Anda di halaman 1dari 16

Ns. Nyimas Heny Purwati, M.Kep,Sp.Kep.

An
pendahuluan
 Atresia ani disebut sebagai malformasi anorektal, adalah
suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus
tidak sempurna, Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat
muncul sebagai penyakit tersering yang merupakan
Syndrom VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal,
Renal, Limb).
 Berdasarkan klasifikasinya:
 anus imperforate tinggi,
 anus imperforate rendah
 anus imperforate ringan,
 pada anus imperforate yang lebih berat,
Definisi
 atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu “a” yang berarti
tidak ada dan trepsis yang berarti makanan atau nutrisi.
 Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum
tidak mempunyai lubang keluar (Hockenberry,2011).
 Menurut Ladd dan Gross (2004) anus imperforate dibagi 4
golongan, yaitu :
 Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus
 Membran anus yang menutup
 Anus imperforate dan ujung rectum yang buntu terletak pada
bermacam-macam jarak dari peritoneum
 Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum
Etiologi
* belum diketahui
 kelainan bawaan rectum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka
menjadi rectum& sinus urogenital sehingga biasanya disertai dengan
gangguan perkembangan septum urorektal yang memisahkannya.
 Pada atresia letak tinggi atau supra levator, septum urorectal  scr
tidak sempurna.
 Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi
lahir tanpa lubang dubur

 Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu


( + 3 bulan)
 Adanya gangguan atau berhentinya perkebangan embriologik di daerah
usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara
minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
Manifestasi Klinis

 Gejala terjadi dalam waktu 24-48 jam.


 Gejala itu dapat berupa:
 Tidak dapat atau mengalami kesulitan mengeluarkan
mekonium.
 Perut membuncit
 Muntah
 Tidak bisa buang air besar
 Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta
terbalik dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
Penatalaksanaan medis dan
keperawatan
 Preventif :
 berhati-hati terhadap obat-obatan,makanan awetan dan alkohol
 ibu hamil hingga kandungan menginjak usia 3 bulan
 Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir.
 Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk
menghindari konstipasi.

 Penanganan Medis
 Eksisi membran anal
 Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan
setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus.
penatalaksanaan
 Pada stenosis yang berat  dilatasi setiap hari dengan kateter
uretra, dilatasi hegar,atau spekulum hidung berukuran kecil 
orang tua dapat melakukan dilatasi sendiri dirumah  selama
6 bulan sampai daerah stenosis melunak&fungsi defekasi
mencapai keadaan normal.
 Melakukan operasi anapelasti perineum  dilatasi pada anus
yang baru  pada kelainan tipe dua.
 Pada kelainan tipe tiga  pembedahan rekonstruktif melalui
anoproktoplasti pada masa neonatus
 Melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain:
 Operasi abdomino perineum pada usia (1 tahun)
 Operasi anorektoplasti sagital posterior pada usia (8-!2 bulan)
 Pendekatan sakrum setelah bayi berumur (6-9 bulan)
 Penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian
dilanjutkan dengan operasi"abdominalpull-through"
Komplikasi

 Asidosis hiperkloremia.
 Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
 Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
 Komplikasi jangka panjang.
 Eversi mukosa anal
 Stenosis (akibat kontriksi jaringan parut dari anastomosis)
 Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet
training.
 Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan labolatorium: pemeriksaan urin

 Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaaan invertogram (untuk mengetahui letak
ketinggian atresia) dan jika adanya fistula
 USG atau CT scan
 Pemeriksaan X-ray lateral Inversi
 Pemeriksaan foto Rotgen
Pengkajian
 Lakukan pengkajian kepatenan lubang anal pada bayi baru
lahir
 Observasi adanya pasase mekonium. Perhatikan bila
mekonium tampak pada orifisium yang tidak tepat.
 Observasi feses yang seperti karbon pada bayi yang lebih
besar atau anak kecil yang mempunyai riwayat kesulitan
defekasi atau distensi abdomen
 Bantu dengan prosedur diagnostik mis : endoskopi, radiografi
Pengkajian
 Identifikasi
 Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
 Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama
 Bayi muntah-muntah
 Perut kembung
 Kesukaran defekasi

 Riwayat kesehatan keluarga kaji tingkat pengetahuan keluarga

 Riwayat keperawatan

 Riwayat psikososial

 Pemeriksaan fisik
 Insfeksi
 Spina utuh tidak ada lubang anus
 Palpasi
 Masa akut kurva yang menonjol
 Perkusi
 Adanya distensi abdomen
Diagnosa Keperawatan

 Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit


berhubungan dengan adanya stoma kolostomy.
 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
 Gangguan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan tidak
adanya lubang anus, penyempitan lubang anus
 Resiko infeksi berhubungan dengan adanya lubang dari
rongga abdomen/ usus dengan kemungkinan kontaminasi
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
beerhubungan dengan status hypermetabolik
 Cemas pada orang tua berhubungan dengan perubahan
pada status kesehatan, krisis situasional

Anda mungkin juga menyukai