Oleh :
Muhammad Januri
P07120119047
Mengetahui,
(.............................) (...............................)
Kepala Ruangan
(.............................)
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
inervasi usus, di mulai dari sfingter ani interna dan meluas ke proximal, melibatkan
panjang usus yang bervariasi.Hisprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah
yang paling sering terjadi pada neonatus, dengan insiden 1:1500 kelahiran hidup.Laki-laki
lebih banyak daripada perempuan 4:1 dan ada insiden keluarga pada penyakit segmen
panjang. Hisprung dengan bawaan lain termasuk sindrom down, sindrom laurance moon-
Penyakit hisprung disebabkan oleh tak adanya sel ganglion kongenital dalam pleksus
intramuscural usus besar.Segmen yang terkena bisa sangat pendek. Tampil pada usia
muda dengan konstipasi parah. Enema barium bisa menunjukkan penyempitan segmen
Penyakit hirschsprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion parasimpatis
pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus. (Ngastiyah, 1997 : 138).
mekanik karena ketidak adekuatan motilitas sebagian dari usus. (Donna L. Wong, 2003 :
507).
usus (Ariff Mansjoer, dkk. 2000). Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886.
Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit
2. Etiologi
berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus. Disebabkan oleh tidak
adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon. Sebagian besar
segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian bawah kolon sigmoid dan
terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon. (Staf Pengajar Ilmu
c. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi
kraniokaudal pada nyenterik dan submukosa dinding pleksus. (Suriadi, 2001 : 242).
3. Tanda dan gejala
d. Diare yang berlebihan yang paling menonjol dengan pengeluaran tinja / pengeluaran
Gejala pada anak yang lebih besar karena gejala tidak jelas pada waktu lahir :
4. Patofisiologi
dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal. Segmen
aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar.
tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian
proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon ( Betz, Cecily & Sowden,
2002:197).
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi
dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan
proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon
Penyakit Hirschsprung adalah akibat tidak adanya sel ganglion pada dinding usus,
meluas ke proksimal dan berlanjut mulai dari anus sampai panjang yang bervariasi.Tidak
adanya inervasi saraf adalah akibat dari kegagalan perpindahan neuroblast dari usus
penderita, 10% seluruh kolonnya tanpa sel-sel ganglion. Bertambah banyaknya ujung-
ujung saraf pada usus yang aganglionik menyebabkan kadar asetilkolinesterase tinggi.
Secara histologi, tidak di dapatkan pleksus Meissner dan Auerbach dan ditemukan berkas-
berkas saraf yang hipertrofi dengan konsentrasi asetikolinesterase yang tinggi di antara
Pada penyakit ini, bagian kolon dari yang paling distal sampai pada bagian usus yang
intramural.Bagian kolon aganglionik itu tidak dapat mengembang sehingga tetap sempit
dan defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang normal akan
melebar oleh tinja yang tertimbun, membentuk megakolon. Pada Morbus Hirschsprung
segemen pendek, daerah aganglionik meliputi rectum sampai sigmoid, ini disebut
penyakit Hirschsprung klasik.Penyakit ini terbanyak (80%) ditemukan pada anak laki-
laki, yaitu 5 kali lebih sering daripada anak perempuan.Bila daerah aganglionik meluas
1. Pengkajian
a. Biodata
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan
kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan dengan kelainan bawaan
lain. Pada segmen aganglionosis dari anus sampai sigmoid lebih sering ditemukan
melebihi sigmoid bahkan seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama.
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir.Trias yang sering
ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir),
perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare.
saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi mekonium.
Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa
konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi
usus akut. Namun ada juga yang konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare,
persalinan dan kelahiran, riwayat alergi, imunisasi. Tidak ada penyakit terdahulu
c. Pemeriksaan fisik.
1) Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat dilihat
2) Sistem respirasi
3) Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi
4) Sistem penglihatan
5) Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus,
1) Foto polos abdomen tegak akan terlihat usus-usus melebar atau terdapat
segmen yang melebar dan terdapat retensi barium setelah 24-48 jam.
DO :
Akumuulasi benda
- Klien tampak Obstipasi padat, gas, cair
- Tampak Mekonium yang
lambat keluar
- Tampak ada Distensi Obstruksi di kolon
abdomen
- Klien Konstipasi selama
beberapa minggu/ bulan
Pelebaran kolon
DO :
Perasaan penuh
DO :
- Klien biasanya tampak
Distress pernafasan
- Akral hangat
2. Diganosa Keperawatan
d.d Muntah berwarna hijau, Diare, Obstruksi usus akut, Obstipasi, Obstruksi usus
yang fungsional
2) Konstipasi b.d Spinter rectum tidak dpt relaksasi, Feses tidak mampu melewati
spinkter ani, Akumuulasi benda padat, gas, cair, Obstruksi di kolon, Pelebaran
kolon d.d Perut kembung, Nyeri, Obstipasi, Mekonium yang lambat keluar,
3) Gangguan rasa nyaman b.d usus spasis dan daya dorong tidak ada, obstipasi,
distensi abdomen, d.d Sesak nafas, Tidak nyaman, Nyeri, Demam, Distress
4) Nyeri b.d usus spastic dan daya dorong tidak ada, obstipasi, tidak ada meconium,
distensi abdomen hebat d.d Biasanya ibu klien mengatakan anaknya dengan
Perut kembung, Orang tua klien biasanya mengeluh anaknya Nyeri saat di
akut
5) Kurang pengetahuan b.d mual, muntah, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
pembedahan, d.d Biasanya orang tua klien mengatakan bahwa mereka tidak tau
apa-apa tentang penyakit anaknya, Orang tua klien tampak bertanya tentang apa
1) Pre operasi
a) Konstipasi b.d Spinter rectum tidak dapat relaksasi, Feses tidak mampu
bulan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3X24 jam anak dapat
Kriteria Hasil :
- Defekasi lancer
Intervensi Rasional
Berikan bantuan enema dengan cairan Untuk mengosongkan usus
fisiologis NaCl 0,9%
Observasi tanda-tanda vital dan bising Untuk mengetahui adanya tanda-
usus setiap 2jam sekali tanda syok
Observasi pengeluaran feces per-rectal- Untuk mengetahui pengeluaran
bentuk, konsistensi, jumlah feses dari bentuk, konsistensi, dan
jumlah
Observasi intake yang mempengaruhi Untuk mengetahui intake yang
pola dan konsistensi feses mempengaruhi pola dan
konsistensi feses
Anjurkan untuk menjalani diet yang telah Respon pengobatan
dianjurkan
Kolaborasi dengan dokter tentang Untuk melanjutkan pengobatan
rencanan pembedahan selanjutnya
penuh d.d Muntah berwarna hijau, Diare, Obstruksi usus akut, Obstipasi,
Kriteria Hasil :
- BB seimbang 3,25
Intervensi Rasional
berikan asupan nutrisi yang Untuk meningkatkan asupan makanan
cukup sesuai dengan diet yang
dianjurkan
ukur BB anak tiap hari Untuk mengetahui peningkatan dan
penurunan BB
gunakan sute alternatif (NGT dan Nutrisi parenteral dibutuhkan jika
parenteral) kebutuhan per oral yang sangat kurang
dan untuk mengantisipasi pasien yang
sudah mulai merasa mual dan muntah
c) Gangguan rasa nyaman b.d usus spasis dan daya dorong tidak ada, obstipasi,
distensi abdomen, d.d Sesak nafas, Tidak nyaman, Nyeri, Demam, Distress
tidur
Intervensi Rasional
sarankan orang tua hadir selama Untuk kenyamanan anak
prosedur
berikan tindakan kenyamanan Untuk menyediakan manajemen nyeri
sesuai usia nonpharmacological
kaji terhadap tanda nyeri untuk mrngetahui tingkat nyeri dan
menentukan langkah selanjutnya
ciptakan lingkungan yang Terapi menggabungkan budaya klien dan
mendukung dan penuh kasih usia dan faktor perkembangan
berikan analgesik sesuai Mengurangi nyeri
2) Post operasi
Intervensi Rasional
Observasi dan monitoring tanda Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan
skala nyeri langkah selanjutnya
Lakukan teknik pengurangan Upaya dengan distraksi dapat mengurangi
nyeri seperti teknik pijat rasa nyeri
punggung dansentuhan
Kolaborasi dalam pemberian Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg
analgetik apabila dimungkinkan kerjanya pada sistem saraf pusat
Kriteria Hasil :
penyakit ananknya
Intervensi Rasional
1. jelaskan pada ibu tantang Untuk mengetahui perkembangan
penyakit yang di derita anaknya anaknya
2. berikan ibu jadwal Mengurangi kecemasan
pemeriksaan diagnostik
3. berikan informasi tentang Mengurangi resiko terjadinya infeksi
rencana operasi
4. berikan penjelasan pada ibu Untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang perawatan setelah operasi
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden, 2002, Keperawatan Pediatric Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa : Brahm U Pendit. Jakarta : EGC.
Hidayat, A A. (2008), pengantar konsep dasar keperawatan. Edisi ke-2, salemba medika: Jakarta
Mansjoer , Arif . 2000 .Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 .Jakarta : Media Aesulapius FKUI