DOSEN PENGAJAR :
Nuril Absari, SST,.M.Kes
Dengan mengucapkan puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas
rahmat dan hidayah Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah “Pre-
Eklampsia” ini sesuai dengan apa yang diinginkan.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi Penulis dan para pembacanya,
mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Definisi........................................................................................................ 2
B. Klasifikasi .................................................................................................. 2
C. Etiologi ....................................................................................................... 3
D. Gejala ................................................................................................ 3
E. Faktor Resiko .................................................................................... 4
F. Gambaran Klinis ............................................................................... 4
G. Patofisiologi ..................................................................................... 5
H. Penanganan ...................................................................................... 6
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,
intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan preklampsia berat.Pembagian preeklampsia menjadi
beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab
seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak
mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010).Preeklampsia (dahulu
disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan terjadi pada
5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil dengan kehamilan kembar, ibu
yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi essensial.Bahaya dari preeklampsia
meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal, jantung, hemorargi serebral, insupisiensi
placenta dan gangguan pertumbuhan janin (Denis Tiran, 2006).
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia.Mereka
diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena
kehamilan.PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan proteinuria
yang masif.Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di
samping ketiga tanda khas PEB. Menurut World Health Organization (WHO), salah
satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE),
angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian
pre-eklampsia berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian
ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih
tinggi (Amelda, 2008).Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000
kelahiran hidup.
Di Indonesia, preeklamsia beratdaneklamsiamerupakan penyebab dari 30%-
40% kematian maternal, sementara dibeberapa rumah sakit di Indonesia
telahmenggeser perdarahan sebagai penyebabutama kematian maternal. Oleh karena
itu diperlukan perhatian, serta penanganan yangserius terhadap ibu bersalindengan
penyakitkomplikasi ini (Yuliati dan Fikawati, 2012).
BAB II
TEORI
A. Definisi Preeklampsia
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga)
atau bisa lebih awal terjadi.
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi
penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan
masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi.Hipertensi (tekanan darah tinggi)
di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia,
serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah
memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala
yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak
sama.
B. Klasifikasi
1. Pre-eklamsia ringan
Adalah timbulnya hipertensi disertai protein urin dan atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.Gejala ini dapat timbul sebelum
umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Rukiyah, 2010).
Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi :
a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau
lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih
atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai
kurang 110 mmHg.
b. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan
c. Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (++).
d. Tidak disertai gangguan fungsi organ
2. Pre-eklamsia berat
Adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi
160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Rukiyah, 2010).
Gejala dan tanda pre eklamsia berat :
a) Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.
b) Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 4
c) Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :Oliguria, yaitu jumlah urin kurang
dari 500 cc per 24 jam.
d) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
e) Terdapat edema paru dan sianosis.
f) Gangguan perkembangan intra uterin
g) Trombosit < 100.000/mm3
C. Etiologi Preeklampsia
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Secara
teoritik urutan urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah edema, hipertensi,
dan terakhir proteinurin.Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan
diatas dapat dianggap bukan preeklamsi.Dari gejala tersebut timbur hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting.Namun, penderita seringkali tidak
merasakan perubahan ini.Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri
kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup
lanjut.
G. Patofisiologi Preeklampsia
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme
dan iskemia.Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan
respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang
dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet.Penumpukan trombus dan
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit
kepala dan defisit saraf lokal dan kejang.Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria.Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi
hati.Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular,
meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.Peningkatan
hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni.Infark plasenta
dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian
janin dalam rahim.
Perubahan pada organ-organ:
1) Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia
dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata
dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang
secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan
aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama paru.
4) Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada
korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan.
5) Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi
gawat janin.Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim
dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6) Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis.Bisa juga karena terjadinya
aspirasi pneumonia, atau abses paru.
H. Penanganan / Penatalaksanaan Preeklampsia
Penanganan preeklampsia dibedakan menurut masa kehamilan, persalinan dan nifas
dapat dilihat berikut ini:
2. Preeklampsia Berat
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
Semua kasus preeklampsia berat harus ditangani secara aktif.Penanganan konservatif
tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklampsia seperti hiperrefleksia dan
gangguan penglihatan sering tidak sahih.
Penanganan kejang
Beri obat anti konvulsan
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker dan
balon, oksigen)
Beri oksigen 4-6 liter per menit
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras
Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi
Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokkan jika perlu
Penanganan umum
Jika tekanan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi,
sampai tekanan diastolic diantara 90-100 mmHg
Pasang infus dengan jarum besar (16 gauge atau lebih besar)
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria jika
jumlah urin kurang dari 30 ml perjam
Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
Observasi tanda-tanda vital, reflex dan denyut jantung janin setiap jam
Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
Hentikan pemberian cairan IV dan berikan diuretic misalnya furosemid 40
mg IV sekali saja jika ada edema paru
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside clotting
test). Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat
koagulopati.
Persalinan
Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam, sedang pada
eklampsia dalam 12 jam sejak gejala eklampsia timbul.
Jika terdapat gawat janin, atau persalinan tidak dapat terjadi alam 12 jam
(pada eklampsia), lakukan seksio sesarea.
Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa :
1. Tidak terdapat koagulopati
2. Anastesi yang aman/ terpilih adalah anastesi umum. Jangan lakukan
anastesi lokal, sedang anastesi spinal berhubungan dengan risiko
hipotensi.
Jika anastesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, atau terlalu kecil,
lakukan persalinan pervaginam. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan
oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose/ RL 10 tetes/menit atau dengan
prostaglandin.
Perawatan postpartum
Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum atau kejang terakhir.
Teruskan terapi antihipertensi jika tekanan diastolik masih > 110 mmHg dan
pantau urine.
Preeklamsia sendiri sebenarnya merupakan komplikasi yang rentan terjadi pada ibu-
ibu hamil. Preeklamsia sendiri ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi,
pembengkakan tungkai atau wajah, dan tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
Beberapa keruskan organ yang bisa menunjukkan adanya kasus preeklamsia adalah
kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal ditandai dengan adanya protein dalam urin.
Selain ginjal, adanya masalah tekanan darah tinggi akan memengaruhi otak, hati, dan
paru-paru. Mengutip berbagai sumber, preeklamsia sendiri merupakan kondisi
'pendahuluan' eklamsia yang ditandai dengan kejang. Di saat ini, dokter tak lagi
menggunakan istilah preeklamsia melainkan gestosis atau penyakit yang hanya
terjadi saat kehamilan.
Preeklamsia sendiri jika tak ditangani bisa menyebabkan berbagai dampak buruk
bagi ibu dan bayi. Bayi bisa lahir cacat, atau bahkan meninggal. Ibu penderita
preeklamsia juga bisa terancam jiwanya. Saat terjadi komplikasi preeklamsia,
plasenta tidak akan mendapat dan mengalirkan darah yang cukup kepada janin.
Kondisi tersebut menyebabkan janin tak mendapat nutrisi yang cukup.
Berdasarkan tingkat kronisnya, preeklamsia sendiri dibagi menjadi dua tipe, ringan
dan berat. Preeklamsia ringan terjadi saat tekanan darah tetap di bawah angka
sistolik 160 dan diastolik 110. Sedangkan kondisi berat terjadi saat sistolik melebihi
160 dan diastolik 110. Preeklamsia berat juga ditandai dengan gejala lain seperti
penglihatan kabur, sakit kepala, susah napas, trombosit turun drastis, sampai
disfungsi hati.
CONTOH KASUS
Ibu hamil datang ke BPM Listiorini, Amd.Keb pada hari Rabu,13 Maret 2013 jam
13.00 WIB Ibu mengatakan ini kehamilan pertama,belum pernah keguguran,HPHT
05/07/2012 Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 12/03/2013 mengalami sakit
kepala , penglihatan agak kabur dan mengeluh bengkak pada tangan dan wajah.
dengan biodata sebagai berikut :
What : Apa yang terjadi? Terjadinya Preeklampsia Ringan pada ibu hamil
Biasanya gejala pre eklmsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang
lebih, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya protein urin. Pada pre eklamsia ringan
tidak di temui gejala – gejala subyektif, namun menurut rukiyah(2010) mengatakan :
a) Pre eklamsia Ringan
Kenaikan tekanan darh sistol 30 mmHg atau lebih
Kenaikan tekanan diastole15 mmHg atau lebih dari tekanan darah
sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih
Protein urin secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (++).
Edema pada pretebia, dinding abdomen, lumbosakral, dan wajah
b) Pre eklamsia Berat
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
Peningkatan kadar enzim hati/icterus
Trombosit < 100.000/mm3
Oligouria < 400 ml/24 jam
Protein urin > 3 gr/liter
Nyeri epigastrium
Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
Perdarahan retina
Edema pulmonum
Preeklamsia bisa menyerang ibu hamil manapun dan kapan saja. Hanya saja, ada
beberapa orang yang memiliki faktor risiko serangan yang lebih tinggi dibanding
yang lain. Genetik dan riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami
preeklamsia dianggap jadi pencetus. Namun selain itu masih ada banyak hal lain
yang menyebabkan preeklamsia.
Beberapa orang yang lebih berisiko terkena preeklamsia adalah ibu hamil yang
berusia lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari 40 tahun. Selain itu, ibu hamil
yang mengandung bayi kembar atau kembar tiga dan lebih. Ibu hamil dengan
riwayat kesehatan memiliki tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal,
migrain, dan rheumatoid arthritis lebih mungkin terkena preeklamsia saat hamil.
Ibu hamil dengan lemak tubuh yang lebih banyak dibanding jumlah rata-rata yang
'diperbolehkan' juga berpotensi mengalami preeklamsia.
Penyebab penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Secara teoritik
urutan urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah edema, hipertensi, dan
terakhir proteinurin.Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas
dapat dianggap bukan preeklamsi.Dari gejala tersebut timbur hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting.Namun, penderita seringkali tidak
merasakan perubahan ini.Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri
kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup
lanjut.
o Kehamilan pertama
o Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
o Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
o Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
o Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine,
dan tekanan darah tinggi)
o Kehamilan kembar
S:
- Ibu mengatakan Ny.A Umur 25 Tahun
- Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
- Ibu mengatakan ini kunjungan yang pertama
- Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
- Ibu mengatakan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan HPHT 05/07/2012
- Ibu mengatakan Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan
minuman beralkohol.
- Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung kehamilan
ini karena kehamilan ini sangat diharapkan dan didamba-dambakan.
- Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 12/03/2013 mengalami sakit kepala ,
penglihatan agak kabur dan mengeluh bengkak pada tangan dan wajah.
o:
. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
TD : 140/100 mmHg N : 83 x/menit
R : 24 x/menit S : 36,5 oC
BB : 59 kg TB : 160 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan/masa,kulit
kepala bersih.
Wajah : simetris, ada cloasma gravidarum, ada oedema,tidak ada bekas luka.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : simetris, tidak cuping hidung, tidak ada polip
Mulut : simetris, tidak labioskisis, palatoskisis, labiopalatoskisis
Telinga : simetris, bersih, ada gendang telinga, pendengaran baik
Leher : tiadak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, wheezing (-)
Payudara : simertis, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi,
kolostrum belum keluar
Abdomen : ada pembesaran, ada linea nigra, ada oedema, tidak ada luka bekas
operasi
Palpasi
Leopold I : di fundus ibu teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : sisi kanan perut ibu teraba bagian memanjang, ada
tahanan, keras (punggung), sisi kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil
(ekstremitas)
Leopold III: di atas simpisis ibu teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV: di atas simpisis ibu kedua tangan bertemu (convergen),
kepala belum masuk panggul
Pemeriksaan Mc.Donald :
TFU : 31 cm TBJ : (31 – 12) x 155= 2945 gr
Auskultasi
Djj : 145 x/menit
Ekstremitas atas : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada
kelainan, ada oedema.
Ekstremitas bawah : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengakap, ada oedema,
reflek patella +
Genetalia luar : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak oedema, tidak
varises
Anus : tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang Tgl:13/0302013 Pukul: 13.10 WIB
Pemeriksaan protein urin
Data penunjang
- Protein urin +1
- Tekanan darah 140/100 mmhg
- Kenaikan berat badan 20 kg
A:
Ny.A umur 25 tahun G1P0A0 UH 34 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauteri,
preskep, puka, belum masuk panggul dengan preeklamsi ringan.
P:
Tanggal:13/03/2013 Pukul: 13.45 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan,yaitu ibu dalam keadaan yang kurang baik
karena terjadi keracunan kehamilan atau disebut preeklamsi ringan, tetapi ibu
jangan khawatir atau panik, sehingga ibu dapat diberi perawatan dan
perhatian khusus.
2. Menjelaskan tentang preeklamsi adalah keracunan kehamilan, yang belum
diketahui penyebabnya secara pasti hal ini ditandai dengan adanya kenaikan
tekanan darah, adanya pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah pada
ibu,sehingga harus lebih diperhatikan lagi dan tidak bisa lahir disini harus
ditempat yang fasilitas keseehatan yang lebih lengkap.
3. Menjelaskan tanda persalinan yaitu, adanya kencang-kencang teratur semakin
lama semakin kuat,keluarnya lendir darah,apabila ibu sudah merasakan hal
tersebut segera datang ketenaga kesehatan.
4. Menjelaskan persiapan persalinan, yaitu:
o Persiapan dana, perencanaan tempat persalinan
o Persiapan perlengkapan ibu dan bayi setelah melahirkan
o Persiapan donor darah,transportasi
o Persiapan mental ibu,menyakinkan ibu persalinan adalah peristiwa yang
wajar terjadi,memang sakit tapi hal itu normal ibu tidak perlu cemas dan
khawatir karena cemas dan khawatir itu dapat membuat persalinan tidak
lancar.
5. Memberi obat tablet fe etabion dan kalsium laktat
6. Menganjurkan ibu untuk diet : cukup protein,rendah karbohidrat,lemak dan
garam.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau ada bila ada keluhan
8. Melakukan dokumentasi
BAB VII
KESIMPULAN
Faktor risiko pada preeklamsi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor
risiko maternal, faktor risiko medikal maternal, dan faktor risiko plasental atau fetal.
Sebab potensial yang mungkin menjadi penyebab preeklamsi adalah
invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus, intoleransi imunologis antara
jaringan plasenta ibu dan janin, maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular
atau inflamasi dari kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh genetik.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mmHg.
Tujuan utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan diastolik
menjadi 90-100 mmHg.
Kesimpulannya bahwa kejadian dilapangan atau kejadian sebenarnya
pada ibu hamil pre eklampsia memang sesuai dengan teori.baik dilihat dari tanda-
tanda dan cara penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA