Oleh :
NIM P27820720073
Mengetahui
Kepala Ruangan,
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat
mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-
60% pada (multigravida).
4. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat
hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa
sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat
badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil
merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
d. Sakit kepala
e. Konstipasi
f. Sangat sensitif terhadap bau
g. Produksi air liur berlebihan
h. Inkontinensia urine
i. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-
6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual
dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka
menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap
kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum.
Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk
gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi
gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti
cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik
secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat
keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih
ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
5. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume
cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan
dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis
gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016):
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia
gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas
janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang,
maka diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,
somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus,
ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi
nadi meningkat, tekanan darah menurun.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata
Data ini meliputi: nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat. Usia, 20
tahun dan > 35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis
gravidarum. Ibu yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian
hiperemesis gravidarum. Pendidikan mempunyai pengaruh dalam
berperilaku kesehatan (misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil (Iin 2018).
b) Keluhan Utama
Tingkat I
1. Ibu merasa lemah
2. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5. Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah
sistolik menurun
6. Turgor kulit mengurang
7. Lidah mengering mata cekung
8. Merasa nyeri pada epigastrium
Tingkat II
Tingkat III
1. Keadaan umum lebih parah
2. Dehidrasi hebat
3. Muntah berhenti
4. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
5. Nadi kecil dan cepat
6. Suhu meningkat
7. Tensi menurun
8. Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
9. Mata cekung dan timbulnya ikterus (Khayati, 2013).
c) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum,
yaitu : mual dan muntah yang terus – menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi
dan demam. Selanjutnya juga dapat ditemukan berat badan yang
menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus (Iin
2018).
2) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya dan pernah
mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
yang menyebabkan mual muntah (Iin 2018).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan
apakah sebelumnya anggota dari keluarganya ada yang
memiliki riwayat hipermesis gravidarum seperti yang dialami
klien saat ini, dan juga riwayat giekologi dalam keluarga
seperti kista, tumor dan masalah reproduksi lainnya. Kaji
juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya
hipermesis grapidarum berulang dan sindroma yang berkaitan
dengan kejadian hipermesis gravidarum ataupun hipermesis
gravidarum yang kemudian meninggal (Nanda, 2020).
4) Riwayat kehamilan
Mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini dan hal-hal yang
berhubungan dengan kehamilan.
a) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada
nafsu makan.
b) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat
badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran (Iin 2018).
5) Riwayat psikososial
Ibu yang mengalami stresdan mempunyai tingkat cemas yang
tinggi beresiko mengalami hipermesis gravidarum. Stress
terjadi akibat perubahan hormon pada ibu hamil tanpa sadar
menyebabkan respon fisiologis, respon kognitif dan respon
emosi. Apabila kondisi initerus menerus terjadi tanpa ada
perubahan tingkah laku maka akan terjadi hipermesis
gravidarum pada ibu hamil. Diketahui bahwa stress harus diatasi
agar tidak mengganggu kehamilan, cara yang dilakukan informan
utama untuk mengatasi permasalahan yakni dengan
mengubah pola tingkah laku (Nanda, 2020).
d) Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
Biasanya terjadi kecemasan terhadap kehamilannya.
2. Pola aktivitas dan latihan
Dapat melakukan aktivitas seperti biasanya terbatas pada aktivitas
ringan, untuk aktivitas membutuhkan tenaga lebih, dapat dibantu
alat atau orang lain.
3. Pola istirahat dan tidur
Klien lebih banyak istirahat dan tidur karena lemas, tetapi klien
merasa tidak nyaman karena sering mual dan muntah .
4. Pola nutrisi
Adanya mual dan muntah pada saat makan dan minum sehingga
ibu cenderung kekurangan gizi (anemia gizi) yang merupakan
faktor predisposisi terjadinya hiperemesis gravidarum.
5. Pola Eliminasi
a. Oliguria
b. Konstipasi
c. Aseton dapat tercium saat BAK
6. Pola kognitif perseptual
Biasanya klien mudah lelah dalam aktivitas.
7. Pola konsep dan persepsi diri
a. Takut terhadap kehamilan dan persalinan
b. Takut kehilangan pekerjaan
c. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental sehingga memperberat mual-
muntah.
8. Pola peran dan hubungan
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
9. Pola seksualitas
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan hubungan seksual atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat
10. Pola koping dan toleransi stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
11. Pola nilai dan kepercayaan
Biasanya klien terganggu dalam beribadah karena harus bedrest.
e) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Penderita biasanya dalam keadaan compos metris atau bisa juga
apatis dan penderita umumnya lemah.
2. Tanda-Tanda Vital
Nadi: Takikardi
RR : Takipnea
3. Kepala dan rambut
Inspeksi
Penyebaran rambut, warna rambut, warna kulit samakah dengan
kulit sekitar, bagaimana kebersihannya
Palpasi
Adakah nyeri tekan, keadaan rambut klien, benjolan abnormal
4. Hidung
Inspeksi
Melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidung, warna kulit dan
kesimetrisan lubang hidung, polip.
Palpasi
Mengkaji ada tidaknya benjolan abnormal dan nyeri tekan
5. Telinga
Inspeksi
Kesimetrisan telinga dextra dan sinistra, ada tidaknya tanda –
tanda inflamasi dan hygiene telinga
Palpasi
Mengkaji ada tidaknya benjolan abnormal dan nyeri tekan
6. Mata
Inspeksi
Melihat konjungtiva klien anemis/tidak, kesimetrisan dan keadaan
sclera klien, pupil isokor / anisokor, mata cowong atau tidak.
Palpasi
Mengkaji adakah nyeri tekan dan benjolan abnormal
7. Mulut, gigi, lidah tonsil dan pharing
Inspeksi
Mengkaji mukosa bibir klien, stomatitis, hygiene lidah dan
pembesaran tonsil
Palpasi
Ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan abnormal
8. Leher dan tenggorokan
Inspeksi
Melihat ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid tanda – tanda
inflamasi dan penggunaan otot bantu pernafasan
Palpasi
Ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan abnormal
9. Dada/thorak ( pemeriksaan paru )
Inspeksi
Bentuk, postur dan kesimetrisan ekspansi, serta keadaan kulit, dan
untuk melihat frekuensi pernafasan
Palpasi
Palpasi dada dilakukan untuk mengkaji keadaan kulit dinding
dada adanya nyeri tekan, masa peradangan, kesimetrisan ekspansi
dan taktil fremitus
Perkusi
Biasanya suara/bunyi pada paru – paru orang normal adalah
resonan yang terdengar dug,dug,dug.
Auskultasi
Auskultasi berguna untuk mengkaji aliran udara melalui batang
trakeobronkial dan mengetahui adanya sumbatan aliran udara
dengan mendengarkan suara nafas tambahan ex. Ronchi,
wheezing
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
b) Nyeri akut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
tingkat nyeri menurun (L.08066)
Kriteria hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun
6. Menarik diri menurun
7. Berfokus pada diri sendiri menurun
8. Diaforesis menurun
9. Perasaan depresi (tertekan) menurun
10. Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
11. Anoreksia menurun
12. Perineum terasa tertekan menurun
13. Uterus teraba membulat menurun
14. Ketegangan otot menurun
15. Pupil dilatasi menurun
16. Muntah menurun
17. Mual menurun
18. Frekuensi nadi membaik
19. Pola napas membaik
20. Tekanan darah membaik
21. Proses berpikir membaik
22. Fokus membaik
23. Fungsi berkemih membaik
24. Perilaku membaik
25. Nafsu makan membaik
26. Pola tidur membaik
Intervensi :
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgesik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
e) Gangguan integritas kulit/jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
integritas kulit dan jaringan meningkat (L.14125)
Kriteria hasil :
1. Elastisitas meningkat
2. Hidrasi meningkat
3. Perfusi jaringan meningkat
4. Kerusakan jaringan menurun
5. Kerusakan lapisan kulit menurun
6. Nyeri menurun
7. Perdarahan menurun
8. Kemerahan menurun
9. Hematoma menurun
10. Pigmentasi abnormal menurun
11. Jaringan parut menurun
12. Nekrosis menurun
13. Abrasi kornea menurun
14. Suhu kulit membaik
15. Sensasi membaik
16. Tekstur membaik
17. Pertumbuhan rambut membaik
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
g) Konstipasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
eliminasi fekal membaik (L.04033)
Kriteria hasil :
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
3. Mengejan saat defekasi menurun
4. Distensi abdomen menurun
5. Teraba massa pada rektal menurun
6. Urgency menurun
7. Nyeri abdomen menurun
8. Kram abdomen menurun
9. Konsistensi feses membaik
10. Frekuensi defekasi membaik
11. Peristaltik usus membaik
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
h) Hipertermi
Kriteria hasil :
1. Menggigil menurun
3. Kejang menurun
4. Akrosianosis menurun
6. Piloereksi menurun
9. Pucat menurun
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
i) Intoleransi aktivitas
Kriteria hasil :
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu..., Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP,
2013. 11–68.
Morgan, Gerri. (2010). Obstetri dan genekologi panduan praktik. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI.
Yusniar Rizki, S., 2020. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah. Prodi DIII
Keperawatan Samarinda Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.
NIM : P27820720073
PENGKAJIAN KEHAMILAN
I. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
a. Nama : Ny. B
b. Umur : 24 tahun
c. Nama suami : Tn. N
d. Umur : 24 tahun
e. Suku/ bangsa : NTT/ Indonesia
f. Status perkawinan : Sudah menikah
g. Agama : Kristen Katolik
h. Pendidikan : SLTA
i. Alamat : Poteba kerambu
j. Diagnosa kebidanan : G1P0000 9/10 mg HEG + ISK
k. No. RM : 839xxx
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Klien mengeluh mual dan muntah.
b. Riwayat keperawatan sekarang
Klien mengeluh mual merasa ingin muntah sejak 3 jam yang lalu, muntah
sebanyak kurang lebih 10 kali dalam sehari, tidak minat makan dan
minum, nyeri perut bawah saat BAK. Klien mengatakan keluhan yang
menyertai susah tidur. Klien mengatakan merasa lemah dan tampak
meringis.
c. Riwayat keperawatan masa lalu
Klien mengatakan pernah sakit maag.
d. Riwayat keperawatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti yang dikeluhkan
klien sekarang
e. Riwayat keperawatan lingkungan
Klien mengatakan kesehatan lingkungan baik karena setiap hari selalu
dibersihkan.
f. Riwayat psikososial
Klien senang dengan kehamilan saat ini, koping pasien baik.
g. Latar belakang budaya
Klien mengatakan latar belakang budaya sangat baik dan tidak pernah
terjadi masalah.
h. Dukungan keluarga
Klien mengatakan sumber dukungan dari suami dan keluarga.
Keluarganya sangat mendukung atas kehamilannya tersebut, terutama
suami dan orang tuanya.
i. Riwayat kebidanan
1) Riwayat haid
Menarche :
Klien mengatakan haid pertama pada usia 13
Siklus haid :
Klien mengatakan lama haid 7 hari, teratur, dengan siklus haid 28
hari
Keluhan selama haid :
Klien mengatakan keluhan selama haid nyeri perut
Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 14 Agustus 2022
Tafsiran persalinan (TP) : 21 Mei 2023
2) Riwayat perkawinan
Klien mengatakan sudah menikah, saat ini pernikahan pertama
3) Riwayat kehamilan dan persalinan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami persalinan sebelumnya,
hamil 1 melahirkan 0 keguguran 0, tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau KB sebelumnya.
4) Riwayat kehamilan saat ini
Tempat pemeriksaan kehamilan sebelumnya : Klien mengatakan
baru pertama kali hamil dan memeriksa kehamilan di RSUD Haji
Surabaya.
Pengobatan yang didapat : Ranitidin, Ondansetron, Injeksi antibiotik,
Cefriaxone, asam folat, kalsium
Penyuluhan yang pernah didapat : nutrisi, cuci tangan 6 langkah,
personal hygiene, cara pemeberian dan penyimpanan obat, interaksi
obat dan makanan.
3. POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi-pemeliharaan kesehatan
Sebelum hamil : Klien tidak terlalu memperhatikan kesehatan dirinya,
jarang periksa kesehatan.
Saat hamil : Klien rutin periksa ke bidan dan dokter. Klien
mengatakan mengikuti nasehat dari tenaga kesehatan.
b. Pola aktivitas-latihan
Sebelum hamil : Klien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga.
Saat hamil : Klien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarganya
seperti makan, buang air kecil dan buang air besar.
c. Pola nutrisi-metabolisme
Sebelum hamil : Klien mengatakan makan 3 kali dalam sehari, tidak
ada gangguan makan dan minum.
Saat hamil : Klien mengatakan merasa asam di mulut, nafsu
makan berkurang, minum hanya 1 gelas. Klien mengatakan merasa mual
dan muntah kurang lebih 10 kali dalam sehari. Klien mengatakan setiap
kali makan dan minum muntah. Klien mengatakan berat badannya
menurun selama hamil. Klien mengatakan berat badan sebelum hamil 50
kg dan tinggi 152 cm.
d. Pola eliminasi
Sebelum hamil : Klien mengatakan buang air kecil 5-6x/hari, warna
kuning, bau amoniak, tidak ada kesulitan dalam berkemih. Klien
mengatakan buang air besar 1 kali sehari, konsistensi padat, warna
kuning, tidak ada masalah dalam buang air besar.
Saat hamil : Klien mengatakan buang air kecil 8x/hari, warna
kuning, bau amoniak, nyeri perut bawah saat berkemih. Klien mengatakan
buang air besar 1 kali sehari, konsistensi padat, warna kuning, tidak ada
masalah dalam buang air besar.
e. Pola tidur-istirahat
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari.
Saat hamil : Klien mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam dan
tidur malam sekitar 5 jam. Klien mengatakan susah tidur dan sering
terbangun karena merasa mual. Klien mengatakan merasa lemas jika
beraktivitas.
f. Pola kognitif-perseptual
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam proses
berfikir.
Saat hamil : Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam proses
berfikir.
g. Pola toleransi-koping stress
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidak pernah berpikir sampai stress.
Saat hamil : Klien mengatakan tidak pernah berpikir sampai stress.
h. Pola persepsi diri-konsep diri
Sebelum hamil : Klien mengatakan bahwa sehari-harinya sebagai ibu
rumah tangga.
Saat hamil : Klien mengatakan khawatir terhadap kondisi dan
kandungannya. Klien mengatakan mematuhi aturan diet yang diberikan.
Klien tampak gelisah.
i. Pola seksual-reproduksi
Sebelum hamil : Klien mengatakan masih melakukan hubungan suami
istri.
Saat hamil : Klien tidak pernah melakukan hubungan suami istri
karena takut perdarahan.
j. Pola hubungan dan peran
Sebelum hamil : Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan
klien adalah suami. Klien mengatakan penentu kebijakan dalam
menentukan keputusan pertolongan kesehatan adalah suaminya. Klien
mengatakan hubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik dan
tidak ada masalah.
Saat hamil : Klien mengatakan ia beradaptasi menjadi seorang ibu
karena kehamilannya memang direncanakan. Klien mengatakan orang
yang paling dekat dengan klien adalah suami. Klien mengatakan penentu
kebijakan dalam menentukan keputusan pertolongan kesehatan adalah
suaminya. Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga terjalin
dengan baik dan tidak ada masalah.
k. Pola nilai dan keyakinan
Sebelum hamil : Klien mengatakan bahwa semua kehidupan sudah
diatur oleh Tuhan.
Saat hamil : Klien mengatakan bahwa sakitnya adalah merupakan
ujian dari Tuhan.
9. Terapi
a. Infus RL : D5 2 : 1
b. Ranitidin 3x1
c. Ondansetron 3x8
d. Pro usg Fm b/p
e. Injeksi antibiotik
f. Cefriaxone
ANALISA DATA
(67 x/menit)
- Tekanan darah Hipovolemia
menurun (112/62
mmHg)
- Turgor kulit
menurun
- Membran mukosa
kering
- Hematokrit
meningkat (38,7 %)
- Suhu tubuh
meningkat (37 °C)
- Berat badan turun
(47 kg)
DS : Vili khoriales masuk ke Nausea (D.0076)
Klien mengeluh mual, sirkulasi maternal
merasa ingin muntah,
tidak minat makan, Pernurunan peristaltik gaster
merasa asam di mulut.
DO : Peningkatan tekanan gaster
- Muntah kurang
lebih 10 kali Nausea
dalam sehari
- Pucat
- Bibir tampak
kering
DS : Kehamilan Nyeri Akut (D.0077)
Klien mengeluh nyeri
saat berkemih. Proses inflamasi
DO :
- Nafsu makan ISK
berubah
- Sulit tidur Respon peradangan
- Tampak
Rasa sakit dan panas pada
meringis
simpisis, dysuria
- Tampak gelisah
Nyeri akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN