Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA DENGAN GANGGUAN


HAID

Disusun Oleh :
Sri Avi Oktavia
NIM. P07224420044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan
Anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Wanita
Dengan Gangguan Haid.

Asuhan Kebidanan pada Wanita Dengan Gangguan Haid ini tidak akan selesai
tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan


Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
A. Konsep Dasar Teori Amenorea.........................................................................3
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Dengan Gangguan
Haid..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amenore adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik
secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer
atau sekunder. Dalam amenore primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai
(berdasarkan umur 16), sedangkan amenore sekunder didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari
enam bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi.
Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti
perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal
atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau
kondisi medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi yang lebih lama mungkin
menandakan adanya suatu penyakit atau kondisi kronis.
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar
pituitari yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh
hormon yang diproduksi di hipotalamus otak. Gangguan yang mempengaruhi setiap
komponen siklus peraturan dapat menyebabkan amenore. Namun, penyebab umum
amenore pada wanita muda kadang-kadang diabaikan atau disalahpahami oleh
individu dan lain-lain, adalah kehamilan yang tidak terdiagnosa. Amenore pada
kehamilan merupakan fungsi fisiologis normal. Kadang-kadang, masalah mendasar
yang sama dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi baik untuk amenore
primer atau sekunder. Sebagai contoh, masalah hipotalamus, anoreksia atau
olahraga ekstrim dapat memainkan peran utama dalam menyebabkan amenore
tergantung pada usia orang dan jika ia telah mengalami menarche.

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik, diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Wanita dengan Gangguan Haid
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan konsep dasar teori Amenorea
b. Mendeskripsikan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan Amenorea
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan haid
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada wanita dengan
gangguan haid dalam bentuk catatan SOAP.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Amenorea


1. Pengertian
Amenorea adalah keadaan tidak adanya Menstruasi
untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Hubungaan merokok dengan
keteraturan siklus menstruasi pada wanita usia reproduktif.
Dianggap Amenore primer bila wanita tidak pernah mendapat
daur Menstruasi dan Amenore sekunder bila ia telah mengalami daur
Menstruasi sebelumnya tetapi tidak lama. Amenore primer
umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit
untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenitaldan kelainan-
kelainan genetik.Adanya Amenoresekunder lebih menunjuk kepada
sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti
Keteraturan Gizi, Keteraturan metabolisme, tumor-tumor, penyakit
infeksi, dan lain-lain.( Fajar Fanani,2018)
Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3
bulan berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea
primer dan sekunder.Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang
perempuan berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid, umumnya
dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan
genetik.Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah
mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid,
biasanya merujuk pada gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor,
penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada pula amenorea fisiologis yaitu
masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan setelah
menopause.

3
2. Jenis-jenis Amenorea
Secara umum Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer.
Amenorea Primer adalah tidak terjadinya menstruasi pertama kali
(menarche) pada usia 13tahun dengan pertumbuhan seks sekunder
normal atau tidak terjadinya menarche dalam waktu lima tahun
setelah pertumbuhan payudara, apabila terjadisebelum usia10
tahun Amenorea primer terjadi pada 0.1– 2.5% wanita usia
reproduktif
b. Amenorea sekunder.
Amenorea Skunder adalah dimana seseorang mempunyai
masa/periode atau siklus menstruasi yang normal akan tetapi
kemudian tidak menstruasi selama 3 bulan atau lebih secara
berurutan. amenorea sekunder disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut, penggunaan obat kontrasepsi baik oral ataupun suntik
seperti pil-pil untuk membatasi/mengatur kelahiran atau Depo-
Provera; stress akibat penggunaan beberapa tipe obat; berat badan
yang sangat rendah akibat adanya gangguan pada thyroid;
olahraga berat yang dilakukan secara teratur seperti lari jarak jauh,
khususnya jika  lemak tubuh rendah; serta adanya gangguan pada
indung telur (ovarium) seperti akibat kemoterapi atau munculnya
kista ovarium.

3. Etiologi Amenorea
Secara umum, penyebab dari amenorea primer antara lain terdapat
gangguan pada hipotalamus, yaitu suatu daerah di dalam otak yang
berinteraksi dengan kelenjar pituitari yang berfungsi mengatur siklus
menstruasi; adanya penyakit pituitari yang dapat mempengaruhi fungsi
kelenjar pituitari dalam mengatur siklus menstruasi; kromosom yang

4
abnormal serta adanya obstruksi atau sumbatan pada vagina, seperti
adanya suatu membran yang menutup jalur menstruasi. Sedangkan
amenorea sekunder disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, penggunaan
obat kontrasepsi baik oral ataupun suntik seperti pil-pil untuk
membatasi/mengatur kelahiran atau Depo-Provera; stress akibat
penggunaan beberapa tipe obat; berat badan yang sangat rendah akibat
adanya gangguan pada thyroid; olahraga berat yang dilakukan secara
teratur seperti lari jarak jauh, khususnya jika  lemak tubuh rendah; serta
adanya gangguan pada indung telur (ovarium) seperti akibat kemoterapi
atau munculnya kista ovarium.
Selain itu Amenorea/ tidak haid bisa disebabkan karena banyak hal.
Beberapa hal di antaranya adalah:

 Pubertas terlambat
 Gangguan pada indung telur (ovarium), seperti tumor
ovarium,kegagalan fungsi indung telur
 Gangguan produksi hormon, seperti hipotioridisme, sindrom
cushing
 Penyakit berat, seperti penyakit ginjal kronik
 Pengobatan penyakit kronik
 Pengangkatan kandung rahim
 Kelainan bawaan pada system kehamilan
 Kelainan kromoson
 Olahraga berlebihan
 Tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina (agenesis uterovaginal)
 Gangguan pada susunan saraf pusat
 Struktural abnormal pada vagina

Disebut Hymen imperforata yaitu selaput dara tidak


berlubang.Sehingga darah menstruasi terhambat untuk
keluar.Biasanya keadaan ini diketahui bila remaja  sudah
waktunya mens tetapi belum mendapatkanya. Dia mengeluh
sakit perut setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dilakukan
operasi untuk melubangi selaput darannya.

5
Gambar 1.1 Hymen Imporfata

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan. Jika


kemungkinan kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi
telah disingkirkan, maka penyebab lain yang memungkinkan adalah:

 Stres
 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga
berlebihan obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Obat-obatan
 Penyakit kronik dan sindrom asherman

Gambar 1.2 Contoh Penyebab Amenorea Sekunder

6
4. Patofisiologi

Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior


gangguan dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun
menghasilkan hormone yang membuat menjadi terganggu. Kelainan
kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan oleh
gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya
pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat
pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan
amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami
kelainan perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan
ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan
peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat
menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang
banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormone steroid seksual( estrogen dan progesteron ) tidak
tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih
untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi
estrogen dan progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada
keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan
derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga
estrogen dan progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH
terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.

7
5. Pemeriksaan penunjang Amenorea
Pada amenorea primer. Apabila didapatkan adanya perkembangan
seksual sekunder, maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi
–seperti indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim.
Pemeriksaan bisa dilakukan dengan prosedur ultrasonografi (USG),
histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas
sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
Pada amenorea sekunder. Tentu saja hal yang pertama-tama harus
dilakukan adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan.
Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone
(TSH). Sebab kadar hormon tiroid dapat memengaruhi kadar hormon
prolaktin dalam tubuh.
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen/
Progestogen Challenge Test adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk
melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam
rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.

6. Penatalaksanaan Amenorea
Penatalaksanaa Amenorea dilakukan sesuai dengan penyebabnya, Jika
penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah kunci utama
pengobatan. Selain itu, belajar untuk mengatasi stres dan menurunkan
aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.
Terapi amenorea dikelompokkan berdasarkan penyebab saluran
reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, serta penyebab
susunan saraf pusat.

8
a. Saluran reproduksi

 Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia). Pengobatan bisa


dilakukan dengan terapi menggunakan krim estrogen.

 Kelainan bawaan vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak


memiliki lubang), dan septa vagina (vagina memiliki pembatas
diantaranya). Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan prosedur
operasi kecil (insisi atau eksisi).

 Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Pengobatan dilakukan


dengan tindakan non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari
tonjolan di tempat seharusnya vagina berada. Atau bisa juga
dilakukan terapi bedah dengan membuat vagina baru.

 Parut pada rahim. Hal ini dapat diterapi dengan operasi untuk
pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah
operasi terkadang juga diberikan untuk optimalisasi penyembuhan
lapisan dalam rahim2.

b. Gangguan indung telur

 Disgenesis gonadal. Gangguan ini bisa diterapi dengan


penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual.

 Tumor ovarium. Untuk mengatasinya bisa dilakukan prosedur


pembedahan untuk mengangkat tumor.

9
 

c. Gangguan susunan saraf pusat

 Gangguan hipofisis. Gangguan ini bisa diterapi dengan


menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin
dalam tubuh.

 Gangguan hipotalamus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan


terapi sesuai dengan penyebabnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. and Pratiwi (2016) Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Anurogo, Dito, Ari , Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid Yogyakarta:
Andi Yogyakarta\
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman
Kesehatan Jiwa Remaja. Jakarta.
Fajar,2018http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/digital/0000000000
0000097167/2018_TA_KD_03014061_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf (diakses 31
januari 2021)
http://eprints.undip.ac.id/46692/3/BAB_II.pdf(diakses 31 januari 2021)
Manuaba, I. A. C., Manuaba, I. B. G. F., Manuaba, I. B. G. 2010. Buku Ajar Penuntun
Kuliah Ginekologi. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC.
Varney, Helen, dkk. (2008). Buku Ajar Asuhan kebidanan volume 2 edisi 4. Jakarta :
EGC

11

Anda mungkin juga menyukai