Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut data Word Health Organitation (WHO) pada tahun 2012,

sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak

99%, jumlah kejadian hyperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh

jumlah kehamilan di dunia. Kematian ibu akibat masalah persalinan atau

kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di

negaranegara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100

ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9

negara maju dan 51 negara persemakmuran.

Hiperemesis gravidarum merupakan salah satu jenis komplikasi yang

sering dialami oleh ibu hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit dengan alkolisis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum

adalah kejadian mual muntah yang berlebihan terutama pada pagi hari disertai

pusing atau gangguan keseimbangan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80%

primigravida dan 40-60% multigravida. Faktor penyebab hiperemesis gravidarum

diantaranya adalah faktor adaptasi dan hormonal, faktor psikologis dan faktor

alergi.

Faktor risiko ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok. Faktor risiko

kelompok I antara lain anak terkecil <20 tahun, grande multi, primi muda, primi
1
tua perkawinan ≥4 tahun, primi tua ≥35 tahun, anak terkecil <20tahun, primi tua

sekunder, grande multi, umur ≥35 tahun, tinggi badan ≤145 cm, Riwayat Obstetri

Jelek (ROJ) (pernah keguguran, pernah persalinan prematur, lahir mati), riwayat

persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, operasi sesar),

persalinan lalu dengan tindakan, riwayat sesar. Kelompok II antara lain kehamilan

dengan anemia, malaria, preeklampsi ringan, tuberkulosa paru, payah jantung,

diabetes melitus, HIV/AIDS, toksoplasmosis, hamil kembar. Kelompok III antara

lain preeklampsi berat/eklampsi dan perdarahan antepartum.

Kehamilan dengan hiperemesis gravidarum menurut World Health

Organization (WHO) mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia

dengan angka kejadian yang beragam yaitu mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di

California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di

Pakistan, dan 1,9% di Turki. Angka kejadian hiperemesis gravidarum di

Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan sekitar 5.324.562 jiwa.

Kehamilan dengan komplikasi hiperemesis gravidarum berdasarkan data provinsi

NTB tahun 2019 sebanyak 26.772 orang atau 62,99%.

Dampak hiperemesis gravidarum menyebabkan penurunan berat badan

dan dehidrasi. Pada kasus ini embrio atau janin dapat mati dan ibu meninggal

akibat perubahan metabolik yang menetap. Upaya pemerintah yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu dengan kunjungan

Antenatal Care (ANC) yang dilakukan paling sedikit 4 kali dan 10 T selama

kehamilan (Putri, 2014).


2
B. Rumusan masalah

a. Apakah pengertian hiperemesis gravidarum ?

b. Bagaimanakah etiologi hiperemesis gravidarum ?

c. Bagaimanakah patofisiologi hiperemesis gravidarum ?

d. Bagaimanakah gejala hiperemesis gravidarum ?

e. Bagaimanakah diagnosis hiperemesis gravidarum ?

f. Bagaimanakah komplikasi hiperemesis gravidarum ?

g. Bagaimanakah pencegahan hiperemesis gravidarum ?

h. Bagaimanakah penatalaksanaan hiperemesis gravidarum ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada Ibu E GIII P0 A0

hamil 13 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri dengan hyperemesis

gravidarum dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai

dengan kewenangan bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum

b. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

c. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

d. Untuk mengetahui gejala hiperemesis gravidarum

e. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum


3
f. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum

g. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

h. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

D. Manfaat Kasus

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Dapat menerapkan asuhan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan

yang telah diajarkan di Institusi dan di Klinik.

b. Sebagai informasi bahwa pentingnya keterampilan menyampaikan KIE

yang baik dalam pemberian asuhan kebidanan.

c. Melatih kedisiplinan diri.

d. Menjadi pembelajaran bagi penulis agar lebih baik dalam penulisan-

penulisan berikutnya.

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

a. Dapat memberikan praktik secara nyata bagi mahasiswa.

b. Meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga pengajar (dosen) dalam

mendidik mahasiswa.

3. Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dengan

presentasi letak sungsang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama

kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama dari pada mual

dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan

ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat

terjadi pada trimester berapa pun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan

menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.

Hiperemesis Gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama

kehamilan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan

membahayakan hidupnya. Wanita hamil memuntahkan segala yang dimakan dan

diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis

berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut Hiperemesis Gravidarum.

B. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada

bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti.

1. Sering terjadi pada:

a. Primigravida Dikarenakan faktor adaptasi dan hormonal yang

menyebakan primigravida beresiko terhadap hiperenesis gravidarum.


5
Karena sebagian kecil primigravda belum mampu beradaptasi terhadap

hormon estrogen dan gonadrotopin korionik.

b. Molahidatidosa Pada mola jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu

tinggi sehingga menyebabkan hiperemesis gravidarum.

c. Kehamilan kembar Ini merupakan gejala kehamilan yang berebihan.

Biasanya jika ada janin kembar maka ibu akan mengalami mual di pagi

hari yang dapat berlipat ganda. Akan tetapi semua ini juga bisa terjadi

pada kehamilan janin tunggal.

2. Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

3. Faktor psikologis, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan

sebagainya.

4. Faktor endokrin lainnya yaitu

a. Diabetes

Gejala mual muntah juga disebakan oleh gangguan traktus digestivus

seperti pada penderita diebetes melitus (gastroparesis diabeticorm). Hal

ini disebabkan oleh gangguan mortilitas usus pada penderita atau pada

setelah operasi vagotomi.

b. Grastitis

Vomitus yang terjadi pada saat makan atau segera sesudahnya dapat

menunjukkan vomitus psikogenetik atau ulkus peptik dengan


6
pilorospasme. Muntah yang terjadi 4-6 jam atau lebih setelah makan dan

mengenai eliminasi jumlah besar makanan yang tidak ditelan sering

menunjukan retensi lambung atau gangguan esofagus tertentu. Vomitus

yang bersifat proyektif atau tanpa didahului nausea menunjukan

kemungkinan lesi pada sistem saraf pusat.

C. Patofisiologis

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar esterogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester

pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dai

sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipn demikian mual dan muntah dapat

berlangsung berbulan- bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa

gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena

pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah oksidasi

lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan menderita lambung spastik

7
dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum

yang lebih berat.

D. Gejala

a. Muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning sickness

b. Muntah pernisiosa

c. Nafsu makan buruk

d. Penurunan berat badan

e. Keadaan umum menurun

f. Dehidrasi

g. Ketidakseimbangan elektrolit

h. Asidosis akibat kelaparan

i. Alkalosis karena asam hidrokloria berkurang ketika muntah

j. Hipokalemia

hyperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala dapat dibagi

kedalam 3 tingkatan.

1. Tingkat I

a) Lemah

b) Nafsu makan menurun

c) Berat badan menurun

d) Nyeri epigastrum

e) Nadi meningkat
8
f) Turgor kulit berkurang

g) Tekanan darah menurun

h) Lidah kering

i) Mata cekung

2. Tingkat II

a) Apatis

b) Nadi cepat dan kecil

c) Lidah kering dan kotor

d) Mata sedikit ikterik

e) Kadang suhu sedikit meningkat

f) Oliguria

g) Aseton tercium dalam hawa pernafasan

3. Tingkat III

a) Keadaan umum lebih lemah lagi

b) Muntah-muntah berhenti

c) Kesadaran menurun dari samnolen sampai koma

d) Nadi lebih cepat

e) Tekanan darah lebih turun komplikasi fatal ensefalopati Wernicke:

nustagmus, diplopia, perubahan mental dan ikterik.

9
E. Diagnosis

Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa hiperemesia

gravidarum harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan muntah

yang terus menerus, sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan juga

dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi

perkembangan janin sehingga pengobatan perlu segera diberikan, juga bisa dilihat

dari hasil pemeriksaasn laboratorium, yang menunjukkan adanya benda keton

dalam urin.

Muntah-muntah yang tidak membaik dengan pengobatan biasanya harus

dicurigai disebabkan oleh penyakit lain seperti gastriris, kolesistitis, pankreatitis,

hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis dan fatty liver. Diagnosis hiperemesis

gravidarum ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan

penunjang.

F. Komplikasi

a. Komplikasi pada ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan

fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam

basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang

menyebabkan peredaran rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan

ginjal.

b. Komplikasi pada janin pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi

yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan
10
peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya

di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang

kehamilan si ibu menderita hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan

bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga abortus. Ada peningkatan

peluang retradasi pertumbuhan intaruterus jika ibu mengalami penurunan

berat bada sebesar 5% dari berat badan sebelum kehamilan, karena pola

pertumbuhan janin tergangu oleh metabolisme maternal.

G. Pencegahan

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologik

b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan.

c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah

kecil tetapi sering

d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,

terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat

e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

g. Defekasi teratur

11
h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan

makanan yang banyak mengandung gula.

H. Penatalaksanaan

1. Obat-obatan

a. Sedativa : fenobarbital

b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B-komplek

c. Anti histatin : Dramamin, avomin

d. Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Disiklomin hidrokhloride atau

khlorpromasin

e. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di

rumah sakit.

2. Isolasi

a. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran

udara yang baik.

b. Catat cairan yang keluar masuk

c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,

sampai muntah berhenti dan penderita mau makan

d. Tidak diberikan makanan atau minuman selama 24 jam

3. Terapi Psikologik

a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan.

b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan


12
c. Kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik

4. Cairan parenteral

a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5%

dalam cairan fisiolofis (2-3 liter/hari)

b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C)

c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena

d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik

dapat diberikan asam amino secara intravena.

5. Diet pada hiperemesis gravidarum tingkat 1, yaitu :

a. Diet hiperemesis I

Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya terdiri dari

roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-

buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam

setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya

kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

13
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal Masuk : 24-3-2021 Pukul : 10.00 WIB

Ruangan : Cut mutia

I. PENGUMPULAN DATA

a. Identitas

Nama Klien : Ny. E              Nama suami : Tn. H

Umur                      : 35 tahun                Umur : 38 tahun

Kebangsaan/Suku : Aceh                Kebangsaa/Suku : Aceh

Agama                    : Islam                Agama : Islam

Pendidikan              : SMA                  Pendidikan : SMA

Pekerjaan                : IRT                      Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Meunasah mesjid

b. Anamnesa

1. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan mual muntah terus-menerus

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil 3 bulan mengeluh mual dan muntah terus-menerus

dengan frekuensi 8-10 x/hari


14
3. Riwayat Menstruasi

a) Menarche : 13 tahun

b) Siklus : 28 hari

c) Lama : 6 hari

d) Banyaknya : Ganti pembalut 2 - 3 kali

e) Teratur/tidak : Teratur setiap bulan

f) Sifat darah : Encer dan berwarna merah

g) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid

4. Riwayat kegamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a) Pernah keguguran : Tidak ada

b) Pernah dikuret : Tidak ada

c) Jarak kegugran terakhir : Tidak ada

d) Jarak antara kehamilan : 3 tahun

e) Pernah imunisasi TT : Pernah

f) Komplikasi pada waktu hamil : Tidak ada

g) Persalinan yang lalu dibantu oleh : Bidan

h) Tempat persalinan : BPM

i) Jenis persalinan : Normal

5. Riwayat kehamilan sekarang

a) HPHT : 20-12-2020

b) TTP : 27-9-2021

c) Keluhan-keluhan pada
15
- Trimester I : Pusing, mual muntah terus-

menerus

- Trimester II :-

- Trimester III :-

d) Imunisasi TT : Ada

e) Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

f) Riwayat kehamilan kembar : Tidak ada

g) Keluhan-keluhan yang dirasakan

- Rasa lelah : Ada

- Mual dan muntah : Ada

- Nyeri perut : Tidak ada

- Sakit kepala herat : Tidak ada

- Penglihatan kabur : Tidak ada

- Panas : Tidak ada

- Nyeri BAK : Tidak ada

- Rasa gatal pada vulva : Tidak ada

- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada

- Oedema : Tidak ada

- Deit/makanan : Ada

- Komposisi makanan : Nasi, sayur, ikan

- Perubahan makan yang dialami : Kurang nafsu makan


16
h) Pola eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 2-

3x/hari

i) Aktifitas sehari-hari : Pekerjaan rumah tangga

j) Pola istirahat dan tidur : Siang 1 jam, malam 6

jam

k) Seksualitas : Ada, jarang

l) Imunisasi

- TT I tanggal : 12-1-2021

- TT 2 tanggal : 12-2-2021

m) Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada

6. Riwayat penyekit sistemik yang pernah diderita : Tidak ada

7. Riwayat penyekit keluarga : Tidak ada

8. Riwayat sosial

a) Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali

b) Kawin satu umur 25 tahun dengan suami umur 27 tahun

c) Lamanya : 10 tahun

d) Anak : Tidak ada

e) Kehamilan ini

- Direncanakan : Direncanakan

- Rencana mengasuh : Mandiri

17
c. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Lemas

2. Status emosional : Composmentis

3. Pemeriksaan fisik umum

- BB : 49 kg

- TB : 156 cm

- LILA : 23 cm

- BB sebelum hamil : 48 kg

- IMT : 20,1

4. TTV

- TD : 90/60 mmHg

- Nadi : 90 x/m

- Suhu : 37,9 ºC

- RR : 26 x/m

5. Kepala

- Kulit kepala : Bersih

- Distribusi rambut : Kering

6. Wajah

- Oedema : Tidak ada

- Cloasma gravidarum : Tidak ada

7. Mata : Tampak cekung, konjungtiva pucat,

sclera putih
18
8. Hidung

- Polip : Tidak ada

- Pengeluaran cairan : Tidak ada

9. Mulut

- Lidah : Kering

- Stomatitis : Tidak ada

- Gigi : Bersih

- Epulsi pada gusi : Tidak ada

- Tonsyl : Tidak ada

- Pharynx : Tidak ada

10. Telinga

- Serumen : Tidak ada

- Pengeluaran cairan : Tidak ada

11. Leher

- Luka operasi : Tidak ada

- Kelenjar thyroid : Tidak ada

- Kelnjar limfe : Tidak ada

12. Dada

- Mamae : Simetris

- Areola mamae : Hyperpigmentasi

- Papilla mamae : Menonjol

- Benjolan/tumor : Tidak ada


19
- Pengeluaran dari putting susu : Tidak ada

13. Aksila

- Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

14. Abdomen

- Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

- Linea/striae : Tidak ada

- Bekas luka operasi : Tidak ada

- Pergerakan janin : Ada

- Perkusi abdomen : Ada

d. Pemeriksaan khusus abdomen

a) Kontraksi : Tidak ada

b) Palpasi

- Leopold I : 3 Jari diatas simpisis

- Leopold II :-

- Leopold III :-

- Leopold IV :-

c) Auskultasi DJJ : 150 x/m

20
e. Pemeriksaan panggul

a) Pinggang

- Nyeri pinggang : Tidak ada

b) Ano genitalia

1) Vulva/vagina

- Pengeluaran : Tidak ada

- Varises : Tidak ada

- Kemerahan : Tidak ada

2) Perineum

- Bekas luka/luka perut : Tidak ada

3) Anus

c) Eksremitas

1) Oedema pada tangan atau jari : Tidak ada

2) Oedema ekstremitas bawah : Tidak ada

3) Varises tungkai : Tidak ada

4) Kemerahan : Tidak ada

5) Reflek patella kanan dan kiri : Positif

6) Kekuatan sendi : Tidak ada

f. Pemeriksaan laboratorium

a) HB : 11gr

b) Protein urin : Negatif


21
c) Glukosa urine : Negatif

II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa

Ibu E GIIIP0A0 usia kehamilan 13 Minggu 4 Hari, janin tunggal, hidup,

intrauterin dengan hiperemesis gravidarum

b. Data dasar

1) Data subjektif

- Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

- Ibu mengatakan hamil 3 bulan mengeluh mual dan muntah terus-

menerus dengan frekuensi 8-10 x/hari

2) Data objektif

HPHT : 20-12-2020

TTP : 27-9-2021

K/U : Lemas

Kesadaran : Composmentis

Vital sign

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Suhu : 37,8 0C

Nadi : 90 x/menit

Respirasi : 26 x/menit

BB sebelum hamil : 48 cm
22
BB sekarang : 49 kg

Mata : Tampak cekung, konjungtiva pucat, sclera

putih

Lidah : Kering

Palpasi

- Leopold I : 3 jari diatas pusat

- Leopold II :-

- Leopold III :-

- Leopold IV :-

DJJ : 150 x/m

Reflek patella : Positif

HB : 11 gr

Protein urine : Negatif

Gluosa urine : Negatif

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Abortus, shok hipovolemik

IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter SPoG

23
V. RENCANA MANAJEMEN

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Jelaskan tentang keluhan ibu dan berikan dukungan

3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

4. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

5. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang

berbau menyengat

6. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

7. Terapi obat menggunakan sedative, yang sering diberikan adalah

phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 atau B

kompleks. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau

khlorpromasin.

8. Terapi psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjaab dan

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakangnya penyakit ini

9. Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit dengan

dekstrosa 5%-10% dalam cairan garam, fisiologis dilakukan sebanyak 2-3

liter sehari. Bila perlu berikan vitamin intravena, elektrolit (kalsium, kalium,

dan natrium) serta protein.

24
VI. PELAKSANAAN

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu dalam keadaan

kurang baik, karena ibu mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I

2. Menjelaskan tentang keluhan ibu dan memberikan dukungan.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukupp

4. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang

berbau menyengat

6. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau yang benar benar

dingin.

8. Terapi obat menggunakan sedative, yang sering diberikan adalah

phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 atau B

kompleks. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau

khlorpromasin.

9. Terapi psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjan dan

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakangnya penyakit ini

10. Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit dengan

dekstrosa 5%-10% dalam cairan garam, fisiologis dilakukan sebanyak 2-3 liter

25
sehari. Bila perlu berikan vitamin intravena, elektrolit (kalsium, kalium, dan

natrium) serta protein.

VII. EVALUASI

1. Hasil pemeriksaan telah disampaikan dan ibu merasa tenang

2. Istirahat yang cukup telah dianjurkan dan ibu bersedia mengikuti anjuran

3. Telah dijelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis dan

ibu merasa tenang

4. Telah dianjurkan untuk minum air putih dalam jumlah yang banyak dan

ibu bersedia mengikuti anjuran

5. Telah dianjurkan untuk menghindari makanan berlemak serta makanan

yang berbau menyengat dan ibu bersedia mengikuti anjuran

6. Telah dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering

7. Kondisi ibu sudah mulai membaik

26
PENDOKUMENTASIAN SOAP

Tanggal : 24-3-2021 Pukul : 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan hamil 3 bulan mengeluh mual dan muntah terus-menerus

dengan frekuensi 8-10 x/hari

O :

HPHT : 20-12-2020

TTP : 27-9-2021

K/U : Lemas

Kesadaran : Composmentis

Vital sign

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Suhu : 37,8 0C

Nadi : 90 x/menit

Respirasi : 26 x/menit

BB sebelum hamil : 48 cm

BB sekarang : 49 kg

Mata : Tampak cekung, konjungtiva pucat, sclera

putih

Lidah : Kering
27
Palpasi

- Leopold I : 3 jari diatas pusat

- Leopold II :-

- Leopold III :-

- Leopold IV :-

DJJ : 150 x/m

Reflek patella : Positif

HB : 11 gr

Protein urine : Negatif

Gluosa urine : Negatif

A : Ibu E GIIIP0A0 usia kehamilan 13 Minggu 4 Hari, janin tunggal, hidup,

intrauterin dengan hiperemesis gravidarum tingkat I

P :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu dalam

keadaan kurang baik, karena ibu mengalami hiperemesis gravidarum

tingkat I

2. Menjelaskan tentang keluhan ibu dan memberikan dukungan.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukupp

4. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

28
5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan

yang berbau menyengat

6. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau yang benar

benar dingin.

8. Terapi obat menggunakan sedative, yang sering diberikan adalah

phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 atau

B kompleks. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti

stimetil atau khlorpromasin.

9. Terapi psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit

dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi

pekerjan dan menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat

menjadi latar belakangnya penyakit ini

10. Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit

dengan dekstrosa 5%-10% dalam cairan garam, fisiologis dilakukan

sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu berikan vitamin intravena,

elektrolit (kalsium, kalium, dan natrium) serta protein.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama

kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama dari pada mual

dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan

ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat

terjadi pada trimester berapa pun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan

menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.

Hiperemesis Gravidarum Tingkat I adalah mual muntah yang berlebihan

dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan

menyebabkan dehidrasi. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I adalah mual muntah

terus menerus 8-10 x hari sehingga mempengaruhi keadaan umum, terjadi

dehidrasi, tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dan dapat disertai

dengan naiknya suhu tubuh serta nyeri epigastrium.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum Tingkat I belum diketahui secara

pasti. Akan tetapi, faktor-faktor seperti biologi, fisiologi, psikologi, dan sosial

kultural dapat menjadi faktor resiko terjadi hiperemesis gravidarum. Akan tetapi

kehamilan ganda, primigravida, obesitas, gangguan metabolik, gangguan

psikologis dan riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya. Tanda dan gejala

30
hiperemesis gravidarum tingkat i yaitu muntah terus menerus, turgor kulit

berkurang, lidah kering, tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan pelayanan kesehatan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya

asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

2. Bagi Institusi

Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum

3. Bagi Penulis

Diharapkan Penulisan studi kasus ini dapat berguna untuk menambah dan

meningkatkan kompetensi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan

31
DAFTAR PUSTAKA

Ashari dr. Ani. (2017). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Rihama

Fauziyah Yulia. (2016). Obstetri Patologi. Yogyakarta. Nuha Medika.

Kriebs. J. M. (2010). Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta. EGC.

Lisnawati lilis (2013). Asuhan kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.


DKI Jakarta. CV Trans Info Media

Manuaba dr. Ida Ayu Chandranita, dkk. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.

Murti A. Retno Suryaningsih. Dkk.( 2014). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar.

Muslihatum. W. N. (2011). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya.

32

Anda mungkin juga menyukai