Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN KONSEP KELUARGA

DISUSUN OLEH :

NAMA : M. BUSYAIRI PUTRA

NIM : 050STYC 17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas


berkat rahmat dan inayah-Nya terutama rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga
kami dapat menyusun Makalah keperawatan keluarga dengan judul “konsep
keperawatan keluarga”

Terimakasih juga kami ucapkan kepada semua yang ikut berpartisipasi


dalam penyelesaian tugas ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini, terdapat


banyak hambatan yang dihadapi, namun dengan ketabahan dan kerja keras kami
serta dengan masukan dari teman- teman sehingga Alhamdulillah segala sesuatu
dapat teratasi.

Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati
demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 10 april 2020

Penyusun ,

M. busyairi putra

ii
DAFTAR ISI

BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. LATAR BELKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN.....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. KONSEP DASAR KELUARGA...............................................................................3
1. Pengertian.................................................................................................................3
2. Visi dan Misi Keperawatan keluarga........................................................................3
3. Urgensi keperawatan keluarga..................................................................................5
4. Paradigma keperawatan keluarga.............................................................................5
5. fungsi keperawatan keluarga..................................................................................10
6. keperawatan keluarga di indonesia.........................................................................13
BAB III.................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELKANG
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010). Pengertian lain dari
keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 2009).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Maglaya, Arceli. 2009).
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan
khusus. Visi dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Misi dari keperawatan keluarga
adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga
dan mampu menangani masalah kesehatannya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian keperawatan keluarga ?
2. Bagimana visi dan misi keperawatan keluarga ?
3. Apa urgensi keperawatan keluarga ?
4. Apa paradigma keperawatan keluarga ?
5. Apa saja fungsi keperawatan keluarga ?
6. Bagaimana keperawatan keluarga di Indonesia

1
7.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui visi dan misi keperawatan keluarga
3. Untuk mengetahui urgensi keperawatan keluarga
4. Untuk mengetahui paradigma keperawatan keluarga
5. Untukmengetahui fungsi keperawatan keluarga
6. Untuk mengetahui keperawatan keluarga di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan (Depkes RI, 2010).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri
mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 2009).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Maglaya, Arceli. 2009).
2. Visi dan Misi Keperawatan keluarga
a. Visi dari keperawatan keluarga adalah
1) kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
b. Misi dari keperawatan keluarga adalah
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah yang dihadapi
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasu masalah

3
3) Meningkatakan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
4) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
5) keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini.
a) Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
seluruh anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga
mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis yang
diderita oleh anggota keluarganya?
b) Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh,
segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga
yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu
memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan
kesehatan.
d) Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga
mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara
pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan

4
psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota
keluarga yang sakit.
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga
memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang
sakit.
3. Urgensi keperawatan keluarga
a. Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan
kesehatan seperti halnya individu, agar dia dapat memenuhi tugasnya
dalam setiap fase perkembangan.
b. Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat
mempengaruhi derejat kesehatan atasnya.
c. Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat kesehatan
keluarga dan sebaliknya.
4. Paradigma keperawatan keluarga
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang
sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah
laku. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997). Paradigma memberikan dasar
dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun
masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita
untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena
dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh
anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam
bidang keilmuan tertentu.

5
Adalapun paradigma dalam keperawatan keluarga di bagi menjadi
empat konsep yaitu :
a. Konsep manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang
utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara
tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan
interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis
maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun
respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia
tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk
merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia
akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga
ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan. Peran
perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk

6
menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi
adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga
yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator,
pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat
perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai
reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola
komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai,
cita-cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda.
Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan
kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat
tertentu (balita dan lansia).
b. Konsep keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari – hari secara
mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang
holistik terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk
bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian
kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.

7
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas
ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan
status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral
dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan
menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
c. Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal
dan eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun
faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis,
dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor
lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada diluar
individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel
lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status
kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan
skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang.
Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis,
individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara
konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu
sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak
kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada
dalam area sehat (wellness area).
d. Konsep lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial,
status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan

8
fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu
:
1) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar atau alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan
bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian
rupa supaya mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor
untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.

9
5. fungsi keperawatan keluarga
a. Menurut Friedman (2009), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga
yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak
lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3) Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care
function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang
kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan
menjadi :

10
1) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi
dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
2) Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat
dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang
berbeda disekitarnya.
3) Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan
tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya
untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga
diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip
dengan luar rumah.
5) Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan
pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh
keluarga.
6) Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran agama.
7) Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat
berada di luar rumah.
8) Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan
tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara
menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat
pendidikan seks bagi anak-anak.
9) Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga
berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok
keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu

11
memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu
menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah,
yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
b. fungsi keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.
1) Pelaksana
Perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai
pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat
promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2) Pendidik
Perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan,
menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat
berperilaku sehat secara mandiri.
3) Konselor
Perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk
membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4) Kolaborator

12
Perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama
dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah
kesehatan di keluarga

6. keperawatan keluarga di indonesia


a. perkembangan keperawatan keluarga di Indonesia
Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983
sangat pesat, di tandai dengan buka nya Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) di Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun 1985
dan tahun 1985 telah menjadi fakultas keperawatan, kemudian disusul
PSIK di Universitas Padjadjaran Bandung, berkembang lagi di 7
Universitas Negeri di Indonesia pada tahun 1999, serta mulai
berkembang pada sekolah tinggi ilmu kesehatan dengan jurusan
keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.
Perkembangan tersebut juga ditunjang oleh Departemen
Kesehatan pada tahun 90-an dengan program pokok Perawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas yang sasarannya adalah keluarga.
Namun, perkembangan jumlah keluarga yang menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang rawan kesehatan (risiko), keperawatan
komunitas mungkin tidak dapat menjangkau meskipun salah satu
sasarannya adalah keluarga yang rawan (berisiko). Dengan keadaan
demikian keperawatan komunitas (masyarakat) memfragmentasi
menjadi keperawatan yang spesifik diantaranya keperawatan keluarga.
Akibatnya, jelas sekali bahwa keperawatan keluarga menjadi sasaran
yang spesifik dengan masalah keperawatan (kesehatan) yang spesifik
pula.

13
b. Beberapa permasalahan mengenai keperawatan keluarga yang muncul
di Indonesia :
a) Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara
global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di
negara kita.
b) Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para
tenaga kesehatan.
c) Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat
pasif.
d) Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e) Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f) Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu
ditingkatkan.
g) Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat
system yang belum berkembang.
h) Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang
meskipun telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun
belum disosialisaikan secara umum.
i) Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang
dengan fasilitas transportasi yang cukup.
j) Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k) Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l) Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan
juga terbatas.
m) Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n) Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga
kurang.
c. Tahap-tahap dalam proses keperawatan di Indonesia :
1. Pengkajian

14
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan
memakai norma-norma kesehatan maupun sosial yang merupakan
sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. Berisi :
a) Data umum

1) Nama Kepala Keluarga


2) Alamat dan Telpon
3) Pekerjaan Kepala Keluarga
4) Pendidikan Kepala Keluarga
5) Komposisi Keluarga dan Status Imunisasi
6) Genogram
7) Tipe Keluarga
8) Tipe Bangsa
9) Agama
10) Status Ekonomi Keluarga
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga
b) Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c) Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung Keluarga
d) Struktur Keluarga

15
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e) Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
f) Stress dan Koping Keluarga
g) Pemeriksaan Fisik
h) Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan
berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan
kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatannya.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang
telah disusun sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan
keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan
keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
tercapai. Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka
perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

16
faktor yaitu tujuan tidak realistis, tindakan keperawatan yang
tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010). Pengertian lain dari keperawatan
keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
keluarga dalam lingkup praktik keperawatan

17
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.


Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2012

Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. 2009. Family nursing: Research,
Theory & Practice. (5th ed.), New Jersey: Prentice Hall.

Maglaya, Arceli. 2009. Nursing Practice In the Community. Marikina City:


Argonauta Corporation.

Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

18
19

Anda mungkin juga menyukai