Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Disusun oleh :
Suatu kelainan bawaan berupa tidaka dan adanya ganglion pada usus besar, mulai daris
fingterani interna kearah proksimal, termasuk rektum, dengan gejala klinis berupa
gangguan pasase usus
Hirschsprung merupakan penyakit yang terjadi pada usus, dan paling sering pada usus
besar(colon).
Normalnya, otot pada usus secara ritmis akan menekan feses hingga ke rectum.
1.2 DEFINISI
1.3 Incidence
Insiden kejadian penyakit hirschprung empat kali lebih banyak pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan
Hirsprung menyumbang sekitar ¼ dari semua kasus obstruksi usus pada bayi
- Idiopatik
- Tidak adanya ganglion parasimpatis pada daerah distal colon
- FaktorherediterZ
Tidak Berganglion
1.5 Patofisiologi
Pada penyakit Hirschsprung, saraf (sel ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol otot
pada organ usus tidak ditemukan.
Beberapa kondisi abnormal pada proses penurunan neural tube menuju distal rektum
diantaranya terjadi perubahan matrix protein ekstra seluler, interaksi intra sel yang
abnormal (tidak adanya molekul adhesisel neural) dan tidak adanya faktor neuro tropik
menyebabkan terjadinya kondisi aganglionik kolon.
1.6 Klasifikasi
o Muntahbilious (hijau)
o Distensiabdomen
o Konstipasi
o BU menurun/ tidak ada
1.8 Manifestasiklinis,cont
anak: Konstipasi
Distensi abdomen tipis vena-vena terlihat
Aktivitas peristaltik menurun
Kegagalan untuk tumbuh
Malnutrisi.
1.9 Penatalaksanaan
1.10 PENATALAKSANAAN
Segmen aganglionik dengan anastomose dan memperbaiki fungsi rectal bagian dalam.
through EndotrakealSoave merupakansalah satuproseduryang paling seringdilakukan.
Tahapan:Decompression
Colostomy
Definitive procedures = Trans anal Endorectal Pull-trough
Closing the stoma
Kolostomi pembuatan saluran pembuangan tinja pada dinding perut dengan cara
membuat lubang pada dinding perut lalu kemudian menyambungkan usus (yang
masih sehat) kelubang tersebut, pengeluaran tinja melalui dinding perut.
Setelah berat badan, usia, dan kondisi bayi sudah cukup, dapat dilakukan penutupan
kolostomi tersebut serta menyambungkan kembali usus besar ketempat semula, yaitu
di anus.
Persiapan sebelum operasi: status gizi, pemberian enema, irigasi kolon, antibiotik.
Pemantauan tanda infeksi : enterokolitis.
Pengukuran lingkarperut.
Edukasi tentang prosedur tindakan.
Contoh 2 :
Perawatan pasca bedah.
Perawatan stoma.
Penatalaksanaan ansietas dan nyeri.
Hidrasi adekuat.
Pencegahan infeksi.
Contoh 3.
Perawat Saat Pulang.
1.12 SDKI
pre operasi
Konstipasi
Risiko kekurangan volume cairan
Post operasi
Perubahan nutrusi: kurang dari kebutuhan tubuh Nyeri Risiko infeksi Kurang
pengetahuan.
1.13 PROGNOSIS
1.1 Incidence
1:100 kelahiran Risiko atresia ani meningkat pada bayi yang memiliki saudara
dengan kelainan atresia ani
1.2 ETIOLOGY
1.3 Klasifikasi
1.4 KLASIFIKASI
Contoh
2.Klasifikasiberdasarkanletaknya:
a.Letak rendah
turun sampai keotot puborektal, ani eksternal dan internal berkembang sempurna
dengan fungsi yang normal menembus muskulus levatorani sehingga jarak kulit dan
rektum paling jauh 2cm dari kelainan rendah antara lain adalah
analstenosis,imperforata membraneanal, danfistula(laki-laki fistula keperineum
skrotum atau permukaan penis, perempuan fistula anterior ektopik anus atau
anocutaneus fistula merupakan fistula keperineal,vestibular atau vagina)
Mual, Muntah,
Distensi Abdomen Kembung,Anoreksia,Intek nutrisi
Tidak Adekuat
1.8 Manifestasiklinis
Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran
Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus
Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus(bila tidak ada fistula).
Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
Pada pemeriksa anrectal terdapat adanya membran anal.
Perut kembung.
1.9 Pemeriksaan
1.10 Penatalaksanaan
pembedahan dilakukan pembedahan sigmoid kolostomi dahulu setelah6 12bln,
kemudian 3 bulan setelah itu tindakan definitive (PSARP) setelah 3 bulan dilakukan
tutup colostomi Traumajaringan Nyeri
jaringan Perawatan tidak adekuat ResikoInfeksi ani letak tinggi dan
intermediet :kolostomi, setelah 6–12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif
(PosterioSagitalAnoRectalPlasty) (atauberatBB>10kg)
ani letak rendah dilakukan perinealanoplasti ,dimana sebelumnya dilakukan tes
provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus.
Terdapat fistula dilakukan cutbackincicion.
Stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin.
Atresia DuctusHepaticus
3.2 Etiology
• Herediter
• Infeksi virus
• Ganguan pertumbuhan dari liver dan duktus biliaris
3.3 Klasifikasi
TipeI obliterasi dari duktuskholedekus ,duktushepatikusnormal.
TipeII atresiaduktushepatikusdenganstrukturkistiktampakpadderahportahepatis
Progresif pada duktus bilier ekstra hepatik dan saluran empedu tidak terbentuk.
Obstruksi aliran dari hati kedalam usus ,atresiabilier bilier cairan asam empedu
balik kehati peradangan sel hati gang suplay darah pada selhepar kerusakan
selparenkim dan duktus empedu ekstra hepatika
Contoh Patofisiologis,
Kerusakan sel paren kim dan duktus empedu ekstra hepatika
aliran dari hati ke usus lemak dan vitamin larut tidak dapat diabsorbsi kekurangan
vitamin A,D,E&K kelemahan asupan makan berkurang BB menurun
peradangan hati pembesaran hepar distensi abdomen mual muntah anoreksia Distensi
abdomen menekan diafragma sesak.
sel pharenkim ,sel hati ,dan duktus empedu ekstra hepatik Retensi bilirubin Bilirubin
yang bertahan dalam hati Dikeluarkan kedalam aliran darah Mewarnai kulit dan bagian
putih mata (sklera )sehingga berwarna kuning ikterik
3.5 ManifestasiKlinis
timbul sejak lahir atau dua minggu setelah lahir.dan spenomegali murmur jantung gelap
berwarna pucat pertumbuhan.
3.6 Pemeriksaan
1. Laboratorium (total bilirubin, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, gamma-GT,
pemeriksaan urin dan pemeriksaan feses)
2. Biopsi liver
3. USG, kholangiografi dan intubasi duodenum
3.7 Penatalaksanaan
Contoh Penatalaksanaan
Terapi nutrisi
Pemberian makanan yang mengandung medium chaintri glycerides
(MCT).Makanan yang mengandung MC Tantara lain seperti minyak kelapa
,minyak kelapa sawit dan mentega.
Penatalaksanaan defisiensi vitamin yang larut dalam lemak. Seperti vitamin
A,D,E,K, besi, seng,dan selenium.
Formula bayi yang mengandung trigliseri dan asam lemak esensial
Contoh Penatalaksanaan.
Terapibedah
Kasai Prosedur
Pengkajian
Penyakit Hisprung
Pengkajian
Penyakit Atresia Ani
1. Pengkajian bagian anus anus tidak normal dan keluarnya mekonium
2. Pengkajian bagian abdomen Kembung dan muntah pada 24-28 jam setelah lahir.
3. Pengkajian bagian anal pada bayi laki fistula urinary dan pada bayi perempuan
fistulaurogenital.
4. Pada pemeriksaan fisik dengan memasukkan jari kelingking dengan memakai
sarung tangan sepanjang kurang lebih 2 cm tidak ditemukan anus secara normal
.Adanya berbagai bentuk seperti stenosis rectum lebih rendah atau juga pada
anus membraneanus yang menetap ,adanya fistula antara rectum dan
traktusurinaria adanya fistula antara rectum,vagina atau perineum pada
perempuan.
Pengkajian
Penyakit Atresia Bilier
1. Pengkajian di bagian kulit tampak ikterik
2. Pengkajian bagian abdomen Pembesaran perut
3. Pada pemeriksaan urine warna uringelap
4. Pada pemeriksaan feses warna BAB pucat
5. Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksanaan
orangtua menyesuaikan diri dengan cacat bawaan dianak mereka,ikatan bayi-
orangtua,mereka untuk intervensi medis-bedahmere kadalam perawatan kolostomi
setelah dipulangkan.
Penatalaksanaan
Pre-operasi
Kuranggizi :pengobatan simtomatik (enema), makanan dengan nutrisi rendah
serat tinggi kalori,dan diet tinggi protein serta pemberian TPN barulahir :tidak
perlu persiapan tambahan.
Anak yang akan dioperasi :pengosongan perut, menurun flora bakteri dengan
antibiotik oral atau sistemik dan irigasi kolonmenggunakan larutanantibiotik.
Penatalaksanaan, cont..
Perawatan Pascaoperasi:
Perawatan stoma
Perawatan Pasca rawat
stomadi rumah
Atresia Anifisik
operasi: evaluasi diagnostik, dekompresi GI, persiapan usus,dan Cairan IV.
operasi: manajemen nyeri, pemberian antibiotik, pemberian cairan IV dan perawatan
stoma
dukungan pada orang tua
pendidikan kepada orang tua mengenai perawatan stoma dan dilatasi anus
pendidikan kepada orang tua untuk harus mengamati pola tinja dan mengamati tanda-
tanda dubur striktur atau komplikasi.
Informasi megenai polamakan dan pemerian obat.
ATRESIA BILIIER
dukungan kepada keluarga sebelum ,selama ,dan setelah prosedur bedah dan
pendidikan mengenai rencana perawatan termasuk pemberian obat yang tepat