Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan

Hiperemesis Gravidarum
di Ruang Ponek
Rumah Sakit Tingkat III Ciremai

Nama : Haryani
NIM : JNR0220129

Program Profesi Ners Reguler


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
2022-2023
A. Konsep Penyakit
I. Definisi Penyakit
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah terjadi pada kehamilan
hingga usia 16 minggu. Pada keadaan mual dan muntah yang berat, dapat
terjadi dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit dan ketosis (Wahid,
2017).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan seharihari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat
terjadi dehidrasi dan dapat mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Septiani, 2018).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
trimester1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1000 kehamilan (Wahyuni, 2018).

II. Etiologi
Menurut Saputri (2017), etiologi dari Hiperemesis Gravidarum adalah
sebagai berikut :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik : kerekatan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab,
dan lain sebagainya.
4. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dan lain sebagainya.
III. Manifestasi Klinis
Menurut Wahyuni (2018), manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum
terbagi atas tiga tingkatan diantarnya adalah sebagai berikut :
1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
Memiliki tanda seperti muntah berlangsung lama, makan berkurang,
berat badan menurun, kulit dehidrasi, tonus lemah, nyeri epigastric,
tekanan darah turun dan nadi meningkat, lidah kering, dan mata cekung.
2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
Memiliki tanda seperti klien lemah, gejala dehidrasi lebih tampak : mata
cekung, turgor kurang, lidah kering dan kotor, tekanan darah turun, nadi
meningkat, berat badan makin turun, mata ikterus, gejala
hemokonsentrasi : urin berkurang, badan aseton dalam urine meningkat,
gangguan buang air besar, gangguan/penurunan tingkat kesadaran :
apatis, dan napas bau aseton
3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
Memiliki tanda seperti keadaan umum jelek, penurunan kesadaran :
somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, tekanan darah turun,
ikterus, dapat terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati
wernickle) dengan adanya : nistagmus, diplobia, perubahan mental.

IV. Penatalaksanaan
Menurut Wahyuni (2018), penatalaksanaan untuk Hiperemesis Gravidarum
dibagi menjadi terapi farmakologis dan terapi non farmakologis,
penjelasannya sebagai berikut :
1. Terapi Farmakologis
a. Pemberian Cairan Pengganti
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi
termasuk dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure
dehydration). Pemberian glukosa 5% – 10% diharapkan dapat
mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi,
sehingga terjadi perubahan metabolism lemak dan protein.dapat
ditambahkan vitamin C, Vitamin B kompleks, atau kalium yang
diperlukan dalam melancarkan metabolism.
b. Medika Mentosa
Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin,
antihistamin dan dopamine.

2. Terapi Non Farmakologis


a. Terapi Nutrisi
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan
tujuan mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah
pola makan sehari-hari dengan makan - makanan dengan jumlah
sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari minum air ketika
makan, minumlah air setengah jam sebelum makan setengah jam
setelah makan, minumlah air 8 gelas sehari agar tidak mengalami
dehidrasi, berdirilah pelan-pelan dan tidak berbaring seketika setelah
makan.
b. Isolasi
Mengisolasi atau menyendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah
dan dengan pertukaran udara yang baik.
c. Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan kepada ibu bahwa penyakit ketidaknyamanan
tersebut dapat dihilangkan, yaitu dengan meminta ibu untuk
menghilangkan rasa takut karena kehamilannya.

V. Komplikasi
Menurut Saputri (2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien yang
mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
1. Dehidrasi berat
2. Takikardia
3. Suhu meningkat
4. Kelaparan
5. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan

VI. Diagnosa Banding


1. Appendisitis Akut
Pada pasien hamil appendicitis akut keluhan nyeri tekan pada perut yang
sangat menonjol, sedangkan pada pasien yang hamil tanpa appendicitis
akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada.
2. Gastritis dan ulkus peptikum
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
memiliki riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan obat-
obatan analgetik non steroid (NSAID).
3. Hepatitis
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala icterus yang nyata disertai
peningkatan SGOT dan SGPT yang nyata.

B. Pengkajian
I. Wawancara
1. Identitas klien
Data ini meliputi nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama
pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat. Usia 20
tahun dan > 35 tahun lebih beresiko terhadap kejadian Hiperemesis
Gravidarum. Pekerjaan, ibu yang bekerja lebih beresiko terhadap
kejadian Hiperemesis Gravidarum. Pendidikan, mempunyai pengaruh
dalam berperilaku kesehatan (misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil).
2. Keluhan utama
Data meliputi keluhan utama atau alasan kunjungan pasien datang ke
rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan saat ini
Pada riwayat kesehatan saat ini terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala pada Hiperesis Gravidarum, yaitu: mual dan
muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus
dan terasa asam di mulut dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan
berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus.
4. Riwayat masa lalu
Kemungkinan ibu pernah mengalami Hiperemesis Gravidarum
sebelumnya, kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual
muntah.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adaya resiko penyakit menular/keturunan dan kelainan
genetik.
6. Riwayat obstetri ginekologi
1) Riwayat ginekologi
a. Riwayat Menstruasi (usia menarche, siklus menstruasi, durasi,
HPHT (pada pasien hamil dan persalinan)
b. Riwayat perkawinan (usia pada saat menikah, lama menikah dan
pernikahan yang ke, status perkawinan)
c. Riwayat kontrasepsi (jenis kontrasepsi, lama pemakaian,
keluhan).
2) Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang (klien merasa hamil berapa bulan,
keluhan selama hamil, gerakan pertama kali janin mulai
dirasakan, imunisasi, penambahan selama hamil).
b. Riwayat kehamilan dan persalinan dan nifas masa lalu.
c. Masalah kehamilan, persalinan dan nifas masa lalu.
II. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup atau
kurang untuk mengetahui tingkatan Hiperemesis Gravidarum.
2. Tanda-Tanda Vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi cepat,
suhu meningkat tekanan darah rendah.
3. Frekuensi pernapasan meningkat.
4. Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering
atau lembab), dan oliguria.
5. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah).
6. Keadaan abdomen yang meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif
merupakan keadaan normal dalam kehamilan).
7. Genitourinaria Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik.

III. Pemeriksaan Diagnostik


Data penunjang yang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah
dan urin. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hemotokrit yang
meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi.
Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi
akibat dehidrasi.

IV. Analisa Data


Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1. Ds : Pasien mengeluh tidak Hiperemesis gravidarum Gangguan rasa
nyaman karena ada sakit dan nyaman
mual di sekitar perut. Iritasi pada selaput lender berhubungan dengan
Do : Pasien tampak esophagus dan lambung gejala penyakit, dan
kesakitan dan ada nyeri gangguan adaptasi
tekan pada perut. Gangguan rasa nyaman kehamilan.
TD : 100/67
S : 36.5oC Perdarahan gastrointestinal
N : 87
RR : 20 x/menit
Ds : Pasien mengatakan
2. tidak makan selama 2 hari Hiperemesis Gravidarum Defisit nutrisi
karena mual muntah terus- berhubungan dengan
menerus. Nafsu makan berkurang kurangnya asupan
makanan.
Do : Pasien tampak lemas Berat badan menurun
dan pucat

Defisit nutrisi

Ds : Pasien mengatakan
selain tidak bisa makan, ia Hiperemesis Gravidarum Hipovolemia
3.
juga tidak bisa minum berhubungan dengan
karena selalu mual dan kehilangan cairan
Dehidrasi
muntah. aktif, kekurangan

Kehilangan cairan berlebih intake cairan.


Do : Pasien tampak lemas
dan pucat
Hipovolemia

C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
2. Defisit nutrisi (D.0019)
3. Hipovolemia (D.0023)

D. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa
Tujuan
Keperawatan Intervensi (SIKI) Rasional
(SLKI)
SDKI
1. Gangguan Status kenyamanan Manajemen nyeri - Untuk mengetahui
rasa nyaman (L.08064) (I.08238) lokasi, karakteristik
(D.0074) Setelah dilakukan tindakan Observasi: durasi, frekuensi
keperawatan selama 1x24 - identifikasi lokasi, kualitas, intensitas
jam diharapkan status karakteristik durasi, nyeri pada klien.
kenyamanan meningkat. frekuensi kualitas, - Untuk mengetahui
Dengan kriteria hasil : intensitas nyeri tingkat nyeri pada
- Kesejahteraan fisik - identifikasi skala klien.
meningkat nyeri - Kaji respon
- Kesejahteraan - -identifikasi respon nonverbal klien saat
psikologis meningkat nyeri non verbal nyeri.
- Dukungan sosial dari
keluarga meningkat Terapeutik:
- Rileks meningkat - Berikan teknik non - Teknik
- Keluhan tidak farmakologis untuk nonfarmakologis
nyaman menurun mengurangi rasa dapat mengurangi
- Mual menurun nyeri (kompres air rasa nyeri klien.
hangat/dingin - Gunakan
- Kontrol lingkungan pendekatan dengan
yang memperberat lingkungan yang
rasa nyeri (mis, menenangkan agar
suhu ruangan, mengurangi rasa
pencahayaan, nyeri klien.
kebisingan)

Edukasi:
- Jelaskan penyebab, - Agar klien
periode dan pemicu mengetahui
nyeri penyebab dan
- Jelaskan strategi pemicu nyeri yang
meredakan nyeri dirasakan klien.
- Ajarkan teknik - sampaikan strategi
nonfarmakologis yang tepat untuk
untuk mengurangi mengurangi nyeri.
rasa nyeri - Praktekkan teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi: untuk mengurangi
- Kolaborasi nyeri klien.
pemberian
analgetik, jika - Pemberian
perlu analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri klien.

2. Defisit nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi - Kaji status nutrisi
(D.0019) Setelah dilakukan tindakan (I.03119) klien.
keperawatan selama 1x24 Observasi: - Berikan makanan
jam diharapkan status - Identifikasi status yang disukai dapat
nutrisi membaik. nutrisi meningkan asupan.
Dengan kriteria hasil : - Monitor asupan - Hasil pemeriksaan
- Porsi makanan yang makanan laboratorium
dihabiskan - Monitor hasil normal.
meningkat pemeriksaan
- Nyeri abdomen laboratorium
menurun
- Berat badan Terapeutik:
membaik - Berikan makanan - Mencegah
tinggi serat untuk terjadinya
mencegah konstipasi.
konstipasi - Makanan tinggi
- Berkan makanan kalori dan tinggi
tinggi kalori dan protein sangat
tinggi protein penting untuk
nutrisi dalam
Kolaborasi: tubuh.
- Kolaborasi
pemberian - Pemberian
medikasi sebelum medikasi penting
makan (mis, pereda untuk meredakan
nyeri, antimetik), rasa nyeri.
jika perlu
3. Hipovolemia Status cairan (L.03028) Manajemen hipovolemia - kaji adanya tanda
(D.0023) Setelah dilakukan tindakan (I.03116) dan geajala
keperawatan selama 1x24 Obesrvasi: hipovolemia.
jam diharapkan status - periksa tanda-tanda
cairan membaik. gejala hipovolemia
Dengan kriteria hasil :
- Turgor kulit Terapeutik:
meningkat - berikan asupan - Untuk
- Tekanan darah cairan oral mempertahankan
membaik cairan pada tubuh.
- Tekanan nadi
membaik - Jelaskan pada klien
- Intake cairan Edukasi: bahwa
membaik - anjurkan memperbanyak

memperbanyak minum air putih

cairan oral merupakan salah


satu cara terbaik
mengembalikan
cairan tubuh.

Kolaborasi:
- Kolaborasi
- kolaborasi pemberian cairan iv
pemberian cairan iv isotonik sangat
penting agar cairan
isotonik (mis, Nacl,
seimbang.
RL)

E. Evaluasi
1. Dx1 : Gangguan rasa nyaman
Evaluasi: mual muntah dan nyeri dapat diturunkan dan klien merasa lebih nyaman.
2. Dx 2 : Defisit nutrisi
Evaluasi: Status nutrisi klien mulai membaik.
3. Dx 3 : Hipovolemia
Evaluasi : Status cairan klien mulai membaik.
Daftar Pustaka

M. Khair. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care Patologi Pada Ny “D”
Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Gestasi 16 – 18 Minggu Di Rsud
Syekh Yusuf Gowa Tanggal 31 Mei – 26 Agustus Tahun 2017. Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Saputri, Nurul U. Indah. (2017). Asuhan Keperawatan Klien Hiperemesis Gravidarum


Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan Di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar. Akademi Keperawatan Mappa Oudang Program Studi
Keperawatan Makassar

Septiani, Melvita. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Usia 18 Tahun Dengan
Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Cimacan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Prodi Kebidanan Bogor

Wahyuni, Iin Sri. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dan Ny. W Hiperemesis
Gravidarum Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas Di Ruang Teratai
RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018. Program Studi D3 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai