HIPEREMESIS GRAVIDARUM
OLEH
2A KEPERAWATAN
KELOMPOK 2
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini
dengan mata kuliah Keperawatan Maternitas II mudah dan lancar.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna masih terdapat
kekurangan. 0leh karna itu, kami siap untuk menerima segala masukan dan kritik
agar kami bisa melakukan perbaikan yang baik dan benar.
Demikian, laporan dari kami. Jika banyak kesalahan, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
menentukan pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir,
status nutrisi dari ibu yang sedang hamil juga mempengaruhi angka
kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan bayi
setelah lahir. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita
meningkat hingga lebih dari dua kali lipat, seperti contohnya kebutuhan
asam folat yang meningkat hingga 400 ug/hari, dimana pada keadaan
normal hannya 180 ug/hari. Usia kehamilan yang terus bertambah, makan
bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika
usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya
mengenai pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan
gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan.
Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai
dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik
endokrin maupun metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan
neuro endokrin di dalam plasenta, pada janin dan ibu sangat penting dalam
mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya. Adaptasi ibu
hamil terhadap perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan secara
langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama
mengalami mual dan 44% mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Perasaan
mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum, pengaruh
Fisiologi kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual sering
pula dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan
pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang
sehingga berat badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang
dan timbul asetonuri. Hal ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga membutuhkan perawatan atau penangan
pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian hyperemesis gravidarum
2. Bagaimana etiologi hyperemesis gravidarum
3. Bagaimana tanda & gejala hyperemesis gravidarum
4. Bagaimana klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarum
5. Bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
6. Bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
7. Jelaskan pathways hyperemesis gravidarum
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar penulis dan pembaca mengetahui tentang hyperemesis
gravidarum.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum
diharapkan penulis dan pembaca dapat :
a. Mengetahui pengertian hyperemesis gravidarum
b. Mengetahui etiologi hyperemesis gravidarum
c. Mengetahui tanda & gejala hyperemesis gravidarum
d. Mengetahui klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarum
e. Mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
f. Mengetahui penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
g. Mengetahui pathways hyperemesis gravidarum
h. Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum
i. Mengetahui diagnose keperawatan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum
j. Mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus yang
menetap.
2. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.
3. Ketakutan b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan,
peningkatan asam lambung.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan b.d keterbatasan
informasi.
6. Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi
kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
C. Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus yang
menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat
gizi yang adequat.
b. Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
c. Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
d. Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama
hamil.
Intervensi :
a. Catat intake dan output.
Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui
muntah.
b. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
c. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat merangsang mual dan muntah.
d. Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan
teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan
sebelum tidur.
Rasional: makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari
rangsang mual muntah yang berlebih
e. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam
periode tertentu.
Rasional: untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
f. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
g. Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih
mulut sesering mungkin.
Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional: mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas
pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 %
dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
Rasional: menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis dan Hipertensi (Doenges, 2001:57).
Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan
yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-
tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan
berat jenis urin akan berada dalam batas normal.
Klien tidak akan muntah lagi
Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi :
Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada kehamilan.
Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat
jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau
kebutuhan hidrasi.
Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum
bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung. (Doenges, 2001:61)
Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan, peningkatan
asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan secara verbal.
Nyeri hilang atau berkurang
pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi :
kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.
Rasional : menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai
skala nyeri. Mengidentifikasi sumber sumber multiple dan jenis nyeri.
Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
Rasional: menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian analgesic untuk
mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.
Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang dirasakannya dan
akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri tersebut.
Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima seperti peningkatan
ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri.
Berikan kembali skala pengkajian nyeri
Rasional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.
Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic tambahan atau
pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.
Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional: analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri. (Smeltzer.
2001)
Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.
Rasional: area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
Rasional:sering mandi membuat kekeringan kulit.
Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
Rasional: melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan
aktivitas.
Rasional: meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama
pada jaringan.
Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kuulit.
(Doenges,1999:433-434).