Miokarditis adalah penyakit peradangan pada miokardium atau otot jantung. Otot jantung
berfungsi membuat jantung berkontraksi serta berelaksasi untuk memompa darah dari dan
keluar ke jantung menuju seluruh tubuh.
Ketika terjadi peradangan pada otot jantung, kemampuan memompa darah menjadi
berkurang. Akibatnya terjadi gangguan pada denyut jantung dan masalah bernapas. Pada
kasus yang parah dapat menyebabkan gumpalan darah, serangan jantung, stroke bahkan
kerusakan pada jantung.
Miokarditis adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau inflamasi pada otot jantung
(miokardium). Otot ini bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah ke
seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung dalam
memompa darah pun akan terganggu. Akibatnya, muncul gejala-gejala berupa nyeri dada,
gangguan irama jantung, dan sesak napas.
ETIOLOGI MIOKARDITIS
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada beberapa
penyebab miokarditis seperti:
Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasarinya, bila diketahui
( misalnya penisillin untuk streptokokkus hemolitikus ) dan dibaringkan di tempat tidur untuk
mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial
residual dan komplikasi miokarditis. pengobatan pada dasarnya sama dengan yang digunakan
untuk gagal jantung kongestif.
Penatalaksanaan medis umum :
N S E P
O
1 DS : Pasien mengeluh Reaksi Inflamasi Nyeri Akut
nyeri dada kiri.
DO : - Pasien tampak Hilangnya media
meringis dan inflamasi
memegang dada kiri.
- Skala nyeri: 5 (0- Nyeri
10)
- Bunyi jantung
melemah.
2 DS : Pasien mengeluh Infeksi Gangguan Pola Nafas
sesak.
DO: - Pasien terlihat Kontraktifitas jantung
sesak. menurun
- Frekuensi nafas
25x/menit. Gangguan pada aliran
- Frekuensi nadi darah
110x/menit.
Sesak
3 DS : Pasien mengeluh Infeksi bakteri virus dll Hipertermi
merasakan demam.
DO: - Pasien terlihat Reaksi Inflamasi
lemas.
- Suhu: 38,8o C Proses demam
Anamnesa
Pasien mengeluh nyeri dada kiri
Pemeriksaan fisik
Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri dada serasa berdebar, sesak, bunyi jantung melemah
dan demam.
TD : 150/100 mmHg
P : 11x/menit
R : 25x/menit
S : 38,8 C
Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang Rontgen Thorax=cardiomegaly
Anamnesa
Riwayat merokok, pola hidup yang kurang sehat, dan lingkungan
Pemeriksaan fisik
Skala nyeri 5 dari (0-5)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan adalah biokimia darah, rontgen dada, MRI
jantung, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan kedokteran nuklir, dan kateterisasi jantung.
Diagnosa Keperawatan /
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan - Pain level - Lakukan
agen injuri ( biologi, - Pain control pengkajian
kimia, fisik,
- Comfort level nyeri secara
psikologis),
Setelah dilakukan tindakan komprehensif
kerusakan jaringan.
selama 24 jam pasien tidak termasuk
Ds :
mengalami nyeri, dengan lokasi,
- laporan secara
kriteria hasil : krakteristik,
verbal
Do : - Mampu durasi,
NIC :
2. Gangguan
NOC : - Posisikan
pertukaran gas - Respiratory status : pasien untuk
berhubungan gas exchange memaksimalka
dengan - Keseimbangan n ventilasi
- Ketidakseimban asam basa, - Pasang mayo
gan perfusi elektrolit bila perlu
ventilasi - Respiratory status : - Keluarkan
- Perubahan ventilation secret dengan
membran - Vital sign status batuk atau
kapiler- alvedar Setelah dilakukan tindakan suction
Ds : selama 24 jam gangguan - Auskultasi
- Sakit kepala pertukaran gas pasien teratasi suara nafas,
ketika bangun dengan kriteria hasil : catat adanya
- Dyspneu - Mendemonstrasika suara
- Gangguan n peningkatan tambahan
penglihatan ventilasi dan - Berikan
Do : oksigenasi yang bronkodilator
- Penurunan CO2 adekuat - Berikan
- Takikardi - Memelihara pelembab
- Hiperkapnia kebersihan paru- udara
- Keletihan paru dan bebas - Atur intake
- Iritabilitas dari tanda tanda cairan
- Hypoxia sistress pernafasan mengoptimalk
- Kebingungan - Mendemonstrasika an
- Sianosis n batuk efektif dan keseimbangan
- Warna kulit suara nafas yang - Monitor status
abnormal bersih, tidak ada O2
- Hipoxsemia sianosis dan - Catat
- Hiperarbia dyspneu (mampu pergerakan
- Frekuensi dan mengeluarkan dada, amati
kedalamanan sputum, mampu kesimetrisan,
nafas abnormal bernafas dengan penggunaan
mudah, tidak adak otot tambahan,
pused lips) retrasi otot
- Tanda tanda vital supraclavicular
dalam rentang dan intercostal
normal - Monitor suara
- Agd dalam batas nafas
normal - Monitor pola
- Status neurologis nafas
dalam batas - Auskultasi
normal. suara nafas
- Monitor Ttv
dan Agd
- Observasi
sianosis
- Jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tentang pasien
tindakan dan
tujuan
- Auskulktasi
bunyi jantung,
jumlah, dan
irama, bunyi
jantung.