Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Psikologi
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-NYA, tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar……………………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………….. 1
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………….. 2
B. Perkembangan Fisik………………………………………………………………. 2
D. Perkembangan Emosi……………………………………………………………... 6
Kesimpulan…………………………………………………………………………… 9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari pembelajaran ini kita akan dapat mengetahui mengenai wawasan pembelajaran
serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran serta perkembangan
terhadap pembelajaran anak sampai orang dewasa . Makalah ini akan membahas mengenai
perkembangan anak, sehingga kita dapat memahami bagaimana dunia anak dan hal-hal yang
dapat membantu pertumbuhan anak dengan baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
3. Untuk mengetahui implikasi perkembangan fisik dalam sebuah proses belajar
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi berasal dari kata psychologie (berasal dari bahasa belanda, dibaca psikholokhi)
atau psychology (berasal dari bahasa Inggris, dibaca saikoloji) psychology berakar dari kata
psyche dan logos.Psyche artinya jiwa, dan Logos bermakna ilmu.
B. Perkembangan Fisik
Ada 4 aspek perkembangan fisik menurut Kuhlen dan Thompson, antara lain sebagai
berikut:
2
1. Sistem syaraf (perkembangan emosi dan kecerdasan)
2. Otot-otot (kemampuan dan kekuatan dalam gerak motorik)
3. Kelenjar Endokrin (perubahan-perubahan pola tingkah laku baru)
4. Struktur fisik/tubuh (pertumbuhan berat badan dan tinggi
Pada usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih lambat
daripada bagian bawah. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6
persen, dan badan berat bertambah sekitar 10 persen setiap tahun. Pada usia 6 tahun, tinggi
rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun, tinggi anak
3
mencapai 60 inci dan berat 80-hingga 42,5 kg. Pada masa ini, peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Pertumbuhan fisik pada masa ini, disamping
memberikan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas baru, juga dapat
menimbulkan permasalahan dan kesulitan secara fisik dan psikologi.
Sejak usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan yang dibutuhkan untuk membidik,
menyepak, melempar, dan menangkap juga berkembang. Pada usia 7 tahun, tangan anak
semakin kuat dan ia lebih menyukai pensil warna dari pada krayon. Dari usia 8 hingga 10
tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat.
Untuk, memperhalus keterampilan motorik mereka, anak harus melakukan berbagai
aktifitas fisik. Disamping itu, anak-anak juga harus melibatkan diri dalam aktifitas
permainan olahraga, seperti senam, berenang, atau permainan hoki.
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah 59/60 inci.
Tetapi, pada usia 18 tahun tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci, sedangkan
perempuan hanya 64 inci. Pada masa remaja, terjadi perubahan ciri-ciri seks sekunder,
diantaranya:
a. Laki-laki
⚫ Tumbuh kumis dan janggut
⚫ Tumbuh jakun
⚫ Dada dan bahu melebar
⚫ Suara berat
⚫ Tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki, dan di lengan
⚫ Otot-otot menjadi kuat
b. Perempuan
⚫ Pinggul yang membesar
⚫ Tumbuh bulu di ketiak
⚫ Suara menjadi lebih halus
4
⚫ Menstruasi
Peran guru sangat penting dalam membantu peserta didik untuk mengoptimalkan
perkembangan fisik. Begitu pentingnya peran guru dalam pembelajaran sehingga muncul
kesepakatan bahwa guru adalah pahlawan bangsa. Letak masa depan bangsa berada di tangan
guru, guru juga sebagai penyampai kebenaran dan pengetahuan yang bersifat ilahiyah. Selain
itu, juga sangat berkontribus dalam pembentukan karakter peserta didik. Dengan memahami
karakteristik perkembangan fisik peserta didik, maka guru harus mampu mengondisikan
pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik fisik pederta didik dengan cara :
5
5. Guru mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan
pertumbuhan. Misalnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus aktif
mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya, dan
guru mengambil posisi kunci untuk menolong mereka menggunakan dan
mengembangkan bakat-bakat mereka.
6. Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk bermain bagi peserta didik.
Dengan bermain, mereka mempelajari segala hal dan yang terpenting mampu melatih
fisik dan psikomotorik mereka. Hal itu juga bisa meminimalisir mereka menggunakan
permainan yang menggunakan handphone yang justru berbahaya bagi perkembangan
fisik dan psikomotorik mereka.
Pemahaman terhadap perkembangan fisik dan psikomotorik peserta didik berguna untuk para
pendidik dalam menyusun desain pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.
D. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan yang secara fisiologis dan psikologis dimiliki oleh anak dan
digunakan untuk merespons terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Berarti dapat kita
simpulkan bahwa perkembangan emosi adalah perubahan tingkah laku dalam bertindak atau
mengambil keputusan.
Perkembangan anak yang berada pada usia 0-6 tahun dan antara 0-8 tahun menurut
para pakar pendidikan. Pada masa ini anak mengalami 2 pertumbuhan serta
perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan di masa mendatang sehingga
masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden age ini sangat berpengaruh pada
6
tahap tumbuh kembang selanjutnya. Berdasarkan berbagai penelitian dibidang neuroligi,
terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam waktu 4 tahun pertama.
d. Usia 6 Tahun
Pada usia ini emosi anak semakin matang, dia akan memikirkan sebab dari
setiap emosinya.Emosi anak juga akan mudah berubah, dari bahagia hingga tiba-
tiba menangis.Dalam fase ini anak juga akan mampu menguasai keterampilan
untuk menyiapkan diri untuk memasuki fase selanjutnya, untuk memasuki fase
menjadi dewasa.
e. Usia 7-8 Tahun
7
Anak yang sudah menginjak usia ini sudah semakin matang dalam
beremosi. Ia juga lebih pandai mengendalikan diri. Beberapa perhatiannya banyak
difokuskan pada hal – hal yang bersifat eksternal. Seperti cerita yang ia lihat di
televisi. Anak pada usia ini sudah mengerti beberapa tujuan hidupnya. Ia tahu
mana yang ia inginkan. Maka, sering kali orang tua dibuat pusing kepala karena
keinginan anak yang selalu minta dituruti. Kestabilan emosi anak, terutama dalam
hal toleransi semakin baik. Ia bisa berempati pada orang lain.
f. Usia 8-12 Tahun
Pada fase ini pola emosi akan menyerupai seperti fase anak-anak.Mereka
memiliki pola emosi seperti kasih sayang, gembira, marah, takut, cinta, cemas
sedih kecewa, dan lain-lain.
g. Usia 11-12 Tahun
Pada fase usia 11-12 tahun, anak akan mulai memahami mengenai norma-
norma yang ada di lingkungannya. Mereka akan mulai beradaptasi dan tidak
sekaku ketika masa kanak-kanak. Selain itu, mereka akan mulai paham bila
penilai baik dan buruk dapat dibuah sesuai keadaan dan situasi yang ada.
Menurut Meier, emosi mempunyai pengaruh yang besar pada kualitas pembelajaran.
Emosi yang positif dapat mempercepat proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar yang
lebih baik. Sedangkan demikian emosi yang negatif dapat memperlambat proses pengajaran atau
bahkan menghentikannya. Maka dari itu pentingnya menumbuhkan emosi yang positif dalam
pembelajaran.
Menurut David Sousa, untuk menciptakan lingkungan belajar yang merangsang otak
siswa, guru harus mempraktekkan hal-hal yang baru dalam sebuah pembelajaran. Hal-hal baru
disini secara sederhana, berarti menggunakan berbagai pendekatan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Hal-hal tersebut meliputi:
8
1. Humor
Banyak sekali keuntungan positif yang didapati dengan menggunakan humor didalam
proses pembelajaran.
2. Pergerakan
Ketika kita duduk diam lebih dari 20 menit, darah di dalam tubuh kita terkumpul di
pantat dan kaki kita. Dengan bangkit, berdiri, dan bergerak, secara tidak langsung
melancarkan peredaran darah kita. Dalam saru menit saja, kita akan memiliki sekitar
15 persen lebih banyak darah yang mengalir di otak.
3. Kuis dan Permainan
Selain menyenangkan, permainan serta kuis memiliki nilai tambah tersendiri, dalam
arti mengharuskan murid untuk berlatih dan mengerti konsep sebelum mereka bisa
membuat pertanyaan-pertanyaan kuis dan jawabannya.
4. Musik
Meskipun penelitian ini masih belum memiliki bukti-bukti lengkap, terdapat beberapa
kelebihan jika kita memainkan musik di dalam kelas pada waktu-waktu tertentu
selama proses pembelajaran itu terjadi.
E. Implikasi Emosi Dalam Proses Belajar
Emosi selalu berhubungan dengan perasaan. Setiap peserta didik memiliki emosi yang
beragam. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh orang dewasa di sekitar untuk
pengembangan emosi peserta didik, yakni :
1. Guru dan orang tua tidak boleh membuat jarak social, tapi harus lebih dekat dengan
adalah orang tua atau guru hendaklah dapat melakukan gerak yang cukup dekat
bahkan menyatu dengan lingkungan anak sehingga gerak, dinamika, dan berbagai
ekspresi anak berada dalam wilayah dan jangkauan guru / orang tua.
2. Guru atau orang tua harus terampil dalam mengamati atau mengobservasi berbagai
karakter emosi dan perilaku sosial anak, terutama yang diekspresikan melalui
tampilan fisik, mental, dan psikologis. Apalagi saat ini di era millennial ekspresi
9
emosi jarang bisa ditemukan pada peserta didik karena mereka terbiasa
sehingga saat mereka marah di dunia nyata, maka ekspresi emosi mereka menjadi
3. Guru dan orang tua harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam merekam,
mencatat, dan membuat prediksi – prediksi tentang perbuatan apa yang akan
setiap observer, terutama guru, senantiasa menyimpan kertas kecil dan alat tulis
dalam sakunya apabila sewaktu- waktu harus mencatat ekspresi emosi dan sosial
pertimbangan bahwa pada usia taman kanak- kanak berbagai ekspresinya dominan
bersifat spontan.
4. Untuk mendukung kemampuan diatas, sebaiknya guru atau orang tua bersifat
objektif, bertindak sesuai kadar dan tingkatan ekspresi yang ditampilkan anak. Guru
atau orang tua harus mampu menjaga perlakuan yang adil dan bijaksana terhadap
semua anak sehingga tidak menimbulkan masalah perilaku emosi dan sosial yang
Bukan hanya peserta didik, namun gurupun juga harus memiliki keterampilan dalam
mengelola emosi. Menurut Golemen (1995) terdapat cara-cara yang dapat 16 dilakukan untuk
dapat memiliki kecerdasan emosi, yakni belajar mengembangkan kesadaran diri, belajar
mengambil keputusan pribadi, belajar mengelola perasaan, belajar menangani stress, belajar
berempati, belajar berkomunikasi, belajar membuka diri, belajar mengembangkan pemahaman,
10
belajar menerima diri sendiri, belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi, belajar
mengembangkan ketegasan, mempelajari dinamika kelompok, belajar menyelesaikan konflik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Basleman. Anisah. Dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Bawani. Imam. 1985. Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Gunarsa. Singgih. D .1981. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Manz. Charles.C. 2003. 5 Langkah Menata Emosi Untuk Merasa Lebih Baik Setiap Hari.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.
http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-PERKEMBANGAN-
PESERTA-DIDIK.pdf
12