Anda di halaman 1dari 5

Hiperemesis Gravidarum

Oleh :
Jonathan Bernad Tuerah
20014101045

Masa KKM : 29 Maret – 6 Juni 2021

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
Hiperemesis Gravidarum

Definisi
Hiperemesis gravidarum merupakan keadaan terjadinya mual muntah yang berlebihan
yang dimulai saat usia kehamilan 4-10 minggu pada trimester I dan akan hilang sebelum
kehamilan 20 minggu pada trimester ke II. Terjadinya hiperemesis gravidarum dapat berkaitan
dengan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan penurunan berat badan hingga 10% dari
berat badan sebelum hamil, dan tidak boleh disalah artikan dengan gejala mual dan muntah
selama kehamilan yang biasanya akan hilang dengan sendirinya.

Faktor penyebab
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan (<10 kali/hari)
sehingga dapat menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya. Berikut ini beberapa
faktor penyebab yang ditemukan menurut Neil-Rose (2007), Tiran(2008), Proverawati
(2009) yaitu :
1) Faktor hormonal
Berhubungan dengan hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang dapat
mengakibatkan peningkatan progesterone yang menahan haid di tubuh kita. Biasanya
kadar ini tertinggi pada saat mual menghebat, sehingga dapat mempengaruhi mual
muntah walau masih ada kandungan hormon lain juga.
2) Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis besar kemungkinan bahwa wanita menolak hamil atau tidak
diinginkan, tidak nyaman dengan kehamilannya, takut kehilangan pekerjaan, dan
keretakkan hubungan dengan suami. Diduga dapat menjadi faktor hiperemis gravidarum
dari suasana itu.
3) Faktor nutrisi
Pola makan ibu hamil dapat juga mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum
dikarenakan ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun ber-karbohidrat dan
vitamin B6 rendah menjadikan peluang untuk menderita mual muntah yang hebat.
Kurangnya pola makan yang tidak teratur juga dapat menyebabkan terjadinya
hiperemesis karena pada pasien hiperemesis pola makan harus sangat terjaga dan
kandungan kalori, protein, mineral dan vitamin juga harus dijaga seimbang guna untuk
pemenuhaan nutrisi ibu hamil tersebut.
Hiiperemesis gravidarum merupakan keadaan yang dapat terjadi pada kehamilan trimester I,
yang ditandai dengan mual dan muntah yang berlebihan dalam relatif lama serta penurunan
keadaan umum ibu. Bila keadaan ini tidak segera diatasi bisa menyebabkan dehidrasi dan
penurunan berat badan. Muntah dan mual membuat perasaan ibu tidak enak dan malas untuk
makan. Jika ini dipertahankan maka akan berdampak pada janin yang dikandung yaitu
kekurangan gizi. Oleh karena itu diet hiperemesis dan status pola nutrisi sangat berpengaruh
terhadap kehamilan ibu. Namun harus diketahui walaupun status pola nutrisi sangat berpengaruh
harus tetap diperhatikan kandungan gizi dari masing-masing makanan yang dimakan ibu,
sehingga kebutuhan gizi ibu dan janin tercukupi. Pemilihan bahan makanan untuk ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum diutamakan bahan makanan yang segar dan hindari penggunaan
bahan makanan yang diawetkan

4) Faktor paritas
Pada wanita primigravida, sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon dan
pada usia lebih tua juga cenderung lebih menderita karena jumlah hormon yang
dikeluarkan semakin tinggi, dan riwayat kehamilan sebelumnya juga dapat
mempengaruhi kehamilannya sekarang. Jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan
dahulu serta umur ibu yang sudah lebih dari 35 tahun juga dapat berpengaruh, karena
kedaan yang belum normal sebagai mana mestinya harus sudah bereproduksi lagi untuk
kehamilan selanjutnya maka dari hal itulah dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum
dan komplikasi kehamilan lainnya.
Mual dan muntah dapat terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% pada
multigravida, satu diantara seribu kehamilan yang belum mampu untuk beradaptasi
dalam kondisi kehamilannya (Prawirohardjo, 2009). Peningkatan hormon HCG membuat
kadar asam lambung meningkat, hingga munculah keluhan rasa mual. Keluhan ini
biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan kosong dan terjadi
peningkatan asam lambung (Prawirohardjo, 2009)
Riwayat kehamilan yang lalu juga dapat mempengaruhi terjadinya hiperemesis
gravidarum, karena ibu yang hamil dengan hiperemis gravidarum akan dapat dengan
mudah menderita pada kehamilan selanjutnya. Jarak dan umur juga dapat mempengaruhi
karena ketidaksiapan dalam memproduksi lagi dapat menjadikan ibu menjadi menurun
kondisinya dan memerlukan perhatian khusus, karena rentan untuk menderita
komplikasi-komplikasi kehamilan yang lain (Siswosudarmo, 2010)
5) Faktor alergi
Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke dalam
peredaran darah ibu maka faktor alergi dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum.

Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi tiga tingkat, menurut
(Manuaba, 2010) yaitu :
a. Tingkat pertama
Muntah yang berlangsung terus menerus, makan dan minum berkurang, berat badan
menjadi menurun, tonus lemah – kulit dehidrasi, nyeri pada daerah epigastrium, tekanan
darah turun serta nadi meningkat, lidah kering dan mata tampak cekung
b. Tingkat kedua
Keadaan umum penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak, mata
cekung, tugor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan semakin
menurun, mata ikhterik, gejala hemokonsentrasi makin tampak : urin berkurang, kadar
aseton dalam urin meningkat, terjadi ganguan buang air besar, mulai tampak gejala
gangguan kesadaran, menjadi apatis dan nafas berbau aseton
c. Tingkat ketiga
Muntah berkurang, keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun,
nadi meningkat, suhu naik (keadaan dehidrasi makin jelas), ganguan faal hati terjadi
dengan manifertasi ikhterus, ganguan kesadaran dalam bentuk manifestasi somnolen
sampai koma ; komplikasi susunan saraf pusat (eksefalopati wernicke) :
nistagmusperubahan arah bola mata, diplopia – gambar tampak ganda, perubahan mental.
Tatalaksana
Penatalaksanaan kehamilan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester I adalah :
a. Memberi penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologis, memberikan penjelasan tentang mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologis, akan tetapi menjadi patologis saat mual muntah tersebut < 10 kali /
hari pada kehamilan muda.
b. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan
roti kering atau biskuit dengan teh. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaliknya dihindari. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas
atau dingin.
d. Obat-obatan, sedativ yang sering digunakan adalah phenorbarbital. Vitamin yang
dianjurkan B1 dan B6 keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin
hidrokhloride atau khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti dramamin,
avomin.

Anda mungkin juga menyukai