Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan
dari mual dan muntah normal yang umum dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung
selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan
tidak terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan 5% dari berat badan awal sebelum hamil,
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, serta
ketonuria (Lowdermilk, 2012).
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian
dan kesakitan pada wanita hamil. Diperkirakan 15% kehamilan dapat
mengalami resiko tinggi dan komplikasi obstetri apabila tidak segera
ditangani maka dapat membahayakan ibu maupun janinnya (Kemenkes
RI, 2014). Penyebab kematian dan kesakitan wanita hamil diantaranya
adalah infeksi, aborsi tidak aman, kehamilan ektopik, mola hidatidosa dan
anemia (Lowdermilk, 2012).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria. Hiperemesis
juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat
mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan
dan diminum dimuntahkan semua(Lowdermilk, 2012).
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi
angka kejadiannya masih cukup tinggi. Kejadian hiperemesis

1
gravidarum adalah 4 per 1000 kehamilan. Menurut WHO hiperemesis
gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian mencapai
12.5 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian hiperemesis gravidarum
yang terjadi di dunia sangat beragam yaitu 10.8% di China, 2.2% di
Pakistan, 1-3% di Indonesia, 1.9% di Turki, 0.9% di Norwegia, 0.8%
di Canada, 0.5% di California, 0,5%-2% di Amerika, 0.3% di
Swedia
Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia 1-3% dari
seluruh kehamilan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menjelaskan bahwa lebih dari 80% ibu hamil di Indonesia
mengalami mual dan muntah yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan ibu hamil menghindari jenis makanan tertentu dan akan
dapat menyebabkan risiko bagi dirinya maupun janin yang sedang
dikandungnya. Hasil pengumpulan data tingkat pusat, Subdirektorat
Kebidanan dan Kandungan, Subdirektorat Kesehatan Keluarga tahun
2011 dari 325 Kabupaten/Kota menujukkan bahwa sebesar 20.44% ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum berat dirujuk dan harus
mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut (SDKI, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan Hiperemiss
Gravidarum di PMB Halimatussakdiah Gampong Matang Mane
Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum.
b. Mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi
diangnosa atau masalah pada ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum.
2
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum.
d. Mampu menerapkan antisipasi terhadap Hiperemisis Gravidarum
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan
segera terhadap Hiperemisis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan yang menyeluruh pada ibu
hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.

C. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
Diharapkan mampu menambah referensi dan bahan informasi
mengenai keluhan kehamilan untuk mengatasi masalah hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan ibu hamil patologi dengan Hiperemisis Gravidarum.
3. Bagi BPM
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan khususnya dalam kasus ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum.
4. Bagi pasien
Dapat mendeteksi dini apabila terjadi Hiperemisis Gravidarum pada
masa kehamilan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperemisis Gravidarum
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Armini, Ni Ketut Alit dkk,
2016).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu
serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria
(Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita
jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita
yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda
dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa
yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor
kulit, diuresis kurang dan timbul acetos dalam air kencing, maka
keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum (Armini, Ni Ketut Alit
dkk, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6
4
minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah,
namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari kehamilan
(Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).

2. Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secra pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic
pada otak, jantung hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat– zat lain akibat inanisi (Armini, Ni Ketut
Alit dkk, 2016).
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan
yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam
badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah
masuknya bagian – bagian villus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokin misalnya hypofungsi cortex glandula
suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung
(Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
Namun meskipun hyperemesis gravidarum belum diketahui
penyebabnya secara pasti.
a. faktor predisposisi dan faktor lain yang mempengaruhi yaitu :
1). Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosadan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone
memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
2). Faktor organic yaitu masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
5
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini merupakan faktor organic. Selain itu faktor organic yang
lain yaitu alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organic.
3). Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Armini, Ni Ketut
Alit dkk, 2016).

3. Manifestasi Klinis

Tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat


fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum
ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum
dapat dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai berikut : (Armini, Ni
Ketut Alit dkk, 2016).
a. Tingkat I.
1 ) . Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
2 ). Menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada
3 ) . Berat badan turun
4). Nyeri epigastrium
5). Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit
6). Tekanan darah sistolik turun
7). Turgor kulit berkurang
8). Lidah kering
9). Mata cekung (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
6
b. Tingkat II.
1 ) . pasien tampak lemah dan apatis
2). lidah kotor nadi kecil dan cepat
3). suhu kadang naik
4). Mata sedikit ikterik
5). Berat badan pasien turun
6). timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan
napas berbau aseton (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
c. Tingkat III.
1). Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma
2). Muntah berhenti
3). Nadi kecil dan cepat
4). Suhu meningkat
5). Tekanan darah semakin turun.
Diagnosis pada hyperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.
Dari anamnesis didapatkan adanya amenore, tanda kehamilan muda,
dan muntah terus–menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Namun harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat
pula memberikan gejala muntah (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah,
apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu
meningkat, tekanan darah turun, atau tanda deehidrasi lain. Pada
pemeriksaan elektrolit daarh ditemukan kadar natrium dan klorida
turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan
keton.

4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar estrogen, oleh
karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologik hormone
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau
7
akibat berkuangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada
kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulan – bulan. Mual dan muntah terus – menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik
(Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
Belum jelas mengapa gejala – gejala ini hanya terjadi pada
sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di
samping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hyperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler ke plasma berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Hipokalemia
akibat muntah dan ekskresi berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan meruska hepar. Selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
pedarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).

5. Penatalaksanaan dan Pengobatan


a. Penanganan farmakologi
Beberapa jenis obat, baik secara tunggal maupun kombinasi,
digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan.
Obat yang lazim digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
pada kehamilan, antara lain Vitamin, Antihistamin, Antikolinergik,
8
Antagonis Dopamin, Fenotiazin, Butirofenon, Antagonis
Serotonin, Dan Kortikosteroid. Semua obat yang di gunakan harus
dipastikan keamanan dan keefektifannya sebelum
direkomendasikan dalam praktik klinis (Pratami, Evi, 2016).
1) Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang paling banyak
digunakan pada lini pertama terapi ibu yang mengalami mual dan
muntah pada kehamilan. Frekuensi mual selama kehamilan secara
signifikan lebih tinggi pada ibu yang mengalami morning
sickness. Antihistamin bertindak sebagai penghalang reseptor
histamin pada sistem vestibular (reseptor histamin HI). Agen
ini terdapat dalam diphenhydramine dan doxylamine yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter. Terdapat lebih dari 20 uji
terkontrol yang dilakukan terkait Antihistamin. Ibu yang
mengkonsumsi Antihistamin selama trimester I kehamialan
memiliki risiko sedikit lebih rendah terhadap malformasi minor
dibandingkan dengan ibu yang tidak mengkonsumsi Antihistamin
selama kehamilan. Data yang terkumpul dari tujuh uji
terkontrol acak yang dilakukan untuk menilai efektivitas
Antihistamin menemukan bahwa Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi muntah secara signifikan. (Pratami,
Evi, 2016).

2). Penanganan non farmakologi


a). Akupresur dan Akupuntur
Sistem pengobatan tradisional Asia menggunakan
akupuntur sebagai terapi anti-emetik. Titik P6 atau Neiguan
diyakini menjadi titik utama untuk menghilangkan mual dan
muntah. Titik ini terletak pada aspek volar lengan bawah,
yaitu sekitar 3 cm di atas lipatan pergelangan tangan dan di
antara dua tendon. Titik ini dapat dirangsang dengan

9
menyisipkan jarum akupuntur tipis, kemudian memberikan
stimulasi listrik transkutan pada perangkat saraf atau tekanan
pada lokasi. Tekanan dapat diberikan secara manual
menggunakan jari dengan perangkat gelang yang mendapat
tekanan stabil dari tombol kecil pada posisi yang diinginkan.
Tidak terdapat kekhawatiran terkait keamanan jika akupresur
dan akupuntur diterapkan dengan benar. Titik yang digunakan
untuk menginduksi persalinan berbeda dengan titik yang
lazim digunajan untuk mengatasi mual (Pratami, Evi. 2016).

6. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan
gejala tumbuhnya ikterus. (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).
Didalam terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat
adanya Hiperemisis gravidarum pada kehamilan diantaranya (Manuaba,
IAC (Internal Audit Charter), dkk. 2010).
a. Komplikasi Ringan
1). Kehilangan Berat Badan

Diakibatkan ibu hamil yang mengalami Hiperemisis


Gravidarum memuntahkan semua makanan yang telah dimakan
dan diminum yang dapat menyebabkan ibu tersebut kehilangan
pemenuhan nutrisi kehamilan sehingga mampuu menyebabkan BB
ibu turun drastis (Manuaba, IAC (Internal Audit Charter), dkk.
2010).
a). Dehidrasi

Akibat rasa mual dan muntah berulang maka cairan yang


seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar bersama makanan
yang dimuntahkan, sehingga tubuh tidak memiliki banyak cairan
untuk menjalankan fungsi normalnya.
10
b). Asidosis dari kekurangan gizi
Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan
menyebabkan kondisi lambung tidak adekuat dalam
memproses nutrisi makanan sehingga terjadi peningkatan asam
pada tubuh. Sehingga tubuh mencerna asam atau zat yang
dapat diubah menjadi asam (Manuaba, IAC (Internal Audit
Charter), dkk. 2010).
c). Alkalosis Hipoklemia
Diakibatkan karena rasa mual dan muntah berlebihan
sehingga kadar cairan dalam tubuh berkurang (hilangnya NA
dan K) yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pH dalam
tubuh.
d). Kelemahan Otot
Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak yang
terbuang dalam proses muntah sehingga proses pembentukan
energi terganggu dan akibatnya sel-sel otot tidak menerima
asupan nutrisi dengan baik (Manuaba, IAC (Internal Audit
Charter), dkk. 2010).
e). Kelainan Elektrokardiografik
Diakibatkan oleh makanan yang tidak termetabolisme
dengan baik atau dimuntahkannya makanan yang dapat
menyebabkan perfusi jaringan tidak adekuat menerima nutrisi
dan mendistribusikan bahan-bahan makanan dari pengambilan
sisa-sisa metabolisme (Manuaba, IAC (Internal Audit Charter),
dkk. 2010).
f). Ganggguan Psikologi
Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang diderita
terjadi berkali-kali dalam kurun waktu 24 jam mampu memicu
terjadinya stres dalam menagani hal tersebut, gelisah, tegang
dan ketakutan.

11
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
1). Ruptur oesophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu
sering muntah maka secara tidak langsung memberikan
tekanan pada esopagus untuk mengeluarkan kembali makanan
yang telah dimakan. Sehingga mampu menimbulkan nyeri
pada esopagus dan menimbulkan jelas yang dapat
menyebabkan dinding esopagus ruptus secara bertahap
(Manuaba, IAC (Internal Audit Charter), dkk. 2010).
2). Encephalophaty Wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang terjadi
dari proses muntah. Sehingga, terjadi kerusakan ginjal yang
memicu terjadinya.

7. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tak
terjadi hiperemesis. Pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan kehamilan merupakan proses
fisiologis.
b. Makan sedikit – sedikit tetapi sering. Berikan makanan selingan
seperti biscuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan
sebelum tidur, hindari makan makanan berminyak dan berbau.
Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.
c. Defekasi teratur (Armini, Ni Ketut Alit dkk, 2016).

12
B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Maryunani, Anik, 2016).

2. Langkah Manajemen Kebidanan


Terdapat 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney
yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar, langkah II interpretasi
data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera, langkah V merencanakan asuhan yang menyeluruh,
langkah VI melaksanakan perencanaan, dan langkah VII evaluasi.
a. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk megevaluasi keadaan klien secara lengkap.
Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. (Maryunani, Anik, 2016).
b. Langkah II: Interpretasi data dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Kata “masalah dan
diagnose” keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan
terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah
suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien
tahu ataupun tidak tahu.

13
c. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan
pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien
(Maryunani, Anik, 2016).
e. Langkah V: rencana asuhan kebidanan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh
meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI: pelaksanaan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara
efisien dan aman. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
g. Langkah Vll : evaluasi
Pada langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi
sesuai diagnosis dan masalah (Maryunani, Anik, 2016).

14
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengkajian
a. Identitas / Biodata
Nama ibu : Ny.Y Nama Suami : Tn. I
Umur : 34 Tahun Umur : 39 tahun
Suku : Aceh Suku/bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Petani
Alamat : Keutapang Alamat : Keutapang

b. Anamnesa (Data Subjektif)


Pada tanggal : 15 November 2021
Pukul : 19 : 19 WIB
1. Alasan kunjungan : Ingin memeriksa kehamilan
2. Keluhan utama : Ibu merasa lemas, badanya terasa panas mual-
muntah dan nyeri di ulu hati.
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 2 – 3 x perhari
d. Dismenorhe : Tidak pernah nyeri haid sampai mengganggu
aktivitasnya
e. Teratur/tidak : haidnya teratur
f. Lamanya : haidnya 5 hari
g. Konsistensi darah : encer
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu : G:3 P:2 A : 0
a. Pernah keguguran : Tidak Ada
b. Pernah kuret : Tidak Ada

15
c. Pernah imunisasi TT : 1 kali
d. Komplikasi pada waktu hamil : Tidak Ada
e. Persalinan yang lalu dibantu oleh : bidan
f. Tempat persalinan : PMB
g. Jenis persalinan :pervaginam
h. Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu :-
5. Riwayat persalinan sekarang
a. HPHT : 15 September 2021
b. TP : 22 Juni 2022
Keluh – keluhanan pada
c. Trimester l : mual dan muntah dan merasa lemas
d. Trimester ll: Tidak ADa
e. Trimester lll: Tidak Ada
f. Kontrasepsi yang digunakan : pernah menggunakan Suntik KB
3 bulan.
g. Riwayat kehamilan kembar : tidak ada riwayat keturunan
kembar

Keluhan – keluhan yang dirasakan

a. Rasa lelah : Ada


b. Mual dan muntah : Ada
c. Nyeri perut : Ada
d. Sakit kepala berat : Tidak Ada
e. Penglihatan kabur : Tidak Ada
f. Panas : Ada
g. Nyeri BAK : Tidak Ada
h. Rasa gatal pada vulva : Tidak Ada
i. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
j. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak Ada
k. Oedema : Tidak Ada
l. Komposisi makanan : protein, karbohidrat, vitamin dan Lemak

16
m. Perubahan makanan yang dialami (termasuk nginam, nafsu
makan) : sebelum hamil makan 3x sehari , selama hamil makan
3 – 4 kali sehari
n. Pola eliminasi : sebelum hamil BAK 5 – 6 kali sehari, BAB 1 –
2 kali sehari sedangkan selama hamil BAK 7 – 8 kali sehari,
BAB 1 kali sehari
o. Aktifitas sehari – hari : sebelum hamil ibu bekerja sebagai
Guru dan ketika hamil masih bekerja sebagai Guru.
p. Pola istirahat dan tidur : sebelum hamil ibu mengatakan tidur
siang 2 jam malam 7 jam, sedangkan selama hamil jarang tidur
siang dan tidur malam 6 jam.
6. Riwayat penyakit sistematik yang pernah diderita
a. Jantung : Tidak Ada
b. Ginjal : Tidak Ada
c. Asma/TBC paru: Tidak Ada
d. Hepatitis B: Tidak Ada
e. DM: Tidak Ada
f. Hipertensi: Tidak Ada
g. Epilepsy: Tidak Ada
h. HIV/AIDS: Tidak Ada
i. Lain – lain
7. Riwayat penyakit keluarga
a. Jantung : Tidak Ada
b. Hipertensi: Tidak Ada
c. DM: Tidak Ada
d. Asma: Tidak Ada
e. Lain – lain
8. Riwayat social
Status perkawinan : Sah kawin 1 kali
Kehamilan ini : Diinginkan
Rencana pengasuhan anak : Sendiri

17
c. Pemeriksaan Fisik (Objektif)
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan fisik umum : BB sekarang : 54,5 kg Tb : 158 cm
Lila: 30 cm BB sebelum hamil : 51 kg
4. Tanda vital : TD : 80/60 mmHg Nadi : 100/Menit
R : 22/Menit Suhu : 37°C
5. Kepala:

Kulit kepala : Bersih

Distribusi rambut : Tidak Mudah Rontok

6. Wajah : Tidak Ada Oedema


7. Mata :
Oedema palpebral : Tidak Ada Oedema
Conjungtiva palpebral inferior : Anemis
Sclera : Tidak Ikterik
8. Hidung
Folip : Tidak Ada
Pengeluaran cairan: Tidak Ada
9. Mulut
a. Bibir : Pucat
b. Lidah : Bersih
c. Stomatis: Tidak ada
d. Gigi : Bersih
e. Epulis pada gusi: Tidak ada
f. Tonsil: Tidak ada bengkak
g. Pharynx: Tidak ada nyeri
10. Telinga
a. Serumen : Tidak Ada
b. Pengeluaran cairan : Tidak Ada
11. Leher

18
a. Luka operasi : Tidak Ada
b. Kelenjar tiroid: Tidak Ada Pembesaran
c. Kelenjar limfe: Tidak Ada Pembesaran

12. Dada
a. Mammae : Normal
b. Areole mammae : Tidak Ada
c. Papilla mammae : Menonjol
d. Benjolan / tumor : Tidak Ada
e. Pengeluaran dari putting susu : Belum Keluar
13. Axsila
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
14. Posisi punggung : lordosis
15. Abdomen
a. Pembesaran : normal
b. Linea / striase : Tidak Ada
c. Bekas luka operasi : Tidak Ada
d. Pergerakan janin : Tidak Ada
e. Perkusi abdomen : Tidak Ada

Pemeriksaan khusus kebidanan

1) Kontraksi : Tidak Ada


2) Palpasi supra public kandung kemih : Tidak Ada
a) Leopold 1 : 2 Jari diatas Simpisis
b) Leopold ll: Belum teraba
c) Leopold lll : Belum teraba
d) Leopold lV: Belum teraba
e) Auskultasi djj: Belum terdengar
f) Ano – genetalia (insfeksi)
Vulva : tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada nyeri
Perineum : Tidak Ada Bekas Luka

19
g) Ekstremitas
a. Oedema pada tangan dan kaki : Tidak Ada
b. Oedema pada ekstremitas bawah : Tidak Ada
c. Varises tungkai : Tidak Ada
d. Kemerahan : Tidak Ada
e. Reflex patella kanan dan kiri : +/+
f. Kekakuan sendi : Tidak Ada
d. Pemeriksaan penunjang : Tidak Ada

2. Iterpretasi Data Dasar


Diagnosa : G3 P2 A0 umur 34 tahun hamil 8 minggu 5 Hari dengan
Hiperemisis Gravidarum.
Masalah : Mual Muntah dan Lemas
Kebutuhan : Konseling tentang keadaan lemas dan dukungan keluarga

DATA OBJEKTIF :
a. keadaan umum : lemah
b. TTV : TD : 80/60 mmHg Nadi : 85/menit
Respirasi : 22/Menit Suhu : 37,9°C

3. Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Tidak Ada

4. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera


Tidak Ada

5. Rencana Asuhan Kebidanan


Pada tanggal : 15 November 2021
Pukul : 19 : 19 WIB
a. Observasi keadaan ibu
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu

20
c. Menganjurkan istirahat yang cukup
d. Memberikan dukungan psikologis pada ibu
e. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
g. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida.

6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan


Pada tanggal : 15 November 2021
Pukul : 19 : 19 WIB
a. Observasi keadaan ibu
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
c. Menganjurkan Ibu istirahat yang cukup
d. Memberikan ibu dukungan psikologis
e. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
g. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida.

7. Evaluasi
Pada tanggal : 15 November 2021
Pukul : 19 : 19 WIB
a) Sudah dilakukanya observasi keadaan umum ibu dan tanda – tanda
vital, hasilnya : keadaan umum : lemah dan TTV : TD:80/60mmHg,
Nadi:85/menit Respirasi : 22/Menit Suhu: 37,9°C
b) Sudah memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu. Hasilnya : ibu
mengerti
c) Menganjurkan istirahat yang cukup pada ibu. Hasilnya : ibu mengerti
d) Memberikan dukungan psikologis pada ibu : ibu mengerti

21
e) Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah : ibu mengerti
f) Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit :
ibu mengerti
g) Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida : ibu mengerti

B. Pendokumentasian SOAP
Pada tanggal : 15 November 2021
Pukul : 19 : 19 WIB
Subjektif :
1. Ibu mengatakan merasa lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan
nyeri di ulu hati.
2. Ibu mengatakan hphtnya tanggal 15 September 2021

Objektif :
1. Keadaan Umum : lemah
2. TTV : TD : 120/80 mmHg Nadi : 85/Menit
R : 22/Menit Suhu : 37,9°C
Assasment :
G3 P2 A0 umur 34 tahun hamil 8 minggu 5 Hari dengan Hiperemisis
Gravidarum.

Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu : TTV : TD:80/60,
Nadi:100/menit, respirasi :22, suhu: 37,9°C. Ibu sudah Mengerti
2. Menganjurkan Ibu istirahat yang cukup yaitu tidur siang 2 jam malam 8
jam. Ibu sudah Mengerti
3. Memberikan ibu dukungan psikologis berupa memberikan keyakinan
kepada ibu bahwa mual muntah merupakan kejadian fisiologis pada
kehamilan muda. Ibu sudah Mengerti

22
4. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah seperti biskuit, buah apel, buah pisang, kacang-kacangan
dan lani-lain. Ibu sudah Mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
6. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida dengan 2 x 1 hari. Ibu sudah Mengerti

23
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan studi kasus pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun


G3P2A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemisis Gravidarum dengan
menggunakan manajemen 7 langkah varney dapat disimpulkan :
1. Pengkajian pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan dengan pengumpulan data
subjektif yaitu ibu mengatakan ibu mengatakan merasa lemas, badanya
terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati. Data objektif yaitu
keadaan umum : lemah, TTV : TD:80/60, Respirasi :22 x/Menit,
Nadi:100/menit, Suhu: 37,9°C.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat sehingga didapat diagnosa kebidanan Ny. Y umur 34 tahun
G3P2A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemisis Gravidarum. Masalah yang
dialami oleh Ny.Y adalah cemas akan kehamilannya karena merasa
lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati sehingga
membutuhkan informasi tentang keadaannya dan dukungan dari keluarga
maupun tenaga kesehatan.
3. Diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis gravidarum akan terjadi terjadi dapat
membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual dan
muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak
cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit
4. Antisipasi pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis gravidarum yang dilakukan adalah memberikan terapi
obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam Folat Dan Antasida.
5. Rencana tindakan pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis Gravidarum adalah observasi keadaan umum
ibu dan tanda-tanda vital, dan Pemeriksaan fisik.

24
6. Pelaksanaan pada kasus Ny.Y dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Pada kasus Ny. Y dengan Hiperemisis gravidarum penulis mampu
mengidentifikasi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Tetapi ada perbedaan dalam tindakan asuhan tetapi asuhan yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan ibu.
Dengan demikian setelah mempelajari teori dan pengalaman
langsung di lahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar dapat dilihat bahwa tidak ada kesenjangan antara
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat


lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita
jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita
yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda
dan mola hydatidosa. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu
setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Menurut berat ringannya gejala, hyperemesis gravidarum dibagi
dalam 3 tingkatan : a.Tingkat I. Muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak
ada, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. b.Tingkat II. pasien tampak
lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik, dan
mata sedikit ikterik. Berat Badan Pasien Turun, Timbul Hipotensi,
Hemokonsentrasi, oliguria, Konstipasi, dan Napas Berbau Aseton.
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan
gejala tumbuhnya ikterus. Alkalosis Hipoklemia diakibatkan karena rasa
mual dan muntah berlebihan sehingga kadar cairan dalam tubuh
berkurang .Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang terjadi dari proses
muntah.

26
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas perlu adanya peningkatan
pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran
sebagai berikut :
a. Bagi Bidan / Profesi
Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan bagi profesi
atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus atau
melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan
Hiperemisis gravidarum.

b. Bagi BPM
Pelayanan yang diberikan sudah baik, sebaiknya tetap menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan untuk memperkecil kemungkinan
terburuk, termasuk penanganan yang intensif pada Ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum.

27
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Ketut Alit dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2.


Fakultas Keperawatan universitas Airlangga.

Bobak, Lowdermik dkk. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:


EGC (Electrocardogram).

Manuaba, IAC (Internal Audit charter), dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC
(Electrocardogram).

Maryunani, Anik. (2016). Kehamilan Dan Persalinan Patologis (Resiko Tingi


Dan Komplikasi) dalam Kebidanan. Jakarta: CV trans Info Media.

Pratami, Evi. (2016). Evidence-Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC


(Electrocardogram).

28

Anda mungkin juga menyukai