Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Perkembangan Fisik dan Perkembangan Emosi Dalam Proses Pembelajaran

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Psikologi

Dosen Pengampu: Dr. Nurul Mufidah , M.Pd

Oleh :

Dinda Siti Sofiah (200104110148)

Lilis Imroatul Khoiro (200104110150)

Putri Sayyida Rahmadani (200104110151)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-NYA, tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 13 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar……………………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………….. ii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1

C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………….. 1

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………….. 2

A. Pengertian Psikologi Perkembangan……………………………………………… 2

B. Perkembangan Fisik………………………………………………………………. 2

C. Implikasi Perkembangan Fisik……………………………………………………. 5

D. Perkembangan Emosi……………………………………………………………... 6

E. Implikasi Perkembangan Emosi…………………………………………………… 9

Bab III Penutup……………………………………………………………………………. 9

Kesimpulan…………………………………………………………………………… 9

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendidik seorang anak tentunya orang tua harus memperhatikan


perkembangan fisik serta motorik anak. Dengan didukung memberikan makanan dengan
gizi seimbang serta perhatian dan nafkah dari orang tua tentunya hal itu akan sangat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk tercapainya manusia yang
dewasa dan sehat jasmani dan rohani seorang anak harus dijauhkan dari hal-hal negatif yang
dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.Serta emosi dalam dirinya harus
dipehatikan dalam proses perkembangan, karena emosi dalam diri anak sangat berpengaruh
dalam proses perkembangan.

Dari pembelajaran ini kita akan dapat mengetahui mengenai wawasan pembelajaran
serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran serta perkembangan
terhadap pembelajaran anak sampai orang dewasa . Makalah ini akan membahas mengenai
perkembangan anak, sehingga kita dapat memahami bagaimana dunia anak dan hal-hal yang
dapat membantu pertumbuhan anak dengan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan teori perkembangan ?

2. Bagaimanakah yang dimaksudkan perkembangan fisik dalam proses pembelajaran ?

3. Bagaimana implikasi perkembangan fisik dalam proses belajar?

4. Bagaimanakah yang dimaksud perkembangan emosi dalam proses pembelajaran?

5. Bagaimana implikasi perkembangan emosi dalam proses belajar?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui teori perkembangan dalam pendidikan.

2. Untuk mengetahui perkembangan fisik dalam sebuah proses pembelajaran.

1
3. Untuk mengetahui implikasi perkembangan fisik dalam sebuah proses belajar

4. Untuk mengetahui perkembangan emosi dalam sebuah proses pembelajaran.

5. Untuk mengetahui implikasi perkembangan emosi dalam sebuah proses belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi berasal dari kata psychologie (berasal dari bahasa belanda, dibaca psikholokhi)
atau psychology (berasal dari bahasa Inggris, dibaca saikoloji) psychology berakar dari kata
psyche dan logos.Psyche artinya jiwa, dan Logos bermakna ilmu.

Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara


sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses
yang menjadi dasar perubahan yang terjadi dalam diri baik perubahan struktur jasmani,
perilaku, maupun fungsi mental manusia.Psikologi perkembangan memiliki tujuan
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri seseorang serta mengetahui
perilaku, minat dan menemukan sebab-sebab perubahan yang bersifat individual maupun
universal.

B. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik ialah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, sistem syaraf,


kapasitas sensorik dan keterampilan motorik.Perubahan pada tubuh atau fisik bisa dilihat dari
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual
dan fungsi reproduksi.

Ada 4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson, antara lain sebagai
berikut:

2
1. Sistem syaraf (perkembangan emosi dan kecerdasan)
2. Otot-otot (kemampuan dan kekuatan dalam gerak motorik)
3. Kelenjar Endokrin (perubahan-perubahan pola tingkah laku baru)
4. Struktur fisik/tubuh (pertumbuhan berat badan dan tinggi

Dalam perkembangan fisik manusia terjadi beberapa tahapan , diantaranya:

a. Perkembangan Masa Bayi


Pada saat dilahirkan, Panjang rata rata bayi adalah 20 inci tau 50 cm dengan berat 3,4kg. Pada
masa bayi dia akan mengalami perkembangan reflek diantaranya :
o Reflek menghisap dan mencari
o Reflek moro
o Reflek menggenggam

Sebelum perkembangan reflek menghilang, bayi sudah dapat melakukan beberapa


gerakan tubuh yang lebih terkendali dan disengaja.Pada umur kira-kira 4 bulan bayi dapat
berguling dan pada usia 4-5 bulan bayi dapat menopang sebagian berat badan dengan
kakinya. Di usia 6 bulan bayi dapat duduk tanpa dukungan, pada usia 7 bulan dapat
merangkak dan berdiri tanpa dukungan. Pada usia 8 bulan bayi dapat menyangga tubuh
hingga ke posisi berdiri, dan pada usia 10-11 bulan bayi akan berjalan dengan bantuan kursi
dan alat lainnya, hingga memasuki usia 12-13 bulan bayi akan berjalan secara mandiri tanpa
bantuan. Itu merupakan keterampilan motorik kasar yang meliputi keterampilan otot-otot
besar lengan, kaki, dan batang tubuh seperti berjalan dan melompat. Dan dalam
perkembangan motorik halus bayi meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh seperti
menyentuh dan memegang, perkembangan sensor, pengecapan, penciuman, pendengaran,
penglihatan dan perkembangan otak pada bayi.

b. Perkembangan Masa Anak-Anak Awal

Pada usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih lambat
daripada bagian bawah. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6
persen, dan badan berat bertambah sekitar 10 persen setiap tahun. Pada usia 6 tahun, tinggi
rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun, tinggi anak

3
mencapai 60 inci dan berat 80-hingga 42,5 kg. Pada masa ini, peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Pertumbuhan fisik pada masa ini, disamping
memberikan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas baru, juga dapat
menimbulkan permasalahan dan kesulitan secara fisik dan psikologi.
Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan yang dibutuhkan untuk membidik,
menyepak, melempar, dan menangkap juga berkembang. Pada usia 7 tahun, tangan anak
semakin kuat dan ia lebih menyukai pensil warna dari pada krayon. Dari usia 8 hingga 10
tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat.
Untuk, memperhalus keterampilan motorik mereka, anak harus melakukan berbagai
aktifitas fisik. Disamping itu, anak-anak juga harus melibatkan diri dalam aktifitas
permainan olahraga, seperti senam, berenang, atau permainan hoki.

c. Perkembangan Masa Remaja

Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah 59/60 inci.
Tetapi, pada usia 18 tahun tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci, sedangkan
perempuan hanya 64 inci. Pada masa remaja, terjadi perubahan ciri-ciri seks sekunder,
diantaranya:

a. Laki-laki
⚫ Tumbuh kumis dan janggut
⚫ Tumbuh jakun
⚫ Dada dan bahu melebar
⚫ Suara berat
⚫ Tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki, dan di lengan
⚫ Otot-otot menjadi kuat

b. Perempuan
⚫ Pinggul yang membesar
⚫ Tumbuh bulu di ketiak
⚫ Suara menjadi lebih halus

4
⚫ Menstruasi

d. Perkembangan Masa Dewasa dan Tua


Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Perkembangan
fisik yang terjadi selama masa dewasa meliputi: kesehatan badan, sensor dan perseptual, serta
otak. Pada masa ini, diusia 18-25 tahun individu memiliki kekuatan yang terbesar dan gerak
reflek yang sangat cepat. Pada masa ini, perempuan juga akan mengalami masa Menopause
pada usia pada usia 40-50 tahun.
C. Implikasi Perkembangan Fisik Dalam Proses Belajar

Peran guru sangat penting dalam membantu peserta didik untuk mengoptimalkan
perkembangan fisik. Begitu pentingnya peran guru dalam pembelajaran sehingga muncul
kesepakatan bahwa guru adalah pahlawan bangsa. Letak masa depan bangsa berada di tangan
guru, guru juga sebagai penyampai kebenaran dan pengetahuan yang bersifat ilahiyah. Selain
itu, juga sangat berkontribus dalam pembentukan karakter peserta didik. Dengan memahami
karakteristik perkembangan fisik peserta didik, maka guru harus mampu mengondisikan
pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik fisik pederta didik dengan cara :

1. Guru lebih memahami dan menghargai perbedaan individual anak, khususnya


karakteristik fisik. Misalnya anak yang tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, dll semua
harus mendapat tempat yang benar di dalam hati guru dan mendapat perlakuan yang
sama.
2. Orang tua dan peserta didik harus selalu diingatkan tentang pentingnya makanan bergizi
untuk pertumbuhan fisik peserta didik, khususnya makanan empat sehat lima sempurna.
Bukan makanan yang dibeli siap saji.
3. Media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan yang bisa secara langsung
menstimulasi fisik dan psikomotorik anak, misalnya media empat dimensi.
4. Guru harusnya lebih banyak memberikan stimulasi supaya mempercepat kematangan
perkembangan psikomotorik peserta didik, misalnya pemberian layanan pengajaran dan
bimbingan.

5
5. Guru mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan
pertumbuhan. Misalnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif
mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya, dan
guru mengambil posisi kunci untuk menolong mereka menggunakan dan
mengembangkan bakat-bakat mereka.
6. Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk bermain bagi peserta didik.
Dengan bermain, mereka mempelajari segala hal dan yang terpenting mampu melatih
fisik dan psikomotorik mereka. Hal itu juga bisa meminimalisir mereka menggunakan
permainan yang menggunakan handphone yang justru berbahaya bagi perkembangan
fisik dan psikomotorik mereka.

Pemahaman terhadap perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik berguna untuk para
pendidik dalam menyusun desain pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.

D. Perkembangan Emosi

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu


(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari
perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturtion) yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah).

Emosi adalah perasaan yang secara fisiologis dan psikologis dimiliki oleh anak dan
digunakan untuk merespons terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Berarti dapat kita
simpulkan bahwa perkembangan emosi adalah perubahan tingkah laku dalam bertindak atau
mengambil keputusan.

1. Tahapan Perkembangan Emosi

Perkembangan anak yang berada pada usia 0-6 tahun dan antara 0-8 tahun menurut
para pakar pendidikan. Pada masa ini anak mengalami 2 pertumbuhan serta
perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan di masa mendatang sehingga
masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden age ini sangat berpengaruh pada

6
tahap tumbuh kembang selanjutnya. Berdasarkan berbagai penelitian dibidang neuroligi,
terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam waktu 4 tahun pertama.

a. Usia 0-2 tahun


Pada anak usia 0-2 tahun ini dia belum bisa mengontrol emosinya, mereka
hanya ingin orang lain menuruti kemauannya.Pada minggu ke 3-4 anak akan
menunjukkan emosinya melalui sebuah senyuman ketika merasa nyaman.Dan
pada bulan ke-4 sampai ke-8 anak akan mulai dapat menunjukkan emosi lainnya,
seperti marah, takut dan gembira.Dan pada usia 12-15 bulan anak akan merasa
ketergantungan kepada orang-orang yang berada didekatnya, sehingga dia akan
merasa terancam jika ada orang lain yang mendekatinya.Dan pada usia 2 tahun,
maka anak akan mulai meniru emosi orang-orang yang berada di dekatnya.

b. Usia 2-3 tahun


Pada usia 3 tahun, anak akan lebih bisa bertoleransi terhadap orang lain.Dia
juga lebih bisa mengontrol emosinya serta dapat menekspresikan wajahnya.Peran
orang tua juga sangat penting dalam fase ini, karena anak akan mencoba
menerjemahkan bahasa verbal yang disampaikan orangtua.

c. Usia 4-5 Tahun


Pada usia ini anak akan menginginkan kebebasan, lepas dari pengawasan
orang tua. Anak akan mulai menyukai hal-hal yang belum pernah ditemui
sebelumnya, dan juga mulai menyukai hal-hal yang mengejutkan.

d. Usia 6 Tahun
Pada usia ini emosi anak semakin matang, dia akan memikirkan sebab dari
setiap emosinya.Emosi anak juga akan mudah berubah, dari bahagia hingga tiba-
tiba menangis.Dalam fase ini anak juga akan mampu menguasai keterampilan
untuk menyiapkan diri untuk memasuki fase selanjutnya, untuk memasuki fase
menjadi dewasa.
e. Usia 7-8 Tahun

7
Anak yang sudah menginjak usia ini sudah semakin matang dalam
beremosi. Ia juga lebih pandai mengendalikan diri. Beberapa perhatiannya banyak
difokuskan pada hal – hal yang bersifat eksternal. Seperti cerita yang ia lihat di
televisi. Anak pada usia ini sudah mengerti beberapa tujuan hidupnya. Ia tahu
mana yang ia inginkan. Maka, sering kali orang tua dibuat pusing kepala karena
keinginan anak yang selalu minta dituruti. Kestabilan emosi anak, terutama dalam
hal toleransi semakin baik. Ia bisa berempati pada orang lain.
f. Usia 8-12 Tahun
Pada fase ini pola emosi akan menyerupai seperti fase anak-anak.Mereka
memiliki pola emosi seperti kasih sayang, gembira, marah, takut, cinta, cemas
sedih kecewa, dan lain-lain.
g. Usia 11-12 Tahun
Pada fase usia 11-12 tahun, anak akan mulai memahami mengenai norma-
norma yang ada di lingkungannya. Mereka akan mulai beradaptasi dan tidak
sekaku ketika masa kanak-kanak. Selain itu, mereka akan mulai paham bila
penilai baik dan buruk dapat dibuah sesuai keadaan dan situasi yang ada.

Menurut Meier, emosi mempunyai pengaruh yang besar pada kualitas pembelajaran.
Emosi yang positif dapat mempercepat proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar yang
lebih baik. Sedangkan demikian emosi yang negatif dapat memperlambat proses pengajaran atau
bahkan menghentikannya. Maka dari itu pentingnya menumbuhkan emosi yang positif dalam
pembelajaran.

Meier juga mengungkapkan kegembiraan dalam belajar merupakan penentu utama


kualitas pembelajaran itu sendiri, kegembiraan bukan hanya ditandai dengan hura-hura, suasana
kelas yang berisik. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai
kesemangatan pada diri si pembelajar.

Menurut David Sousa, untuk menciptakan lingkungan belajar yang merangsang otak
siswa, guru harus mempraktekkan hal-hal yang baru dalam sebuah pembelajaran. Hal-hal baru
disini secara sederhana, berarti menggunakan berbagai pendekatan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Hal-hal tersebut meliputi:

8
1. Humor
Banyak sekali keuntungan positif yang didapati dengan menggunakan humor didalam
proses pembelajaran.
2. Pergerakan
Ketika kita duduk diam lebih dari 20 menit, darah di dalam tubuh kita terkumpul di
pantat dan kaki kita. Dengan bangkit, berdiri, dan bergerak, secara tidak langsung
melancarkan peredaran darah kita. Dalam saru menit saja, kita akan memiliki sekitar
15 persen lebih banyak darah yang mengalir di otak.
3. Kuis dan Permainan
Selain menyenangkan, permainan serta kuis memiliki nilai tambah tersendiri, dalam
arti mengharuskan murid untuk berlatih dan mengerti konsep sebelum mereka bisa
membuat pertanyaan-pertanyaan kuis dan jawabannya.
4. Musik
Meskipun penelitian ini masih belum memiliki bukti-bukti lengkap, terdapat beberapa
kelebihan jika kita memainkan musik di dalam kelas pada waktu-waktu tertentu
selama proses pembelajaran itu terjadi.
E. Implikasi Emosi Dalam Proses Belajar

Emosi selalu berhubungan dengan perasaan. Setiap peserta didik memiliki emosi yang
beragam. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh orang dewasa di sekitar untuk
pengembangan emosi peserta didik, yakni :

1. Guru dan orang tua tidak boleh membuat jarak social, tapi harus lebih dekat dengan

peseta didik. Kemampuan mendekati anak dalam keadaan apapun, maksudnya

adalah orang tua atau guru hendaklah dapat melakukan gerak yang cukup dekat

bahkan menyatu dengan lingkungan anak sehingga gerak, dinamika, dan berbagai

ekspresi anak berada dalam wilayah dan jangkauan guru / orang tua.

2. Guru atau orang tua harus terampil dalam mengamati atau mengobservasi berbagai

karakter emosi dan perilaku sosial anak, terutama yang diekspresikan melalui

tampilan fisik, mental, dan psikologis. Apalagi saat ini di era millennial ekspresi

9
emosi jarang bisa ditemukan pada peserta didik karena mereka terbiasa

mengekspresikan emosi mereka berdasarkan symbol-simbol yang ada di handphone

sehingga saat mereka marah di dunia nyata, maka ekspresi emosi mereka menjadi

berlebihan dan kadang kurang tepat.

3. Guru dan orang tua harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merekam,

mencatat, dan membuat prediksi – prediksi tentang perbuatan apa yang akan

menyertai peserta didik. Bila memungkinkan pencatatan, perekaman, bahkan

termasuk penanganannya tidak mengalami penundaan. Untuk itu, ada baiknya

setiap observer, terutama guru, senantiasa menyimpan kertas kecil dan alat tulis

dalam sakunya apabila sewaktu- waktu harus mencatat ekspresi emosi dan sosial

peserta didik. Perlunya kesegaran dalam menangani anak, didasarkan atas

pertimbangan bahwa pada usia taman kanak- kanak berbagai ekspresinya dominan

bersifat spontan.

4. Untuk mendukung kemampuan diatas, sebaiknya guru atau orang tua bersifat

objektif, bertindak sesuai kadar dan tingkatan ekspresi yang ditampilkan anak. Guru

atau orang tua harus mampu menjaga perlakuan yang adil dan bijaksana terhadap

semua anak sehingga tidak menimbulkan masalah perilaku emosi dan sosial yang

kompleks pada anak- anak.

Bukan hanya peserta didik, namun gurupun juga harus memiliki keterampilan dalam
mengelola emosi. Menurut Golemen (1995) terdapat cara-cara yang dapat 16 dilakukan untuk
dapat memiliki kecerdasan emosi, yakni belajar mengembangkan kesadaran diri, belajar
mengambil keputusan pribadi, belajar mengelola perasaan, belajar menangani stress, belajar
berempati, belajar berkomunikasi, belajar membuka diri, belajar mengembangkan pemahaman,

10
belajar menerima diri sendiri, belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi, belajar
mengembangkan ketegasan, mempelajari dinamika kelompok, belajar menyelesaikan konflik.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Definisi psikologi perkembangan yakni menunjukkan bahwa psikologi merupakan salah


satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan
tingkah laku dan proses perkembangan dari lahir sampai mati. Sedangkan perkembangan fisik
adalah perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik yang ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat badan serta pertumbuhan tulang dan otot dan juga
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Sedangkan perkembangan emosi merupakan
keadaan pada diri seseorang yang disertai perasaan-perasaan tertentu yang dirasakan pada saat
menghadapi suatu situasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Basleman. Anisah. Dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Bawani. Imam. 1985. Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Desmita .2017. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gunarsa. Singgih. D .1981. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hude. M. Darwis. 2006. Emosi Manusia didalam Alquran. Jakarta: Erlangga.

Manz. Charles.C. 2003. 5 Langkah Menata Emosi Untuk Merasa Lebih Baik Setiap Hari.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.

http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-PERKEMBANGAN-
PESERTA-DIDIK.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai