Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh :

A. Ahriani Febrianti Asra (A 18.10.001)

A. Kurniati Abbas (A 18.10.006)

Aenul Muayyana (A 18.10.007)

Albar Amal (A 18.10.009)

Devi Alpiana (A 18.10.014)

Eli Ariyanti Putri (A 18.10.017)

Fidyawati (A 18.10.021)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual – mual saat hamil dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Kondisi ini

merupakan hal umum yang terjadi pada awal masa kehamilan, terutama pada

minggu pertama hingga bulan ketiga kehamilan. Walau mual saat hamil sering

disebut dengan morning sticness, ada beberapa ibu hamil yang mengalami kondisi

ini kapan saja dan dimana saja, baik pagi, sore, malam. Esmesis seperti ini bila

terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan akan menjadi patologik dan

disebut hipermesis gravidarum [ CITATION Ati20 \l 1057 ].

Hiperemesis Gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan dan konsultasi

dokter ahli sehingga sedikit memerlukan pengobatan dirumah sakit. Pemberian

informasi tentang diet serta jadwalnya merupakan hal yang sepatutnya diberikan

kepada penderita hiperemesis gravidarum. Peran perawat sangat penting terutama

dalam hal pemberian pendidikan kesehatan tentang peningkatan asupan nutrisi yang

adekuat, mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, dan peningkatan

aktivitas sehari-hari. Dengan penanganan medis dan asuhan keperawatan yang baik

diharapkan masalah hiperemesis gravidarum pada ibu dapat teratasi.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk lebh mengenali gejala, penanganan dan bagaimana bentuk asuhan

keperawatan dari Hiperemesis Gravidarum

2. Tujuan Khusus

1) Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi,

pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dari Hiperemesis Gravidarum

2) Menyusun askep pasien Hiperemesis Gravidarum

C. Manfaat
Mahasiswa dapat lebih mengenali gejala, penataksanaan dari Hiperemesis

Gravidarum dan bagaimana bentuk asuhan kepeawatan dari Hiperemesis

Gravidarum, sehingga kedepannya dapat di aplikasikan ke pasien lain ataupun

masyarakat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis

1. Defenisi

Hipermesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda)

dimana penderita mengalami mual – muntah yang berlebihan, sedemikan rupa

sehingga mengganggu aktiitas dan kesehatan enderita secara keseluruhan

[ CITATION Meg15 \l 1057 ].

Hipermesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa

kehamilan. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sticness

normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah

normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan (varney, 2007

dalam [ CITATION Ati20 \l 1057 ].

2. Etiologi

Peyebab hipermesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun

ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab hipermesis gravidarum pada

ibu hamil yakni sebagai berikut.


a. Faktor adaptasi hormonal

1) Anemia

Pada wanita hamil yang kurang darah lebih sering mengalami

hipermesis gravidarum dan dapat dimasukkan dalam ruang lingkup

faktor adaptasi. Dalam sebuah penelitian didapatkan hasil bahwa

prevelnsi ibu hamil dengan anemia yang menglami kasus yaitu 51,

5% (32) responden dibandingkan dengan kontrolnya 25, 8% (16)

responden.

2) Primigraida

Gravida adalah seorang wanita yang hamil, sedangkan

primugravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Mual

dan muntah pada primigravida dipengaruhi oleh kadar hormon

kehamilan. Ketika seorang wanita hamil anak pertama, kadar

hormonal akan mengalami peningkatan lebih dibandingkan pada

wanita multigrvida. Wanita multigravida sudah mampu beradaptasi

dengan hormon kehamilan tersebut karena sudh mempunyai

pengalamamn terhadap kehamilan dan melahirkan, sehingga mual

dan muntah yang dialami primigravida biasanya lebih tinggi

dibandingkan multigravida.

3) Mola hidatidosa

Kehamilan mola hidatidosa ialah suatu kehamilan yang

berkembang tidak wajar karena tidak ditemukan janin dan hampir


seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik. Untuk

memperkuat diagnosis, maka dilakukan pemeriksaan kadar human

chorionic Gonadotropin HCG) dalam darah atau urine. Pada

kehamilan mola hidatidosa, kadar HCG lebih tinggi dan terjadi

peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang memicu

terjadinya mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.

b. Faktor usia

Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil

karenaorgan – organ reproduksi belum sempurna sehingga dapat

menimbulkan mual dan muntah. Mual dan muntah terjadi pada umur

dibawah 20 tahun disebabkan oleh belum cukupnya kematangan fisik,

mental, dan fungsi sosial dari calon ibu sehingga dapat menimbulkaan

keraguan jasmani, cinta kasih, serta perawatan dan asuhan bagi anak

yang dilahirkannya.

c. Faktor psikosomatik

Menurut teori psikosomatik, hipermesis gravidarum merupakan

keadaan ganguan psikologis yang diubah dalam bentuk gejala fisik.

Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan, serta tekanan

pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka,

ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis

penyebab hipermesis gravidarum. Pekerjaan yang berat dapat


menimbulkan stres bagi ibu hamil yang memungkinkan terjadinya

hipermesis gravidarum.

Faktor psikologis pada hipermesis gravidarum belumlah jelas. Besar

kemungkinan bahwa wanita menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,

keretakan hubungan rumah tangga, diduga dapat menjadi faktor sehinga

terjadi hipermesis gravidarum. Wanita dengan hipermesis gravidarum,

terutama hipermesis gravidarum berat, berada di peningkatan risiko

gangguan fungsi kognitif, perilaku, emosional pada kehamilan. .

dukungan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam menentukan

status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan

dan memperlihatkan dukungan dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan

merasa lebih percaya diri, lebih bahagia, dan siap dalam menjalani

kehamilan, terlebih pada usia trimester pertama kehamilan.

d. Riwayat keluarga

Riwayat keturunan adalah riwayat kesehatan kluarga yang berperan

penting dalam kelanutan suatu penyakit dari generasi ke generasi

sberikutnya. Setiap ibu hamil trimester 1 berpeluang mengalami

kejadian hipermesis gravidarum. Namun, salah satu hal yang dapat

meningkatkan adalah riwayat keluarga. Baik orang tua atau saudara

kandung perempuan yang pernah mengalami kejadian hipermesis

gravidarum selama kehamilan.


Dalam sebuah penelitian didaptkan bahwa jika ibu terkena

hipermesis, risiko hipermesis yang akan dialami anak perempuannya

adalah 3,00% dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat

hipermesis (1,05%).

e. Faktor endokrin

Peningkatan kadr progesteron, estrogen, dan human Chorionic

Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.

Peningkatan hormon progesteron menybabkan otot polos pada sistem

gastrointestinal mengalami relaksasi. Hal ini mengakbatkan terjadinya

penurunan motilitas lambung sehigga membuart pengosongan lambut

menjadi melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan

penurunan sekresi dari asam hidroklorida juga berkontribusi terhadap

terjadinya mual dan muntah.

f. Faktor metabolik

Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkn mual dan muntah pada

kehamilan. Vitamin B6 berfungsi ,enurunkan keluhan atau gagguan

mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membnatu dalam sintesis

lemak untuk pembentukan sel darah merah, membantu membentuk

hemoglobin yang dapat mengikat oksigen dalam darah, sehingga sat

seseorang mengalami kekurangan vitamin B6 tubuh akan berisiko

terserang anemia.
g. Faktor alergi

Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang

sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus luteum. Pada kehamilan

ketika diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk dalam

peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebbakan

kejadian hipermesis gravidarum.

h. Faktor infeksi

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubuhngan antara infeksi

helicobacter pylori dengan erjadinya hipemesi gravidarum, yaitu adanya

infeksi helicobacter pylori akan menyebbakan penurunan penyerapan

Fe. Sehingga terjadi anemia yang merupakan salah satu penyebba

hipermeis gravidarum

i. Pola makan

Tiran meyatakan bahwa faktor budaya yang merupakan hal penting

berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi.

Penelitian lain menemukan bahwa kejadian hipermesis gravidarum

dapat meningkat pada wanita yang mengalami pembatasan dalam intake

nutrisi contohnya pada wanita hamil yang sedang berpuasa. Asupan air

yang moderat dan kepatuhan terhaap makanan sehat mencakup sayuran

dan ikan dikaitkan dengan risiko terkena hipermesis lebih rendah. Diet

bebas laktosa dan diet vegetarian adalah diet yang paling serig

menyebabkan hipermesis gravidarum.


3. Patofisiologi

Menurut [ CITATION Pra02 \l 1057 ] menyatakan bahwa, perasaan mual

adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi

pada trimester pertama. Hiperemisis gravidarum yang merupakan komplikasi

mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat

menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis

hipokloremik, faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh

hormonal.

Menurut Runiari 2010 dalam [ CITATION Ati20 \l 1057 ], peningkatan

kadar progesteron, estroen, dan HCG daat menjadi faktor pencetus mual dan

muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem

gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menutun dan

pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas

lambung dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap

terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat oleh adanya penyebab lain

berkaitan dengan faktor psiologis, spritual, lingkungan dan sosiokultural

Hiperemisis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena osidasi lemak yang tak

sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam asetonik-asetik, asam

hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan cairan karna muntah menyebabkan dehidrasi, sehinga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat

metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah lebih

banyak, dapat merusak hati. Terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi

robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan

gastrointestina.

4. Manifestasi Klinik

Dalam [ CITATION Ati20 \l 1057 ] secara umum, hipermesis gravidarum dapat

dibagi ke dalam tiga tingkatan menurut berat ringan gejalanya yang diantaranya

sebagai berikut :

a. Hipermesis gravidarum grade I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada

tingkatan ini, ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, bera badan

menurun, dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100

kali per emnit, tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan

suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.

b. Hipermesis gravidarum grade II

Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatiss, turgor kulit lebih

menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan

darah turun, suhu kadang – kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus,
berat badan turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. Aseton

dapat tercium dari hawapernapasan karena mempunyai aroma khas yang

dpat pula ditemukan di urine.

c. Hipermesis gravidarum grade III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun

dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah

menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan

saraff yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat

timbul, seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini

adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B

kompleks,. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada

tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina

5. Komplikasi

Jkomplikasi yang dpaat ditimbulkan dari hipermesis gravidarum yakni dapat

menyebbakan kerusakan hati. Komplikasi lainnya adalah perdararahan pada

retina yang disebabkan oleh meningkatnya teknanan darah ketika penderita

mntah [ CITATION Meg15 \l 1057 ].

Dampak dari hipermesis gravidarum cukup kompleks. Dampak yang

ditimbulkan seperti ibu kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu

akan menjadi lemah dan lelah, selain itu dapat pula mengakibatkan gangguan

asam basa, pneumonia aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagus

yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar, dan kerusakan


ginjal. Dehidrasi yang dialami ibu hamil dapat ikuti dengan gejala hipotensi

ortostatik.

Ibu hamil dengan hipermesis gravidarium berpotensi mengalami komplikasi

berupa preeklamsia, penurunan berat badan, meningkatkan risiko abortus,

mengalami gangguan fungsi kelenjar tiroid [ CITATION Ati20 \l 1057 ].

6. Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan

urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat

menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan

urinalisis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi,

juga terdapatnya aseton di dalam urine [ CITATION Mit09 \l 1057 ].

7. Penatalaksanaan

Dalam [ CITATION Meg15 \l 1057 ] penanganan yang dapat dilakukan

pada ibu haik dengan mual muntah yakni sebagai berikut

a. Makan sedikit tapi sering

b. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

c. Jaga masukan cairan, karena cairan ebih mudah ditolerir dari pada

makanan padat

d. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Misalnya makan

hanya makanan kering pada satu waktu malam, kemudian makanan

berkuah pada waktu berikutnya


e. Jahe merupakana obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama

sayuran serta makanan lain.

f. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual

g. Hindari hal –hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi

h. Istirahat cukup

i. Hindari hal – hal yang membuat anda berkeringat atau kepanasan, yang

dapapt memicu rasa mual

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian

Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah

mengumpulkan data [ CITATION Mit09 \l 1057 ]. Data-data yang akan

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Data riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu

sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual

dan muntah terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan

terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga

ditemukan berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan

elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus.


2) Riwayat kesehatan dahulu

Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum

sebelumnya, Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang

berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual

muntah.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.

b. Data fisik biologis

Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah

mamae membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma

gravidarum, mukosa membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung

dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta

pusing dan kehilangan kesadaran.

c. Riwayat menstruas

Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun, Kemungkinan ada keluhan waktu

haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.

d. Riwayat perkawinan

Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda.

e. Riwayat kehamilan dan persalinan

1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.

2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan,

tekanan darah, dan tingkat kesadaran.


f. Data psikologi

Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu

sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,

mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih,

serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri

(koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap

kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.

g. Data sosial ekonomi

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun

pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini

diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.

2. Diagnosis Keperawatan

a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

dan muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat.

b. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang

tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.

c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.

d. Gangguan rasa nyaman berupa nyeri : nyeri pada epigastrium yang

berhubungan dengan muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.

e. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.


f. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah

dan makanan ke fetal (janin).

3. Intervensi keperawatan

Dalam [ CITATION PPN18 \l 1057 ] adapun intervensi yang dapat

diberikan berdasarkan diagnosis keperawatan yang muncul yakni sebagai berikut

a. Defisit nutrisi

1) Intervensi utama

- Manajemen nutrisi

- Promosi berat badan

2) Intervensi pendukung

- Dukungan kepatuhan program pengobatan

- Konseling nutrisi

- Pemantauan nutrisi

- Manajemen gangguuan makan

- Pemberian makan

- Pemantauan TTV

- Pemberian obat intravena

- Terapi menelan
b. Intoleransi aktifitas

1) Intervensi utama

- Manajemen energi

- Terapi aktiitas

2) Intervensi pendukung

- Manajemen lingkungan

- Manajemen mood

- Manajemen program latihan

- Pemantauan tanda vital

- Penentuan tujuan bersama

- Promosi dukungan keluarga

- Promosi latihan fsik

- Terapi aktivitas

c. Resiko ketidakseimbangan elektrolit

1) Intervensi utama

- Pemantauan elektrolit

2) Intervensi pendukung

- Identifikasi risiko

- Manajemen cairan

- Manajemen elektrolit

- Manajemen mual
- Manajemen muntah

- Pemantauan cairan

- Resusitasi cairan

d. Nyeri

1) Intervensi utama

- Manajemen nyeri

- Pemberian analgesik

2) Intervensi pendukung

- Aromaterapi

- Dukungan hipnosis diri

- Dukungan pengungkapan kebutuhan

- Edukasi efek samping obat

- Edukasi manajemen nyeri

- Edukasi proses penyakit

- Edukasi teknik nafas

- Kompres

- Konsultasi

- Manajemen efek samping obat

- Manajemen kenyamanan lingkungan

- Manajemen medikasi

- Manajemen sedasi
- Pemantauan nyeri

- Pemberian obat

- Pengaturan posisi

- Perawatan kenyamanan

- Teknik distraksi

- Teknik imajinasi terbimbing

- Terapi humor

- Terapi murottal

- Terapi musik

- Terapi relaksasi

- Terapi sentuhan

e. Ansietas

1) Intervensi utama

- Reduksi ansietas

- Terapi relaksasi

2) Intervensi pendukung

- Biblioterapi

- Dukungan emosi

- Dukungan pengungkapan kebutuhan

- Dukungan hipnosis diri

- Konseling
- Teknik distraksi

- Terapi hipnosis

- Teknik imajinasi terbimbing

- Terapi musik

- Terapi relaksasi progresif

- Terapi validasi

f. Resiko cedera pada janin

1) Intervensi utama

- Pemantaun DJJ kantung janin

- Pencegahan cedera

- Pengukuran gerakan janin

2) Intervensi pendukung

- Konseling nutrisi

- Manajemen nutrisi

- Pencegahan jatuh

- Pemantauan elektrolit fetal

- Perawatan kehamilan

- Promoi dukungan keluarga

- Promosi perawatan diri


FORMAT PENGKAJIAN

I. DATA UMUM KLIEN

A. Bio Data

1. Inisial Klien : Ny. Y

2. Usia : 27 tahun

3. Status perkawinan : menikah

4. Pekerjaan : IRT

5. Pendidikan : SMA

B. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu

J Keadaan Pengalaman Waktu &


No. Tahun Jenis Penolong Masalah
K Bayi waktu Menyusui Lamanya
persalinan kehamilan
lahir ekslusif
1. 2018 Normal Bidan L 2.8 Kg lancar, dan 8 bulan
2 tidak ada
masalah/keluh
an selama
menyusui

2. 2020 Normal Bidan P 2.4 Kg lancar, dan 7 bulan


3 tidak ada
masalah/keluh
an selama
menyusui

C. Riwayat Ginekologi

1. Masalah ginekologi
Klien mengatakan tidak ada masalah

2. Riwayat KB

E. Riwayat kehamilan saat ini

HPHT : Februari 2021 Taksiran partus : November 2021

BB sebelum hamil : 45 kg TD sebelum hamil : 120/80 MmHg

Letak/presentas
TFU DJJ Usia Gestasi Keluhan Data lain
i janin
belum 16 minggu mual berat,
terdeteksi lemas, tidak
nafsu
makan, sakit
kepla

II. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

A. Status obstetrik

G:3 P:2 A: 0 H :2

B. Keadaan umum

Kesadaran : composmentis

Berat Badan : Sebelum Hamil : 45 Kg

Saat ini : 40 Kg

C. Tanda-tanda vital

TD : 90/70 mmhg
N : 80 x/menit

S : 36o C

P : 20 x/menit

D. Pemeriksaan fisik

1. Kepala leher

a. Kepala

Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, wajah klien tmpak lesuh dan

pucat

b. Mata

Posisi mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

peradangan dan edema, gerakan mata normal,tidak menggunakan alat

bantu penglihatan, tidak ada keluhan lainnya

c. Hidung

Tidak ada sumbatan dan tidak ada keluhan/masalah lainnya

d. Mulut

Mulut bersih, Mukosa bibir kering, tidak ada kesulitan menelan

e. Telinga

Pendengaran baik, tidak ada pembengkakan dan masalah lainnya

f. Leher

Tidak ada pembesran kelenjar tiroid, tidak da mslah lainnya


2. Dada

a. Jantung

irama teratur, tidak ada bunyi tambahan

b. Paru

Tidak ada suara napas tambahan, gerakan dada simetris, tidak ada

keluhan lainnya

c. Payudara

d. Puting susu

e. Pengeluaran ASI

3. Abdomen

a. Uterus

TFU :

Kontraksi : tidak ada

Leopold I :

Leopold II : belum terdeteksi

Leopold III : belum terdeteksi

Leopold IV : belum terdeteksi

b. Pigmentasi

Linea nigra : Sudah nampak garis samar samar pada perut klien.

Striae: belum terlalu nampak


Fungsi pencernaan : kurang baik karena klien mengalami konstipasi

Masalah Khusus :

4. Perineum dan genetalia

a. Vagina : vrises; ya/tidak

Kebersihan : Baik. Klien rajin mengganti pakaian dalam, dan rajin

membersihkan daerah Miss V.

Keputihan : klien mengatakan tekstur keputihannya sdikit kental dan tidak

terlalu berbau.

Jenis/warna : putih Konsistensi : sedikit kental Bau :

sedikit berbau

b. Hemorrhoid

Derajat : lokasi :

Berapa lama : nyeri : ya/tidak

Masalah khusus :

5. Ekstremitas

a. Ekstremitas Atas

Edema : tidak

Varises : tidak

b. Ekstremitas Bawah

Edema : tidak
Varises : tidak

Refleks patela : +/- jika ada : +1/+2/+3

Masalah khusus :

6. Eliminasi

a. Urin : klien mengatakan buang air kecil tidak menentu, tidak ada

keluhan atau kesulitan saat berkemih

b. Fekal : tidak ada perubahan besar pada eliminasi fekal klien sebelum

dan saat klien hamil, klien BAB 1- 2 kali/hari

Masalah Khusus :

7. Mobilisasi dan Latihan

a. Tingkat mobilisasi

Klien mengatakan selama hamil aktivitas dan atau pergeraknnya sehari

hari terganggu, klien mudah lelah dan selalu merasa lemah dan tidak

bertenanga meskipun telah berisitirhat lama, karna ini juga klien merasa

malas untuk beraktivitas ditambah klien selalu saja merasa mual dan

merasa pusing.

b. Latihan/senam

Klien tidak mengikuti latihan khusus/senam ibu hamil selama

kehamilannya

Masalah khusus :
8. Nutrisi dan Cairan

a. Asupan nutrisi

Klien mengatakan selama hamil makan sedikit sedikit, frekuensi makan

klien seperti biasa 3x/hari namun tidak bisa menghabiskan makaannya tiap

kali makan, karena selalu meraskan mual dan juga tak jarang klien muntah

saat ada makanan yang dikomsumsinya

b. Nafsu makan : kurang baik

c. Asupan cairan : 600 - 1000 cc/hari, jenis : air putih dan susu

Masalah khusus :

9. Seksualitas

a. Frekuensi : 3 kali dalam seminggu

b. Posisi : baring atas bawah

Masalah Khusus:

E. Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan

Keluarga sangt mendukung dan berbhgia dengan kehamilan klien sat ini,

Keluarga klien sangat membantu klien selama hamil baik dalam beraktivitas

dan dukungan lainnya

F. Keadaan Mental

1. Adaptasi psikologis

Klienmampu beradaptasi dengan kondisinya saat ini meskipun tak jarang

juga klien merasa khawatir dengan kondisinya yang bisa beresiko pada
kehamilannya, namun klien berusaha untuk mengalihkan kekhwatiranya

tersebut, klien memperbanyak istirahat dan berusaha untuk selalu berpikir

positif

2. Penerimaan terhadap kehamilan

Klien menerima dan bahagia dengan kehamilannya saat ini

G. Pola hidup yang meningkatkan risiko kehamilan

Suami klien merupakan perokok aktif sehingga hal tersebut memungkinkan

klien terpapar oleh asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan dan tentunya

pada kehamilan klien saat ini

H. Persiapan Persalinan

 Senam hamil

Klien mengatakan belum pernah melakukan senam kehamilan

 Rencana tempat melahirkan

Klien belum merencanakannya, terlbih lagi usia kehamilan yang baru 16

minggu

 Kesiapan biaya persalinan

Klien mengatakan untuk biaya persalinan sudah memperhitungkan dan

mempersiapkan terlebih ini bukan kehamilannya yang pertama

 Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu

Klien belum mempersiapkan banyak,

 Kesiapan mental ibu dan keluarga


Klien mengatakan mentalnya pada kehamilan saat ini lebih siap terlbih lagi

ini bukan kehamilannya yang pertama

 Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses

persalinan

Klien dan keluarga sudah cukup memahami baik itu tanda tanda

melhairkan, cara mennaani nyeri, dan bgaimana atau seperti apa proses

persalinan berhubung ini bukan kehamilan pertamanya

 Perawatan payudara

I. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini

Klien mengatakan selama hamil hanya meminum obat dari bidan saja dan

suplemen

J. Hasil pemeriksaan penunjang :

III. RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

Ny. Y berusia 27 tahun dengan stus obsetrik G3P2A0H2 dan saat ini usia

kehamilannya memasuki usia 16 minggu, klien mengeluh mual dan muntah berat

lebih dari 10 kali, hal ini bisa datang tiba – tiba atau karna dipicu oleh aroma yang

tidak disukai dan juga saat klien makan sesuatu, klien juga mengelluh pusing dan

selalu merasa merasa lemah dan tidak bertenanga meskipun telah berisitirhat lama,

klien juga mengeluh nafsu makan menurun, dan setiap kali makan klien selalu mau

memuntahkan makananya, klien dalam sehari makan dengan frekuensi seperti

biasa 3 kali sehari namun tidak dapat menghabiskan porsi mkananya, klien hanya
bisa makan beberapa sendok saja, klien mengalami penurunan berat bdan dimna

sebelum hamil klien memiliki berat 45 kg namun saat ini berat badan klien hanya

40 kg. Dan dengan TD : 90/70 mmHg, N : 20x/m, P : 80 x/m, S : 36.


ANALISA DATA
Nama Klien : Ny. Y

Diagnosa Medis : Hiperemesis gravidarum

Ruang Rawat :

MASALAH
DATA PENYEBAB UTAMA
KEPERAWATAN

Data Subjektif (DS) : keengganan untuk defisit nutrisi


makan
 klien mengatakan selalu mual dan juga muntah
saat makan
 klien mengatakan tidak menghabiskan porsi
makanannya dan hanya makan beberapa
sendok
Data Objektif (DO) :

 BB sebelum hamil : 45 kg

 BB saat ini : 40 kg
Data Subjektif (DS) : kondisi fisiologis Keletihan
(kehsmilan)
 klien mengatakan mudah lelah

 klien mengatakan selalu merasa lemah dan


tidak bertenanga meskipun telah berisitirhat
lama,
Data Objektif (DO) :

 Klien tampak lesu

 Kebutuhan istirahat klien meningkat


Data Subjektif (DS) : Muntah resiko ketidakseimbangan
elektrolit
 Klien mengeluh mual dan muntah lebih dari 8
kali
 Klien dalam sehari mium 600 – 1000 cc
Data Objektif (DO) :

 Klien tampak lesu

 Wajah pucat

 Mukosa bibir kering


Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan

2. Keletihan berhubungn dengan kondisi fisiologis (kehamilan)

3. Resiko ketidakseimbngan cairan dibuktikan dengan muntah


RENCANA KEPERAWATAN

No. Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan

& Data Penunjang

Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Observasi


dengan keenggangan untuk keperawatan diharapkan status o Identifikasi status nutrisi
makan nutrisi, pasien membaik, dengan o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
kriteria hasil :
Data Subjektif (DS) : o Identifikasi makanan disukai

 Porsi makanan yang o Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien


 klien mengatakan selalu
dihabiskan sedang o Monitor asupan makanan
mual dan juga muntah saat
 Pengetahuan ttg pilihan o Monitor berat badan
makan
makanan yg sehat cukup o Monitor adanya mual, muntah
 klien mengatakan tidak
meningkat o Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan
menghabiskan porsi
 Pengetahuan tentang standar serta kebutuhan kalori
makanannya dan hanya
asupan nutrisi yang tepat  Teraupetik
makan beberapa sendok
cukup meningkat o Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Data Objektif (DO) :
 Sikap terhadap o Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
 BB sebelum hamil : 45 kg makanan/minuman sesuai konstipasi
o BB saat ini : 40 kg dengan tujuan kesehatan
sedang o Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Berat badan sedang o Rencanakan program pengobatan untuk perawatan
 Frekuensi makan cukup dirumah
membaik  Edukasi
 Nafsu makan sedang o Anjurkan posisi duduk, jika mampu
o Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun
tetap terjangkau
o Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
 Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu
Keletihan berhubungn Setelah dilakukan tindakan  Observasi
dengan kondisi fisiologis keperawatan diharapkan tingkat o Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
(kehamilan) keletihan klien menurun dengan informasi
kriteria hasi : o Monitor kelelahan dan emosional
Data Subjektif (DS) :
 Verbalisasi kepulihan energi
o Monitor pola dan jam tidur
 klien mengatakan mudah o Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
sedang
lelah
 Tenaga sedang melakukan aktivitas
 klien mengatakan selalu
 Teraupetik
 Motivasi cukup meningkat
merasa lemah dan tidak
o Sediakan materi dan media pengauran aktivits dan
 Kemampuan melakukan
bertenanga meskipun telah aktiitas rutin sedang istirhat
berisitirhat lama,  Erbalisasi lelah cukp o Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai
Data Objektif (DO) : menurun kesepakatan
 Lesu cukup menurun o Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarg untuk
 Klien tampak lesu
bertanya
 Kebutuhan istirahat klien
o Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
meningkat
o Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
o Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Edukasi
o Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
o Anjurkan terlbiat dalam aaktivitas kelmpok, aktivitas
bermain, dan aktivitas lainnnya
o Anjurkn menyusun jadwal ktivits dan istirhat
o Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
o Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
o Anjurkan tirah baring, sesuai kondisi
o Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
o Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan

Resiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan  Observasi


elektrolit dibuktikan dengan keperawatan diharapkan o Identifikasi kemungkinan penyebab
muntah keseimbangan cairan meningkat ketidakseimbangan elektrolit
dengan kriteria hasil : o Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
Data Subjektif (DS) :
 Asupan cairan cukup
o Identifikasi fator penyebab mual
 Klien mengeluh mual dan o Identifikasi pengalan mual
meningkat
muntah lebih dari 8 kali
 Output urin sedang o Monitor mual, muntah, dan diare
 Klien dalam sehari mium
 Memnran mukosa lembab o Monitor kehilangan cairan, jika perlu
600 – 1000 cc
cukup meningkat o Monitor tanda dan gejala hipokalemia (misal.
Data Objektif (DO) :
 Tekanan darah cukup Kelemahan otot, kelelahan, parestesia, penurunan
 Klien tampak lesu membaik refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus
menurun, pusing, depresi pernapasan)
 Wajah pucat  Frekuensi nadi cukup
o Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (misal. Peka
 Mukosa bibir kering membaik
rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia
 Turgor kulit cukup membaik
mengarah ke bradikardia, fibrilasi/takikardia
venrikel)
o Monitor tanda dan gejala hiponatremia (misal.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membrane
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, letarge,
penuruna kesadaran)
o Monitor tanda dan gejala hipernatremia (misal.
Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka
rangsang, membrane mukosa kering, takikardia,
hipotensi, letargi, konfusi, kejang)
o Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (misal.
Peka rangsang, tanda Chvostek (spasme otot
wajah), tanda Trousseau (spasme karpal), kram
otot)
o Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (misal.
Nyeri tulang, haus, annoreksia, letargi, kelemahan
otot)
o Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (misal.
Depresi pernapasan, apatis, tanda Chvostek
(spasme otot wajah), tanda Trousseau (spasme
karpal), konfusi akut, disritmia)
o Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia (misal.
Kelemahan otot, hiporefleks, bradikardia, depresi
SSP, letargi, koma, depresi)
 Teraupetik
o Berikan cairan intravna, jika perlu
o Catat intake – ouput dan balans cairan
o Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
o Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
 Edukasi
o Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
o Anjurkan sering mebersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
o Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual
o Jelaskan tujuan dan pprosedur pemantauan
o Informasikan hasil pemanauan, jika perlu
 Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
LOGBOOK KEPERAWATAN HOME CARE

No Kegiatan Tujuan Rasionalisasi kegiatan Evaluasi (SOAP) sasaran


kegiatan

Deficit nutrisi Kebutuhan S: Klien mengatakan Masih pasien


nutrisi terpenuhi mual /muntah
a. Mengidentifikasi status a. Untuk dapat menilai sejauh mana

nutrisi kekurangan nutrisi ibu dan O: Nuntrisi klien cukup


menentukan langkah selanjutnya terpenuhi
b. Mengidentifikasi alergi dan b. Untuk mengetahui apakah ada alergi
1. A:
intoleransi makanan dan intoleransi makananan pada
klien P:
c. Mengidentifikasi makanan c. Untuk membantu meningkatkan
yang disukai napsu makan pada ibu
d. mengidentifikasi kebutuhan d. Untuk memnyesuaikan kebutuhan
kalori dan jenis nutrient kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan oleh klien
e. Memonitor asupan e. Untuk memonitor kekurangan nutrisi
makanan dari klien akibat muntah yang berlebi
f. Menyajikan makanan f. Meningkatkan selera atau napsu
secara menarik makan
g. Monitor berat badan g. Mengetahui penurunan/penaikan BB
klien, Untuk mengetahui
keseimbangan berat badan sesuai
usia kehamilan
h. Monitor adanya mual, h. Mengetahui apakah ada factor yang
muntah bisa menyebabkan klien mengalami
mual dan muntah
i. Monitor asupan dan i. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan
keluarnya makanan dan dan pengeluaran kalori klien
cairan serta kebutuhan
kalori
j. Lakukan oral hygiene j. Untuk menimbulkan rasa nyaman
sebelum makan, jika perlu dan diharapkan mengurangi rasa
mual dan muntah.
k. Berikan makanan tinggi k. Untuk membantu pencegahan gejala
serat untuk mencegah konstipasi kepada klien dengan
konstipasi mengomsumsi makanan serat
l. Berikan suplemen l. Untuk menambahkan suplai makanan
makanan, jika perlu tambahan untuk klien
m. merencanakan program m. Untuk membantu proses perawatan
pengobatan untuk dn pengobatan klien pada saat
perawatan dirumah dirumah
n. menganjurkan posisi n. Membantu klien mendapatkan posisi
duduk, jika mampu yang nyaman dalam duduk dan tidak
membebani dirinya
o. menjelaskan jenis o. memenuhi kebutuhan nutrisi klien,
makanan yang bergizi meningkatkan pengetahuan klien
tinggi, namun tetap
terjangkau
p. menjelaskan peningkatan p. Untuk membantu klien lebih
asupan kalori yang mengenal kegunaan kalori yang
dibutuhkan dikomsumsi bagi dirinya
q. Kolaborasi dengan ahli gizi q. Membantu untuk mengetahui
untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori yang dibutuhkan
kalori dan jenis nutrien sehingga klien tidak mengalami
yang dibutuhkan, jika kekurangan ataupun juga kelebihan
perlu kalori, serta dapat membantu zat gizi
yang sesuai dan diperlukan untuk ibu
hamil
Keletihan Pasien mampu a. Informasi yang diberikan dapat di S: Klien mengatakan belum Pasien
melakukan serap mampu melakukan aktivitas
a. Mengidentifikasi kesiapan
aktivitas dengan baik
menerima informasi
2. b. Monitor kelelahan dan b. Merencankan intervensi yang tepat O: Klien masih Nampak lemah
emosional
c. Monitor pola dan jam tidur A: Masalah belum teratasi
c. Memeriksa pola tidru klien dan
mengatur jam tidur yang sesuai bagi P: Intervensi masih dilanjutkan
klien
d. Monitor lokasi dan d. Untuk lebih meringankan kondisi
ketidaknyamanan selama kenyamanan klien saat beraktivitas
melakukan aktivitas
e. Sediakan materi dan media e. Meningkatkan pengetahuan klien
pengauran aktivits dan mengenai aktivitas istirahat yang baik
istirhat
f. Jadwalkan pemberian f. Membantu klien dalam mengetahui
pendidikan kesehatan kegiatan kesehatan yang baik
sesuai kesepakatan
g. memberikan kesempatan g. Adanya umpan balik
kepada pasien dan keluarg
untuk bertanya
h. Sediakan lingkungan h. Membantu klien untuk lebih nyaman
nyaman dan rendah dan rileks
stimulus
i. Lakukan latihan rentang i. Untuk lebih mengatur kesehatan
gerak pasif dan/atau aktif tubuh klien dengan melakukan
gerakan gerakan kecil
j. Berikan aktivitas distraksi j. Membantuk klien untuk lebih rileks
yang menenangkan
k. Jelaskan pentingnya k. Memotivasi pasien untuk beraktivitas
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
l. Anjurkan terlbiat dalam l. Untuk membantu klien dalam
aaktivitas kelmpok, bersosialitas kepada masyarakat
aktivitas bermain, dan
aktivitas lainnnya
m. Anjurkn menyusun jadwal m. Untuk lebih mengatur porses aktivitas
ktivits dan istirhat dan istirahat klien
n. Ajarkan cara n. Untuk mengetahui momen disaat
mengidentifikasi klien benar-benar membutuhkan
kebutuhan istirahat istirahat
o. mengajarkan cara o. Dapat membantu pasien mengenali
mengidentifikasi target dan dan melakukan aktivitas yang
jenis aktivitas sesuai dilakukan agar klien dapat atau
kemampuan menghindari melakukan aktivitas yang
berlebih
p. Anjurkan tirah baring, p. Untuk menyarankan klien untuk tidur
sesuai kondisi baring apabila kondisi klien mengalami
kondisi yang tidak diinginkan
q. Anjurkan melakukan q. untuk terhindar dari rasa lelah dan
aktivitas secara bertahap dapat mengurangi rasa mual.
r. Ajarkan strategi koping r. Untuk membantu klien lebih
untuk mengurangi mengetahui pola koping yang baik
kelelahan untuk mengurangi masalahnya
dengan mandiri
Resiko ketidakseimbangan Keseimbangan S: : Klien mengatakan Masih Pasien
elektrolit elektrolit a. Mampu mengetahui mual /muntah
3.
terpenuhi ketidakseimbangan cairan elektrolit
a. Mengidentifikasi O: klien Nampak lemah mukosa
dan mampu melakukan tindakan yang
kemungkinan penyebab bibir kering
sesuai
ketidakseimbangan
A: Masalah belum teratasi
elektrolit
b. Identifikasi dampak mual b. Untuk dapat melakukan penyesuaian P: Intervensi masih dilanjutkan
terhadap kualitas hidup apabila mengalami mual kembali dan
sudah mempersiapkan segala hal yang
diperlukan
c. Identifikasi fator penyebab c. Untuk mengetahui apakah hal-hal
mual yang dapat membuat klien mengalami
mual
d. Identifikasi pengalaman d. Untuk mengetahui bagaimana
mual perasaan klien apabila mengalami
mual
e. Monitor mual, muntah, e. Untuk mengetahui outfut cairan pada
dan diare klien dan dapat diketahui
keseimbangan cairan tubuh
f. Monitor kehilangan cairan, f. Untuk mengetahui outfut cairan pada
jika perlu klien dan dapat diketahui
keseimbangan cairan tubuh
g. Monitor tanda dan gejala g. Untuk mengetahui apakah
hipokalemia (misal. kemungkinan nantinya klien
Kelemahan otot, kelelahan, mengalami hypokalemia sehingga
parestesia, penurunan dapat lebih diantisipasi sebelumnya
refleks, anoreksia,
konstipasi, motilitas usus
menurun, pusing, depresi
pernapasan)
h. Monitor tanda dan gejala h. Untuk mengetahui apakah
hiperkalemia (misal. Peka kemungkinan nantinya klien
rangsang, gelisah, mual, mengalami hyperkalemia sehingga
muntah, takikardia dapat lebih diantisipasi sebelumnya
mengarah ke bradikardia,
fibrilasi/takikardia venrikel)
i. Monitor tanda dan gejala i. Untuk mengetahui apakah
hiponatremia (misal. kemungkinan nantinya klien
Disorientasi, otot berkedut, mengalami hiponatremia sehingga
sakit kepala, membrane dapat lebih diantisipasi sebelumnya
mukosa kering, hipotensi
postural, kejang, letarge,
penuruna kesadaran)
j. Monitor tanda dan gejala j. Untuk mengetahui apakah
hipernatremia (misal. Haus, kemungkinan nantinya klien
demam, mual, muntah, mengalami hypernatremia sehingga
gelisah, peka rangsang, dapat lebih diantisipasi sebelumnya
membrane mukosa kering,
takikardia, hipotensi,
letargi, konfusi, kejang)
k. Monitor tanda dan gejala k. Untuk mengetahui apakah
hipokalsemia (misal. Peka kemungkinan nantinya klien
rangsang, tanda Chvostek mengalami hypolaksemia sehingga
(spasme otot wajah), tanda dapat lebih diantisipasi sebelumnya
Trousseau (spasme karpal),
kram otot)
l. Monitor tanda dan gejala l. Untuk mengetahui apakah
hiperkalsemia (misal. Nyeri
tulang, haus, annoreksia, kemungkinan nantinya klien
letargi, kelemahan otot) mengalami hyperkalsemia sehingga
dapat lebih diantisipasi sebelumnya
m. Monitor tanda dan gejala m. Untuk mengetahui apakah
hipomagnesemia (misal. kemungkinan nantinya klien
Depresi pernapasan, apatis, mengalami hipomagnesemia sehingga
tanda Chvostek (spasme dapat lebih diantisipasi sebelumnya
otot wajah), tanda
Trousseau (spasme karpal),
konfusi akut, disritmia)
n. Monitor tanda dan gejala n. Untuk mengetahui apakah
hipermagnesemia (misal. kemungkinan nantinya klien
Kelemahan otot, mengalami hipermagnesemia
hiporefleks, bradikardia, sehingga dapat lebih diantisipasi
depresi SSP, letargi, koma, sebelumnya
depresi)
o. Berikan cairan intravna, jika o. mengganti jumlah cairan elektrolit
perlu yang hilang dengan cepat, sehingga
dapat mencegah keadaan yang lebih
buruk lagi pada ibu.
p. Catat intake – ouput dan p. Untuk mengetahui intake dan output
balans cairan
cairan dan dapat diketahui
keseimbangan cairan tubuh
q. Kendalikan faktor q. Mengetahui apakah ada factor dari
lingkungan penyebab mual luar atau lingkungan yang
mengakibatkan klien mengalami
muntah
r. Kurangi atau hilangkan r. Untuk mencegah klien mengalami
keadaan penyebab mual muntah dan mual
s. Anjurkan istirahat dan tidur s. Untuk membantu klien lebih rileks dan
yang cukup kebutuhan istirahatnya tercukupi
t. Anjurkan sering t. Untuk menimbulkan rasa nyaman dan
mebersihkan mulut, kecuali diharapkan mengurangi rasa mual dan
jika merangsang mual muntah.
u. Anjurkan teknik u. Untuk membantu klien tidak
nonfarmakologis untuk tergentungan dengan obat untuk
mengatasi mual mengatasi mualnya
v. Jelaskan tujuan dan v. Untuk menghindari kecurigaan klien
pprosedur pemantauan pada proses ;emantau
w. Informasikan hasil w. Untuk membantu klien mengetahu
pemanauan, jika perlu hasil dari pemantauan terhadap
dirinya
x. Kolaborasi pemberian x. Untuk membantu klien mengurangi
antiemetik, jika perlu perasaan mualnya
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)

A. IDENTITAS KONSELING
1. Nama Konseli : Ny.Y
2. Umur : 27 Tahun
3. Jenis Kelamin : perempuan
4. Alamat : kapas
5. Nama Orang tua/istri/suami : A. Gunawan
:
B. PERMASALAHAN KONSELI (Bobot =10)

Setelah dilakukan kunjungan ke rumah klien, permasalahan yang di alami atau di

dapatkan adalah klien mengeluh mual, muntah berat , pusing , nafsu makan menurun,

pola tidur tidak teratur, tekanan darah menurun, klien nampak pucat . klien

mengatakan aktivitas menurun saat hamil, gerakan terbatas dan selalu merasa lelah

dan tidak bertenaga

C. TUJUAN HOME VISIT (bobot=5)


Tujuan Home Visite dari tindakan yang diberikan kepada klien adalah

agar dapat memberikan edukasi atau pemahaman kepada klien terhadap

asupan nutrisi nya agar dapat tercukupi dengan baik, klien mampu

memonitor asupan makan nya, dapat mengetahui makanan yang tinggi

kalori dan protein, dan dapat membantu klien mengatasi mual dan

muntah nya, kemudian klien dapat melakukan aktivitas dengan baik,

serta mampu mengetahui ketidakseimbangan cairan elektrolit dan mampu

D. melakukan tindakan
PELAKSANAAN yang sesuai.
KUNJUNGAN RUMAH (minimal 3 x kunjungan rumah)
(Bobot=30)
1. Tanggal Pelaksanaan : 15 juni 2021
2. Yang di temui : Hiperemesis Gravidarum
3. Tindakan yang dilakukan :
Pemberian edukasi asupan nutrisi
Edukas21w3ei aktivitas istirahat

E. HASIL HOME VISIT (bobot=25)


setelah dilakukan pengkajian dan tindakan/ edukasi , klien

mengatakan asupan nutrisinya atau makanan cukup terpenuhi dan mual

muntah berkurang, klien juga sudah dapat mengetahui makanan yang

tinggi kalori dan protein. ketidakseimbangan cairan elektrolit dapat

teratasi dan mampu melakukan tindakan yang sesuai. Pasien mampu

melakukan aktivitas dengan baik.

F. MASALAH YANG DITEMUKAN (bobot=15)

1. Defisit nutrisi Berhubungan dengan factor psikologis ( keengganan untuk

makan).

2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan).

3. Risiko ketidakseimbangan elektrolit dibuktikan dengan muntah.

G. TINDAK LANJUT (bobot=15)

Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan asupan

nutrisi agar terpenuhi, memonitor kekurangan nutrisi dari klien

akibat muntah yang berlebih

memberikan edukasi kepada keluarga terkait aktivitas gerakan yang

harus dilakukan klien. Memberikan edukasi kepada keluarga klien agar

mampu mengetahui ketidakseimbangan cairan elektrolit .


Lampiran (Format Inform Consent) untuk perawatan home care

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama : Ny.Y

Umur / jenis kelamin : Perempuan

No. KTP/SIM/Paspor *) : -

Alamat : Kapas

Dengan ini menyatakan sesungguhnya :

TELAH BESEDIA

Untuk diteruskan : Perawatan Home care

Untuk dilakukan : Tindakan Medik berupa

Terhadap:

Diri sendiri Istri Suami

Lainya Orang Tua Anak

Nama pasien : Ny.Y

Umur / jenis kelamin : 27 Tahun/ perempuan

Alamat :Kapas

Ruangan : -

Rekam Medis No. :-

Saya juga telah menyatakan sesunguhnya bahwa saya :


a) Telah diberikan penjelasan serta peringatan akan bahaya,
risiko, serta kemungkinan – kemungkinan yang timbul, apabila :
- tidak dilakukan perawatan dan pengobatan home care,
- dihentikan rawat home care
- tidak dilakukan tindakan medik berupa....
b) Telah saya pahami sepenuhnya segala penjelasan yang diberikan
oleh dokter,
c) Atas tanggung jawab dan risiko saya sendiri saya TETAP MENOLAK
anjuran dari dokter tersebut. Bulukumba, Juni 2021
Catatan :

*) Coret yang tidak sesuai


Yang bertanggungjawab
Beri tanda X yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA
Atiqoh, R. N. (2020). Kupas tuntas Hipermesis Gravidarium (Mual Muntah berlebih
dalam kehamilan). Jakarta: Penerbit One Peach Media.

Megasari, M., & dkk. (2015). Panduan Belajar asuhan Kebidanan I. Yogyakarta:
Deepublish.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

PPNI. (2018). Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indikator


diagnostik. . Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria hasil
keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Prawirohardjo, & dkk. (2002). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai