Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN HEG

Disusun Oleh :
1. TETY SUSYIANTRI (00121053 )
2. MARIA ( 00121043 )
3. PAMELA AFIANTI PANGARIBUAN ( 00121038 )
4. JATI LUYA PANGGABEAN ( 00121040 )
5. DAHNIAR RANGKUTI ( 00121050 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


AWAL BROS
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada


wanita usia produktif, tetapi kurangnya pengetahuan berkaitan
dengan reproduksi dapat menimbulkan kecemasan tersendiri
(Handayani, 2017). Dalam kehamilan mual muntah adalah
gejala yang normal dan sering terjadi pada trimester pertama
(Setyawati et al, 2014). Namun, apabila berlebihan dapat
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum
menjadi buruk sehingga ibu kekurangan energi dan juga zat
gizi yang disebut hiperemesis gravidarum (Rofi’ah et al, 2019).

Hiperemesis Gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan


angka kejadian beragam mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di
Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki dan 0,5%-2% di
Amerika Serikat (Oktavia, 2016).

Diseluruh dunia diperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta


kehamilan. Dari jumlah ini 20 juta wanita mengalami kesakitan
sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami
komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000
meninggal, insidensi terjadinya kasus hiperemesis gravidarum
sebesar 0,8 sampai 3,2% dari seluruh kehamilan atau sekitar
8 sampai 32 kasus per 2 1.000 kehamilan di dunia, hampir
50% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara,
termasuk Indonesia (Sumarni, 2017). dan anemia (Sumarni,
2017). Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan
16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang
dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria.
Hiperemesis juga berdampak negatif, seperti anemia.
Sedangkan anemia sendiri dapat mengakibatkan syok
disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan dan
diminum dimuntahkan semua (Morgan et al, 2010). Penyebab
hiperemesis gravidarum masih belum diketahui secara pasti,
meskipun peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) tampaknya berperan besar. Penyebab lain adalah
peningkatan kadar hormon progesteron serta peningkatan
hormon estrogen. Faktor psikologis juga berperan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum seperti tekanan pekerjaan,
rumah tangga yang retak dan dapat menyebabkan konflik
mental 3 sehingga memperparah mual dan muntah (Runiari,
2010).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari hipermesis gravidarum.?


2. Apa etiologi dari hipermesis gravidarum.?
3. Apa patofisiologi dari hiperemesis gravidarum.?
4. Sebutkan patofisiologi dari hiperemesis gravidarum.?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari hiperemesis
gravidarum.?
6. Apa komplikasi dari hipermesis gravidarum.?
7. Apa prognosis dari hiperemesis gravidarum.?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari hipermesis gravidarum


2. Untuk mengetahui etiologi dari hipermesis gravidarum.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari hiperemesis
gravidarum.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari hiperemesis
gravidarum.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hiperemesis
gravidarum.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari hipermesis gravidarum.
7. Untuk mengetahui prognosis dari hiperemesis gravidarum.

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
pengalaman belajar dilapangan dan dapat meningkatkan
pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan atau saran dan bahan dalam merencanakan
asuhan keperawatan.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan
ilmu dibidang keperawatan dalam asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang
dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat
badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan
16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang
dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria
(Morgan et al, 2010).

B. Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah
sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing

c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya icterus

C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-
zat lain akibat inanisi.
Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi
dan faktor lain, yaitu
a. Faktor predisposisi :
Primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)

b. Faktor organik :
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.

c. Faktor psikologis :
Rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga
dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu
hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80%
pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida)
Patofisilogi

Faktor Predisposisi : Kehamilan Faktor Psikologis : Stress, Faktor Organik : Antigen baru
ganda, Molahidatidosa Kurang support sosial janin dan Plasenta, vili korialis

Mobilitas gastrointestinal Berlawanan dengan atigen


HCG dan ekstrogen meningkat
menurun ibu

Merangsang SPP Merangsang Hipotalamus Perubahan metabolik

Asam lambung meningkat

Hiperemesis Gravidarum Nausea

Dehidrasi

Turgor kulit Kehilangan cairan


Defisiensi nutrisi menurun berlebihan

Nafsu makan
menurun Energi menurun Gangguan Hypovolemia
integritas kulit

BB menurun Kelemahan

Intoleransi
Defisit nutrisi
aktifitas
D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati,
2013) : Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4
kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya
nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,
lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita
hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala
tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia


kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan
14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil
cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan
akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih
parah. Masalah psikologis juga berperan pada parahnya mual
dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum.
Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan
cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan,
atau 11 memperburuk gejala yang sudah ada serta
mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal.
Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti
cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin
mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang
kendali akan memperberat keadaan mual dan muntah yang
dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual
muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji
usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

G. Penatalakasanaan Medis
Hiperemesis Gravidarum Penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut
(Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor
penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung
gula.

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak


mengurang, maka diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang, tetapi cerah danperedaran udara yang baik,
catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita
sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24
jam.
c. Terapi psikologika Perlu diyakinkan kepada penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral Cairan yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium
dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino
secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak
muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan Bila keadaan memburuk
dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,
somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan
retina, kemunduran penglihatan.
3)Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk
ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan
pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien

Meliputi identitas klien ( nama, umur, jenis kelamin, status, suku,


agama,alamat, Pendidikan, diagnose medis, tanggal MRS, tanggal
pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama, umur,
Pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan,
alamat).

b. Keluhan utama

1). Tingkat I ( Ringan)

a) Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi


keadaan umum penderita
b) Ibu merasa lemah
c) Nafsu makan tidak ada
d) Berat badan menurun
e) Merasa nyeri pada epiastrium
f) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g) Tekanan darah menurun
h) Turgor kulit berkurang
i) Lidah mengering
j) Mata cekung

2). Tingkat II (sedang)

a) Penderita tampak lebih lemah dan apatis


b) Turgor kulit mulai jelek
c) Lidah mengering dan tampak kotor
d) Nadi kecil dan cepat
e) Suhu badan naik (dehidrasi)
f) Mata mulai ikterik
g) Berat badan turun dan mata cekung
h) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri, konstipasi
i) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi
acetonuria

3). Tingkat III (berat)

a) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun


dari somnolen sampai koma)
b) Dehidrasi berat
c) Nadi kecil, cepat dan halus
d) Suhu badan meingkat dan tensi turun
e) Terjadi komplikasi fatal pada susunan syaraf
yang dikenal dengan enselopati wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental

c. Riwayat kesehatan sekarang

Meliputi keluhan yang tengah dirasakan pasien seperti mual yang


berlebihan dan mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang terjadi
selama masa kehamilan.

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat Hiperemesis Geavidrum yang pernah diderita


seelumnya dan pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan
saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.

e. Riwayat Kesehatan Kehamilan

Mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini dan hal-hal yang
berhubungan denga kehamilan.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga


Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah
sebelumnya anggota dari keluarga ada yang memiliki riwayat
Hipermesis Gravidarum seperti yang dialami klien saat ini dan juga
riwayat gieokologi dalam keluarga seperti kista, tumor, dan masalah
reproduksi lainya ( Ardiansyah, 2012).

Kaji juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya


hipermesis gravidum berulang dan sindroma yang berkaitan dengan
kejadian hipemesis grapidarium ataupun hipermesis grapidarum yang
kemudian meninggal.

e. Pola Aktifitas Sehari-hari

Kaji aktivitas klien sehari-hari, apakah ada gangguan atau tidak.


Kaji bagaimana klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien
memerlukan bantuan atau tidak dalam beraktivitas. Klien mengalami
tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per
menit). Frekuensi pernapasan meningkat. Suhu kadang naik, badan
lemah.

h. Data Psikososial

Ibu yang mengalami stres dan mempunyai tingkat cemas yang


tinggi beresiko mengalami hiperemesis grapidarum. Stres terjadi akibat
perubahan hormon pada ibu hamil tanpa sadar menyebabkan respon
fisiologis, respon kognitif, dan respon emosi. Apabila kondisi ini terus
menerus terjadi tanpa ada perubahan tingkah laku maka akan terjadi
hipermesis grapidarum pada ibu hamil. Diketahui bahwa stres harus
diatasi agar tidak mengganggu kehamilan, cara yang dilakukan
informan utama untuk mengetahui permasalahan yakni dengan
mengubah pola tingkah laku.

i. Integritas Ego
Dapat menunjukan labilitas emosional dan kegembiraan sampai
ketakutan, marah, atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki
pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.
Mungkin mengepresikan tidak mampu untuk menghadapi suasana
baru.

j. Eliminasi

Pada hiperemesis graidarum apakah klien memakai kateter


urinarius atau tidak.

k. Neurosensorik

Kerusakan gerakan pada sensosi dibawah tindak anastesi spinal


epidural.

l. Nyeri/Kenyamanan

Mungkin mengeluh ketidak nyamanan dari berbagai sumber: misal


nyeri penyerta, distensi kandung kemih, abdomen, efek-efek anastesi,
mulut mungkin kering.

m. Keamanan

Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena


pemasangan infus dan nyeri tekan.

n. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pemeriksaan umum pasien memiki


kesadaran yang baik (compos mentis).

1) Sistem reproduksi, pemeriksaan in dilakukan untuk mengetahui


TFU, keadaan vagina (kebersihan) dan payudara (keadaan bentuk
dan warna aeorola),
2) Sistem kardiovaskuler, pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui tekanan darah, nadi dan suhu tubuh pasien.
3) Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
frekuensi BAK dan BAB pasien dalam satu hari, warna dan bau.
4) Sistem gastrointestinal, pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui pola makan pasien dan masalah pencernaan yang
muncul pada pasien seperti porsi makan pasien, mual dan muntah.
5) Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
sistem neurologis pasien.
6) Sistem imunologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
sistem imun pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan suhu
tubuh.
7) Sistem integumen, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan integument pasien seperti akral, elastisitas, warna dan
tugor kulit.
8) Sistem muskuloskletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan otot, kelemahan dan kekauan otot pasien.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nausea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan


mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berniat makan,
pucat.
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna
makanan ditandai dengan berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal, kram nyeri abdomen, nafsu makan
menurun, otot menelan lemah, membran mukosa pucat.
c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
ditandai dengan nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering,mengeluh lemah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. S

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kp. Harapan

Status : Menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal masuk RS : 20 Maret 2021

Jam masuk : 11.00 Wib

No RM : 000521

Diagnosa : G2P1A0 Hamil 16 Minggu dengan HEG

B. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB

Nama : Tn. K

Umur : 33 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kp. Harapan


Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

C. KELUHAN UTAMA

Pasien masih mengeluh mual, lemas, letih, lesu, dan muntah

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Sejak tanggal 7 Juli 2021 malam muntah-muntah lebih dari 8 kali,


kemudian masuk rumah sakit dipasang infus RL 20 tpm

E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Persalian pertama tahun 2017 normal

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular


ataupun keturuanan

G. GENOGRAM

C
KETERANGAN :

: Perempuan : Klien

: Laki-laki : Suami Klien

H. RIWAYAT GINEKOLOGI

Riwayat menstruasi

Menarche : Pada usia 14 tahun

Siklus haid : Teratur biasanya 28 hari, dan lama haid biasanya 5-6
hari

I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

Keadaan Bayi Masalah


No Tahun Jenis Penolong Jenis
Waktu Lahir Kehamilan
Persalinan Kelamin
1. 2017 Spontan Dokter Laki laki Sehat, BB: 2500 Tidak ada
gram
2. 2020 Hamil ini

J. RIWAYAT KB

Riwayat KB suntik 3 bulan

K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI

HPHT : 25 November 2020

Taksiran partus : 1 September 2021

BB sebelum hamil : 47 Kg

BB setelah hamil : 50 Kg

L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Keadaan Mental : Koping pasien baik

Penerimaan terhadap kehamilan : Pasien senang dengan


kehamilan saat ini
Masalah Khusus : Hiperemesis

M. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI

Vitamin penambah darah

N. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON

1. Pola Persepsi Managemen Kesehatan

Sebelum hamil: Klien tidak terlalu memperhatiakan


kesehatan

setelah hamil : Klien rutin periksa ke bidan dan kadang ke


dokter

2. Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum hamil : Klien mengatakan disaat sehat makan


seperti biasa saja

Setelah hamil : Klien mengatakan masih mual, muntah tiap


makan dan minum. Pasien mengatakan kurang nafsu
makan. pasien mengatakan makan hanya 4 sendok. muntah
sebanyak 8 x dalam sehari. mMinum hanya 2 gelas dalam
sehari

3. Pola Eliminasi

Sebelum hamil: Tidak ada gangguan dalam hal BAB dan


BAK

Setelah hamil : Klien mengatakan BAK 5-6x/hari, wrna


kuning, bau amoniak. Tidak ada kesulitan dalam berkemih.
Klien mengatakan BAB 1x dalam sehari. Konsistensi padat,
warna kuning, tidak ada maslah dalam BAB

4. Pola Latiahn Akitivitas

Sebelum hamil : Klien mengatakan aktifitas sehari-hari


sebagai ibu rumah tangga.
Setelah Hamil : Klien mengatakan setelah hamil klien
mengurangi aktifitas yang berat

5. Pola kognitif Perseptual

Sebelum hamil :klien mengatakan tidak ada gangguan


dalam proses berfikir

Setelah Hamil : Klien mengatakan tidak ada gangguan


dalam proses berpikir

6. Pola Istirahat- Tidur

Sebelum hamil : Klien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari

Setelah hamil : Klien mengatakan tidur 4-6 jam setiap hari,


karena malam sering terbangun

7. Pola Konsep Diri persepsi Diri

Sebelum hamil : Klien mengatakan menganggap dirinya


sebagai orang yang di karuniai tubuh yang sempurna dan
klien merasa bersyukur .

Setelah hamil : Klien mengatakan masih bersyukur atas


dirinya saat ini

8. Pola Peran dan Hubungan

Sebelum hamil : Klien berperan sebagai ibu rumah tangga


yang mengurus suami dan anak-anaknya

Setelah hamil : Klien berperan sebagai ibu rumah tangga


dan mengurangi kegiatan yang berat

9. Pola Reproduksi/seksual

Sebelum hamil : Klien Mengatakan masih melakukan


hubungan suami istri
Setelah hamil : Klien mengatakan tidak pernah melakukan
hubungan suami istri karena takut perdarahan

10. Pola Pertahanan Diri

Sebelum hamil : Klien mengatakan tidak pernah berpikir


sampai stress

Saat hamil : klien mengatakan tidak pernah berfikir sampai


stress

11. Pola Keyakinan dan Nilai

Sebelum hamil : Klien mengatakan bahwa semua kehidupan


sudah diatur oleh Allah

Setelah hamil : Klien mengatakan bahwa sajitnya adalah


merupakan ujian dari Allah

O. PEMERIKSAAN FISIK

Staus obstetrik : G2P1A0

TFU teraba 2 jari diatas pusat

Keadaan umum : Lemah, tampak lemas

Kesadaran : CM

BB : 50 kg

TB : 158 cm

IMT : 16

Tanda Vital : 100/87mmHg

Nadi : 114x/menit

Suhu : 37

Pernafasan : 20x/ menit

Kepala Leher
Kepala : Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, rambut hitam.

Mata : Kedua mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva


tidak anemis

Hidung : semetris, fungsi membau normal

Mulut : terdapat bercak-bercak putih, tidak ada sariawan,


gigi,beberapa ada yang tanggal, mukosa pucat, bibir tampak
kering

Telinga : bersih, daun telinga simetris

Leher : Leher normal, kulit leher bersih

Jantung : normal, irama nadi teratur dan cepat, tidak ada suara
tambahan

Paru : Suara paru tidak ada wheezing maupun ronchi

Abdomen : Kulit abdomen bersih, suara timpani, ada nyeri saat


palpasi perut bagian bawah

Ekstremitas atas : Tidak ada edema maupun varises, fungsi kedua


tangan baik

Ekstremitas bawah : Tidak ada edema maupun varises, fungsi


kedua kaki baik

P. PEMRIKSAN PENUNJANG

NILAI
NO PEMERIKSAAN HASIL
NORMAL
1. Haemoglobin 15,3 11.7-15.5
2. Leukosit 16,7 3.6-11.0
3. Hematokrit 42 35-47
4. Trombosit 436 150-400
5. GDS 98 90-140
6. HbSAg Negative Negative
7. Golongan darah B
8. Rapid Test Antibodi Non reaktif Non reaktif

Q. PROGRAM TERAPI
IUFD RL 28 tpm

Injeksi Nerobion 1 amp/hari

Injeksi Ondancentron 3 x 8 mg

Injeksi Amoxan 3 x 1 gram

Antasid syr 3 x 2 cth

DIAGONSA KEPERAWATAN

1. Nausea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan


mual, merasa ingin muntah, tidak nafsu makan, pucat
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan
mencerna makanan ditandai dengan berat badan menurun
minimal 10% dibawah rentang ideal , kram/neyi abdomen,
nafsu makan menurun, otot menelan lemah, membrane
mukosa pucat
3. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,
ditandai dengan nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, mengeluh
lemah

INTERVENSI (RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN)

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


N
KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
O
SDKI SLKI SIKI
1 Nausea Setelah dilakukan tindakan  Manjemen mual
berhubungan keperawatan maka tingkat
dengan kehamilan nyeri menurun, dengan 1. Observasi

ditandai dengan kriteria hasil :  Identifikasi pengalaman mual


mual, merasa ingin  Identifikasi dampak mual
1. Tingkat Nausea menurun
muntah, tidak nafsu terhadap kuaitas hidup ( Mis:
2. perasaan ingin muntah
makan, pucat nafsu makan,aktifitas kinerja,
menurun
tanggungjawab peran, dan
3. sensasi panas menurun
tidur
 Monitor mual ( Mis: frekuensi,
durasi, dan tingkat
keparahan )
 Monitor asupan nutrisi dan
kalori

2. Terapeutik

 Kendalikan faktor lingkungan


penyebab mual (Mis: bau tidak
sedap, suara dan rangsangan
visual yang tidak
menyenangkan
 Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin,
cairan bening( Mis : tidak
berbau dan tidak berwarna

3. Edukasi

 Anjurkan istirahat yang cukup


2
dan tidur yang cukup
 Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
 ajarkan penggunaan teknik
Setelah dilakukan tindakan nonfarmakologis untuk
keperawatan maka tingkat mengatasi mual ( Mis :
nyeri menurun, dengan
kriteria hasil : biofeedback, hypnosis,
Defisit nutrisi
relaksasi, terapi musik )
berhubungan 1. Porsi makanan yang
dengan dihabiskan meningkat
ketidakmampuan 2. Berat badan membaik
Manajemen Nutrisi
mencerna makanan 3. indeks masa tubuh ( IMT )
1. Observasi
membaik
4. Nafsu makan membaik  Identifikasi status nutrisi
 identifikasi makananyang
disukai
 identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
3
2. Teraputik

 Lakukan oral hygiene sebelum


makan
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Setelah dilakukan tindakan  Berikan suplemen makanan
keperawatan maka tingkat
3. Edukasi
nyeri menurun, dengan
Hypovolemia kriteria hasil :  Anjurkan posisi duduk
berhubungan
1. Membran mukosa lembab
dengan kehilangan
2. Kekuatan nadi meningkat Manajemen Hypovolemia
cairan aktif
3. Intake cairan membaik
4. Tekanan darah normal 1. Observasi
120/80 mmHg  Periksa tanda dan gejala
hypovolemia ( Mis: frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
melemah, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering,volume urine menurun,
hematocrit meningkat, lemah )
 Monitor intake dan output
cairan

2. Terapeutik

 Hitung kebutuhan cairan


 Berikan asupan cairan oral

3. Edukasi

 Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
trisemester 1,kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Sekitar 60-80 % multigravida mengalami mual muntah,namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan.
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan
tahap sebagai berikut :
a. Ibu diisolasi didalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udura yang baik. kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologi sebanyak 2-3 liter sehari
b. Diuresis selama dikontrol untuk keseimbangan cairan
c. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah,coba berikan makan dan minum
sedikit demi sedikit .
d. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
e. Pada keadaan lebih berat,berikan antimetik seperti antimetik seperti
metoklopramid,disklomin hidrokloridadan klorproazin.
f. Berikan terapi psikologis yang menyakinkan ibu bahwa penyakitnya
bisa disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan
dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.

B. Saran
Diharapkan mahasisiwa keperawatan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

DAFTAR PUSTAKA
Friyanto,fadlun ahmad. 2012. Asuhan kebidanan patologis. Jakarta:
salemba medika.
Manuba, Ida ayu chandranita,dkk.2012.ilmu kebidanan, penyakit
kandungan,dan KB. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: salemba
medika.
Nurarif, amin huda,dkk.2013. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
media action.
Prawirohardjo,surwono.2005.ilmu kebidanan III. Jakarta: tridosa
printer.
Satawinata, sulaeman. 1984. Obstetri patologi. Bandung: elstar
offset.
Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan.
Jakarta: salemba medika.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4715

Anda mungkin juga menyukai