chlostridium)
Infeksi virus: rotavirus, adenovirus, virus norvewolk
Infeksi parasit: giardia clamblia, amoebiasis, cryptosporidium dan cylospora
Jamur: kandida
b. Faktor non infeksi
1. Alergi makanan, seperti susu, protein
2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi: penyakit
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4. Obat-obatan: antibiotic, laksatif, quinidine, koligernik, sorbital
5. Penyakit usus: colitis ulcerative, corhn disease, enterocolitis
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus
3. Manifestasi Klinis
Menurut Sodikin (2011) beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus
sampai kejang perut, demam, diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari.
turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan biokimia seperti asidosis
metabolic akan menyebabkan frekuensi pernafasan akan lebih cepat dan dalam
(pernafasan kusmaul) bila terjadi renjatn hipovolemik naka denyut nadi akan lebih
cepat (lebih dari 120X/menit). Tekanan darah menurun hingga tak terukur, pasien
gelisah, muka pucat, ujung ujung ekstrimitas dingin, kadang sianosis.
Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung, perfusi ginjal menurun sehingga
mengakibatkan anuria, sehingga bila kekuranngan cairan tidak teratasi dapat
menimbulkan penyakit nekrosis tubulas akut.
Secara klinis gastroenteritis dibagi menjadi 2 golongan;
1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan dan kadang kadang
darah
2. Disentriform, pada diare didapatkan lender kental dan kadang kadang darah
Derajat Dehidrasi
1. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5%
2. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB <5%
3. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB <10%
4. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB10%
4. Patofisiologi dan pathway
Menurut Musttaqin (2011), peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau
memproduksi sititoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan
dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi, dan hilangnya
nutrisi dan elektrolit
Adapun mekanisme Dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal hal berikut:
1. Gangguan Osmotik, dimana asupan makanan atau zat sulit diserap oleh mukosa
intestinal akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga terjadi diare.
P : keluhan nyeri dicetuskan akibat perasaan mules, sering mual atau muntahdan
keingina untuk melakukan BAB
Q : keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien, khususnya pada pasien anak
anak. Ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat colic akut atau perut seperti
dikocok kocok akibat mules.
R: keluhan nyeri berlokasi pada seluruh abdomen dengan tidak ada pengiriman
respon nyeri ke organ lain.
S : skala nyeri pada pasien GE bervariasi pada rentang 1-4 (nyeri ringan sampai
nyeri tak tertahankan)
T : tidak ada waktu spesifik untuk munculnya keluhan nyeri. Nyeri pada GE
biasanya berhubungan dengan adanya mules dan keinginan untuk BAB yang
tinggi.
e. Kondisi Feses
Keluhan perubahan kondisi feses bervariasi pada pasien GE. Keluhan yang lazim
adalah konsistensi feses yang encer, sedangkan beberapa pasien yang lai
mengeluh feses dengan lendir dan darah.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Sodikin (2011), diagnose Keperawatan yang mungkin muncul adalah
sebagai berikut:
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan dari traktus gastrointestinal dalam feses atau muntahan (emesis)
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan
cairan akibat diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat
3) Resiko menularnya infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menginfasi traktus gastrointestinal
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering
dan feses yang cair
3. Intervensi dan rasional
Menurut Sodikin (2011), intervensi keperawatan dan rasional yang mungkin muncul
pada setiap diagnose keperawatan antara lain sebagai berikut:
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan dari traktus gastrointestinal dalam feses atau muntahan (emesis)
Batasan karakteristik mayor adalah ketidakcukupan asupan cairan oral,
keseimbangan negative antara aupan dan pengeluaran, kulit atau membrane
mukosa kering. Batasan karakteristik minor adalah penurunan pengeluaran
urine atau pengeluaran urin berlebih, penurunan turgor kulit, haus, mual,
anorexia.
Intervensi dan rasional:
1. Beri larutan rehirasi oral untuk penggantian kehilangan cairan melalui
feses
Rasional: berikan larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering, khususnya bila
anak muntah, Karena muntah bukan merupakan kontra indikasi emberian
oralit kecuali pada muntah yang hebat
2. Berikan dan pantau pemberian cairan infuse sesuai program
Rasional: untuk mengatasi dehidrasi dan vomitus yang hebat
3. Berikan oralit secara bergantian dengan cairan rendah natrium
Rasional: untuk terapi rumatan
4. Berikan makanan seperti biasa selama makan tersebut bisa ditoleransi
Rasional pemberian kembali makanan yang biasa dikonsumsi akan
membawa manfaat mengurangi frekuensi defekasi dan meminimalkan
penurunan berat badan serta memperpendek lama sakit
5. Pertahankan asupan dan keluaran cairan (urine, feses da cairan)
Rasional: untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
6. Kaji TTV, turgor kulit, membrane mukosa dan status mental
Rasional: untuk menilai status rehidrasi
7. Hindari intake seperti buah dan sayur
Rasional: karena mengandung tinggi karbohidrat, rendah elektrolit dan
mengandung osmolalitas tinggi
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat
Intervensi dan rasional:
1. Hindari pemberian buah pisang, beras, apel dan roti panggang atau teh
Rasional: karena diit ini memiliki kandungan energy dan protein rendah,
kandungan hidrat arang yang tinggi.
2. Monitoring dan catat respon anak terhadap pemberian makanan
Rasional: untuk menilai toleransi terhadap makanan
3. Beritahu keluarga untuk memberikan diit yang tepat
Rasional: untuk menghasilkan kepatuhan terhadap program terapeutik
4. Monitor berat badan pasien
Rasional; untuk menilai status dehidrasi
3) Resiko menularnya infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menginfasi traktus gastrointestinal
Intervensi dan rasional:
1. Implementasi kewasadaan standart pengendalian infeksi di RS meliputi
pembuangan feses serta penyisihan barang yang tepat dan penampungan
specimen yang tepat
Rasional: untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
2. Pertahankan kebiasaan cuci tangan
Rasional: untuk mengurangi penyebaran resiko infeksi
3. Menjaga area sekitar anus tidak lecet dan tetap kering
Rasional: mengurangi resiko infeksi
4. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya dalam pemberiian terapi dan
pemeriksaan penunjang
Irama
: regular
HR
: 300X4=120x/menit
Gel. T terbalik di LIII VIII
Pathway
ST depresi di V3-V6
interval PR memanjang