Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita usia produktif,
tetapi kurangnya pengetahuan berkaitan dengan reproduksi dapat menimbulkan
kecemasan tersendiri (Handayani, 2017). Dalam kehamilan mual muntah adalah
gejala yang normal dan sering terjadi pada trimester pertama (Setyawati et al, 2014).
Namun, apabila berlebihan dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan
umum menjadi buruk sehingga ibu kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut
hiperemesis gravidarum (Rofi’ah et al, 2019).
Hiperemesis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian
beragam mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di
China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki dan 0,5%-2% di
Amerika Serikat (Oktavia, 2016). Sedangkan di Indonseia menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) komplikasi kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
terjadi sekitar 3% (SDKI, 2017).
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian dan
kesakitan pada wanita hamil. Diperkirakan 15% kehamilan dapat mengalami resiko
tinggi dan komplikasi obstetri apabila tidak segera ditangani maka dapat
membahayakan ibu maupun janinnya (Kemenkes RI, 2014). Penyebab kematian dan
kesakitan wanita hamil diantaranya adalah infeksi, aborsi tidak aman, kehamilan
ektopik, mola hidatidosa dan anemia (Sumarni, 2017).

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita
mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita
hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada
ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul
asetonuria (Morgan et al, 2010).

1.2 Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada


bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut
(Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)

2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan


metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.

3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan. Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016)
riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu
hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida),
40-60% pada (multigravida).

2
1.3 Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada


hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan 12 lambung (Sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).

1.4 Manifestasi Klinis


Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi.Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita
hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
3. Sangat sensitif terhadap bau
4. Produksi air liur berlebihan Inkontinensia urine dan jantung berdebar.

3
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan
muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi
lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih
parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta
perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis yang terjadi pada
ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau
11 memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil
seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik
secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan
mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan
mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).

1. 5 Pemeriksaan Diagnostik

laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum


menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi


janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN.

3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH .

1.6 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum


menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang


fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

4
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi sering.

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

5
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.

f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan


makanan yang banyak mengandung gula.

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :

1. Obat-obatan

a. Sedativa : Phenobarbital

b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks

c. Anti histamine : dramamin, avomin

d. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride


atau khlorpromasine.

e. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu


dikelola di rumah sakit

2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan
atau minuman dan selama 24 jam.

6
3. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
4. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan
vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat
diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan
lambat laun makanan yang tidak cair.

1.7 Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Hiperemesis gravidarum secara klinik menjadi hiperemes gravidarum tingkat
I,II,III yang ditandai dengan penurunan nafsu makan dan minum.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan, terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling
berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Tahap-tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual
problem solving dalam mendefinisikan suatu asuhan keperawatan (Salam,
2013).
Pada tahap pengkajian peneliti memakai model keperawatan berfokus
pada perawatan diri yang bertujuan untuk menurunkan tuntutan self care pada
tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care
deficit meliputi Universal Self Care Requisite, Developmental Self Care
Requisite, Health Deviation Self Care, Nursing System dan Nursing Agency
Berikut lima tahap konsep asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan perawatan diri pada klien dengan hyperemesis gravidarum :

7
1. Pengkajian
a. Universal Self Care Requisite : udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas
dan istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup,
kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.

b. Developmental Self Care Requisite, berhubungan dengan kondisi yang


meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti (pekerjaan baru,
perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut).

c. Health Deviation Self Care, berhubungan dengan akibat terjadinya


perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan
self care akibat suatu penyakit atau injury.

8
d. Nursing System, didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care
dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self
care agency dan kebutuhan self care therapeutic maka keperawatan akan
diberikan

e. Nursing Agency, suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk
orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan
kebutuhan self care terapeutic mereka, melalui pelatihan dan pengembangan
self care agency.
2. Diagnosa keperawatan
Keputusan tentang penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan
masalah fisiologis terhadap kehamilan ibu dan mengurangi penyebab
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa
keperawatan yang muncul sebagai berikut :
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan,
penurunan energi, kecemasan

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi,


iskemia, neoplasma)

c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan


intake cairan

9
10
3. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
dapat diberikan apabila kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari
yang dibutuhkan untuk memenuhi self care sehingga dapat mengurangi
penyebab dari hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria
hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI
DPP PPNI, 2019.
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan klien mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri sefl care dengan penyakit yang
dialami sehinggga klien mampu mencapai derajat kesembuhan yang optikal
dan efektif. sehingga kemandirian pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum dapat meningkat dengan dilakukan tindakan keperawatan untuk
mengurangi penyebab terjadinya penyebab berlebihan.dan rassanyaman pada
ibu hamil.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah. Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah
tercapai (Ali, 2014).Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien
atas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan
asuhan keperawatan tercapai atau belum. Hal ini terkait dengan kemampuan
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dalam kemandiriannya dan
mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum dapat mengevaluasi kemandiriannya dalam 60
Menit mengatasi masalah yang dialami, meliputi seluruh aspek baik bio-psiko-
sosial dan spiritual.

11
BAB III
STUDI KASUS

1.PENGUMPULAN DATA
IDENTITAS
Nama Ibu :Ny.”E” Nama Suami :tn.”D”
Umur :23 tahun Umur :26 tahun
Suku/Kebangsaan :Indonesia Suku/Kebangsaan :indonesia
Agama :islam Agama :islam
Pendidikan :smp Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :wiraswasta
Alamat Rumah :medan Alamat Rumah :medan
Hp/Telp :- Hp/Telp :085233454655

2.ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)

Pada tanggal 15 januari 2022


Alasan Kunjungan ini :ingin memeriksa kehamilannya
Keluhan-keluhan :ibu mengeluh mual dan muntah serta pusing
Riwayat Menstruasi :normal
Haid Pertama :normal
Umur :15 tahun
Siklus :4-7 hari
Haid sebelumnya :normal
Banyaknya :2 kali ganti pembalut
Dismenorhea :tidak ada
Teratur/tidak teratur :teratur
Lamanya :4-7 hari
Sifat darah :hitam kecoklatan

Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Mual dan muntah Riwayat Keluhan Utama :
Mual dan muntah disertai pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu pada tanggal 15
Januari 2023 sebanyak 10 kali setiap habis
makan dan minum. Muntah cair berampas, keluhan yang menyertai susah tidur dan
semua aktivitas dilakukan ditempat tidur.
3. Riwayat kehamilan persalinan, nifas, G = 1 P= 1 A= 0
1. Gravida :-
2. TTP
3. Umur Kehamilan : 8 Mingggu

12
4. Tempat Persalinan :-
5. Jenis Persalinan : -.
6. Plasenta Lahir :-
7. Penolong :-
8. Lama Persalinan :
9. Riwayat perkawinan :
10.Riwayat kesehataan ibu : Pasien mengatakan dan merasakan tampak cemas dan
lemas dengan keluhan sakit yang dirasakannya.

11. Riwayat kesehatan ibu : Pasien tampak lemas dan tak berdaya

12. Riwayat kesehatan yang lalu : Pasien mengatakan sebelum nya tidk perna sakit
muntah berlebihan.

13. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang
menularkan selain demam fluensa biasa.

14. Riwayat kontrasepsi : Pasien mengatakan tidak perna menggunakan kontrasepsi

* Rencana penggunaan alat KB : Tidak ada

* Jenis KB yang akan digunakan : Tidak ada

* Jenis KB yang telah digunakan : Tidak ada

* Masalah dalam penggunaan KB : Tidak ada

* Kapan berhenti : Tidak ada

* Alasan :-

13
10.DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI

NO Jenis Sebelum sakit Selama sakit


1 -Nutrisi makan /minum -Nasi,sayur,lauk - Bubur
-Nafus makan -Baik -Berkurang nafsu
makan
- Cairan Banyak nya cairan -8gelas terkadang -susu,Air putih
diminum lebih Mual dan muntah
2 Eliminasi
-BAB frekuensi -1 x sehari - tidak teratur
- Warna - Kuning -padat
-Pengggunaan Laxiative -Tidak ada - tidak ada
-BAK frekuensi -5-6x hari - 5-6 x hari
-Warna - putih jernih - putih
-Bau - Tidak ada - tidaka ada

3 Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Selama saki


- Lama tidur - 8 jam t-Kurang dari 8
jam

14
11. ADAPTASI PSIKOLOGIS MASA NIFAS

a. Taking In :

b. Taking Hold :.

c. Letting Go :

12. RIWAYAT SOSIAL BUDAYA : Baik berkomunikasi pada lingkungan

13. DATA SPRITUAL :

14. . PENGETAHUAN IBU TENTANG MASA NIFAS

* Tentang Masa Nifas: Pasien mengatakan paham terhadap masa nifas

* Tentang Perawatan Payudara : Pasien tetap melakukan sadari setiap pagi

* Tentang Kebersihan Perineum : Pasien melakukan kebersihan

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Lemah

2. Tanda Vital : Kesadaran Komposcimentis

TD :90/60 mmHg

Nadi : 60x/i

Frekuensi nafas : 20x/

Suhu badan : 36c

15
3. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut : Bersih

b. Muka : Tampak pucat

c. Mata : Simetris kanan kiri tidak ada adema

d. Hidung : Tidak ada cuping hidung

e. Telinga : Bersih

f. Mulut : mukosa bibir tampak kering

g. Leher : Tidak ada benjolan

h. Dada : Simetris dan tidak sesak

i. Jantung : Tidak ada pembengkakan pada jantung

J. Paru : pola pernapasan teratur

k. Payudara : Putinh susu tampak datar dan tidak ada lecet dan tidak nyeri

l. Abdomen :Pembesaran perut sesuai dengan kehamilan, bekas luka


operasi tidak ada

m. Ektremitas :Ektremitas tidak dapat ditemukan, tidak terjadi


massa/benjolan

n. Status Neurologis : Gcs E:4 M:6 V:5 kesadaran: composmentis

o. Genetalia dan Perineum: Tidak terdapat pendarahan

- Lochea : Warna, Jumlah

16
Pemeriksaan Laboratorium

NO Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Urinel lengkap
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilin >=8.0 0,2
Axotein Positif Negatif
Ph 6,5 5,0
Blood Negatif Negatif
Sg >1.030 1.000
Keton Positif 3 Negatif
Bilirubin Positif 2 Negatif
Glukose Negatif Negatif
Ascorbat Negatif Negatif
Sedimen
Leukosit 0-1 0-1
Eritrosit 1-2 0-1
Epetel 2-4 0-1
Kristal Negatif 0-1
Bakteri Negatif 0-1
As.Urat Negatif 0-1
Ca.Oksalat Negatif 0-1
Lain-lain

17
ANALISA DATA

NO DATA Etiologi Masalah


DO : Klien mengatakan Hiperemesis Ketidak seimbbngan nutrisi
1 mual muntah sebanyak 7 x gravidarum kurang dari kebutuhan tubuh
DS : klien tampak lesu dan Intake menurun sehingga mual dan muntah
pemberian ½ porsi makan Faktor bawaan dari
dan obat ijk ondansentron kehamilan mual dan
muntah Resiko kekurangan volume
DO: Klien mengtakan Kurang nya cairan cairan dan eletrolit
lemas dan tidak berdaya dalam tubuh dan
DS : Klien tampak lemas menurun energi
dan diberikan vitamin, dan Ketidak seimbangan
2 nutrisi kurang dari
cairan
kebutuhan tubuh

Do : Klien mengatakan
semoga janin dalam Hiperemesis
Anseitas
kandungan sehat gravidarum
Ds : Klien tampak cemas Perubahan status
dan sedih kesehatan

3 Kurang pengetahuan
Ansietas

18
Diagnosa keperawatan ( pes ) berdasarkan preoritas

 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah.
 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan volume cairan
aktif
 Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan

Terapi Obat

No Nama Obat Dosis Frekuensi Rute Ket


1. Injeksi 1 ampul 8jam Iv Menetralisis
ranitidine asam
lambung
2. Ondansentro 1 ampul 8jam Iv Untuk
Antasida mencegah
mual dan
muntah dan
untuk
lambung
3. Drips 1 amp 24 jam Iv Membantu
Neurobion mencukupi
asupan
vitamin
4 Infuse cairan 500 iv Iv Pemenuhan
putrolit dan Ml cairan
Dexa 5 % dalam
tubuh

19
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Kreteria hasil Intervensi


1 NIC; Kurangketidak NOC : 1. nutri : 1. Kajai adanya alergi
keseimbangan national food and makanan
Nutrisi kurang dari kebutuhan fluid intake 2. monoitor mual
Tubuh berhubungan dengan 1. nutrional status muntah
frekuensi mual dan muntah nutritional intake 3.mengajarkan pasien
berlebihan Wigh contol bagaimana membuat
DS : 1. klien mengatakan Kreteria hasil ; 1. cacatan makanan harian
Mual muntah lebih ari 7 kali Adanya peningkatan 4. menimbang berat
2. klien mengatakan nafsu berat badan sesuai badan setiap hari
makan berkurang dengan tujuan 5. kolaborasi dengan
3. klien mengatakan setiap 2. berat badan ideal ahli gizi unutuk
kali makan selalu muntah sesuai dengan menentukan jumlah
DO ;1. klien tampak mual tingggi badan kalori dan nutriisi yang
dan muntah 3. mampu dibutuhkan pasien
2. klien tampak menilak mengiddentifikasi
untuk makan kebutuhan nutrisi.
3.selera makan klien tidak Tidak ada tanda
ada tanda maltultrisi
4. berat badan klien menurun Menunjukan
5. IMT 17,97 kurang peningkatan fungsi
pengecapan dari
menenelan

20
2 NIC NOC : Intervensi
Kekurangan volume cairan Kreteria hasil 1.Monitor vital sign
berhubungan dengan Mempertahankan 2. monitoring respon
Kehilangan cairan berlebihan urin output sesuai pasien terhadap
DS ;1. klien mengatakan dengan usia dan penambahan cairan
jarang minum bb,bj urine 3.anjurkan pasien untuk
2. klien mengatakan setiap normal ,ht normal, menambah intake oral
mkan atau minum yg masuk 2. tekanan darah 4. kolaborasi kan
langsung muntah nadi, duhu tubuh dengan pemberian
3.klien mengatakan dalam batas normal cairan iv
penglihatan berkunang 3. tidak ada tanda
kunang. tanda dehidrasi
DO ; 1. denyut nadi klien
meningkat
2. klien tampak pucat
3. turgor kulit kering
4. konjungtivs tampak animis
5. suhu tubuh naik turun
Ttv ; td 90 /70
N; 90 x/i
Suhu ;37,5
P ;25x/i

21
3 NIC : NOC : Intervensi
Ansietas berhubungan dengan -Energy consevation 1. monitor respon
kurang nya pengetahuan -Activity tolerance fisik, emosional ,
-self care adl sosial dan spritual.
kreteria hasil : 2. bantu klien untuk
1. berpartisi pasi dal mengidentiikasi
aktifitas fisik tanpa aktivitas yang mampu
dissertai peningkatan dilakukan.
tekanan darah , 3. bantu untuk
nadi , dan rr. memilih aktifiktas
2. mampu konsisten yang sesuai
melakukan aktivitas dengan kemampuan
fisik sehari hari fisik, spikologis dan
ADL secara madniri sosial.
3. tanda tanda vitl 4. bantu psien untuk
normal mengembangkan kan
4. emnergy motivasi diri ffan
psikomotorik, pengetahuan.
Level kelemahan :
1. 1. mampu
berpindah atau pun
bantuan alaat
2. status
kardiopulmonary
adekuat.
3. sirkulasi status
baik
4. stastus respirasi
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat .

22
CACATAN PERKEMBANGAN

No Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi

No. DX Keperawatan

1 16 Januari 2023 1. Mengkaji pola makan S ; -klien mengatakan


klien . mual muntah 10 kali
Pukul 10 : 00 wib
Hasil: klien mengatkan -Klen mengatakan
kurang nafsu makan dan muntah setiap kali makan
Ketidak seimbangan hanya makan 4 sendok dan minum.
nutrisi kurang dari makan.
- klien mengatakan kurang
kebutuhan tubuh 2. menganjurkan klien nafsu makan dan kalau
berhubungan dengan makna sedikit tapi sering makan hanya 4 sendok.

mual muntah. Hasil ; klien mengatkan O ; -muntah lebih dari 7


kurang nafsu makan kali

3. memberikan porsi -muntak cair dan


makan dengan hangat berampas

- ½ makan tidak
dihabiskan

-Mukosa bibir tampak


kering dan pucat

-abdomen tampak
membebesar sesuai
dengan ukuran kehamilan.

-Imt ;16

A ; masala belum teratasi

A : Lanjut intervensi

23
17 Januari 2023
2 1. Memberikan air minum S ; Kklienmengatkan
Resiko kekurangan saat makan mual muntah sebanyak 2
volume cairan Hasil ; klien menyediakan kali

berhubungan dengan air minum pada saat makan - muntah sudah berkurang
volume cairan aktif - klien tampak memakan - klien sudah mau minum
buah buah lebih dai 8 gelas 1 hari

-mengotrol nutrisi cairan - Pemberian cairan dari iv


untuk kebutuhan volume
cairan dalm tubuh O ; mu ntah sebanyak 2
kali.
-
A ; Masalah belum
teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji tingkat S ; klien mengtakan


18 januari 2023
kecemasan pasien semoga kandugan nya
3 baik baik saja. dan
Ansietas berhubungan Hasil ; klien khawatir akan
dengankurangnya kandungan nya O : tampak cemas
pengetahuan 2. memberikan dukungan A ; sebagian teratasi
emosional terhadap kien
P ; intervensi dilanjutkan
Hasil ; pasien tampak lebi
tenang

3. Mengontrol stimulus
untuk kebutuhan klien yang
dapat memicu kecemasan

Hasil : klien akan menjaga


nutrisi agar janinnya tidak
terganggu

24
S ; -klien mengatakan
mual muntah 10 kali
4 19 Januari 2023 Ketidak 1. Mengkaji pola makan
klien . -Klen mengatakan
seimbangan nutrisi
muntah setiap kali makan
kurang dari kebutuhan Hasil: klien mengatkan dan minum.
kurang nafsu makan dan
tubuh berhubungan hanya makan 4 sendok - klien mengatakan kurang
dengan mual muntah. makan. nafsu makan dan kalau
makan hanya 4 sendok.
2. menganjurkan klien
makna sedikit tapi sering O ; -sudah tidak muntah

Hasil ; klien mengatkan -makan dihabiskan


kurang nafsu makan
-Mukosa bibir tampak
3. memberikan porsi tampak lembab
makan dengan hangat
-abdomen tampak
membebesar sesuai
dengan ukuran kehamilan.

-Imt ;16

A ; masala teratasi

A : intervensi dihantikan
klien sudah diijin kan dr
untuk pulang ( PBJ)

25
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Ny E “ Hyperemesis


Gravidarum dengan ketidak keseimbangan nutri kurang dari kebutuhan tubuh diruang
perawatan 12b rumah sakit royal prima medan tanggal 15 januari 2023 , diketahui
bahwa klien datang kerumah sakit dengan keluhan mual muntak yang terjadi lebih
dari 10 kali dalm sehari. klien berusia 28 tahun , klien merupakan anak tungggal dn
kehamil klien merupakan kehamilan yang pertama , dan klien tidak perna meglami
abortus , klien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Dari hasil pengkajian yang ditemukan bahwa klien dengan diag nosa
hiperemesis gravidarum keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat
badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan pada ibu hamil denhan hiperemesis
gravidarum pada ny M maka pengambilan kesimpulan sebagai berikut :
1. perawat melakukan pengkajian riew kasus asusahn keperawatan pada klien
dengan hiperemesis gravidarum yang menunjukan adanya tanda dan gejala sama dam
berbeda, keluhan Yng dirasakan sama yaitu mual dan muntah >10 kali dan tidak
nafsu makan.

Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan
menjadi bahan perbandingan pada pengkajian selanjutnya dan memberikan asuhan
keperawatan secara profesional dan komprehensif dalam perkembangan dalam ilmu
keperawatan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Wayan, N. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. WHO.
(2019).MaternalMortality.https://www.who.int/newsroom/factsheets/detail/maternalmortaty

Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=cBKfDwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PR5&dq=asuhan+keperawatan+postpartum&ots=vKhhFotwZ-

Heryani, R. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui. CV. Trans
Info Media.

28

Anda mungkin juga menyukai