DISUSUN OLEH
DINA ISLAMIYATI
020STYC17
A. PENGERTIAN NYERI
1. Pengertian nyeri
Adalah peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang san
dapat menimbulakan penderitaan sakit. Penyebab nyeri adanya
jaringan tubuh yang rusak. Contoh: patah tulang, luka, pusing, dan lain
sebagainya
Menurut The International Association for the Study of Pain
(IASP) tahun 1979, nyeri didefinisikan sebagai suatu sensori subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
2. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya tegangan
otot. (Hidayat 2010).
b. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang timbulnya secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu 6 bulan yang termasuk dalam
kategori ini adalah nyeri terminal, syndrome nyeri kronis, nyeri
psikosomatik (Hidayat 2010).
3. Fisologi nyeri
Bagimana nyeri di transmisikan dan dipersepsikan masih belum
dipahami sepenuhnya. Kapan nyeri dirasakan dan sampai beberapa
derajat bergantung pada interaksi antara sistem analgetik tubuh dan
transmisi saraf serta interpretasi stimulus.
a. Nosisepsi
Sistem saraf tepi meliputi saraf sensori primer yang khusus
mendeteksi kerusakan jaringan dan menimbulakan sensasi dan
sentuhan, panas, dingin, nyeri, dan tekanan. Reseptor yang
menyalurkan sensasi nyeri atau niosiseptor ini dapat dieksitasi oleh
stimulus mekanis, suhu, atau kimia. Proses fisiologi yang
berhubungan dengan persepsi nyeri digambarkan sebagai
nosisepsi: tranduksi, transmisi, persepsi dan modulasi. (paice
2002).
b. Tranduksi
Selama fase tranduksi, stimulus berbahaya cedera (jari-jari
tangan) memicu pelepasan mediator biokimia (misal,
prosestaglandin nosiseptor, bradykinin, serotonin, histamine, zat p)
yang mensensitasi nasiseptor, stimulasi menyakitkan atau
berbahaya juga menyebabkan pergerakan ion-ion menembus
membrane sel, yang membangkitkan nosiseptor. Obat nyeri dapat
bekerja selama fase ini dengan menghambat produktif
prostatglandin (mis, ibuprofen) atau dengan menurunkan
pergerakan ion-ion menembus membrane (misal, anestesi local).
c. Transmisi
Proses nosisepsi kedua, transmisi nyeri, meliputi tiga
sigmen (McCaferry & pasero, 1999). Selam segmen pertama,
implus nyeri berjalan dari serabut saraf tepi kemadula spinalis. Zat
p bertindak sebagai sebuah neuron transmitter, yang meningkatkan
pergerakan impuls menyebrangi sinaps saraf dari neuron aferen
primer ke neuron ordo kedua di kornu dorsalis medulla spinalis.
Dua tipe serabut nosiseptor menyebabkan transmisis ini ke kornu
dosrsalis medulla spinalis. Serabut C, yang mentransmisikan nyeri
tumpul yang berkepanjangan dan serabut A-delta, yang
mentrasmisikan nyeri tajam dan local. Segmen kedua adalah
transmisi dari medulla spinalis dan asesndens., melalaui traktus
spinotalamikus ke batang otak dan talamus. Segmen ketiga
melibatkan transmisi sinyal antara talamus ke korteks sensorik
somatic tempat terjadinya persepsi nyeri.
d. Persepsi
Proses ketiga, persepsi, adalah saat klien menyadari rasa
nyeri. Diyakini bahwa persepsi nyeri terjadi dalam struktur
kortikal, yang memungkinkan strategi kongnitif-perilaku yang
berbeda dipakai mengurangi komponen sensori dan afektif nyeri
(McCaferry & pasero, 1999). Misalnya intervensi nonfarmakologi
seperti distraksi, imajinasi terbimbing, dan music dapat membntu
mengalihkan perhatian klien dari nyeri.
e. Modulasi
Sering kali digambarkan sebagai “ sistem desendens”,
proses keempat terjadi saat neouron dibatang otak mengirimkan
sinyal menuruni kornu dorsalis medulla spinalis (paice, 2002).
Serabut desendens ini melepaskan zat seprti opioid endogen,
seretoni, dan norepinefrin,yang dapat menghambat naiknya impuls
berbahaya (menyakitkan) di kornu dorsalis. Namun,
neurotransmitter diambil kembali oleh tubuh yang membatasi
kegunaaan analagetiknya (McCaferry & pasero, 1999). Klien yang
mengalami nyeri kronik dapatdiberi resep antidepresan trisklik,
yang menghambat ambilan kembali norepinefrin dan serotonin.
Tindakan ini meningkatkan fase modulasi yang membantu
menghambat naiknya stimulus yang menyakitkan.
4. Penilaian nyeri
Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri
menggunakan assessment nyeri tunggal atau multidimensi.
a. Uni dimensional
Hanya untuk mengukur intensitas nyeri, skla yang biasanya
digunakan untuk evaluasi outcome, pemberian analgetik.
Skala assessment nyeri uni dimensional ini meliputi :
1) Visual analog scale (VAS )
VAS adalah skala linier yang menggambarkan secara visual
gradasi tingakat nyeri yang mungkin dialami seorang
pasien. Rentang nyeri diwakili sebgai garis sepanyjang 10
cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap cm.
2) Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga
digunakan pada skala ini, sama seperti pada VAS atau
skala reda nyeri.