DEFENISI :
Penyakit Hirschprung adlh penyakit
kongenital ditandai dengan tidak adanya sel
ganglion pada megakolon dan rektum, dan
sampai seluruh kolon atau ileum. Penyakit
ini penyebab obstruksi usus bagian bawah
yang paling sering terjadi pada neonatus
(Nelson, Ilmu kesehatan anak, 2000)
Monic 2
Penyakit hirschprung juga
disebut megacolon aganglionic
congenital, suatu keadaan tidak ada
atau kecilnya sel saraf ganglion
parasimpatik pada fleksus
mientrikus dari kolon distal (Rosa
M, Sacharin, Prinsip Keperawatan
Pediatrik, 1996, hal 465)
Monic 3
Etiologi :
Faktor genetik :
Tidak adanya sel-sel ganglion
dalam rektum atau bagian
rektosigmoid kolon.
Peristaltik tidak terjadi pd area
yang terkena sehingga biasanya
sempit tetapi usus diatasnya
hipertropi dan dilatasi dan
ditemukan ulserasi mukosa pada
neonatus
Monic 4
Klassifikasi :
Berdasarkan segmen yang terkena ada 2 type
yaitu :
Penyakit hirschprung segmen pendek :
Segmen aganglinik mulai dari anus sampai
sigmoid
Penyakit hirschprung segmen panjang :
Yang dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat
mengenai seluruh kolon atau usus halus
Monic 5
Patofisiologi
Faktor Genetik
Feses terkumpul
Enterocolitis
Monic
Nyeri, Demam, BAB berdarah 6
Tes Diagnostik
a. Pemeriksaan colok usus : akan teraba adanya springter ani
yang menyempit dan rektum yang sempit berkontraksi
terus menerus tetapi tidak berisi feses
b. Pemeriksaan histopatologi & histokimia :
• Pemeriksaan histopatologi jumlah ganglion yang
berkurang/tidak adanya sel ganglion
• Pemeriksaan histokimia menunjukkan kolinesterase yang
meningkat pada selaput lendir usus pada segmen
aganglionik
Monic 7
C. Radiologi :
• Foto polos abdomen diketahui diagfragma letak tinggi, kolon
dilatasi, adanya obstruksi sal.cerna
• Pemeriksaan kontras enema untuk mengetahui keadaan usus
besar dapat dilihat bgn yang menyempit daerah transisi,
kontraksi usus yang tidak teratur di bagian yang menyempit,
enterokolitis pd segmen yang melebar, retensi barium setelah
24-48 jam
D. Manometri anorektal :
untuk mengetahui informasi tentang mekanisme fungsi
anorektal, tidak ada relaksasi pada springter aniinterium pada
waktu defekasi aganglionosis kolon
Monic 8
Penatalaksanaan Medik :
Prinsip penangan yaitu mengatasi
obstruksi, mencegah terjadi enterokolitis,
membuang segmen aganglionik, dan
mengembalikan kontinuitas kolon.
Pembedahan defenitif aganglionosis kolon
adalah pembedahan dengan membuang
bgn kolon aganglionik.
Monic 9
Pembedahan dilakukan dalam 2 tahap disebut operasi
defenitif :
dilakukan bila berat badan bayi sudah cukup > 9kg.
Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double barrel,
kemudian dilakukan operasi defenitif dipakai cara Swenson,
Duhamel, Soave atau modifikasi dari tehnik ini.
a. Prosedur Swenson : prinsipnya membebaskan rektum,
diseksi pada dinding rektum, lalu kebwh kearah springter,
kemudian ke seluruh anus yang tidak mengandung ganglion
b. Prosedur Soave : dilakukan laparatomi kemudian perlekatan
kolon dan mesokolon sebelah kiri dibebaskan sampai
fleksura renalis
Monic 10
C. ProsedurDuhamel :
cara ini membiarkan rektum tetap ada, kemudian
usus yang normal dimasukkan kedalam rektum melalui
celah pada dinding posterior dari arah rektrorektal.
Monic 11
Konsep Dasar
Keperawatan
A. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik rutin
2. Riwayat kesehatan yang berhubungan
dengan pola defekasi
3. Kaji status hidrasi dan nutrisi umum
4. Ukur lingkar abdomen
5. Observasi manifestasi penyakit hirschprung :
Monic 12
a. Periode bayi baru lahir
Gagal mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam setelah
lahir
Menolak untuk minum air
Muntah berwarna empedu
Distensi abdomen
b. Periode Bayi
Ketidak adekuatan penambahan BB
Konstipasi
Distensi abdomen
Diare dan muntah
Monic 13
Tanda-tanda aminours ( adanya enterokolitis) :
diare berdarah, demam, letargi berat
c. Masa kanak-kanak (gejala lebih kronis):
Konstipasi
Feses berbau menyengat seperti karbon
Distensi abdomen
Massa fekal dapat teraba
Nafsu makan anak dan pertumbuhan yang buruk
Pemeriksaan diagnostik :
-- Radiografi - biopsy rectal
-- manometri - anorektal
Monic 14
Megakolon
Monic 15
Distensi abdomen
Monic 16
Pengkajian Prabedah
1. Kaji status klinik anak (tanda-tanda vital, asupan dan
keluaran)
2. Kaji tanda-tanda perporasi usus
3. Kaji tanda-tanda enterokolitis
4. Kaji kemampuan anak dan keluarga untuk melakukan koping
terhadap pembedahan yang akan datang
5. Kaji tingkat nyeri anak
(Cecil L.Belz And Linda A.Sowden, Ed 3)
Monic 17
B. Diagnosa Keperawatan (Prabedah)
Monic 18
Pengkajian Paska bedah
• Kaji status paskabedah anak (ttv, bising usus,
distensi abdomen)
• Tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
• Adanya komplikasi
• Tanda-tanda infeksi
• Kaji nyeri yang dialami anak
• Kaji kemampuan anak dan keluarga untuk
melakukan koping terhadap pengalamannya di
rumah sakit dan pembedahan
• Kaji kemampuan ortu dlm penatalaksanaan
pengobatan dan perawatan yang berlanjut
Monic 19
Diagnosa Keperawatan (Paskabedah)
• Resiko tinggi cedera b/d prosedur pembedahan, anasthesia
• Cemas/takut b/d pembedahan, lingkungan yang asing, perpisahan dari
sistem pendukung, ketidaknyamanan
• Nyeri b/d insisi bedah
• Resiko tinggi infeksi b/d kondisi yang lemah, adanya organisme infeksius
Monic 20
Monic 21