OLEH
092STYC17
MATARAM
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
bapak dosen dan Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar .....................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Keperawatan Gawat Darurat.....................................................................................2
B. Efek kondisi kegawatdaruratan terhadap pasien dan keluaga.........................3
C. Pengkajian primer dan skunder.................................................................................4
D. Peran dan fungsi perawat gawat darurat...................................................................8
E. Isu End Of Life di keperawatan gawatdarurat.........................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................................14
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang
seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain
yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan multilevel, baik dari pemberi
pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi segera.
Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal service (EMS)
atau di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan utama dari layanan ini
adalah memberikan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan medis
mendesak, dan tujuan menstabilkan kondisi saat itu, dan menyediakan transpor efisien
dan efektif bagi pasien menuju layanan pengobatan definitif.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian konsep keperawatan gawat darurat?
2. Apasajaperandanfungsiperawatgawatdarurat ?
3. Apasajaefekkondisikegawatdaruratanterhadappasiendankeluarga?
4. Apapengkajian primer dansekunder?
5. Apaisu end of life di keperawatangawatdarurat?
6. Apa saja prinsip-prinsipetik keperawatan gawat darurat?
C. Tujuan
Untuk memahami dan menyamakan konsep mengenai kegawatdaruratan agar dapat
diketahui dan ditangani dengan cepat dan tepat untuk menghindari perburukan
keadaan bagi masyarakat awam umumnya serta bagi tenaga kesehatan khususnya.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya. Biasanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya, pasien Vulnus
Lateratum tanpa pendarahan. Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan.
Biasanya dilambangkan dengan label hijau. Misalnya, pasien batuk, pilek.
Keperawatan gawat darurat atau emergency nursing merupakan pelayanan keperawatan
yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan. Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan
cedera atau sakit akut yang membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan
nyawa atau mencegah atau mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien
gawat darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera dengan tepat dan
cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kecacatan. Dalam penanganannya
dibutuhkan bantuan oleh penolong yang profesional. Derajat kegawatdaruratan serta
kualitas dari penanganan yang diberikan membutuhkan keterlibatan dari berbagai
tingkatan pelayanan, baik dari penolong pertama, teknisi kesehatan kegawatdaruratan
serta dokter kegawatdaruratannya itu sendiri. Respon terhadap keadaan
kegawatdaruratan medis bergantung kuat pada situasinya. Keterlibatan pasien itu sendiri
serta ketersediaan sumber daya untuk menolong. Hal tersebut beragam tergantung
dimana peristiwa kegawatdaruratan itu terjadi, diluar atau didalam rumah sakit (Caroline
2013).
Karakteristik keperawatan gawat darurat:
1. Tingkat kegawatan dan jumlah pasien sulit diprediksi
2. Keterbatasan waktu, data dan sarana: pengkajian, diagnosis, dan tindakan
3. Keperawatan diberikan untuk seluruh usia
4. Tindakan memerlukan kecepatan dan ketepatan tinggi
5. Saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan
3
e) Perasaan rapuh karena ketergantungan fisik dan emosional
b. Efek non psikologis
a) Ketidakberdayaan
b) Pukulan ( perubahan ) konsep diri
c) Perubahan citra diri
d) Perubahan pola hidup
e) Perubahan pada aspek social ekonomi
f) Keterbatasan komunikasi
2. Efek kegawatdaruratan terhadap keluarga
a. Efek psikologis
a) Stress terhadap kondisi penyakit pasien ( anggota keluarga ), prosedur
penanganan
b) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian pada pasien ( anggota
keluarga )
c) Pengingkaran terhadap kondisi krisis pasien ( anggota keluarga )
b. Efek non psikologis
a) Perubahan struktur peran dalam keluarga
b) Perubahan pelaksanaan fungsi peran dalam keluarga
c) Terbatasnya komunikasi dan waktu bersama
d) Perubahan pola hidup keluarga
4
Kelemahan menelan / batuk / melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan tak teratur, suara napas terdengar ronchi / aspirasi, weezhing,
sonor, stidor/ngorok, ekspansi dinding dada.
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini.
d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri atau
sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur GSC.
e. Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat di cari semua cedera yang
mungkin ada, jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dilaksanakan.
2. Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis
dapat menggunakan format AMPLE ( alergi, medikasi, post ilnes, last meal, dan
event/ environment yang berhubungan dengan kejadian ). Pemeriksaan fisik dimulai
dari kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostic.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga
berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
5
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
3. Sebagai educator
4. Sebagai koordinator
5. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
7. Sebagai pembaharu
b. Fungsi Perawat
6
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Interdependen
7
6. Hindari mengangkat atau memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya
ada kondisi yang membahayakan.
7. Jangan di beri minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan
tindakan anastesi umum dalam waktudekat.
8. Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan
dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Kondisi gawat darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut ( kumpulan materi mata
kuliah Gadar : 2006 ):
1. Gawat darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma
kepala dengan penurunan kesadaran.
2. Gawat tidak darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan yang darurat contohnya : kanker stadium lanjut
3. Darurat tidak gawat
Pasien akiba tmusibah yang datang tiba tiba tetapi tidak mengancam nyawa atau
anggota badannya contohnya :fraktur tulang tertutup.
4. Tidak gawat tidak darurat
Pasien poli klinik yang datang ke UGD
6. Isu End of life
1. pengertian
End Of Life merupakan salah satu tindakan yang membantumeningkatkan
kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo,2016). End of life care
adalah perawatan yang diberikan kepada orang-orangyang berada di bulan atau
tahun terakhir kehidupan mereka (NHS Choice,2015). End of life akan membantu
pasien meninggal dengan bermartabat.Pasien yang berada dalam fase tersebut
biasanya menginginkan perawatanyang maksimal dan dapat meningkatkan
kenyamanan pasien tersebut.
End of life merupakan bagian penting dari keperawatan paliatif yang
diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan.End of life carebertujuan
untuk membantu orang hidup dengan sebaik- baiknya dan meninggal dengan
8
bermartabat (Curie, 2014). End of life careadalah salah satu kegiatan membantu
memberikan dukungan psikososial danspiritual (Putranto, 2015). Jadi dapat
disimpulkan bahwa End of life caremerupaka salah satu tindakan keperawatanyang
difokuskan pada orang yangtelah berada di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan
untuk membuat oranghidup dengan sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan
meninggal dengan bermartabat.
9
maka proses pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan kepada para
pasien dan akurat didokumentasikan
6. Perawatan non diskriminatifKeputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-
diskriminatifdan harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan
dengankondisi medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.
7. Hak dan kewajiban tenaga kesehatanTenaga kesehatan tidak berkewajiban
untuk memberikan perawatan yang tidak rasional, khususnya, pengobatan yang
tidak bermanfaat bagi pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima perawatan
yang sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pengobatan yang sesuai dengan norma-norma profesional dan standar hukum
8. Perbaikan terus-menerus tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk berusaha
dalam memperbaiki intervensi yang diberikan pada standar perawatan end oflife
baik kepada pasien maupun kepada keluarga.
BAB III
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera atau
sakit akut yang membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan nyawa atau
mencegah atau mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien gawat
darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera dengan tepat dan
cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kecacatan.
B. Saran
Kegawatdaruratan harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap
orang yang pertama menemukan / mengetahui (orang awam, perawat, paramedis,
dokter), baik di dalam maupun di luar rumah sakit karena kejadian ini dapat
terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.
DAFTAR PUSTAKA
11
Boswick, John A. 1997. Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care). Jakarta : EGC
Institute For Clinical Systems Improvement. 2011. Health Care Protocol: Rapid
Response TeamDiaksestanggal 17 Januari 2018
Margaretha, Caroline. 2013. Konsep Keperawatan Gawat Darurat. Diakses pada
tanggal 18 Januari 2018
Royal Brisbane and Women’s Hospital Health Service District. 2007. Kode Biru
Manual. Diakses pada tanggal 17 Januari 2018
Saed, MD & Amin, Mohd.2011. Code Blue System. Diaksestanggal 17 Januari 2018
Saanin, S. 2012. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). BSB
Dinkes Sprovinsi Sumatera Barat
12