Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Diare pada

dewasa

KELOMPOK 8 :
1. INDAH JESILYA TEDDY
2. IRMAWATI LASENA
Pengertian

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)
Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :


a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi :
1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia, trimonas
hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Bronco
pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
2)      Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan
Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.


1)      Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2)      Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan
elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3)      Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare.
Patofisiologi

Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan
proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi
pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang
terbentuk.
Komplikasi

Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
Pengobatan

1) Obat anti sekres


a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan tetrasiklin
25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis,
bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
Penatalaksanaan

1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-obatan
Pemberian cairan :
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang
berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6
bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut
oralit.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya
(Ngastiyah, 1997 : 146)
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA DEAWASA
PENGKAJIAN

 Identitas Pasien
 Riwayat Kesehatan
 Pemeriksaan Fisik
 Pengkajian Fungsional Gordon
ANALISA DATA
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS : klien mengatan berak kuning kehijauan Gangguan keseimbangan cairan Output yang berlebihan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, malas
makan
DS : Pasien mengatakan bahwa mengalami Gangguan rasa nyaman (nyeri) Hiperperistaltik
perut kembung
DO : setelah dilakukan perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan bahwa klien BAB Gangguan pola eliminasi BAB Infeksi bakteri
berkali-kali
DO :klien tampak lemas, mata cowong.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan


2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
INTERVENSI
Dx 1 :
Tujuan :
Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 2x24 Jam dengan Tujuan : volume cairan dan elektrolit dalam
tubuh seimbang (kurangnya cairan dan elektrolit terpenuhi)
Dengan KH :
-          Turgor kulit cepat kembali.
-          Mata kembali normal
-          Membran mukosa basah
-          Intake output seimbang
Intervensi
.        pantau tanda kekurangan cairan
2.        observasi/catat hasil intake output cairan
3.        anjurkan klien untuk banyak minum
4.        jelaskan pada ibu tanda kekurangan cairan
5.        berikan terapi sesuai advis :
-          Infus RL 15 tpm
Rasional
Menentukan intervensi selanjutnya
2.      Mengetahui keseimbangan cairan
3.      Mengurangi kehilangan cairan
4.      Meningkatkan partisipasi dalam perawatan
5.      mengganti cairan yang keluar dan mengatasi diare
Dx 2
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam dengan Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, klien terbebas dari distensi abdomen dengan KH :
-          Klien tidak menyeringai kesakitan.
-          Klien mengungkapkan verbal (-)
-          Wajah rileks
-          Skala nyeri 0-3
Intervensi :
1.Teliti keluhan nyeri, cacat intensitasnya (dengan skala0-10).
2.Anjurkan klien untuk menghindari allergen
3.Lakukan kompres hangat pada daerah perut
4.Kolaborasi
-  Berikan obat sesuai indikasi
-  Steroid oral, IV, & inhalasi
-  Analgesik : injeksi novalgin 3x1 amp (500mg/ml)
-  Antasida dan ulkus : injeksi ulsikur 3x1 amp (200mg/ 2ml)
Rasional :
1. Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi
yang cocok & untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan.
2. Mengurangi bertambah beratnya penyakit.
3. Dengan kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami relaksasi, pada kasus peradangan akut/peritonitis akan menyebabkan
penyebaran infeksi.
4.Kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi.
5.      Analgesik untuk mengurangi nyeri.
THAN U …

Anda mungkin juga menyukai