A. Pengertian
Penyakit hischprung disebut juga congenital aganglionosis atau megacolon
(aganglionic megacolon ) yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan
sebagian tidak ada dalam colon
B. Etiologi
Sering terjadi pada anak dengan down syndrome
Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi kraniokaudal pada myenterik dan submukosa dinding plexus
C. Patofisiologi
Berdasarkan panjang segmen yang terkena dapat dibedakan 2 tipe yaitu :
a. Penyakit Hischprung segmen pendek
Segmen agangilonosis mulai dari anus sampai sigmoid.
b. Penyakit hischprung segmen panjang
Daerah agangilonosis dapat melebihi sigmoid malahan dapat mengenai
seluruh kolon sampai usus halus.
Persarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. Persarafan
parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik
mengakibatkan peristaltic abnormal sehingga terjadi konstipasi dan
obstruksi
Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion
selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut bermigrasi
pada bagian kaudal saluran gastrointestinal ( rectum) kondisi ini akan
memperluas hingga proksimal dari anus.
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk control
kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal
Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul dibagian
proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut
melebar ( megacolon)
D. Clinical Pathway
Region aganglionic
Perawatan PascaBedah :
a. Pantau dan laporkan status pascabedah anak
Auskultasi kembalinya bising usus
Pantau tanda-tanda vital setiap 2 jam sampai stabil kemudian
setiap 4 jam
Pantau adanya distensi abdomen( pertahankan kepatenan selang
NG )
b. Pantau status hidrasi anak ( tergantung status anak dan protocol RS )
Kaji adanya tanda-tanda dehydrasi atau kelebihan cairan
Ukur dan catat drainase kolostomi
Ukur dan catat drainase kateter foley
Pantau infus IV ( jumlah,kecepatan,infiltrasi)
Observasi adanya gangguan keseimbangan elektrolit
( Hiponatremianatau hipokalemia)
c. Observasi dan laporkan adanya tanda-tanda komplikasi
Obstruksi usus karena perlengketan,volvulus atau intusepsi
Kebocoran pada anastomosis
Sepsis
Fistula
Enterokolitis
Frekuensi defekasi
Konstipasi
Perdarahan
Kambuhnya gejala
d. Usahakan kembalinya peristaltik
Pertahankan kepatenan selang NG
Irigasi dengan air garam normal setiap 4 jam dan bila perlu
e. Tingkatkan dan pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Catat asupan per rute ( IV,Oral )
Catat haluaran per rute ( urin,feses,emesis,stoma )
Konsultasikan dengan dokter jika terdapat ketidakcocokan
f. Atasi atau kurangi nyeri dan ketidak kenyamanan
Pertahankan kepatenan selang NG
Pertahankan posisi yang nyaman
Pantau respons anak terhadap pemberian obat
g. Cegah infeksi
Pantau tempat insisi
Berikan perawatan kateter foley setiap pergantian dinas
Ganti balutan bila perlu ( perianal dan kolostomi )
Rujuk pada pedoman prosedur institusi untuk perawatan yang
berhubungan dengan prosedur tertentu.
Ganti popok dengan sering untuk menghindari kontaminasi feses
h. Lakukan intervensi yang spesifik untuk prosedur,rujuk pada pedoman
prosedur institusi
i. Beri dukungan emosi pada anak dan keluarga
4. Hasil yang diharapkan:
Tanda – tanda infeksi tidak ada
Hidrasi bayi adekuat
Tidak ada kerusakan jaringan pada area stoma