1) Ibu merasa lemah 1) Ibu tampak lebih lemah dan 1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah terus menerus yang apatis 2) Muntah berhenti
mempengaruhi keadaan umum 2) Berat badan turun 3) Kesadaran menurun dari
3) Nafsu makan tidak ada 3) Tensi turun, nadi kecil dan somnolen sampai koma
4) Berat badan menurun, cepat 4) Nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
temperatur tubuh meningkat 5) Mata sedikit ikterik dan cekung
5) Suhu meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 6) Turgor kulit lebih mengurang 6) Tensi menurun
per menit dan tekanan darah 7) Lidah mengering dan tampak 7) Mulut kering dan kotor,
sistolik menurun kotor pernapasan bau aseton
6) Turgor kulit mengurang 8) Hemokonsentrasi, oliguria, 8) Mata cekung dan timbulnya
7) Lidah mengering mata konstipasi ikterus
cekung 9) Aseton tercium dalam hawa
8) Merasa nyeri pada pernapasan, karena mempunyai
epigastrium aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing
ETIOLOGI
• Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan
oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung,
hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
• Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu :
• a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi,
mola hidatidosa)
• b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat hamil, resistensi
yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
• c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus
dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih
turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak,
dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).
MANIFESTASI KLINIS
• Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) : Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat
hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan
berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Gejala
hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu
• Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa :
• a. Sakit kepala
• b. Konstipasi
• c. Sangat sensitif terhadap bau
• d. Produksi air liur berlebihan
• e. Inkontinensia urine
• f. Jantung berdebar .
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
• a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
• b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan.
• c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
• d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat
• e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
• f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
• g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
KOMPLIKASI
Menurut Saputri (2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien yang mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai
berikut :
• Dehidrasi berat 2
• Ikterik
• Takikardia
• Suhu meningkat
• Alkalosis
• Kelaparan
• Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
• Menarik diri dan depresi
PENCEGAHAN
Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah ditelan dan
dicerna. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi sering, serta menghindari makanan
berminyak, pedas, atau berbau tajam, yang dapat memicu rasa mual
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma,
2016) :
• a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
• b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
• c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST (enzim yang berperan dalam metabolisme sam amino), ALT(enzim yang
mengubah protein menjadi energi untuk digunakan oleh sel-sel hati) dan kadar LDH (enzim yang membantu
memproduksi energi. LDH normal 80-240 mikro/L).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU
HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
I. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. GM b. Suami/ Penanggung Jawab
Umur : 26 tahun Nama : Tn. MM
TTL : MANADO, 14 MEI 1996 Umur : 29 TAHUN
Jenis Kelamin :PEREMPUAN TTL : WANGURER, 06 MARET 1993
Alamat :WANGURER Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Agama :KATOLIK Alamat : WANGURER
Pendidikan :SMA Agama : KATOLIK
Pekerjaan :IBU RUMAH TANGGA Pendidikan :SMA
Status :MENIKAH Pekerjaan : KARYAWAN SWASTA
Tgl.MRS :15 JUNI 2022
Tgl.Pengk :17 JUNI 2022
No.Telp : 081244586781
No Reg : 170449
AI.
Riwayat Kesehatan
1. Alasan Kunjungan
a. Rutin : 1 minggu 1 kali
b. Kunjungan I : Puskesmas tatelu
c. Keluhan : Sakit kepala, Nyeri perut, mual muntah
2. Riwayat Keluhan Yang Lalu (Ibu)
a) Pernah operasi : tidak pernah
b) DM : tidak ada
c) Hipertensi : ada
d) TB Paru : tidak ada
e) Lain-lain : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Gemeli :tidak
b. Hipertensi :ada
c. TBC :tidak
d. DM :tidak
e. Lain- Lain :tidak
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 thn
b. Siklus : 21 hari
c. Konsistensi :normal
d. Warna : merahgelap
e. Dismenorhea:ada
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu
d) Pergerakan bayi : 10 kali/2 jam Peran Dalam Struktur Keluarga (Ibu/ Merangkap KK): anak dan ibu
7, STATUS HUBUNGAN
rumah tangga
Menikah 1x lamanya 4 tahun , jumlah anak 1
Jumlah Anggota Keluarga :3
Orang Pendukung :5
KAMIS, 16 JUNI 2022 1 09.00 1. Kaji TTV. Hasil : TD :150/110 mmHg, N: 87, SB: 36 , R: 20 S: pasien mengatakan masih nyeri perut dengan skala 6
2. Kaji tingkat nyeri. Hasil : Skala6 dari 0-10 dari 0-10 nyeri seperti ditimpa beban. Pasien mengatakan
3. Posisikan pasien semifowler . Hasil : pasien tampak lebih masih sakit kepala.
nyaman O : pasien tampak meringis menahan nyeri. KU : sedang.
4. Anjurkan teknik relaksasi. Hasil : pasien lebih nyaman Kes : compos mentis
5. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri selama A : masalah belum teratasi
melakukan aktivitas. Hasil : bagian perut P : lanjutkan intervensi
6. Kolaborasi pemberian obat :
IVFD : nacl 0,9. 20 ttp
JUMAT, 17 JUNI 2022 1 14.30 1. Kaji TTV. Hasil : TD : 130/90, N : 81, SB: 36,5 . R:20 S: pasien mengatakan nyeri perut sudah berkurang dengan
2. Kaji tingkat nyeri. Hasil : Skala 5 dari 0-10 skala 5 dari 0-10. Pasien mengatakan sakit kepala
3. Posisikan pasien semifowler . Hasil : pasien tampak lebih berkurang.
nyaman O : pasien tampak lebih membaik dari hari sebelumnya.
4. Anjurkan teknik relaksasi. Hasil : pasien lebih nyaman Pasien tampak lebih rileks. KU : sedang. Kes : compos
5. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri selama mentis
melakukan aktivitas. Hasil : bagian perut A: masalah belum teratasi
6. Kolaborasi pemberian obat : P : lanjutkan intervensi
IVFD : nacl 0,9. 20 ttp
SABTU, 18 JUNI 2022 1 15. 00 1. Kaji TTV. Hasil : TD : 110/80. N:85. SB: 36,7. R:20 S : pasien mengatakan nyeri perut sudah berkurang dengan
2. Kaji tingkat nyeri. Hasil : Skala 4 dari 0-10 skala 4 dari 0-10. Pasien mengatakan sudah tidak sakit
3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan atau nyeri selama kepala lagi.
melakukan aktivitas. Hasil : tidak ada nyeri lagi O : pasien tampak lebih nyaman dan tidak nyeri. KU:
4. Kolaborasi pemberian obat : ringan . Kes : compos mentis
IVFD : nacl 0,9. 20 ttp A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi.
KAMIS, 16 JUNI 2022 2. 09.00 1. Kaji TTV. Hasil : TD :150/110 mmHg, N: 87, SB: 36, R: 20 S : pasien mengatakan masih mual muntah,pasien
2. Monitor asupan makanan. Hasil : 2 xsehari dengan porsi mengatakan nafsu makan berkurang.Mual 6 kali,
yang sedikit muntah 3 kali
3. Monitor BB. Hasil : 67 kg O: pasien tampak lemah. Pasien tampak mual muntah.
4. Berikan makanan sedikit tapi sering Pasien tampak susah untuk makan. KU : sedang .
5. Catat adanya mual muntah dalam sehari.Hasil 6 kali mual,3 Kes : compos mentis
kali muntah A: masalah belum teratasi
6. Kolaborasi pemberian obat : P : lanjutkan intervensi
Inj ondansentron2x1
Antasida 3x1
Cefadroxil 3x500
Mediamer 1x1
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
JUMAT, 17 JUNI 2022 2 14.30 1. Kaji TTV. Hasil : TD : 130/90, N : 81, SB: 36,5 . R:20 S : Pasien mengatakan mual muntah sudah berkurang.
2. Monitor asupan makanan. Hasil 2x sehari porsi dihabiskan Pasien mengatakan nafsu makan sudah ada
3. Monitor BB.Hasil : 65 kg peningkatan. Mual 3 kali muntah 1 kali.
4. Berikan makanan sedikit tapi sering O : Pasien tampak mual muntah. Pasien mengalami
5. Catat adanya mual muntah dalam sehari.Hasil 3 kali mual, penurunan berat badan. Pasien tampak lemah. KU :
muntak 1 kali sedang . Kes : compos mentis
6. Kolaborasi pemberian obat : A : masalah belum teratasi
Inj ondansentron2x1 P : lanjutkan intervensi
Antasida 3x1
Cefadroxil 3x500
Mediamer 1x1
7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
SABTU, 18 JUNI 2 15.00 1. Kaji TTV. Hasil : TD : 110/80. N:85. S : pasien mengatakan sudah tidak
2022 SB: 36,7. R:20 mual muntah. Nafsu makan sudah
2. Monitor asupan makanan.Hasil 3xsehari meningkat. Mual muntah tidak ada.
porsi dihabiskan. O: pasien tampak lebih nyaman.
3. Monitor BB. Hasil : 68 kg Pasien mengalami peningkatan berat
4. Berikan makanan sedikit tapi sering badan.pasien tampak rileks dan
5. Catat adanya mual muntah dalam lebih membaik. KU : ringan. Kes :
sehari.Hasil tidak ada mual muntah compos mentis
6. Kolaborasi pemberian obat : A : masalah teratasi
Inj ondansentron2x1 P : hentikan intervensi
Antasida 3x1
Cefadroxil 3x500
Mediamer 1x1
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
KAMIS, 16 JUNI 2022 3 09.00 1. Kaji TTV Hasil : TD :150/110 mmHg, N: 87, SB: 36, R: 20 S: pasien mengatakan susah untuk tidur dimalam
2. Monitor pola dan jam tidur. Hasil : tidur 5 jam dimalam hari hari.dalam 1 malam hanya tidur selama 5 jam.
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Pasien mengatakan susah melakukan aktivitas
secara sendiri.
cahaya, suara, kunjungan) O : pasien tampak lemah badan. Pasien perlu
4. Anjurkan tirah baring dibantu dalam melakukan aktivitas seperti
5. Lakukan latihan aktivitas sedikit demi sedikit seperti berjalan berjalan. KU : sedang . Kes : Compos mentis
tanpa bantuan A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
JUMAT, 17 JUNI 2022 3 14.30 1. Kaji TTV.Hasil : TD : 130/90, N : 81, SB: 36,5 . R:20 S : pasien mengatakan pola tidur sudah ada
2. Monitor pola dan jam tidur. Hasil : 7 jam dalam 1 malam perubahan hasil 7 jam tidur di malam hari. Pasien
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. mengatakan sudah sedikit demi sedkit melakukan
aktivitas sendiri seperti makan.
cahaya, suara, kunjungan)2 O : pasien tampak lebih lebih membaik dari hari
4. Anjurkan tirah baring sebelumnya. KU : sedang . Kes : Compos mentis
5. Lakukan latihan aktivitas sedikit demi sedikit seperti berjalan A : masalah belum teratasi
tampa bantuan P : lanjutkan intervensi
SABTU, 18 JUNI 2022 3 15.00 1. Kaji TTV. Hasil : TD : 110/80. N:85. SB: 36,7. R:20 S : pasien mengatakan pola tidur sudah ada
2. Monitor pola dan jam tidur. Hasil 9jam dalam 1 malam peningkatan. Pasien mengatakan sudah bisa
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. beraktivitas sendiri tanpa bantuan.
O : pasien tampak lebih rileks dan nyaman. Pasien
cahaya, suara, kunjungan). tampak lebih membaik. KU : ringan . Kes :
Compos mentis
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
SEKIAN DAN TERIMA KASIH