Oleh:
MUGI PRAYITNO
NIM: 190070300011084
MALANG
2020
Laporan Pendahuluan
HIRSCHPRUNG
A. DEFINISI
Hirschprung : Penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion dalam rectum atau
bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan keabnormalan
atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan ( Betz,
Cecily & Sowden : 2000 ).
Hirschprung : Kelainan bawaan penyebab gangguan pasase usus tersering
pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir 3
Kg, lebih banyak laki – laki dari pada perempuan. ( Arief Mansjoeer, 2000 ).
Hirschprung : Penyakit yang disebabkan oleh obstruksi mekanis yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya motilitas pada usus sehingga tidak ada
evakuasi usus spontan dan tidak mampunya spinkter rectum berelaksasi.
Hirschprung : Disebut juga Mega Colon yang dikenalkan pertama kali oleh
Hirschprung tahun 1886. Zuelser dan Wilson, 1948 mengemukakan bahwa
pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan ganglion parasimpatis.
Hirschprung : Penyakit Hirschsprung atau megakolon aganglionik bawaan
disebabkan oleh kelainan inervasi usus, mulai pada sfingter ani interna dan
meluas ke proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi, tetapi selalu
termasuk anus dan setidak-tidaknya sebagian rektum. Tidak adanya inervasi
saraf adalah akibat dari kegagalan perpindahan neuroblast dari usus proksimal
ke distal. Segmen yang aganglionik terbatas pada rektosigmoid pada 75%
penderita, 10% sampai seluruh usus, dan sekitar 5% dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus.
B. KLASIFIKASI HIRSCHPRUNG
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat dibedakan 2 tipe yaitu:
a. Penyakit Hirschprung Segmen Pendek
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70%dari
kasus penyakit Hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
dibanding anak perempuan.
b. Penyakit Hirschprung Segmen Panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau
usus halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan keluasan segmen agangliosinosisnya , yaitu:
1. Hirschprung disesase (HD) klasik (75%), segmen aganglionik tidak melewati
bagian atas segmen sigmoid.
2. Long segment HD (20%)
3. Total colonic aganglionosis (3-12%)
Beberapa lainnya terjadinya jarang, yaitu:
1. Total intestinal aganglionosis
2. Ultra-short-segment HD (melibatkan rektum distal dibawah lantai pelvis dan
anus (Yoshida, 2004).
C. ETIOLOGI HIRSCHSPRUNG
Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan
dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70% terbatas di daerah
rektosigmoid, 10% sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5% dapat mengenai seluruh
usus sampai pilorus. Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada anak
dengan Down Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus,
gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus. (Budi,
2010).
obstruksi
Konstipasi
Defisit Resiko
Nutrisi Ketidakseimbangan
Cairan
INTERVENSI
NILAI TINGKAT
Kontrol pengeluaran feses 1 Menurun
2 Cukup Menurun
3 Sedang
4 Cukup Meningkat
5 Meningkat
K (Kolaborasi):
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal pereda
nyeri, anti emetik), jika perlu
Kolaborasi dengan gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan, jika perlu
NILAI TINGKAT
Perilaku sesuai anjuran 1 Menurun
Verbalisasi minat dalam belajar 2 Cukup Menurun
Kemampuan menjelaskan pengetahuan 3 Sedang
tentang suatu topik 4 Cukup Meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman 5 Meningkat
sebelumnya yang sesuai dengan topik
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Perilaku 1 Memburuk
2 Cukup Memburuk
3 Sedang
4 Cukup Membaik
5 Membaik
T (Terapeutik):
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
E (Edukasi):
Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
NILAI TINGKAT
Elastisitas 1 Menurun
Hidrasi 2 Cukup Menurun
Perfusi jaringan 3 Sedang
4 Cukup Meningkat
5 Meningkat
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Edisi ke-3. Jakarta : EGC.
Kliegman, Arvin. 2010. Dalam : Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, Jilid II.
Jakarta : EGC, 1316-1319