PENDAHULUAN
Berdasarkan data WHO tahun 2015 bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin
meninggal dunia mencapai lebih dari 303.000 orang setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan kelahiran. Pada 2015, AKI di Indonesia menjadi 102/100.000
Kelahiran Hidup (KH). AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan
masa nifas pelayanan kesehatan.
1.2 Tujuan
A. TUJUAN UMUM
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. C dengan kasus Hiperemisis Gravidarum
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasi
dalam bentuk SOAP.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.C dengan
Hiperemesis Gravidarum
2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dan merencanakan asuhan
kebidanan pada Ny.C dengan Hiperemesis Gravidarum
3. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan dan melakukan
pendokumentasian tata laksana pada Ny.C dengan Hiperemesis Gravidarum
1.3 MANFAAT
a. Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan ibu maupun keluarga
mengenai Hiperemesis Gravidarum yang terjadi pada ibu hamil.
b. Bagi tenaga kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
memberikan pelayanan pada ibu hamil Hiperemesis Gravidarum.
c. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali dan menangani
Hiperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mual dan Muntah
A. Definisi Mual dan Muntah
Mual adalah perasaan subjektif untuk dari keinginan untuk muntah. Mual
merupakan perasaan sadar akibat adanya rangsangan di daerah medulla otak yang
berhubungan erat dengan bagian pusat muntah. Mual disebabkan oleh adanya
impuls yang iritatif dari saluran saluran gastrointestinal, impuls yang datang dari
bagian bawah otak yang berhubungan dengn motion sickness dan dari impuls
yang dihasilkan dari korteks serebral yang menginisiasi muntah. Sedangkan
muntah adalah ekspulsi dari mulut yang mengeluarkan isi saluran pencernaan
yang dihasilkan dari kontraksi lambung dan otot dinding perut5.
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu
(Wiknjosastro, 2007)
Emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak
segera diatasi akan menjadi hal yang patologis (Wiknjosastro, 2007). Sebagian
besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan serta pemberian obat
penenang dan anti muntah, tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat
mengatasi mual muntah berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari,
dan jatuh dalam keadaan yang disebut hiperemesis gravidarum (Nugroho, 2012)4.
B. Disfungsi Gastrointestinal
Perubahan pada aktivitas ritmik gastrik (disritmia gastrik), baik menjadi lebih
cepat maupun lebih lambat, turut berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah pada kehamilan. Mekanisme penyebab disritmia gastrik ini di antaranya
adalah peningkatan kadar estrogen dan progesteron, gangguan fungsi tiroid,
perubahan tonus vagal dan simpatis, serta sekresi vasopresin sebagai respon
terhadap perubahan volume intravaskuler yang biasanya terjadi pada awal
kehamilan. Pada perempuan dengan hiperemesis gravidarum, perubahan-
perubahan tersebut diduga terjadi lebih ektsrem atau saluran gastrointestinalnya
menjadi lebih sensitif dengan perubahan-perubahan tersebut.
Komposisi makanan juga dapat memiliki hubungan dengan mual dan muntah
pada kehamilan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa makanan dengan
komposisi dominan protein berhubungan dengan menurunnya/membaiknya
kondisi disritmia gastrik sementara makanan dengan komposisi dominan
karbohidrat atau lemak tidak memiliki efek terhadap kondisi disritmia gastrik.11,12.
C. Disfungsi Hati
Mual dan muntah pada kehamilan dapat berefek pada hati. Kerusakan oksidasi
asam lemak mitokondria dihipotesis memiliki peran dalam terjadinya disfungsi
hati maternal yang terkait dengan hiperemesis gravidarum. Disfungsi hati ini
terjadi pada hampir 50% pasien dengan hiperemesis gravidarum dan biasanya
berupa biasanya peningkatan serum transaminase yang tidak terlalu tinggi (tidak
lebih dari 200 U/L).10,11.
Hiperakuitas dari sistem olfakori dapat menjadi faktor yang turut berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah selama kehamilan. Banyak perempuan yang
sedang hamil mengeluhkan bau dari masakan tertentu dapat menjadi pemicu mual.
Sementara itu, gangguan keseimbangan diduga juga dapat menyebabkan
hiperemesis gravidarum karena kemiripannya dengan motion sickness.
E. Psikologis
2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk hiperemesis gravidarum dilakukan dengan target untuk:
Menentukan apakah terjadi dehidrasi atau tidak.
Mengurangi gejala dengan cara mengubah diet serta lingkungannya dan
memulai obat dengan pendekatan yang bijak.
Melakukan rehidrasi jika terjadi dehidrasi.
Mencegah komplikasi yang serius dari muntah yang persisten termasuk di
antaranya gangguan elektrolit, defisiensi vitamin (mis. ensefalopati Wernicke),
dan kehilangan berat badan yang ekstrem.
Meminimalisasi efek fetal baik karena kondisi mual dan muntah ibu maupun
karena pengobatannya.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
A. PENGKAJIAN HARI PERTAMA (4 NOVEMBER 2018)
a. Identitas Pasien
No RM : 425-40-15
Nama : Ny. C Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SI Pendidikan : SI
Pekerjaan : Pegawai Pemprov Pekerjaan : Pegawai Bank Swasta
No. HP : 081318740666
Alamat : Jl. Duren tiga RT/RW 008/007 Pancoran. Jakarta Selatan
Riwayat Obstetri
a) Riwayat Menstruasi
HPHT :
Lama Haid : 6 hari
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut
Konsistensi : Kental mendekati cair
Siklus : 28 hari
Menarche : Usia 13 tahun
b) Tanda – Tanda Kehamilan
Test pack positif sebanyak 3x : tgl 17/10/18, 21/10/18, 22/10/18
Usg di rs Tarakan 1x hasil : belum terlalu terlihat dan diminta untuk
usg ulang 2-3 bulan lagi.
c) Pergerakan Fetus
Pertama Kali : belum terasa
Pergerakan 12 Jam Terakhir : -
d) Riwayat Persalinan
1 Hamil ini
penting sehat
c) Status Pernikahan
Frekuensi :1
Lama Pernikahan : 10 bulan
d) Susunan Keluarga
Jenis Hubunga
Umu Pendidika Pekerjaa
No Nama Kelami n
r n n
n Keluarga
Pegawai
1 Tn. A L 25 Suami SI Bank
Swasta
Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan
Tumor : Tidak ada
Payudara
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol dan bersih
Simetris : Iya
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Belum ada pengeluaran colostrum
Rasa nyeri : Tidak ada
Areola hiperpigmentasi : Ada
Abdomen
Belum teraba.
Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak
Refleks : Ada
3. Pemeriksaan Penunjang. (Tanggal 03 November 2018)
Hematologi. (Darah Lengkap)
No Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
1. Hemoglobin 12,7 g/dl 12.0 -14.0
2. Hematokrit 35.0 % 37.0 - 43.0
3. Jumlah 8.67 1000/μL 5.0-10.0
Leukosit
4. Jumlah 284 1000/μL 150.0-400.0
Trombosit
5. MCV/VER 75.3 fL 82.0-92.0
6. MCH/HER 27.3 pg 27.0-31.0
7. MCHC/KHE 36.3 g/dl 32.0-36.0
R
B. Mikroskopis.
Sedimen
No. Nama Test Hasil Nilai Rujukan
13. Sel Epitel 1+ 1+
14. Leukosit 0-2/LPB 1-5
15. Eritrosit 0-2/LPB 1-3
16. Silinder Negatif/LP Negatif
K
17. Kristal Negatif Negatif
18. Bakteri Negatif Negatif
19. Lain-lain
III. ASSESMENT
Diagnosis : Ny. C G1P0A0 Hamil 6-7 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.
Masalah : Kekurangan cairan dan mual muntah.
Kebutuhan : Pemberian cairan dan atasi mual muntah.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu bahwa ibu dalam keadaan cukup baik.
Ibu mengerti
2. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu dengan cara meyakinkan ibu
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologi pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Ibu mengerti dan
memahami tentang kondisi yang dialaminya. Ibu mengerti
3. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu setiap 8 jam. Sudah dilakukan.
4. Pemberian cairan DX 5% selama 8 jam dengan kolaborasi sesuai anjuran
dokter. Sudah dilakukan.
5. Pemberian obat ranitidine 50 mg per 12 jam secara IV untuk mengurangi
jumlah asam lambung dalam perut dalam mengatasi mual muntah dengan
kolaborasi sesuai anjuran dokter. Sudah dilakukan.
6. Pemberian obat ondansentron 8 mg per 8 jam secara IV untuk mencegah dan
mengatasi mual muntah kolaborasi sesuai anjuran dokter. Sudah dilakukan.
7. Pemberian obat neurobion per 24 jam untuk penambah darah dan mencegah
terjadinya anemia pada saat kehamilan. Sudah dilakukan.
8. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasi. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya.
9. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
10. Melakukan pendokumentasian.
PENGKAJIAN HARI KEDUA ( 5 NOVEMBER 2018)
I. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Mual dan muntah > 10x/hari dan merasa lemas
2. Keluhan Sekarang
Mual sudah berkurang.
II. DATA OBJEKTIF
2. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadan Emosional : Stabil
b. TTV
Jam 08.00 WIB
Tekanan darah : 94/67 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,4 ℃
Saturasi O2 : 99 %
III. ASSESMENT
Diagnosis : Ny. C G1P0A0 Hamil 6-7 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.
Masalah : Kekurangan cairan dan mual muntah.
Kebutuhan : Pemberian cairan dan atasi mual muntah.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu bahwa ibu dalam keadaan cukup
baik. Ibu mengerti.
2. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu dengan cara meyakinkan ibu
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologi pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Ibu mengerti
dan memahami tentang kondisi yang dialaminya. Ibu mengerti.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital ibu setiap 8 jam. Sudah dilakukan.
4. Pemberian cairan RL 500 ml selama 8 jam dengan kolaborasi sesuai
anjuran dokter. Sudah dilakukan.
5. Pemberian obat ranitidine 50 mg per 12 jam secara IV untuk mengurangi
jumlah asam lambung dalam perut dalam mengatasi mual muntah dengan
kolaborasi sesuai anjuran dokter. Sudah dilakukan.
6. Pemberian obat ondansentron 8 mg per 8 jam secara IV untuk mencegah
dan mengatasi mual muntah kolaborasi sesuai anjuran dokter. Sudah
dilakukan. Pemberian obat neurobion per 24 jam untuk penambah darah
dan mencegah terjadinya anemia pada saat kehamilan. Sudah dilakukan.
7. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasi. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya.
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
9. Melakukan pendokumentasian.
PENGKAJIAN HARI KETIGA ( 6 NOVEMBER 2018)
A. Data Subyektif
1. Keluhan Utama
Mual dan muntah > 10x/hari dan merasa lemas
2. Keluhan Sekarang
Tidak ada keluhan
B. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadan Emosional : Stabil
- TTV
Jam 08.00 WIB
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 67x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,3 ℃
Saturasi O2 : 98
C. ASSESMENT
Diagnosis : Ny. C G1P0A0 Hamil 6-7 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.
Masalah :-
Kebutuhan : -
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu
mengerti.
2. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah diperbolehkan
pulang. Ibu mengerti.
3. Melakukan pelepasan infus. Sudah dilakukan.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas
kesehatan. Ibu mengerti dan akan memeriksakannya segera.
5. Mengedukasi ibu menghindari pemicu mual dan muntah seperti bebauan yang
tajam, panas, kondisi lembab, ruangan pengap, keribuatan, lampu yang
berkelap-kelip, cahaya silau, atau menyupir. Ibu mengerti.
6. Mengedukasi ibu untuk menghindari makanan yang pedas dan berlemak serta
makanan yang berbau tajam dan dapat merangsang mual. Ibu mengerti.
7. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti mual muntah
berlebihan, demam tinggi, keluar darah segar dari jalan lahir, bengkak pada
kaki, tangan, wajah disertai kejang, gerakan janin berkurang dan air ketuban
keluar sebelum waktunya. Ibu mengerti dan akan memperhatikannya.
Patoflow Hyperemesis Gravidarum
Peningkatan asam
Emesis Gravidarum
Keseimbangan dan lambung
penciuman
Komplikasi
Hyperemesis Gravidarum
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan
Penurunan berat badan Metabolic asidosis
cairan dan elektrolit
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
lengkap
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelompok kami akan membahas mengenai kasus pada Ny. C G1P0A0 dengan
diagnosa Hiperemesis Gravidarum, klien datang ke IGD RSCM dengan cara sendiri pada
tanggal 03 november 2018 pada jam 20.30 dengan keluhan mual dan muntah >10x dalam
sehari pada saat di rumah, pada saat di ruang perawatan Gedung A zona B kamar 213B
Ny C telah di berikan obat ranitidin 50mg untuk mengurangi jumlah asam lambung dan
obat ondansetron 8mg untuk mengurangi mual dan muntahnya serta terapi DX 5% untuk
menganti cairan yang telah hilang. Pada saat telah diberi terapi kondisi ibu terlihat
membaik
Penegakan untuk diagnosa dalam kasus ini melalui anamnesa pada ibu, pemeriksaan
penunjang yaitu cek darah lengkap, cek urine lengkap dan ditemukan terdapat keton urine
+2 yang menandakan terdapat produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan.
Pada teori Hiperemesis Gravidarum terdapat perubahan hormon yaitu horman HCG,
Kadar HCG mencapai puncaknya pada trimester awal kehamilan. Sebenarnya hormon
hCG ini tidak secara langsung menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Namun, secara
tidak langsung terlibat karena hCG secara fisiologis dapat menstimulasi reseptor hormon
TSH (thyroid stimulating hormone). Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi
hipertiroidisme transien (gestational transient thyrotoxicosis) pada awal kehamilan. Pada
umumnya kadar hormon HCG akan kembali normal pada wanita hamil pada saat
trimester ke II (pada bulan ke 4).
Menurut teori dan kasus di atas tidak ditemukan perbedaan, semua tindakan yang
diberikan telah sesuai dengan yang terdapat pada di teori dan dapat disimpulkan bahwa
teori dan kasus di atas saling berkesinambungan dan tidak ditemukan perbedaan
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah
suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan
(muntah berat) dan terus menerus pada minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-10,
jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jelas
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
5.2 Saran
Diharapkan mahasiswi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami hipermesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.ump.ac.id/4010/4/Dwi%20Nesti%20Astuti%20BAB%20II.pdf Diakses
pada 6 November 2018 pukul 09.20 wib
2. Oktavia Lina. KEJADIAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM DITINJAU DARI JARAK KEHAMILAN DAN
PARITAS. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah, Vol.1, No. 2, (Juli – Desember 2016). Diakses pada 6
November 2018 pukul 10.00 wib
3. Triana Indrayani. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA
KABUPATEN SERANG TAHUN 2017. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018. Diakses pada 8 november 2018 pukul 20.00 wib
4. Evi Rinata, Fatchiatur Rahmah Ardillah. PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN – SIDOARJO. Diakses
pada 8 November 2018 pukul 19.00 wib
5. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: 2009.
6. Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC; 2010.
7. http://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.10854.pdf Diakses pada 6 November 2018
pukul 19.00 wib
8. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3661/1/Eka%20suryaningrat.pdf Diakses pada 7
November 2018 pukul 13.00 wib
9. Masruroh,S.Si.T.,M.Kes, Ikke Retnosari,S.Tr.Keb. HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU
DAN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG. MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016.
Diakses pada 8 November 2018 pukul 21.20 wib
12. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3676933/pdf/nihms4582
69.pdf diakses pada tanggal 11 November 2018.
17. L.J. Wegrzyniak, J.T. Repke, S.H. Ural, Reviews in Obstetrics and
Gynecology, 2012, 5(2), 78-84. Tersedia pada
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3410506/pdf/RIOG0050
02_0078.pdf. Diakses pada tanggal 11 November 2018.
18. R.C. Boelig, S.J. Barton, G. Saccone, S.J. Edwards, dan V. Berghella,
Cochrane Database of Systematic Reviews, 2016, 5, 1-4. Tersedia pada
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD010607.pub2/p
df/abstract. Diakses pada tanggal 11 November 2018.
19. J.A. Smith, J.S. Refuerzo, dan S.M. Ramin, Treatment and Outcome of
Nausea and Vomiting of Pregnancy, 2017.