Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN
DIABETES MELLITUS
BAB 1
PENDAHULUAN

 Kelenjar Endokrin : Suatu Kelenjar yang memproduksi hormon,


Kelenjar ini mengeluarkan hasil sekresinya (Hormon) kedalam aliran
pembuluh darah dan bereaksi pada target Sel melalui proses biologi.
 Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme
kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) yang
disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
insulin yang berguna memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar
dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel (Tarwoto,
2012). Menurut WHO terdapat tipe- tipe Diabetes Melitus, yaitu :
Diabetes Melitus tipe 1 (Insulin Dependen Diabetes Melitus),
Diabetes Melitus tipe 2 (Non-Insulin Dependen Diabetes Melitus),
dan Gestasional Diabetes Melitus (GDM, “DM yang terjadi selama
kehamilan) (Wijoyo,2011).
Lanjutan …..
 Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan dan
akan diderita seumur hidup, namun dapat dikontrol
denganpengobatan jangka panjang dengan biaya
yang relatif tinggi.Banyak orang masih
menganggap penyakit Diabetes Melitus merupakan
penyakit orang tua atau hanya penyakit yang
timbul karena faktor keturunan, padahal setiap
orang dapat terkena Diabetes Melitus, baik tua
maupun muda (Mirza,2008).
RUMUSAN MASALAH

 Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok merumuskan


masalah
 dengan “Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Endokrin
Diabetes Mellitus”
TUJUAN PENULISAN

 Tujuan Umum
 Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah agar mahasiswa
dapat memahami asuhan keperawatan dengan gangguan system endokrin
LANJUTAN ….
 Tujuan Khusus
 Ada pun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut :
a. Melaksanakan Pengkajian terhadap pasien dengan Diabetes Melitus
b. Menentukan Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus.
c. Merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus
d. Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Melitus
e. Melaksanakan Evaluasi Keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Melitus
f. Melakukan Dokumentasi Keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Melitus
METODE PENULISAN

 Metode yang digunaan dalam penyusunan makalah


ini adalah berdasarkan metode literature dan
informasi di dapat dari jaringan.
TINJAUAN TEORITIS
 Konsep Dasar DM
1. Definisi

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth,
2002).
2. Etiologi

Penyebab Diabetes Melitus Menurut (Brunner & Sudart,2000) berdasarkan


klasifikasinya adalah :
 Diabetes Melitus Type I/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) DM tipe I

ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas, faktor genetik, imunologi, dan
mungkin pula lingkungan (virus) diperkirakan menimbulkan distruksi sel beta
 DM tipe II/ NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) mekanisme yang
tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada DM tipe II masih
belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah obesitas, riwayat
keluarga, usia (resistensi insulin cendrung meningkat pada usia > 65 tahun).
Gestasional Diabetes Melitus adalah intoleransi glukosa yang mulai
timbul atau mulai diketahui selama pasien hamil. Karena terjadi
peningkatan sekresi berbagai hormon disertai pengruh metabolik
terhdap toleransi glukosa, maka kehmilan merupakan keadaan
diabetogenetik
3. Manisfestasi Klinis

 Menurut Atun (2010), manifestasi Diabetes Melitus dibedakan


menjadi gejala akut dan gejala kronik yaitu :
• Gejala Akut

 Fase Awal

 Pada fase awal biasanya penderita menunjukkan berat badan yang

terus naik, karena pada saat itu jumlah insulin masih mencukupi
 Fase Lanjutan
Pada fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin.
Penderita masih mengalami polidipsia dan poliuria, namun tak lagi banyak
makan (polifagia).
• Gejala Kronik
a. Sering mengalami kesemutan
b. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c. Rasa tebal dikulit
d. Sering menggalami kram
e. Cepat merasakan lelah, mudah mengantuk
f. Pandangan kabur
g. Rasa gatal disekitar kemaluan, terutama pada wanita
h. Gigi mudah goyang dan mudah lepas
i. Menurunnya kemampuan seksual, atau bahkan impoten
j. Keguguran atau kematian janin dalam kandungan pada ibu
4. Patofisiologi
Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat
bekerja secara optimal.
Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu
pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena pengaruh
dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua adalah
penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga
karena kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015).
5. Web Of Caution
Next…
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus adalah:
7. Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa darah
8. Mencegah komplikasi vaskuler dan neuropati
9. Mencegah terjadinya hipoglikemia dan ketoasidosis(Tarwoto dkk, 2012).
Untuk mengontrol gula darah, ada 5 faktor penting yang harus diperhatikan
yaitu(Tarwoto dkk, 2012) :
10. Asupan makan atau managemen diet
11. Latihan fisik atau exercise
12. Obat-obatan penurun gula darah
13. Pemberian hormone insulin
14. Pendidikan kesehatan
7. Pemeriksaan Penunjang
Kriteria diagnostik menurut WHO(1985) untuk diabetes
melitus
pada orang dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali
pemeriksaan:
 Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)

 Glukosa plasma puasa/Nuchter >140 mg/dl ( 7,8

mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam

kemudian sesudah mengkomsumsi 75 gr Karbohidrat


(2 jam post prandial (pp) >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
 Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
4. Fungsional Gordon
 Diagnosa keperawatan
1. Resiko syok b.d kehilangan elektrolit dalam sel di
tandai dengan dehidrasi.
2. Resiko infeksi b.d kekebalan tubuh menurun di tandai
dengan adanya peradangan
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d aliran darah lembat di
tandai dengan iskemik jaringan.
4. Ansietas b.d kurangan nya pengetahuan
5. Nyeri akut b.d neuropati sensori perifer di tandai
dengan adanya peradangan.
6. Intolerasi aktivitas b.d kehilangan kalori.
7. Ketidakstabilan gula darah b.d peningatan gula darah.
 Intervensi Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI

1 Resiko syok 1. Tingkat Syok 1. Pencegahan


Kategori : Fisiologis Kriteria Hasil Syok
Subkategori : Setelah dilakukan tindakan Definisi
Nutrisi/Cairan keperawatan selama 3x24 jam Mengidentifikasi
Definisi : masalah syok teratasi dengan dan menurunkan
Berisiko mengalami indikator: risiko terjadinya
ketidakcukupan Aliran 1. Kekuatan nadi menurun ketidakmampuan
darah ke dimana yang awalnya tubuh menyediakan
jaringan tubuh, yang skala 4 (meningkat) oksigen dan
dapat menjadi skala 2 (cukup nutrien untuk
mengakibatkan menurun). mencukupi
disfungsi seluler 2. Tingkat kesadaran kebutuhan jaringan.
yang mengancam jiwa. Meningkat yang awalnya
skala 1 (menurun)
menjadi skala 3 (sedang).
Faktor Risiko 3. Saturasi oksigen Tindakan
1. Hipoksemia Meningkat dengan skala Observasi
2. Hipoksia awal 1 (menurun) menjadi - Monitor status
3. Hipotensi skala 4 (cukup meningkat) kardiopulmonal
4. Kekurangan volume 4. Akral dingin menurun dari (Frekuensi
cairan skala 1 (meningkat) dan kekuatan nadi,
5. Sepsis menjadi skala 4 (cukup frekuensi napas, TD,
6. Sindrom Respons menurun) MAP).
inflamasi sistemik 5. Pucat menurun dengan - Monitor status
(Systemic inflamatory skala awal 1 (meningkat) oksigenasi
response syndrome menjadi skala 4 (cukup (Oksimetri nadi, AGD).
[SIRS]) menurun) - Monitor status Cairan
Kondisi Klinis Terkait (Masukan dan
1. Perdarahan haluaran,
2. Trauma Multipel turgor kulit, CRT).
3. Pneumothoraks - Monitor tingkat
4.Infark miokard kesadaran
5. Kardiomiopati dan respon pupil.
6. Cedera Medula - Periksa riwayat alergi.
spinalis Terapeutik
7. Anafilaksis - Berikan oksigen untuk
8. Sepsis mempertahankan
saturasi
oksigen > 94%.
9. Koagulasi - Lakukan Skin Test untuk
intravaskuler mecegah reaksi alergi.
diseminata Edukasi
10. Sindrom Respons - Jelaskan penyebab atau
inflamasi sistemik faktor risiko syok.
(Systemic - Jelaskan tanda dan
inflamatory response gejala
syndrome [SIRS]) awal syok.
Keterangan - Anjurkan
Diagnosis ini memperbanyak
ditegakkan pada asupan cairan oral.
kondisi gawat darurat Kolaborasi
yang dapat - Kolaborasi pemberian
mengancam jiwa dan IV,
intervensi jika perlu.
diarahkan untuk 2. Pemantauan Cairan
penyelamatan Definisi
jiwa. Mengumpulkan dan
menganalisis
data terkait pengaturan
keseimbangan cairan.
Tindakan
Observasi
- Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai