Disusun Oleh
NIM : 202206091332
“Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC) Patologis Pada Ny. I Umur 25 Tahun G2P0A1
Uk 8 Minggu Janin Tunggal Hidup dengan Hiperemesis Gravidarum di UGD Kebidanan
Puskesmas Marawola”.
Pembimbing Institusi
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti. Namun, beberapa
faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Pada wanita primigravida, sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan
hormon. Primigravida memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan multigravida.
Ibu primigravida belum dapat beradaptasi dengan peningkatan HCG dan hormon
estrogen, bahwa hormon estrogen dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas
olfactorius (penciuman) terhadap aroma atau bau yang tidak enak yang dapat
merangsang mual dan muntah. Kehamilan yang pertama juga merupakan pengalaman
baru bagi ibu hamil dimana ibu belum siap secara mental menghadapi kehamilan dan
persalinan.
2. Faktor Usia.
Hiperemesis Gravidarum di bawah 20 tahun lebih disebabkan oleh karena
belum cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu. Hal ini
mempengaruhi emosi ibu sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang
nafsu makan.
3. Faktor Organik.
Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi,
perubahan metabolik akibat hamil dan retensi ibu yang menurun. Masuknya vili
khorealis ke dalam sirkulasi internal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta
adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respons dari jaringan ibu terhadap janin.
4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum jelas.
Besar kemungkinan bahwa wanita menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakan hubungan dengan suami, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis
Gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya
dapat berkurang sampai menghilang. Segera setelah konsepsi kadar hormone estrogen
dan progesterone akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil,
pengertian kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
pada orang lain atau dirahasiakannya.
Konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu makan, hal ini mengakibatkan
iritasi lambung yang dapat memberi reaksi pada impuls motorik untuk memberi
rangsangan pada pusat muntah melalui saraf otak kesaluran cerna bagian atas dan
memalui saraf spinal ke diagfragma dan otot abdomen sehingga terjadi muntah. Stress
mempengaruhi hipotalamus dan memberi rangsangan pada pusat muntah otak
sehingga terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang disertai dengan
penurunan diagfragma menyebabkan tingginya tekanan dalam lambung, sehingga
memaksa ibu menarik nafas dalam- dalam membuat sfingter bagian bawah
berelaksasi, ini lah yang memicu mual dan muntah.
5. Faktor Adaptasi dan Hormonal.
Faktor adaptasi dan hormonal yaitu ibu hamil yang kekurangan darah lebih
sering terjadi hiperemesis gravidarum. Keadaan yang termasuk dalam ruang lingkup
faktor adaptasi adalah ibu hamil yang anemia, wanita primigravida, dan overdistensi
rahim pada kehamilan ganda dan kehamilan mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan gonadotropin kironik, sedangkan pada kehamilan ganda dan mola
hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan
Hiperemesis Gravidarum. Peningkatan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) yang berasal dari ari-ari dapat menyebabkan mual dan muntah yang
berlebihan.
D. Patofisiologi
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton–asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang
diminummdan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga
dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal menambah frekuensi muntah–muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah permasalahan yang sulit diatasi. Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai
diperlukan transfusi atau tindakan operatif.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah Hiperemesis
Gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita emesis
gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah Hiperemesis Gravidarum.
Konsep pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Isolasi dan Pengobatan Psikologis.
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat menenangkan ibu hamil
karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kehamilan.
2. Pemberian Cairan Pengganti
Cairan pengganti dapat keadaan darurat sehingga keadaan dehidrasi dapat
diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah larutan RL selain pemberian cairan
tersebut ditambahkan juga dengan pemberian vitamin seperti thiamin.
3. Pemberian Obat
Pada pasien Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan
kelainan kongenital atau cacat bawaan bayi).
Komponen yang dapat diberikan adalah :
a. Sedatif ringan (fenobarbital 30mg, Valum), untuk mengurangi kekhawatiran.
b. Anti alergi (antihistamin, Dramamine, Avomin) untuk mencegah terjadinya
alergi.
c. Obat anti mual/ anti muntah (mediamer B6, Emetrole, Stemetil, Avopreg) untuk
mencegah terjadinya mual dan muntah.
d. Vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C. Untuk mengurangi rasa
mual dan membuat badan segar.
e. Observasi intake dan output
f. Menghentikan kehamilan pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis yang
tidak berhasil justru mengakibatkan terjadinya kemunduran dan keadaan semakin
menurun sehingga diperlukan pertimbangan penguguran kandungan adalah :
1) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen, sampai koma, terjadi
gangguan jiwa ensefalopati Wernicke).
2) Gangguan penglihatan (pendarahan retina, kemunduranpenglihatan).
3) Gangguan hati (ikterus), ginjal (anuria), jantung dan pembuluhdarah (nadi
meningkat, tekanan darah menurun).
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : Ny. I Nama Suami : Tn. D
Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : ± 1-2 Juta Penghasilan : ±1-2 Juta
Alamat : Desa Padende Alamat : Desa padende
2. Alasan datang
Kunjungan pertama √ kunjungan ulang
3. Keluhan utama
Mual dan muntah ± 8 kali, tidak ada nafsu makan, pusing dan rasa lemas.
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu : Tidak ada.
b. Penyakit sekarang : Tidak ada.
c. Penyakit Keluarga : Tidak ada.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lama Haid : 5-7 hari
Banyak : 3-4 kali ganti pembalut/ hari
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Dismenorhoe : Tidak ada
Flour Albus : Tidak ada
HPHT : 02 Maret 2023
TP/HPL : 09 Desember 2023
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Cara berjalan : Normal
Keadaan emosional : Baik
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
B. Masalah : Muntah lebih dari 8 kali, lemas, wajah dan konjungtiva pucat,tidak ada
nafsu makan, nadi cepat (>100 x/mnt).
Masalah Potensial : Syok dan dehidrasi.
V. PERENCANAAN
Tanggal : 03 Mei 2023, Jam 11.20 WITA
1. Berikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
2. Jelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu membutuhkan tindakan pemasangan
infus.
3. Anjurkan kepada ibu dan keluarga untuk rawat inap di Puskesmas agar dilakukan
tindakan pemasangan infus dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.
4. Berikan konseling tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester awal.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 03 Mei 2023, Jam 11.30 WITA
1. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan nadi ibu
cepat, wajah dan bawah mata ibu nampak pucat, dengan keluhan muntah lebih dari 8
kali, merasa lemas, pusing dan tidak ada nafsu makan merupakan gejala berat yang
dialami ibu hamil, yang akan berdampak pada masalah dehidrasi tentu akan
membahayakan ibu dan janin jika tidak segera ditangani.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu membutuhkan tindakan pemasangan
infus, agar menambah kebutuhan cairan tubuh ibu sehingga terhindar dari dehidrasi.
3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk dilakukan rawat inap di Puskesmas agar
dilakukan pemasangan infus dan mendapat perawatan yang tepat sesuai therapy yang
diberikan dokter.
4. Memberikan konseling tentang tanda bahaya pada kehamilan awal, yaitu adanya
pengeluaran darah dari vagina, mual muntah terus menerus/ berlebihan, serta adanya
nyeri perut bagian bawah.
VII. EVALUASI
Tanggal : 03 Mei 2023 Jam 11.45 WITA
Diagnosa : G2P0A1 Uk 8 Minggu janin Tunggal hidup dengan Hiperemesis
Gravidarum.
S : Ibu dan keluarga mengerti keadaan yang sedang dialami dan ingin dilakukan
tindakan pemasangan infus dan rawat inap di Puskesmas.
O : keadaan umum : lemah, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 104 x/menit, Respirasi : 22
x/menit Suhu : 37,5 ℃, BB : 42 Kg
Leopold I : 2 jari diatas sympisis, Leopold II dan III: belum teraba, Leopold IV :
Konvergen, TFU 8 cm, DJJ belum terdengar jelas, wajah dan konjungtiva tampak
pucat, mata tampak cekung, usia kehamilan 8 minggu.
A : G2P0A1 Uk 8 Minggu janin Tunggal hidup dengan Hiperemesis Gravidarum.
P : 1. Memberikan informed consent.
2. Melakukan kolaborasi dengan Dokter via on call
Terapi yang diberikan :
a. Pasang infus RL 1 Kolf : Dextrose 5% 1 Kolf dengan 32 tpm : 24tpm.
b. Injeksi drip farbion 1x1 amp dalam cairan dextrose 5%.
c. Injeksi ranitidine 2x1 amp per 8 jam.
d. Injeksi ondansentrone 2x1 amp per 8 jam.
2. Jam 12.00 memasang infus RL 1 Kolf dengan 32 tpm.
3. Jam 12.30 melakukan injeksi ranitidine 1 amp dan ondansentrone 1 amp secara IV
bolus (per 8 jam).
4. Jam 17.00 injeksi drip farbion 1x1 amp ke dalam cairan dextrose 5%.
Kemudian, mengganti cairan RL ke cairan dextrose 5% dengan 24 tpm.
5. Jam 17.30 melakukan Observasi keadaan klien : TD : 100/70 mmHg, N : 92 x/mnt,
R : 20 x/mnt, S : 37 °C
6. Keadaan umum membaik, conjungtiva sedikit pucat, turgor kulit normal, tidak
ada muntah.
7. Menyarankan ibu untuk makan sedikit-sedikit tapi sering, seperti biscuit atau
makanan-makanan yang ibu suka.
8. Memberikan motivasi kepada ibu untuk tidak perlu kawatir atas kehamilannya.
9. Menyarankan suami serta keluarga untuk memberikan semangat dan
menambah perhatiannya kepada ibu.
10. Jam 20.30 memberikan injeksi ranitidine 1 amp dan ondansentron 1 amp secara
IV bolus.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl : 04 Mei 2023 Pukul : 08.00 Wita
S : Ibu mengatakan sudah tidak muntah, tetapi masih ada rasa mual, sudah ada keinginan
mau makan dan sudah makan bubur, telur dan sayur yang dibawakan keluarga.
kadang-kadang makan biskuit.
Ibu sudah minum sebanyak 5 gelas. sudah tidak pusang dan tidak lemah. Ibu sudah
buangair kecil sebanyak 2 kali berwarna kuning, tetapi belum buang air besar.
Suami selalu mendampingi dan memberi dukungan. Ibu dan keluarga mengatakan
sudah ingin pulang, karena sudah merasa lebih segar dan membaik.
O : Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
TTV, TD : 110/80 mmHg
N : 86 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36.8 °C
Pemeriksaan Fisik :
1. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, kelopakmata tidak cekung.
2. Mulut : Bibir dan lidah sudah tidak kering.
3. Kulit : Tampak sudah tidak kering, turgor kulit normal
4. Ekstremitas : Tidak ada oedema, kuku tidak pucat.
Lengan sebelah kiri terpasang cairan RL 20 tpm Kolf ketiga (cairan
dextrose 5% 24 tpm kolf kedua, telah habis pukul 00.30 Wita).
A : G2P0A1 Uk 8 Minggu janin Tunggal hidup Dengan Hiperemesis Gravidarum.
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami bahwa keadaan ibu saat ini
baik.
2. Jam 09.15 WITA memberikan obat ranitidine 1 amp dan ondansentrone 1 amp
secara IV bolus.
3. Memotivasi ibu untuk tetap makan sedikit-sedikit tapi sering dengan menu makan
seperti biskuit dan buah-buahan, menghindari konsumsi makanan yang terlalu
asam, pedas dan berminyak.
4. Jam 09.50 WITA melakukan kolaborasi dengan dokter :
a. Jam 09.55 melepaskan infus pada lengan kiri ibu.
b. Memberikan terapi obat untuk dirumahnya, yaitu Vitamin B compleks 2x1
(pagi dan malam hari) dan Hemavort 1x1 (malam hari).
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang telah diberikan secara teratur
dan rutin setelah habis makan.
6. Menyarankan suami serta keluarga untuk memberikan semangat dan
menambah perhatiannya kepada ibu.
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat yang teratur dan cukup.
8. Memberitahu ibu tanda bahaya dalam kehamilan dan menganjurkan ibu bila
terjadi salah satu dari tanda bahaya yang telah diberitahu untuk segera ke fasilitas
kesehatan.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan selanjutnya pada
tanggal 04 Juni 2023 (1 bulan selanjutnya) ke bidan di posyandu Desa Padende,
ataupun saat ada keluhan yang dirasakan.
10. Jam 11.00 Ibu pulang ke rumah dengan keadaan lebih baik dan stabil.
LAMPIRAN :
Kartu Scor Poedji Rochyati