Disusun Oleh :
1. TETY SUSYIANTRI (00121053 )
2. MARIA ( 00121043 )
3. PAMELA AFIANTI PANGARIBUAN ( 00121038 )
4. JATI LUYA PANGGABEAN ( 00121040 )
5. DAHNIAR RANGKUTI ( 00121050 )
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
pengalaman belajar dilapangan dan dapat meningkatkan
pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan atau saran dan bahan dalam merencanakan
asuhan keperawatan.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan
ilmu dibidang keperawatan dalam asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang
dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat
badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status
kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan
16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang
dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria
(Morgan et al, 2010).
B. Klasifikasi
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah
sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya icterus
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-
zat lain akibat inanisi.
Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi
dan faktor lain, yaitu
a. Faktor predisposisi :
Primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik :
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis :
Rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga
dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu
hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80%
pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida)
Patofisilogi
Faktor Predisposisi : Kehamilan Faktor Psikologis : Stress, Faktor Organik : Antigen baru
ganda, Molahidatidosa Kurang support sosial janin dan Plasenta, vili korialis
Dehidrasi
Nafsu makan
menurun Energi menurun Gangguan Hypovolemia
integritas kulit
BB menurun Kelemahan
Intoleransi
Defisit nutrisi
aktifitas
D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati,
2013) : Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4
kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya
nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang
berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,
lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita
hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala
tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit
hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji
usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
G. Penatalakasanaan Medis
Hiperemesis Gravidarum Penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut
(Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor
penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung
gula.
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan utama
Mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini dan hal-hal yang
berhubungan denga kehamilan.
h. Data Psikososial
i. Integritas Ego
Dapat menunjukan labilitas emosional dan kegembiraan sampai
ketakutan, marah, atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki
pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.
Mungkin mengepresikan tidak mampu untuk menghadapi suasana
baru.
j. Eliminasi
k. Neurosensorik
l. Nyeri/Kenyamanan
m. Keamanan
n. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
No RM : 000521
B. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn. K
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
C. KELUHAN UTAMA
G. GENOGRAM
C
KETERANGAN :
: Perempuan : Klien
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Riwayat menstruasi
Siklus haid : Teratur biasanya 28 hari, dan lama haid biasanya 5-6
hari
J. RIWAYAT KB
BB sebelum hamil : 47 Kg
BB setelah hamil : 50 Kg
L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
3. Pola Eliminasi
9. Pola Reproduksi/seksual
O. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CM
BB : 50 kg
TB : 158 cm
IMT : 16
Nadi : 114x/menit
Suhu : 37
Kepala Leher
Kepala : Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, rambut hitam.
Jantung : normal, irama nadi teratur dan cepat, tidak ada suara
tambahan
P. PEMRIKSAN PENUNJANG
NILAI
NO PEMERIKSAAN HASIL
NORMAL
1. Haemoglobin 15,3 11.7-15.5
2. Leukosit 16,7 3.6-11.0
3. Hematokrit 42 35-47
4. Trombosit 436 150-400
5. GDS 98 90-140
6. HbSAg Negative Negative
7. Golongan darah B
8. Rapid Test Antibodi Non reaktif Non reaktif
Q. PROGRAM TERAPI
IUFD RL 28 tpm
Injeksi Ondancentron 3 x 8 mg
DIAGONSA KEPERAWATAN
2. Terapeutik
3. Edukasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
trisemester 1,kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Sekitar 60-80 % multigravida mengalami mual muntah,namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan.
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan
tahap sebagai berikut :
a. Ibu diisolasi didalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udura yang baik. kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologi sebanyak 2-3 liter sehari
b. Diuresis selama dikontrol untuk keseimbangan cairan
c. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah,coba berikan makan dan minum
sedikit demi sedikit .
d. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
e. Pada keadaan lebih berat,berikan antimetik seperti antimetik seperti
metoklopramid,disklomin hidrokloridadan klorproazin.
f. Berikan terapi psikologis yang menyakinkan ibu bahwa penyakitnya
bisa disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan
dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.
B. Saran
Diharapkan mahasisiwa keperawatan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Friyanto,fadlun ahmad. 2012. Asuhan kebidanan patologis. Jakarta:
salemba medika.
Manuba, Ida ayu chandranita,dkk.2012.ilmu kebidanan, penyakit
kandungan,dan KB. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: salemba
medika.
Nurarif, amin huda,dkk.2013. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
media action.
Prawirohardjo,surwono.2005.ilmu kebidanan III. Jakarta: tridosa
printer.
Satawinata, sulaeman. 1984. Obstetri patologi. Bandung: elstar
offset.
Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan.
Jakarta: salemba medika.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4715