Mendiskusikan dengan imunisasi tidak
keluarg tentang penyebab lengkap, kurang
ISPA. Yaitu tertular gizi, lingkungan
penderita batuk, imunisasi tempat tinggal yang
tidak lengkap, gizi buruk, tidak sehat
lingkungan yang tidak - Ibu mengatakan
sehat. penyebab ISPA
4. Memotifasi keluarga untuk pada anaknya
menyebutkan kembali adalah tertular

45
penyebab ISPA. penderita batuk
5. Mendorong keluarga unutk - Ibu mengatakan
mengidentifikasi bahwa tanda – tanda
penyebab ISPA. ISPA adalah batuk,
6. Mendiskusikan bersama pilek, demam, nafas
keluarga mengenai tanda cepat dan sesak
– tanda ISPA yaitu : - Ibu mengatakan
batuk, pilek, demam, bahwa tanda – tanda
nafas cepat. ISPA yang sering
7. Mendorong keluarga untuk terjadi pd anaknya
mengidentifikasi tanda – adalah pilek dan
tanda ISPA pada anak. apabila demam akan
8. Memotifikasi keluarga diberikan obat
untuk mengidentifikasi penurun panas
masalah yang timbul pada - Ibu mengatakan
anak pada anaknya tidak
9. Bersama keluarga pernah terjadi sesak
menyimpulkan masalah nafas
yang dihadapi dalam - Ibu mengatakan
keluarga bahwa anaknya
10.Memberikan sering demam pilek
reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan O :
keluarga - keluarga
menyebutkan
pengertian dan
penyebab dari ISPA
sesuai standar
- keluarga
mengidentifikasi

46
penyebab ISPA
yang ada pada
anggota
keluarganya
- Keluarga
menyebutkan tanda
dan gejala ISPA
sesuai dengan
standard dan
menyebutkan tanda
dan gejala yang ada
pada keluarga
A:
- keluarga dapat
mengenal masalah
ISPA
P:
- Lanjutkan ke TUK
berikutnya yaitu
memutuskan
tindakan yang tepat
Keluarga dapat 1. mengkaji pengetahuan S:
memutuskan keluarga tentang akibat - Ibu mengatakan
tindakan yang lanjut dari ISPA akibat apabila tidak
tepat dalam 2. Menjelaskan kepada segera di obati dapat
mengatasi masalah keluarga akibat lanjut menyebabkan
I apabila ISPA tidak kematian
diobati, yaitu gangguan - Ibu mengatakan
Keluarga dapat pertumbuhan dan
akan merawat
memodifikasi perkembangan, kematian
lingkungan yang 3. memberi kesempatan anaknya bila
sesuai dengan kepada keluarga unutk
demam dan pilek
masalah ISPA dan bertanya
memanfaatkan 4. meminta keluarga untuk
fasilitas kesehatan mengulang kembali
O:
yang ada

47
akibta lanjut dari ISPA - keluarga
menyebutkan akibat
memotivasi keluarga untuk
lanjut dari ISPA
memutuskan tindakan
sesuai dengan
merawat anggota keluarga
standar
dengan
- keluarga
memutuskan
1. Mengkaji kemampuan
tindakan unutk
keluarga tentang lingkungan
melakukan
yang sesuai dengan masalah
perawatan ISPA
ISPA “ Ny H mengatakan
A:
belum dapat untuk
Keluarga dapat
memodifikasi lingkungan
memutuskan
yang sesuai dengan masalah
tindakan unutk
ISPA
melakukan
2. Menjelaskan tentang
perawatan ISPA
lingkungan yang sesuai
P : intervensi
dengan maslah ISPA :
dilanjutkan yaitu
- memberikan lingkungan
kunjungan tidak
yang bersih
direncanakan
- jendela dan pintu dibuka
terhadap tindakan
- ruangan tidak berbau
keluarga dalam
( asap )
perawatan rematik
3. meminta keluarga untuk
S:
mengulang lingkungan yang
        Keluarga
sesuai dengan ISPA mengatakan
lingkunagn yang
4. mendiskusikan dengan
sesuai dengan
keluarga tentang fasilitas penderita ISPA
adalah:
kesehatan yang tersedia untuk
- Memberikan
penderita ISPA
lingkungan yang

48
a. Puskesmas ( setiap hari bersih
senin s/d sabtu pukul 08.00
- Jendela dan pintu
s/d 112.00 )
b. Rumah sakit atau dibuka
poliklinik anak ( setiap hari
- Ruangan tidak
senin s/d sabtu pukul 08.00
s/d 112.00 ) berbau ( asap )
c. Bidan setiap hari kerja
        Keluarga
kecuali hari libur pukul :
mengatakan bahwa
08.00 s/d 21.00)
fasilitas kesehatan
d. Praktek dokter setiap hari
yang akan
kerja kecuali hari libur
dikunjungi adalah
pukul : 16.00 s/d 21.00 )
poliklinik
5.3 Meminta keluarga untuk
O:
memilih salah satu fasilitas
        Keluarga
kesehatan yang dapat
menyebutkan
digunakan oleh keluarga
lingkungan yang
sesuai dengan ISPA
sesuai dengan
standar
        Keluarga
memilih salah satu
fasilitas kesehatan
yang tersedia
A:
Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan yang
sesuai dengan
masalh ISPA dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan

49
yang ada
P : intervensi
dilanjutkan untuk
kunjungan yang
tidak direncanakan

Pada kunjungan 1 Menanyakan alasan ibu S :


yang tidak
membawa AN. R ke klinik. - ibu mengatakan
direncanakan
keluarga 2 Menanyakan dan membawa anaknya
membawa An. R
melakukan pemeriksaan berobat karena
ke poliklinik
kepda An. R demam, pilek.
3 Mengobservasi kartu - ibu mengatakan
berobat An. R bahwa di
4. Memberikan reinforcement lingkunagnnya
positif bahwa tepat sekali banyak yang pilek.
membawa An. R ke klinik - ibu mengatakan
karena ada panas
sehingga An. R
dibawa berobat.

O : An. R pilek dan


demam.

A : masalah teratasi.

P : ingatkan kembali
ibu untuk membawa
An. P ke yankes bila
tidak dapat
ditangani dirumah

50
BAB IV
PENUTUP

Setelah menguraikan berbagai hal asuhan keperawatan kelurarga pada AN. R


keluarga Bpk. H mulai dari pengkajian perencanaan, palaksanaan dan evaluasi maka
penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan pengumpulan
data, kemidian data tersebut dianalisa dan dikelompokan untuk menegakan
diagnosa keperawatan
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan sesuai masalah
yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian. Rencana tindakan
dilakukan unutk mengurangi gejala dan keluhan pada pasien dan dapat
memberikan rasa aman dan nyaman.
3. Implementasi
Implementasi adallah pelaksanaan t8indakan keperawatan secara nyata
pada pasien, dengan perencanaan yang telah dibuat.
4. Evaluasi

51
Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa ISPA .
dilakukan sejauh mana criteria dan tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya
kerjasama keluarga, perawat dan tenaga medis lainnya ternyata tindakan
keperawtan dapat dilakukan dengan utjuan dan criteria yang ada pada
perencanaan dapat dicapai. Hasil evaluasi An. P sembuh.

B. Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien
dengan tujuan kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu
tentang proses penyakit yang diderita klien.
2. Kepada teman – teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat
berpedoman pada proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio,
psiko, dan spiritual.

52
DAFTAR PUSTAKA

Jamaludin, W (2009). Asuhan Keperawatan Keluarga Prasekolah. Universitas

Padjadjaran. Indonesia

Putri, P (2011). Hubungan Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Kejadian Temper

Tantrum Pada Anak Usia Prasekolah di Paud X Baturraden. Indonesia,

Purwokerto

53

Anda mungkin juga menyukai