Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan Pada pasien Hisprung". Atas dukungan
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1.
Bapak Ns. Argitya Righo, S.Kep, selaku dosen, yang memberikan bimbingan,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan 4
B. Klasifikasi
C. Etiologi6
D. Manifestasi klinis
E. Patofisiologi
F.
Pathway Hirsprung
G. Penatalaksanaan
9
10
11
13
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan
B
19
Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel sel
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya
evakuasi usus spontan. (Sjamsuhidajat & Jong, 2004)
Nama lain dari hirschsprung adalah megakolon dan sering dijumpai sebagai
penyebab obstruksi usus pada neonatus. Kebanyakan kasus penyakit Hirschsprung
sekarang didiagnosis pada masa neonatus. Penyakit Hirschsprung sebaiknya
dicurigai jika seorang neonatus tidak mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam
pertama setelah kelahiran. (Nurarif & Kusuma, 2015)
Walaupun barium enema berguna untuk menegakkan diagnosis, biopsi
rektum tetap menjadi gold standard penegakkan diagnosis. Setelah diagnosis
dikonfirmasi, penatalaksanaan mendasar adalah untuk membuang jaringan usus
yang aganglionik dan untuk membuat anastomosis dengan menyambung rektum
bagian distal dengan bagian proksimal usus yang memiliki innervasi yang sehat.
Mortalitas dari kondisi ini dalam beberapa dekade ini dapat dikurangi dengan
peningkatan dalam diagnosis, perawatan intensif neonatus, tekhnik pembedahan dan
diagnosis dan penatalaksanaan HD dengan enterokolitis.(Sjamsuhidajat & Jong,
2004)
Insiden penyakit Hirschsprung di dunia adalah sekitar 1 : 5.000 kelahiran
hidup. Insiden bervariasi antara kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Di
Amerika dan Afrika dilaporkan penyakit Hirschsprung terjadi pada 2.1 di 10.000
kelahiran hidup. Di Eropa Utara, insiden penyakit ini adalah 1,5 dari 10.000
kelahiran hidup sedangkan di Asia tercatat sebesar 2,8 dari 10.000 kelahiran hidup.
(Parisi, 2010)
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pengertian dari Hirscprung ?
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja klasifikasi dari Hirscprung ?
3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana etiologi dari Hirscprung ?
4. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari Hirscprung?
5. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana patofisiologi dari Hirscprung ?
6. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penatalaksaan dari Hirscprung ?
7. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari
Hirscprung ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A Pengertian
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel sel
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya
evakuasi usus spontan (Betz, Cecily & Sowden : 2000 ). Nama lain dari
hirschsprung adalah megakolon dan sering dijumpai sebagai penyebab obstruksi
usus pada neonatus. (Sjamsuhidajat & Jong, 2004)
Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus yang paling sering
dialami oleh neonatus. Demikian pula, kebanyakan kasus Hirschsprung
terdiagnosis pada bayi, walaupun beberapa kasus baru dapat terdiagnosis
(Maulany, 1997)
Megakolon toksik adalah dilatasi dari semua bagian kolon sampai
mencapai diameter transversal lebih dari 6 cm (yang di ukur pada pertengahan
kolon transversum) disertai dengan timbul nya toksisitas sistemik. Di latasi akut
ini adalah suatu komplikasi dari proses inflamasi di kolon dan merupakan keadaan
yang membahayakan untuk penderita (Hadi, 2002)
Tanda-tanda dari magakolon toksik :
1. Dilatasi kolon mencapai 20 cm bahkan lebih pada daerah yang terlebar.
2. Pada bagian dilatasi tidak ada konstriksi organic disebelah distal yang dapat
menerangkan pelebaran lumen usus tersebut
3. Terdapat pendarahan yang lebih intensif pada bagian dengan dilatasi yang
maksimum
4. Panjang daerah yang dilatasi bervariasi, tetapi jarang menyerang seluruh
bagian kolon dari soekum sampai recto sigmoid junction (Hadi, 2002)
D. Klasifikasi
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat dibedakan 2 tipe yaitu :
1. Penyakit Hirschprung segmen pendek
Aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70% dari
kasus penyakit Hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak lakilaki dibanding anak perempuan.
2. Penyakit Hirschprung segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon
atau usus halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki maupun
prempuan (Ngastiyah, 1997 : 138)
E. Etiologi
Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya belum diketahui, tetapi
Hirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena :
1. Faktor genetik dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan Down syndrom
atau penyakit jantung kongenital.
2. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi,
kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
3. Aganglionosis pleksus mienterikus (Nurarif & Kusuma, 2015)
F. Manifestasi klinis
Pada anak yang menderita penyakit hirscprung sering kali mengalami
keterlambatan pasase mekonium. Pada bayi normal, 94% akan mengeluarkan
mekonium dalam 24-48 jam pertama kehidupannya, dibandingkan dengan hanya
6% bayi yang menderita hirscprung (Corwin, 2000).
Penyakit hirscprung merupakan penyebab tersering obstruksi kolon
pada neonatus atau bayi baru lahir, hirscprung dapat muncul pada periode
neonatus dengan muntah, anoreksia, dan kegagalan untuk mengeluarkan feses
atau tinja. Sebagian besar kasus hirscprung tidak di kenali hingga akhir tahun
pertama saat anak tersebut mengalami konstipasi kroni. Anak-anak seperti ini
sering memiliki riwayat kegagalan pertumbuhan (Amin Huda Nurarif, 2015)
Gambaran klinis dari penyakit hirschsprung (Rudolph, 2007):
1. Obstruksi usus total, disertai muntah kehijauan, obstipasi, dan distensi abdomen
massif
2. Tertundanya pengeluaran mekonium
3. Enterokolitis
Gejala dari penyakit hirscprung sendiri adalah obstruksi usus letak
rendah dan penyakit dapat menunjukkan gejala klinis sebagai berikut :
1. Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan tidak adanya
evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi mekonium di ikutu dengan
obsruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi.
2. Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau beberapa bulan
yang juga di ikuti dengan obstruksi usus akutkonstipasi ringan enktrokolitis
dengan diare, distensi abdomen dan demam.
3. Pada anak-anak akan terjadi
a) Konstipasi
b) Tinja berbentuk seperti pita dan berbau busuk
c) Adanya masa difecal atau dipalpasi
d) Biasanya tampak kurang nutrisi dan anemi
4. Pada masa neonatal akan terjadi
a) Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir
b) Muntah
c) Enggan untuk minum
d) Distensi abdomen
5. Komplikasi yang akan terjadi seperti
a) Obstruksi usus
b) Konstipasi
c) Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
d) Entrokolitis
G. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna dapat berjalan di
sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus
(kontraksi ritmis ini di sebut gerakan peristatik). Kontraksi otot-otot tersebut di
rangsang oleh sekumpulan syaraf yang disebut ganglion, ganglion ini terletak
H. Pathway Hirsprung
(Nurarif & Kusuma, 2015)
8
Peristaltik tidak sempurna
Springer
rectum
tidak
dapat
Feses
tidak
mampu
melewati
relaksasi
spinkter ani
Obstruksi parsial
Akumulasi benda
padat, cair dan gas
Refluk peristaltik
Obstruksi di kolon
Resiko kekurangan
volume cairan
Perasaan penuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ansietas
Kurangnya informasi
Gangguan defekasi
Konstipasi
I. Penatalaksanaan
Untuk menangani penyakit hirscprung dengan mengatasi obstruksi,
mencegah
terjadinya
enterokolitis,
membuang
segmen
aganglionik
dan
yang
aganglionik,
menyatukan
dinding
posterior
rektumyang
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HISPRUNG
A
Pengkajian
11
Data subjektif
Orangtua pasien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan untuk BAB,
nyeri di bagian perut dan pada anak kecil maka ia akan rewel serta orang
tua anak juga akan mengatakan bahwa anak mengalami gangguan muntah-
muntah.
Data objektif
Hasil yang di dapatkan setelah melakukan pemeriksaan secara umum
adalah pasien terlihat gelisah atau lemah. Tanda dehidrasi dan demam
biasa ditemukan pada kondisi syok (Tucker, Canabbio, Paquelte, & Wells,
1999)
Kemudian pada pemeriksaan fisik yang berfokus pada area
a. Diagnosa keperawatan
12
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
13
1.
Ketidakseimbang
Setelah dilakukan
an nutrisi kurang
perawatan selama
dari kebutuhan
pemeriksaan abdomen
tubuh berkaitan
dengan
saluran
peningkatan asupan
menentukan jumlah
pencernaan mual
dan muntah
hasil:
di butuhkan
u
k
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
Berikan makanan
dengantujuan awal
tapi sering
u
i
b
a
g
a
i
m
a
n
a
n
a
f
s
14
u
m
a
k
a
n
d
a
n
u
n
t
u
k
m
e
m
e
r
i
k
s
a
a
d
a
15
t
i
d
a
k
n
y
a
n
y
e
r
i
y
a
g
d
i
a
l
a
m
i
p
a
16
s
i
e
n
u
n
t
u
k
m
e
n
g
e
t
a
h
u
i
t
i
n
g
k
a
t
k
17
e
b
u
t
u
h
a
n
n
u
t
r
i
s
i
y
a
n
g
t
e
p
a
t
u
n
t
18
u
k
k
l
i
e
n
19
a
p
a
k
a
h
a
d
a
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
b
e
r
a
t
b
a
20
d
a
n
a
t
a
u
t
i
d
a
2.
Konstipasi
k
u
gejala kostipasi
berkaitan dengan
obstruksi
ketidakmampuan
kolon
meliputi frekwensi,
mengevakuasi
konsistensi dan
feses
volume feses
Kolaborasi dengan
dokter tentang
penurunan dan
peningkatan bising
usus
d
i
l
a
k
u
k
a
Anjurkan pada
keluarga untuk
menggunakan obat
21
p
a
a
w
a
m
b
22
t
i
r
a
n
m
B
w
a
j
a
23
u
l
a
n
g
e
a
h
k
e
d
a
24
d
a
k
o
p
a
n
g
m
p
25
n
k
f
s
u
e
t
i
d
26
s
a
p
i
n
d
t
o
a
l
u
t
e
m
c
e
u
k
k
d
27
n
s
a
n
k
e
k
l
i
e
n
a
g
a
r
d
a
p
a
t
28
m
e
m
b
a
n
t
u
p
r
o
s
e
s
p
e
n
g
e
l
u
a
r
a
n
f
e
s
29
e
s
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
R Setelah diberikan
Untuk mengontrol
e perawatan selama
klien
Keperawatan
3.
Monitor
tanda-tanda
vital
Monitor
status nutrisi
klien
Kolaborasika
n pemberian
cairan IV
g
a
u
k
m
e
30
t
s
31
r
u
e
n
e
k
l
i
e
p
u
u
n
32
e
d
e
s
t
i
n
a
l
n
E
s
i
r
a
u
r
33
b
u
a
i
i
e
e
m
b
r
a
n
m
u
k
o
s
a
l
e
m
b
a
b
34
No
Diagnosa
Tujuan
Intervesi
Rasional
Nyeri akut
Setelah dilakukan
Lakukan pengkajian
berkaitan dengan
perawatan selama
agens cedera
Gunakan teknik
biologis
di harapkan akan
komunikasi terapeutik
(obstruksi parsial
untuk mengetahui
pada dinding
pengalaman nyeri
usus)
hasil :
klien
Keperawatan
5
Pasien mampu
mengontrol rasa nyeri
Kontrol lingkungan
yang dapat
Pasien dapat
mempengaruhi rasa
nyeri
yang di rasakannya
g
e
t
Pasien dapat
penanganan nyeri
melaporkan adanya
(farmakologis,
nonfarmakologis dan
interpersonal )
s
setelah nyeri
Kolaborasikan dengan
berkurang
e
b
berhasil
a
p
a
p
35
a
r
a
h
n
y
e
r
i
y
a
n
g
d
i
r
a
s
a
k
a
n
k
l
i
e
n
36
37
k
a
t
k
l
i
e
n
y
a
n
g
b
e
r
g
u
n
a
u
n
t
u
k
m
e
38
m
i
n
i
m
a
l
i
s
i
r
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
r
a
s
a
n
y
39
e
r
i
Ansietas
Setelah di lakukan
Identifikasi tingkat
untuk mengetahui
berkaitan dengan
tindakan keperawatan
kecemasan
penyakit,
selama beberapa
kurangnya
waktu, maka
informasi,
diharapkan akan
rencana
terjadi penurunan
pembedahan
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
Jelaskan semua
menunjukkan tehnik
Instruksikan klien
untuk melakukan
kecemasan
teknik relaksasi
40
Ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
nya.
kecemasan
41
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hirschsprung atau megakolon merupakan penyakit yangg sering
dijumpai sebagai penyebab obstruksi usus pada neonatus atau bayi baru lahir.
Seorang bayi yang tidak mengeluarkan mekonium setelah selang waktu 24-48 jam
pasca kelahiran perlu di selidiki akan adanya penyakit hirschprung ini. Penyakit
hirschprung ini disebabkan oleh tidak adanya ganglion di dalam usus dan akan
menyebabkan gangguan dan tidak adanya peristaltik di dalam usus sehingga akan
terjadi tidak adanya evakuasi usus secara spontan.
Saran
42
Daftar Pustaka
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Corwin, E. J. (2000). Buku Saku PATOFISIOLOGI. Jakarta: EGC.
Hadi, S. (2002). Gastroenterologi. Bandung: P.T Alumni.
Izadi, M. (2007). Clinical manifestations of Hirschsprungs disease: A 6-year
course review on admitted patients in Guilan, north Province of Iran.
Iranian Cardiovascular Research Journal , 1.
Maulany, R. (1997). Catatan Kuliah Patologi. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2013). GANGGUAN GASTROINTESTINAL,Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN NANDA NIC-NOC
jilid 2. Yogyakarta: MediAction.
Rudolph, A. M. (2007). Buku ajar pediatri Rudolph Edisi 20 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Schwartz, M. W. (2005). Pedoman Klinis PEDIATRI. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. d. (2004). Buku Ajar ILMU BEDAH. Jakarta: EGC.
Suddarth, B. &. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Tucker, S. M., Canabbio, M. M., Paquelte, E. V., & Wells, M. F. (1999). STANDAR
KEPERAWATAN PASIEN Volume 4. Jakarta: EGC.
43