Anda di halaman 1dari 3

UPAYA PREVENTIF YANG BISA Di LAKUKAN OLEH PERAWAT Di

PUSKESMAS PADA KASUS PENGUNGSIAN KORBAN BENCANA ALAM

Oleh:

M. Abdul Hamid Zubair


049STYC17

Menurut departement kesehatan repoblik indonesia Bencana merupakan


peristiwa /kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kegiatan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak
luar. Semua jenis kerusakan yang di sebutkan sudah menjadi tanggung jawab
bersama untuk saling bekerjasama untuk mencegah masalah-masalah baru yang
akan berpotensi muncul, sehingga untuk mencapai itu semua di butuhkan
kerjasama yang bersinergi antar berbagai profesi dan lembaga dalam rangka
menyusun perencanaan manajemen bencana

Sedangkan manajemen bencana merupakan proses yang sistematis dimana


didalamnya termasuk berbagai macam kegiatan yang memanfaatkan kemampuan
dari berbagai lintas profesi serta kebijakan pemerintah, juga kemampuan
komunitas dan individu menyesuaikan diri dalam rangka meminimalisir kerugian.

Berdasarkan gambar di atas kondisi masyarakat berdasarkan fase bencana


sudah sampai pada fase impact dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk
bertahan hidup (survive). pada kondisi ini secara kesehatan memiliki resiko besar
terpapar penyakit berbagai jenis penyakit, belum lagi kondisi korban akan masuk
pada fase bencana yang ketiga (post inpact) yang dimana pada fase ini para
korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai dari penolakan, marah,
tawar menawar, depresi hingga penerimaan sehingga sangat rentan mengalami
gangguan jiwa.

Sebagai tenaga kesehatan perawat hususnya perawat komunitas yang


berada pada pusat pelayanan kesehatan masyarakat atau puskesmas harus mampu
menjalankan tugas peran sebagai perawat komunitas mulai dari memberi
pelayanan yang baik kepada klien, sebagai edukator, pengelola, fasilitator,
organisator, penemu kasus, role model dan inovator.

Terdapat dua upaya independen perawat yang dapat di lakukan oleh


perawat komunitas yaitu upaya promotif dan upaya preventif. upaya prventif yang
dapat di lakukan oleh perawat sesuai kasus gambar di atas adalah sebagai berikut :

1. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan primer merupakan upaya pencegahan awal sebelum
masalah atau stressor muncul, pada fase impact seperti kasus pada gambar
di atas, memiliki resiko penyakit atau stressor yang sangat tinggi, baik itu
dari prespetif fisik biologis maupun psikologis. ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi jenis- jenis penyakit resiko yang akan muncul
dengan melakukan riset jenis penyakit yang sekiranya memiliki
resiko tinggi muncul pada pasien komunitas
b. Memberikan contoh pola hidup yang baik, dengan berbagai kondisi
bahkan sampai pada kondisi yang survive
c. Mengajarkan klien komunitas untuk PHBS sebagai upaya
pencegahan primer terhadap penyakit infeksius
d. Berkoordinasi dengan berbagai dinas pemerintahan serta lembaga-
lembaga lain yang terkait termasuk psikolog/psikiater untuk
mencegah adanya masalah kejiawaan pada klien komunitas akibat
depresi.
2. Pencegahan Skunder
pencegahan skunder merupakan upaya pencegahan setelah stressor
masuk ke komunitas, pada fase impact seperti kasus pada gambar di atas,
berbagai masalah juga sudah muncul pada klien komunitas seperti
kurangnya akses pelayanan kesehatan yang dapat di jangkau, lingkungan
yang tidak mendukung untuk PHBS serta adanya tekanan psikologis
karena perubahan situasi lingkungan hidup klien. ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh perawat untuk pencegahan skunder antara lain
sebagai berikut:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan diagnosis masalah
klien
b. memfasilitasi konsultasi kesehatan pada klien baik yang memilki
masalah kesehatan maupun tidak.
c. membuat tim kesehatan yang akan menangani masalah kesehatan
yang di alami klien.
d. bekerjasama dengan lembaga yang menampung psikolog untuk
membantu meyakinkan serta menenangkan klien dengan situasi yang
saat itu.
e. bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun lembaga
kemsyarkatan untuk membantu menyediakan fasilitas yang
mendukung PHBS (spt.air bersih, sandang, papan, dan pangan)
3. Pencegahan Tersier
pencegahan tersier merupakan preventif yang di lakukan ketika
stressor sudah mencapai drajat reaksi yang lebih lanjut, ini biasanya di
lakukan untuk klien dengan komplikasi lebih serius akibat dari adanya
bencana yang menimpa komunitas hal yang dapat dilakukan oleh perawat
untuk pencegahan tersier antara lain sebagai berikut:
a. menfasilitasi serta membantu dalam proses perujukan klien ke
playanan kesehatan yang lebih lanjut
b. membantu klien komunitas untuk kembali pada kehidupan normal
c. memberikan pelayanan dengan semaksimal mungkin untuk
meningkatkan kualitas hidup klien.

Anda mungkin juga menyukai