“Hiperemesis Grafidaru”
Dosen Pengampuh : Iis Afrianty,S.ST.,M.Keb
KELOMPOK 3 :
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER
KOLAKA 2024/2025
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagian wanita hamil mengalami gejala mual muncul saat bangun tidur dan sering
disebut dengan morning sickness, dan akan hilang antara minggu ke-16 dan minggu ke- 22
kehamilan. Menururt Pratiwi, Arantika M dan Fatimah (2019) hiperemesis gravidarum
sebenarnya lebih dikenal dengan morning sickness namun dalam tingkat yang lebih tinggi,
dimana rasa sakit yang dialami ibu hamil lebih menyakitkan dari sekedar morning sickness
pada ibu hamil biasanya. Mual muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum) yang
dikemukakan oleh Syamsuddin, Syahril., dkk. (2018) merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, dimana
kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan, mual dan muntah merupakan
gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester 1.
Pada kehamilan trimester 1 mual biasa terjadi pada pagi hari, malam hari bahkan
setiap saat. Gejala gejala ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-
60% multigravida. Perasaan mual ini disebabkan oleh karenanya meningkat kadar hormon
estrogen dan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) keadaan ini lah yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum (Dahlan, Andi Kasrida dan Andi St.Umrah. 2017).
BAB II
PEMBAHSAN
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan tetapi menurut Husin,
Farid (2013) interaksi kompleks dari faktor biologis, psikologis dan sosial budaya
diperkirakan menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Selain itu kehamilan kembar,
perempuan dengan kehamilan pertama, usia 35 tahun, kehamilan mola serta
a. Perubahan Hormonal
Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki kadar hCG yang tinggi
terutama pada trimester pertama kehamilan (usia kehamilan 9 minggu) yang menyebabkan
hipertiroidisme yang bersifat sementara. Secara 9 fisiologis hCG dapat merangsang kelenjar
tiroid yaitu reseptor ThryroidStimulating Hormon (TSH). Tidak hanya hCG yang berperan
dalam menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum,akan tetapi kemungkinan keterlibaan
hCG merangsang tiroid dapat memicu terjadinya HEG. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortilitas gastrointestinal, tetapi hal
ini bukanlah penyebab pasti HEG.
b. Gastrointestinal disfungsi Menurut Jueckstock dkk. (2010) yang dikutip oleh Husin, Farid
(2013) 95% gangguan pada system pencernaan disebabkan oleh bakteri heliobacer pylori dan
61,8% menjadi penyebab terjadinya HEG pada kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan
karena ibu memiliki gangguan pencernaan seperti ulkus peptikus, hepatitis, pangkreatitis.
c. Vestibular dan penciuman
Hiperacuity dari sistem penciuman dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap
mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak kasus yang menggambarkan bagi ibu hamil bahwa
mencium bau masakan khusus nya daging dapat memicu terjadinya mual. Kesamaan antara
HEG dengan morning sickness adalah bahwa gangguan dari subclinical vestibular mungkin
penyebab dari beberapa kasus HEG.
d. Genetika
Suatu penelitian di norwegia menemukan bahwa ibu yang sewaktu hamil mengalami
HEG maka anak yang dilahirkan memiliki resiko 3% mengalami HEG ketika mereka hamil
nanti atau yang memiliki saudara yang juga mengalami 10 HEG.S ecara keseluruhan
dilaporkan bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran dalam mengembangkan
terjadinya HEG.
e. Masalah Psikologis Psikologis dalam kehamilan sering kali dikaitkan dengan faktor
pencetus terjadinya HEG, namun belum ditemukan bukti kuat terhadap hal ini, hasil
penelitian cenderung mengarah pada faktor hormonal sebagai pencetus HEG.
2.3 Patofiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga memengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokleremia, serta penurunan
klorida, urine yang selanjutnya menyebabkan hemokosentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan menyebabkan tertibunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak yang menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan
lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
Menurut Pratiwi, Arantika M dan Fatimah (2019) faktor risiko terjadinya hiperemesis
gravidarum di antaranya:
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah kondisi mual dan muntah yang parah selama
kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan
ketidakseimbangan elektrolit. HG lebih parah daripada mual dan muntah biasa (morning
sickness) yang dialami banyak wanita hamil.
* Mual dan muntah yang parah dan sering, yang dapat terjadi kapan saja sepanjang hari,
tetapi paling sering di pagi hari.
* Penurunan berat badan, 5% atau lebih dari berat badan sebelum hamil.
* Ketidakseimbangan elektrolit, yang dapat menyebabkan kelemahan otot, kram, dan detak
jantung tidak teratur.
Gejala Utama:
* Dehidrasi:
* Mulut kering
* Haus berlebihan
* Pusing
* Pingsan
Gejala Lain:
* Sembelit
* Jantung berdebar
* Kelelahan ekstrem
a. Tingkatan I Muntah terus menerus yang memengaruhi keadaan umum.pada tingkatan ini
klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun, dapat
disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b. Tingkatan II Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit tampak lebih menurun,
lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-
kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,oligouria,
dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang
khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
c. Tingkatan III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wernicke ensefalopati.
Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya terjadinya payah hati. ikterus menunjukkan
Menurut Reny (2017), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut:
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST.ALT bertujuan untuk mengetahui inflamasi yang terjadi
dalam tubuh biasanya menjadi indikasi adanya gangguan (inflamasi) pada hati dan kadar
LDH bertujuan untuk mengetahui resiko penyakit hati.
2.8 Komplikasi
Menurut Saputri (2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien yang mengalami
Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut:
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
2.9 Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
1) Pemberian Cairan Pengganti Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah
mekanisme kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus. Selama terjadi
gngguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital sehingga pasokan darah kurang.
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam dehidrasi
karena kehilangan cairan (pure dehydration). Pemberian glukosa 5% 10% diharapkan dapat
mengganti cairan yanghilang dan berfungsi sebagai sumber energi, sehingga terjadi
perubahan metabolism lemak dan protein.dapat ditambahkan vitamin C, Vitamin B
kompleks, atau kalium yang diperlukan dalam melancarkan metabolisme.
2) Medika Mentosa Harus diingat untuk tidak. memberikan obat-obatan yang bersifat
tetragonik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen multivitamin,
antihistamin, dopamine, antagonis, serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 seperti Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 seperti
pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyrixodine cukup efektif dalam mengatasi keluhan mual
dan muntah. Anti histamine yang dianjurkan adalah doxylamine dan dipendyramine.
1) Terapi Nutrisi
2) Isolasi Penatalaksanaan terapi lainnya pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
adalah dengan mengisolasi atau menyendirikan ibu dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
dengan pertukaran udara yang baik. Tidak diberikan makanan atau minuman selama 2428
jam. Terkadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
3) Terapi Psikologis Perlu diyakinkan kepada ibu bahwa penyakit ketidaknyamanan tersebut
dapat dihilangkan,yaitu dengan meminta ibu untuk menghilangkan rasa takut karena
kehamilannya, mengurangi pekerjaan sehingga dapat menghilangkan masalah dan konflik,
yang mungkin saja menjadi latar belakang penyakit ini.
4) Penghentian Kehamilan Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik, bahkan
semakin buruk. Usahakan untuk melakukan pemeriksaan medis dan psikis bila terjadi kondisi
demikian. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu 16 dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena itu disatu sisi tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi disisi lain tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ vital.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data subjektif
a. Identitas Kiens
Meliputi identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat,
pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian diambil) dan
identitas penanggung jawab (nama, umur, pendidikan, agama, suku, hubungan
dengan klien, pekerjaan, alamat).
b. Keluhan Utama
a) Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
Penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
11)
b) Tingkatan II (sendang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria
c) Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan
mental
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). Frekuensi
pernapasan meningkat. Suhu kadang naik, badan lemah. i) Data
Psikososial Ibu yang mengalami stres dan mempunyai tingkat cemas
yang tinggi beresiko mengalami hipermesis grapidarum. Stress terjadi
akibat perubahan hormon pada ibu hamil tanpa sadar menyebabkan
respon fisiologis, respon kognitif dan respon emosi. Apabila kondisi
initerus menerus terjadi tanpa ada perubahan tingkah laku maka akan
terjadi hipermesis grapidarumpada ibu hamil.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial (PPNI, 2017).
Penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah terhadap kehamilan ibu dan
mengurangi penyebab hiperemesis gravidarum pada ibu hamil. Berdasarkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan yang muncul
sebagai berikut :
2) Meringis menurun
3) Sikap protektif menurun
4) Gelisah menurun
8) Diaforesis menurun
Obsevasi
Terapeutik
1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
2) Hipovolemia (D.0023)
Tujuan :
Kriteria hasil :
5) Ortopnea menurun
6) Dispnea menurun
Observasi
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah) 2) Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Edukasi
3) Hipertermi (D.0130)
Kriteria hasil :
1) Menggigil menurun
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
5) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
Edukasi
Nama Pengkaji :A
Ruang : Bougenville
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
No RM : 000521
Nama : Tn. K
Umur : 33 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
C. KELUHAN UTAMA
Pasien masih mengeluh mual, lemes, letih, lesu sudah tidak muntah.
Sejak tanggal 7 Juli 2021 malam muntah-muntah lebih dari 8 kali, kemudian masuk
Puskesmas Karanganyar kemudian dipasa infus RL 20 tpm
J. RIWAYAT KB
BB sebelum hamil : 47 kg
BB setelah hamil : 50 kg
L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Sebelum hamil: Sebelum hamil klien tidak terlalu memperhatikan kesehatan dirinya, jarang
periksa kesehatan.
2. Pola Nurtisi-Metabolik
Sebelum hamil: Klien mengatakan disaat schat makan seperti biasa saja Setelah hamil: Klien
mengatakan masih mual, muntah tiap makan dan minum Pasien mengatakan kurang nafsu
makan. Pasien mengatakan makan hanya 4 sendok. Muntah sebanyak 8x dalam sehari.
Minum hanya 2 gelas dalam schari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum hamil: Tidak ada gangguan dalam hal BAB dan BAK
Setelah hamil: Klien mengatakan BAK 5-6x/hari, warna kuning, bau amoniak. Tidak ada
kesulitan dalam berkemih. Klien mengatakan BAB Ix dalam sehari.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum hamil: Klien mengatakan aktifitas schari hari sebagai ibu rumah tangga.. Setelah
Hamil: Klien mengatakan setelah hamil klien mengurangi aktifitas yang
berat berat.
5. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum hamil: Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam proses berfikir.
Setelah hamil: KLien mengatakan tidak ada gangguan dalam proses berfikir.
6. Pola Istirahat-Tidur
Setelah hamil Klien mengatakan tidur 4-6 jam setiap hari, karena malam sering terbangun.
Sebelum hamil: Klien mengatakan menganggap dirinya sebagai orang yang di karuniai tubuh
yang sempurna dan klien merasa bersyukur.
Setelah hamil Klien mengatakan masih bersyukur atas dirinya saat ini.
Sebelum hamil:Klien berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak
anaknya.
Setelah hamil: Klien berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengurangi kegiatan yang berat
berat
9. Pola Reproduksi/Seksual
Sebelum hamil: Klien mengatakan masih melakukan hubungan suami istri. Saat hamil Klien
tidak pernah melakukan hubungan suami istri karena takut perdarahan
Sebelum hamil: Klien mengatakan bahwa semua kehidupan sudah di atur olch Allah.
Setelah hamil Klien mengatakan bahwa sakitnya adalah merupakan ujian dari Allah.
0.PEMERIKSAA FISIK
Status obstetric : G2 P1A0 H 16 minggu
Kesadaran : cm
BB : 50 kg
TB : 158 cm
IMT : 16
Tanda vital
Nadi : 114x/menit
Suhu : 37 "C
Pernafasan : 20 x/menit
Kepala leher
Dada
Jantung: Jantung normal, irama nadi teratur dan cepat, tidak ada suara tambahan.
Paru
Abdomen
Kulit abdomen bersih, suara timpani, ada nyeri saat palpasi perut bagian bawah.
Ekstremitas
Ekstremitas atas Tidak ada edema maupun varises, fungsi kedua tangan baik.
Ekstremitas bawah: Tidak ada edema maupn varises, fungsi kedua kaki baik.
P. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Q. ANALISA DATA
DO:
Lemah,tampak
lemes, tampak
bercak bercak putih
pada lidah
Terpasang infus RL.
28 tpm
Drip Neurobion
lamp/hari
Tekanan darah
130/87 mmHg.
Nadi 114 x/menit
Suhu 36,5 °C
Pernafasan 20
x/menit
8/3/2024 DS : Gangguan Nausea
10.00 Pasien mengatakan biokimiawi
mual, muntah tiap
makan dan minum.
Pasien mengatakan
kurang nafsu makan.
Pasien mengatakan
makan hanya 4
sendok.
DO :
Muntah sebanyak 8
kali dalam sehari.
Mukosa pucat, bibir
tampak kering.
Tekanan darah :
130/87 mmHg
Nadi : 114 x / menit
IMT : 16
TB : 158 cm
BB : 50 kg
S. INTERVENSI KEPERAWATAN
T. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
U. EVALUASI
4. 10/7/2024 D. 0076
08.00 S:Klien mengatakan nafsu makan membaik. Tidak muntah lagi
dan hanya sesekali mual
O: KU sedang, makan habis I porsi diit RS. Klien tampak sudah
tidak mual dan muntah
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi