Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada masa kehamilan sekitar 50-90% perempuan mengalami mual
muntah yang secara umum dikenal sebagai morning sickness (Setiawati,
2016). Muntah yang lebih dari sepuluh kali sehari atau mual terus menerus
yang terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini akan berlanjut
menjadi hiperemesis gravidarum sehingga tubuh ibu menjadi lemah
(Marinatari, 2014). Apabila mual dan muntah yang dialami menganggu
aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi disebut hiperemesis
gravidarum (Setiawati, 2016).

Mual dan muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum dimana


perasaan tidak enak yang dialami ibu hamil pada masa kehamilan dengan
mual dan mutah secara berlebihan dalam waktu yang lama dan dapat
menganggu keadaan umum ibu hamil dan pekerjaan sehari-hari (Putri,
2013). Selain itu muntah yang terus menerus yang dialami ibu hamil tiap
kali minum maupun makan, mengakibatkan tubuh ibu menjadi sangat
lemah (Juwita, 2015). Karena mual muntah yang berlebihan sehingga juga
berdampak pada gangguan aktivitas sehari-hari atau bisa disebut dengan
intoleransi aktivitas dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil
(Sumai, 2014).
Mual dan muntah dalam kehamilan disebut sebagai morning
sickness, biasanya terjadi pada 75-80% wanita hamil, namun hanya 17%
wanita hamil yang mengalami muntah pada pagi hari, sebagian besar
wanita hamil mengalami mual muntah sepanjang hari. Penyebab
hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa
faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah pengaruh hormon
estrogen yang meningkat pada kehamilan, pengaruh hormon kehamilan
(hCG) serta faktor psikologi dankesiapan ibu terhadap kehamilan. Mual
dan muntah pada hiperemesis gravidarum memang suatu gejala yang
fisiologis, akan tetapi jika hal ini di biarkan atau tidak segera diatasi maka
dapat berubah menjadi patologis sehingga dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin terutama saat ibu hamil sampai mengalami kekurangan
volume cairan.
Akibat dari kekurangan cairan yang tidak segera di tangani dan
terus berlanjut, maka pasien dapat mengalami syok dan dapat menghambat
tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum yang
terjadi pada ibu hamil perlu mendapat penanganan segera terutama apabila
pasien sampai mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, dan dapat
mengalami komplikasi yang ditimbulkan untuk ibu dan bayi semakin
banyak bahkan perlu difikirkan untuk penghentian kehamilan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimna konsep medis dari Hiperemesis Gravidarum ?
2. Bagaimana konsep keperawatan dari Hiperemesis Gravidarum ?
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui konsep medis dari Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk dapat mengetahui konsep keperawatan dari Hiperemesis
Gravidarum
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Medis

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang


terjadi kira-kira sampai usia kehamilan 20 minggu. Ketika umur kehamilan
14 minggu (trimester pertama), mual dan muntah yang dialami ibu begitu
hebat. Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari ibu (Hutahean,
2013).
Hiperemesis gravidarum atau biasa disebut morning sickness
merupakan keluhan mual muntah berlebihan pada wanita hamil yang wajar
terjadi pada kehamilan muda (trimester 1). Disebut morning sickness
karena biasanya terjadi pada pagi hari. Hal ini dapat terjadi sepanjang
hari.rata-rata wanita mulai mengalami morning sickness pada minggu ke 4
atau ke 6 setelah menstruasii terakhir (Indriyani, 2013).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada
kehamilan trimester1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama
10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun
gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1000 kehamilan
(Mitayani, 2009).

B. Klasifikasi

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat


dibagi dalam tiga tingkatan menurut (Hutahean, 2013):
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.pada
tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan
suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit tampak lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus,
berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton
dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas,
dan dapat pula ditemukan dalam urine.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti
nistagmus, diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati.

C. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.


Perubahan- perubahan anatomis pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Berikut adalah
beberapa faktor predisposisi terjadinya mual muntah menurut (Hutahean,
2013) :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
molahidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada
molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon korionik gonodotropin dibentuk berlebihan. Kehamilan kembar
dapat memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh
karena itu dalam mengahadapi kehamilan ganda harus dilakukan
perawatan antenatal yang intensif Purniantika (2010) dalam Anasari
(2012).
b. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu.
c. Alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, yang
disebut sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologis memegang peranan penting pada penyakit ini
walaupun hubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti.Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagi pelarian karena kesukaran hidup. Tidak
jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah ibu.
e. Faktor usia ibu yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperemesis
gravidarum dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun. Usia ibu < 20
tahun dan > 35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis
gravidarum. Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan
perkembangan alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan
fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran dan
mendukung perkembangan janin. Hiperemesis gravidarum yang terjadi
diatasumur 35 tahun juga tidak lepas dari faktor psikologis yang
disebabkan oleh karena ibu belum siap hamil atau malah tidak
menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa stress pada ibu.
Stress mempengaruhi hipotalamus dan memberi rangsangan pada pusat
muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada
yang disertai dengan penurunan diafragma menyebabkan tingginya
tekanan dalam lambung, tekanan yang tinggi dalam lambung memaksa
ibu untuk menarik nafas dalam sehingga membuat sfingter esophagus
bagian atas terbuka dan spingter bagian bawah berelaksasi inilah yang
memicu mual dan muntah Yunita (2010) dalam Anasari (2012)
f. Faktor pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis
gravidarum. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan untuk menujang
kehidupannya dan kehidupan keluarganya, diukur berdasarkan jenis kegiatan
yang dilakukan sehari- hari. pekerjaan memiliki hubungan yang bermakna
dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dialakukan oleh Armilah (2010) yang mengungkapkan bahwa ibu yang
bekerja lebih besar risikonya terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerjaSoekanto (2006) dalam Anasari
(2012).
g. Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal. Hormon estrogen dan
progesterone telah lama terlibat dalam etiologi mual muntah, karena
kadarnya yang terus meningkat. Penggunaan kontrasepsi hormonal
diduga mempengaruhi terjadinya mual muntah yang dapat
mempengaruhi penyerapan vitamin B6 dari makanan sehingga dapat
memperparah mual muntah Tiran (2008) dalam Anggasari (2016).
h. Pendidikan merupakan faktor predisposisi adalah faktor yang ada dalam
individu seperti pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat
pendidikan, dimana untuk berperilaku kesehatan misalnya(pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tentang manfaat
periksa hamil baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun bagi janinnya dan
pengetahuan tentang penyakit hiperemesis gravidarum itu sendiri
(Umboh, 2014).
i. Jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan dahulu dapat
berpengaruh karena keadaan yang belum normal sebagaimana mestinya
harus sudah bereproduksi lagi untuk kehamilan selanjutnya maka dari
itulah dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum dan komplikasi
kehamilan lainnya (Proverawati, 2009).
j. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama
hidupnya, hal ini sangat mempengaruhi kesehatannya. Paritas 2-3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian neonatal.
Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko paling tinggi. Paritas
menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu telah mencapai batas
viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah anaknya.
Kelahiran kembar dua atau lebih dihitung satu paritas (Annisa, 2012).
D. Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas, namun


peningkatan kadar progesterone, estrogen dan human chorionic
gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan mutah.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksaksi sehingga motilitas lambung
menurun dan pengosongan lambung melambat.Refluks esofagus,
penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid
juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat
dengan adanya penyebab lain yang berkaitan dengan faktor psikologis,
spiritual, lingkungan dan sosiokultural.

Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah


pada hamil muda. Bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi. Selain itu hiperemesis gravidarum ini juga dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Dari hal tersebut menyebabkan terjadinya kekurangan volume cairan
sehingga cairan ekstra seluler berkurang (Hutahaean, 2013).

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinik
Menurut (Indriyani, 2013) manifestasi klinis hiperemesis
gravidarum adalah :
a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
1) Muntah berlangsung lama
2) Makan berkurang
3) Berat badan menurun
4) Kulit dehidrasi, tonus lemah
5) Nyeri epigastric
6) Tekanan darah turun dan nadi meningkat
7) Lidah kering
8) Mata cekung
b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
1) Klien lemah
2) Gejala dehidrasi lebih tampak : mata cekung, turgor
kurang, lidah kering dan kotor.
3) Tekanan darah turun, nadi meningkat
4) Berat badan makin turun
5) Mata ikterus
6) Gejala hemokonsentrasi : urin berkurang, badan aseton dalam urine
meningkat
7) Gangguan buang air besar
8) Gangguan/penurunan tingkat kesadaran : apatis
9) Napas bau aseton
c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
1) Keadaan umum jelek
2) Penurunan kesadaran : somnolen sampai koma
3) Nadi kecil, halus dan cepat
4) Tekanan darah turun
5) Ikterus
6) Dapat terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati
wernickle) dengan adanya : nistagmus, diplobia, perubahan
mental.
F. Komplikasi
Menurut (Hutahean, 2013) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah :
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
h. Menarik diri
i. Depresi

G. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologis
1) Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan, dengan tujuan mengurangi faktor psikologis terhadap
rasa takut, mengubah pola makan sehari-hari dengan makan-
makanan dengan jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam,
hindari minum air ketika makan, minumlah air setengah jam
sebelum makan setengah jam setelah makan, minumlah air 8 gelas
sehari agar tidak mengalami dehidrasi, berdirilah pelan-pelan dan
tidak berbaring seketika setelah makan. Pada saat bangun pagi,
jangan segera turun dari tempat tidur tetapi disarankan untuk makan
roti kering atau biscuit dengan teh hangat, menghindari bau yang
menyengat, makan makanan yang dingin karena makanan dingin
memiliki bau yang lebih sedikit daripada makanan panas, kurangi
makanan berminyak dan berlemak. Jika bau makanan menganggu
ketika memasak, cobalah untuk membuka jendela lebih lebar. Jika
mengalami ngidam, jangan ragu untuk memakan makanan yang
sangat diinginkan itu, makanan lebih banyak buah-buahan.morning
sickness akan bertambah buruk jika kelelahan, dianjurkan untuk
meningkatkan waktu istirahat dan luangkan waktu untuk tidur
beberapa saat pada siang hari (Indriyani, 2013).
2) Isolasi

Penatalaksanaan terapi lainnya pada ibu hamil dengan


hiperemesis gravidarum adalah dengan mengisolasi atau
menyendirikan ibu dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
dengan pertukaran udara yang baik. Tidak diberikan makanan atau
minuman selama 24 - 28 jam. Terkadang dengan isolasi saja gejala-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan (Hutahean,
2013).
3) Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan kepada ibu bahwa penyakit
ketidaknyamanan tersebut dapat dihilangkan, yaitu dengan meminta
ibu untuk menghilangkan rasa takut karena kehamilannya,
mengurangi pekerjaan sehingga dapat menghilangkan masalah dan
konflik, yang mungkin saja menjadi latar belakang penyakit ini
(Hutahean, 2013).
4) Penghentian Kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik,
bahkan semakin buruk. Usahakan untuk melakukan pemeriksaan
medis dan psikis bila terjadi kondisi demikian. Delirium, kebutaan,
takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena itu
disatu sisi tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi disisi lain
tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ
vital (Hutahean, 2013).
b. Farmakologis
1) Pemberian Cairan Pengganti
Pemberian glukosa 5 – 10% diharapkan dapat mengganti
cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi, sehingga
terjadi perubahan metabolism lemak dan protein.dapat
ditambahkan vitamin C, B kompleks, atau kalium yang diperlukan
dalam melancarkan metabolism (Indriyani, 2013).
2) Medikamentosa
Harus diingat untuk tidak memberikan obat-obatan yang
bersifat tetragonik. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya
suplemen multivitamin, antihistamin, dopamine, antagonis,
serotonin antagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan
adalah vitamin B1 seperti pyridoxine (vitamin B6).

Pemberian pyrixodine cukup efektif dalam mengatasi


keluhan mual dan muntah. Anti histamine yang dianjurkan adalah
doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin bertujuan
untuk menghambat secara langsung kerja histamine pada reseptor
H1 dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem vestibular,
menurunkan rangsangan dipusat muntah. Selama terjadi mual dan
muntah, reseptor dopamine dilambung berperan dalam
menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat
dopamine antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan
diantaranya procholperazine, promethazine, dan metocloperamide.
Prochlorperazine dan promethazine bekerja pada reseptor D2
untuk menimbulkan efek antiemetic. Sementara itu
metocloperamide bekerja disentral dan di perifer. Obat ini
menimbulkan efek antiemetic dengan cara meningkatkan kekuatan
spincter esophagus bagian bawah dan menurunkan transit time
pada saluran cerna. Pemberian serotin antagonis cukup efektif
dalam menurunkan keluhan mual dan muntah. Obat ini bekerja
menurunkan rangsangan pusat muntah di medulla. Serotin
antagonis yang dianjurkan adalah ondansteron. Ondansteron
biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak
membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu
pemberian kortikosteroid masih controversial karena dikatakan
pemberian pada kehamilan trimester pertama dapat meningkatkan
risiko bayi lahir dengan cacat bawaan (Nurarif & kusuma, 2015).

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik/penunjang pada pasien dengan hiperemesis


gravidarum menurut (Nurarif & kusuma, 2015) :

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi


janin dan adanya gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.

b. Urinalis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN

c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST.ALT bertujuan untuk mengetahui


inflamasi yang terjadi dalam tubuh biasanya menjadi indikasi adanya
gangguan (inflamasi) pada hati dan kadar LDH bertujuan untuk
mengetahui resiko penyakit hati (Reza & Rachmawati, 2017).
PATHWAY

Faktor predisposisi,faktor psikologis


dan alergi

HCG dan esterogen

Merangsang mual dan


muntah

Mual muntah yang berlebih

Hiperemesis Gravidarum

Nausea Iritasi asam pada selaput


Pengeluaran cairan
yang berlebihan lender osefagus

Kehilangan cairan yang Lidah kering

berlebihan

Penurunan

Dehidrasi sensasi kecap

Hipovolemia Nafsu makan menurun

ATP berkurang Penurunan energi Intake nutrisi menurun

Kelemahan tubuh Defisit nutrisi

Intoleransi aktivitas
2.2Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ny. ...
G..., P..., A... Dengan...... Di

PENGKAJIAN PRENATAL
Nama Mahasiswa: Tgl. Pengkajian :
Nim : Ruangan/RS :
Tanggal masuk Rumah Sakit :

DATA UMUM KLIEN


Nama Mahasiswa : Tanggal pengkajian
:
NIM : Ruangan/RS
:
No. Reg : Tanggal Masuk Rumah Sakit
:
Diagnosa Medis :

I. Data umum klien


1. Inisial klien : Inisial suami :
2. Usia : Usia :
3. Status perkawinan : Suku :
4. Pekerjaan : Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir : Pendidikan terakhir :
6. Suku : Agama :
7. Agama :
8. Alamat :

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu


Keadaan
Jenis Jenis Masalah
No Tahun Penolong Bayi waktu
Persalinan Kelamin Kehamilan
lahir
1.
2.
3.
4.
5.
Pengalaman menyusui ekslusif: ya/tidak Berapa lama :
Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi :
2. Riwayat KB :
Riwayat Kehamilan saat ini :
HPHT: Taksiran partus:
BB sebelum hamil............................................ TD sebelum
hamil ......................................

Letak/presentasi Usia
TD BB/TB DJJ Keluhan Data Lain
janin Gestasi

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetrik : G....P....A...H.... minggu
Keadaan umum :.......................Kesadaran
:.....................BB/TB......................Kg/cm

Tanda Vital
Tekanan Darah:.............mmHg Nadi: ............. Suhu : .................oC
Pernapasan :.............. x/mnt
Kepala Leher
Kepala :...............................................................................
Mata :...............................................................................
Hidung :...............................................................................
Mulut :...............................................................................
Telinga :...............................................................................
Leher :...............................................................................
Masalah Khusus :...............................................................................
Dada
Jantung :..............................................................................
Paru :..............................................................................
Payudara :..............................................................................
Puting susu :..............................................................................
Pengeluaran ASI :..............................................................................
Masalah Khusus :..............................................................................
Abdomen
Uterus
TFU :.................cm kontraksi : ya/tidak
Leopold I : Kepala/bokong/kosong
Leopol II : Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Kiri : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Leopold III : Kepala/bokong/kosong
Leopold IV : Bagian masuk PAP
Pigmentasi
Linea Nigra :
Striae :
Fungsi pencernaan :
Ada/tidak luka operasi:
Masalah Khusus :

Perineum dan Genital


Vagina : varises; ya/tidak
Kebersihan :..................
Keputihan :...................
Jenis/warna :............... konsistensi:...................Bau:.......................
Hemorrhoid :
Derajat :....................... Lokasi :........................
Berapa lama :....................... nyeri : ya/tidak
Masalah khusus:......................................................................................

Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : ya/tidak
Varises: ya/tidak
Ekstremitas Bawah
Edema : ya/tidak
Varises: ya/tidak
Refleks patela : +/- jika ada :
Masalah khusus :..............................................................................
Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK....................................................................
Fekal : kebiasaan BAB.....................................................................
Masalah khusus :...................................................................................
Mobilisasi dan Latihan
Tingkat Mobilisasi :..........................................................................
Latihan/senam :..........................................................................
Masalah Khusus :........................................................................
Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi (frekuensi dan porsi makan jenis makanan)
.............................................................................................................
Nafsu Makan : baik/kurang/tidak ada
Asupan cairan :....................................................................................
Masalah khusus....................................................................................
Seksualitas
Frekuensi :............................................................................................
Posisi :..............................................................................................
Masalah khusus:...................................................................................
Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................................................................................
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis :..................................................................................
Penerimaan terhadap kehamilan :...............................................................
Masalah khusus:..........................................................................................
Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
Persiapan Persalinan
 Senam Hamil
 Rencana tempat melahirkan
 Kesiapan biaya persalinan
 Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
 Kesiapan mental ibu dan keluarga
 Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan.
 Perawatan payudara

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :


Hasil Pemeriksaan penunjang :
Rangkuman Hasil Pengkajian
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..........................................................................................................................
Perencanaan Kunjungan Rumah :
Pengkajian Asuhan Keperawatan PostnatalCare Pada Ny. ...
Dengan Persalinan...... Di............

PENGKAJIAN POST PARTUM


Nama Mahasiswa : Tanggal Pengkajian :
Nim : Ruangan/RS :
Tanggal Masuk Rumah Sakit :
DATA UMUM KLIEN
1. Inisial klien : Inisial suami :
2. Usia : Usia :
3. Status perkawinan : Suku :
4. Pekerjaan : Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir : Pendidikan terakhir :
6. Suku : Agama :
7. Agama :
8. Alamat :

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu


No Tahun Tipe Penolon Jenis Penyulit BB Keadaan Masalah
. Persalinan g Kelamin persalina Lahir bayi kehamilan
n waktu
lahir

Pengalaman menyusui ekslusif: ya/tidak berapa lama :

Riwayat Kehamilan saat ini


1. Berapa kali periksa kehamilan
2. Masalah kehamilan

Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : spontan (letkep/letsu)/Tindakan (EV, EF)
SC...........................tgl/jam :...................
2. Jenis kelamin bayi : L/P, BB/PB :......gram/..........cm
3. Pengeluaran darah per vaginam :..............................cc
4. Masalah dalam persalinan ............................................

Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi
2. Riwayat KB

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Keadaan umum:.................kesadaran :........................BB/TB.................Kg/cm
Tanda vital
Tekanan Darah :...........mmHg; Nadi:.........x/mnt, Suhu:...........oC,
Pernapasan :.............x/mnt
Kapala Leher
Kepala :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Leher :
Masalah khusus:........................................................
Dada
Jantung :
Paru :
Payudara :
Puting susu :
Pengeluaran ASI:
Masalah khusus:........................................................
Abdomen
Involusi Uterus
Fundus Uteri :........... kontraksi :....................... posisi:................................
Kandung kemih
Diastaksis rektus abdominis .............................. x.............................cm
Fungsi pencernaan :
Masalah khusus :............................................................................................
Perineum dan Genital
Vagina : integritas kulit..........edema.........memar........hematom.............
Perineum : utuh/episiotomi/ruptur Tanda REEDA
R : Kemerahan: ya/tidak
E : Edema :ya/tidak
E : Ekimosis :ya/tidak
D : Dischargeserum/pus/darah/tidak ada
A : Approximate : baik/tidak
Kebersihan :............
Lokia :
Jumlah :................. Jenis/warna :..............Konsistensi :.............. Bau :........
Hemorrhoid :
Derajat : ......................... lokasi :............................
Berapa lama :....... nyeri : ya/tidak
Masalah khusus :....................................................

Ekstremitas
Ekstremitas atas
Edema : ya/tidak
Varises : ya/tidak
Ekstremitas Bawah
Edema : ya/tidak
Varises : ya/tidak
Tanda Homan : +/-
Masalah khusus :.............................................................
Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK
BAK saat ini.........................nyeri/tidak
Fekal : kebiasaan BAB....................................
BAB saat ini ........................ konstipasi/tidak
Masalah khusus:...................................................................
Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur : kebiasaan tidur, lama......jam, frekuensi...................
Pola tidur saat ini...................
Keluhan ketidaknyamanan : ya/tidak, Lokasi..............................
Sifat..................intensitas.....................
Mobilisasi dan Latihan
Tingkat mobilisasi :.......................................................................
Latihan/senam :.......................................................................
Masalah khusus :.......................................................................
Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi : ................nafsu makan : baik/kurang/tidak ada
Asupan cairan :............................cukup/kurang
Masalah khusus:..............................................................................
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis :...................................................................................
Penerimaan terhadap bayi :.........................................................................
Masalah khusus :.........................................................................................
Kemampuan menyusui :...........................................................................
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
Hasil pemeriksaan penunjang :

RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN


Masalah :
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Perencanaan Pulang :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny....

Dengan......Di.................
PENGKAJIAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (GSR)

Nama Mahasiswa : Tanggal pengkajian


:
NIM : Ruangan/RS
:
No. Reg : Tanggal Masuk Rumah Sakit
:
Diagnosa Medis :

I. Data umum klien


1. Inisial klien : Inisial suami :
2. Usia : Usia :
3. Status perkawinan : Suku :
4. Pekerjaan : Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir : Pendidikan terakhir :
6. Suku : Agama :
7. Agama :
8. Alamat :

II. Masalah utama


Keluhan utama : .................................................................................
Mulai timbulnya : ...............................................................................
Sifat keluhan : .....................................................................................
Lokasi keluhan : ..................................................................................
Faktor pencetus : ..................................................................................
Keluhan lain : .......................................................................................
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh :...........................
Usaha klien untuk mengatasinya : ........................................................
III. Pengkajian Fisik
Seksualitas
Subyektif :
Usia menarche : .................... tahun
Siklus haid : ........................... hari
Durasi haid : ...........................hari
Dismenorea Polimenorea Oligomenorea

Menometroragie Amenorea
Rabas pervagina : warna :.............................................................
Jumlah : ..........................................................
Berapa lama : .................................................
Metode kontrasepsi terakhir : ........................................................
Status obstetri : P................ A :.................
Riwayat persalinan :
Aterm : ............................. prematur :.............................
Multiple : ....................................
Riwayat persalinan terakhir :
Tahun : ...................................... tempat : ...............................
Lama gestasi:............................. lama persalinan :..................
Jenis persalinan : ......................
Berat badan bayi :.....................
Komplikasi maternal/bayi : ........................................
Obyektif :
PAP smear terakhir (tgl dan hasil) : ......................................................
Tes serologi (tgl dan hasil) : ..................................................................
Makanan dan cairan
Subyektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : ...............................................................
Mual/muntah hilang nafsu makan masalah mengunyah
Pola makan :
Frekuensi : .............. x/hari
Konsumsi cairan :................/hari
Obyektif :
BB : ...................kg
TB :....................cm
Turgor kulit : ..........................................................................................
Membran mukosa mulut : ......................................................................
Kebutuhan cairan : ......................................................................................
Pemeriksaan Hb. Ht (tgl dan hasil) :............................................................
Eliminasi
Subyektif :
Frekuensi dafekasi : ..............................................................................
Penggunaan laksatif : ............................................................................
Waktu defekasi terakhir : ......................................................................
Frekuensi berkemih : ............................................................................
Karakter urine : .....................................................................................
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih :...............................................
Riwayat penyakit ginjal :.......................................................................
Penyakit kandung kemih :......................................................................
Penggunaan diuretik :.........................................................................
Obyektif :
Pemasangan kateter :...........................................................................
Bising usus : .......................................................................................
Karakter urine : ...................................................................................
Konsistensi feces : ...............................................................................
Warna feces : .......................................................................................
Hemorrhoid : .......................................................................................
Palpasi kandung kemih (teraba/tidak teraba) :....................................
Hygiene
Subyektif :
Kebersihan rambut (frekuensi ) :..........................................................
Kebersihan badan :................................................................................
Kebersihan gigi/mulut : ........................................................................
Kebersihan kuku tangan dan kaki : ......................................................
Obyektif :.
Cara berpakaian : .................................................................................
Kondisi kulit kepala : ..........................................................................
Sirkulasi
Subyektif :
Riwayat penyakit jantung : ..................................................................
Riwayat demam reumatik :....................................................................
Obyektif :
Tekanan darah : ....................................................................................
Nadi :......................................................................................
Distensi vena jugularis (ada/tidak ada) : ...............................................
Bunyi jantung : .......................................................................................
Frekuensi : .............................................................................................
Irama (teratur/tidak teratur) : .................................................................
Kualitas (kuat/lemah/Rub/Murmur) ; ....................................................
Ekstremitas :
Suhu (hangat/akral dingin) : ...................................................................
CRT : .......................................................................................................
Varises (ada/tidak ada) : CRT : ...............................................................
Nyeri/ketidaknyamanan
Subyektif :
Lokasi : .....................................................................................................
Intensitas (skala 0 -10) : ..........................................................................
Frekuensi : ..............................................................................................
Durasi : ...................................................................................................
Faktor pencetus : ......................................................................................
Cara mengatasi : .......................................................................................
Faktor yang berhubungan : .......................................................................
Obyektif :
Wajah meringis
Melindungi area yang sakit
Fokus menyempit
Pernapasan
Subyektif :
Dispnea Batuk/sputum Riwayat Bronkitis
Asma Tuberkulosis Emfisema
Pneumonia berulang Perokok, lamanya : ............. tahun
Penggunaan alat bantu pernapasan (02) : ..............L/mnt
Obyektif :
Frekuensi : ......................x/mnt
Irama : Eupnoe Tachipnoe Bradipnoe
Apnoe Hiperventilasi Cheynestokes
Kusmaul Biots
Karakteristik Sputum :
Hasil Roentgen :

Interaksi sosial
Subyektif :
Status pernikahan :
Lama pernikahan :
Tinggal serumah dengan :
Obyektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat :

Integritas Ego
Subyektif :
Perencanaan kehamilan : .....................................................................
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit : .........................................
Status hubungan : .................................................................................
Cara mengatasi stress : .........................................................................
Obyektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) :.................................................
Respon fisiologis yang teramati : .........................................................
Agama : ................................................................................................
Muncul perasaaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) :.........

Neurosensori
Subyektif :
Pusing (ada/tidak ada) :.......................................................................
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : ............................................

Keamanan :
Subyetif :
Alergi/sensitivitas : .............................................................................
Penyakit masa kanak-kanak : ..............................................................
Riwayat imunisasi : .............................................................................
Infeksi virus terakhir : .........................................................................
Binatang peliharaan dirumah : ............................................................
Masalah obstetrik sebelumnya : ..........................................................
Jarak waktu kehamilan terakhir : ........................................................
Riwayat kecelakaan : ..........................................................................
Fraktur dislokasi : ................................................................................
Pembesaran kelenjar : .........................................................................
Obyektif :
Integritas kulit : ....................................................................................
Cara berjalan : ......................................................................................

Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif :
Bahasa dominan : ..................................................................................
Pendidikan terakhir : .............................................................................
Pekerjaan suami :....................................................................................
Faktor penyakit dari keluarga : ...............................................................
Sumber pendidikan tentang penyakit : .....................................................
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil : ...........................................................................
Pertimbangan rencana pulang : ......................................................................
Tanggal perkiraan pulang : ............................................................................
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat : ....................................................

Pemeriksaan diagnostik :
Terapi dan pengobatan :

B. Diagnosa Keperawatan
a) Nausea (D.0076)

Kategori : psikologis
Subkategori : nyeri dan kenyamanan
b) Defisit Nutrisi (D. 0019)

Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
c) Intoleransi Aktivitas (D.0056)

Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/Istirahat
d) Hipovolemia (D.0023)

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Nutrisi dan Cairan


C. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI Rasional
1 Nausea (D.0076) Tingkat Nausea Manajemen mual Observasi :
Kategori : psikologis Definisi :
Setelah dilakukan tindakan 1. agar perawat pengetahui
Subkategori : nyeri dan Mengidentifikasi dan mengelola perasaan
pengalaman mula yang dirasakan
kenyamanan keperawatan selama 3x 24 jam tidak enak pada bagian tenggorokan
oleh pasien.
atau lambung yang dapat
maka tingkat nausea pasien 2. Agar perawat dapat mengetahui
Definisi: perasaan tidak menyebabkan muntah
isyarat yang diberikan oleh pasien
nyaman pada bagian belakang menurun Dengan kriteria hasil: Observasi ;
3. Agar perawat dapat mengetahui
tenggorok atau lambung yang 1. Identifikasi pengalaman mual
1. Perasaan ingin muntah dampak yang akan dirasakan oleh
dapat mengakibatkan muntah 2. Identifikasi isyarat nonverbal
pasien
menurun ketidak nyamanan (mis. Bayi,
4. Agar perawat dapat menjauhkan
Penyebab : anak-anak, dan mereka yang
2. Perasaan asam dimulut pasien dari faktor yang dapat
1. Gangguan biokimiawi tidak dapat berkomunikasi
menyebabkan pasien mual
(mis. Uremia, menurun secara efektif)
5. Untuk mencegah mual muntah
ketoasidosis diabetik) 3. Identifikasi dampak mual
3. Sensasi panas menurun 6. Agar perawat dapat mengetahui
2. Gangguan pada terhadap kualitas hidup (mis.
frekuensi,durasi, dan tingkat
osefagus 4. Sensasi dingin menurun Nafsu makan, aktivitas, kinerja,
keparahan serta dapat memberikan
3. Distensi lambung tanggung jawab peran, dan
5. Diaphoresis menurun tindakan sesuai
4. Iritasi lambung tidur)
7. agar perawat mengetahui intake dan
5. Gangguan pancreas 6. Takikardia 4. Identifikasi faktor penyebab
output nutrisi pasien
6. Peregangan kapsul mual (mis. Pengobatan dan
7. Pucat membaik
limpa prosedur)
Terapeutik
7. Tumor terlokalisasi 8. Dilatasi pupil membaik 5. Identifikasi antimetik untuk
(mis. Neuroma akustik, mencegah mual (kecuali mual 1. agar mual yang dirasakan oleh
9. Nafsu makan membaik
tumor otak primer, atau pada kehamilan)
pasien bisa dikendalikan/ bisa
sekunder, metastasis 10. Jumlah saliva membaik 6. Monitor mual (mis. frekuensi,
tulang didasar 11. Frekuensi menelan durasi, dan tingkat keparahan) berkurang
tengkorak) 7. Monitor asupan nutrisi dan
membaik 2. agar mual yang dirasakan pasien
8. Peningkatan tekanan kalori
intraabdominal (mis. terapeutik : bisa berkurang
Keganasan intra 1. kendalikan faktor lingkungan
3. untuk mengursngi resiko mual
abdomen) penyebab mual (mis. Bau tak
9. Peningkatan tekanan sedap, suara dan rangsangan, terjadi nkembali dan meningkatkan
intracranial visual yang tidak
nafsu makan klien0
10. Peningkatan tekanan menyenangksn)
intraorbital (mis. 2. kurangi atau hilangkan keadaan Edukasi :
Glaucoma) penyebab mual (mis.
1. untuk memenuhi kebutuhan tidur
11. Mabuk perjalanan Kecemasa, ketakutan,
12. Kehamilan kelelahan) klien
13. Aroma tidak sedap 3. berikan makanan dalam jumlah
2. untuk memenuhi kebuthan makanan
14. Rasa makan/minuman kecil dan menarik
yang tidak enak edukasi : pasien
15. Stimulus penglihatan 1. anjurkan istrahat dan tidur yang
3. agar dapat mengatasi rasa mual
tidak menyenangkan cukup
16. Faktor psikologis 2. anjurkan makanan tinggi yang dirasakan oleh pasien
17. Efek agen farmakologis karbohidrat dan rendah lemak
kolaborasi :
18. Efek toksin 3. ajarkan penggunaan teknik
untuk mengatasi muntah dan mual yang
nonfarmakologis untuk
Gejala dan tanda mayor : mengatasi mual (mis. dirasakan oleh pasien
Subjektif : Biofeedback, hypnosis,
1. Mengeluh mual relaksasi, terapi musik,
2. Merasa ingin muntah akupresur)
3. Tidak berminat makan kolaborasi :
1. kolaborasinpemberian
Objektif : - intiemetik, jika perlu
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Merasa asam dimulut
2. Sensai panas dingin
3. Sering menelan
Objektif :
1. Saliva meningkat
2. Pucat
3. Diaphoresis
4. Takikardi
5. Pupil dilatasi
Kondisi klinis terkait :
1. Meningitis
2. Labiringitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetic
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esophagus
7. Tumor intraabdomen
8. Penyakit meniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaucoma
2 Defisit nutrisi (D.0019) Status Nutrisi Manajemen nutrisi Observasi
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi : Untuk mengetahui jumlah asupan nutrisi
Subkategori : Nutrisi dan cairan keperawatan selama 3x 24 jam 1. Identifikasi status nutrisi yang dibutuhkan klien
Definisi : maka Status Nutrisi pasien 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan
Asupan nutrisi tidak cukup membaik. Dengan kriteria hasil: jenis nutrient Terapeutik
untuk memenuhi kebutuhan 1. Pengetahuan tentang standar 3. Monitor asupan makanan Meningkatkan asupan makanan dan
metabolism. asupan nutrisi yang tepat 4. Monitor berat badan nutrisi pada klien
meningkat Terapeutik :
Penyebab : 2. Porsi makanan yang 1. Sajikan makanan secara menarik
1. Kurangnya asupan dihabiskan meningkat dan suhu yang sesuai
makanan 3. Berat badan membaik 2. Berikan makanan tinggi serat
2. Ketidakmampuan 4. Indeks Masa Tubuh untuk mencegah konstipasi
menelan makanan membaik 3. Berikan suplemen makanan, jika
3. Ketidakmampuan 5. Nafsu makan membaik perlu
mencerna makanan Kolaborasi :
4. Ketidakmampuan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengabsorpsi nutrient menentukan jumlah kalori dan jenis
5. Peningkatan kebutuhan nutrien yang dibutuhkan , jika perlu
metabolisme
6. Faktor ekonomi (mis.
Financial tidak
mencukupi)
7. Faktor psikologis (mis.
Stress, keenganan untuk
makan

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : -
Objektif :
1. Berat badan menurun
minimal 10% dibawah
rentang ideal
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Cepat kenyang setelah
makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif :
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare
Kondisi Klinis Terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
3 Intoleransi aktivitas (D. 0056) Toleransi Aktivitas Manajemen energi Observasi
Kategori : fisiologi Setelah dilakukan tindakan Observasi : Mengetahui sebab dan lokasi yang dapat
Subkategori : keperawatan selama 3x 24 jam 1. identifikasi gangguan fungsi menyebabkan kelelahan dan
aktivitas/istirahat maka Toleransi Aktivitas pasien tubuh yang mengakibatkan ketidaknyamanan melakukan aktivitas
membaik. Dengan kriteria hasil: kelelahan
Definisi : 1. kemudahan melakukan 2. monitor kelelahan fisik dan Terapeutik
ketidakcukupan energy untuk aktivitas sehari hari emosional Meminimalisir kelelahan yang dirasakan
melakukan aktivitas sehari-hari. meningkat 3. monitor pola dan jam tidur klien
2. keluhan lelah menurun 4. monitor lokasi dan
Penyebab : 3. perasaan lemah menurun ketidaknyamanan selama Kolaborasi
1. Ketidakseimbangan antara 4. TTV menjadi normal melakukan aktivitas Meningkatkan asupan makanan
suplai dan kebutuhan Terapeutik : sehingga dapat mencegah terjadinya
oksigen 1. sediakan lingkungan nyaman kelelahan fisik yang terjadi
2. Tirah baring dan rendah stimulus (mis.
3. Kelemahan Cahaya, suara, kunjungan)
4. Imobilitas 2. berikan aktivitas distraksi
5. Gaya hidup monoton yang menenangkan
Gejala dan tanda mayor Edukasi :
Subjektif : 1. ajarkan strategi koping untuk
1. Mengeluh lelah mengurangi kelelahan
Objektif : Kolaborasi :
1. Frekuensi jantung kolaborasi dengan ahli gizi tentang
meningkat >20% dari cara meningkatkan asupan
kondisi istirahat makanan
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Dispnea saat/setelah
aktivitas
2. Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
3. merasa lelah
Objektif :
1. Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
4. Sianosis

Kondisi klinis terkait :


1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif
(PPOK)
7. Gangguan metabolic
8. Gangguan musculoskeletal
4. Hipovolemia (D.0023) Status Cairan Mananjemen Hipovolemia Observasi
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan tindakan 1. Memeriksakan tanda dan gejala
Subkategori : Nutrisi dan keperawatan selama 3x 24 jam 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
cairan maka status cairan pasien hipovolemia (mis. Frekuensi meningkat, nadi teraba lemah,
membaik. Dengan kriteria hasil: nadi meningkat, nadi teraba tekanan darah menurun, tekanan
Definisi : 1. Kekuatan nadi meningkat lemah, tekanan darah menurun, nadi menyempit, turgor kulit
Penurunan volume cairan 2. Output urine meningkat tekanan nadi menyempit, turgor menurun, membrane mukosa
intravaskuler, interstisiel, 3. Membran mukosa lembab kulit menurun, membrane kering, volume urin menurun,
dan/atau intraseluler meningkat mukosa kering, volume urin hematokrit meningkat, haus, lemah)
Penyebab 4. Pengisian vena membaik menurun, hematokrit meningkat, 2. Memonitor intake dan output cairan
1. Kehilangan cairan aktif 5. Ortopnea menurun haus, lemah) Terapeutik
2. Kegagalan mekanisme 6. Dispnea menurun 2. Monitor intake dan output cairan 1. Menghitung kebutuhan cairan
regulasi 7. Paroxysmal nocturnal Terapeutik 2. memberikan posisi modified
3. Peningkatan permeabilitas (PND) menurun 1. Hitung kebutuhan cairan trendelenburg
kapiler 8. Edema anasarka menurun 2. Berikan posisi modified 3. memberikan asupan cairan oral
4. Kekurangan intake cairan 9. Edema perifer menurun trendelenburg Edukasi
5. Evaporasi 10. Berat badan menurun 3. Berikan asupan cairan oral 1. Anjurkan memperbanyak asupan
Gejala dan Tanda Mayor 11. Distensi vena jugularis Edukasi cairan oral
Subjektif : - menurun 1. Anjurkan memperbanyak 2. Anjurkan menghindari perubahan
Objektif : 12. Suara nafas tambahan asupan cairan oral posisi mendadak
1. Frekuensi nadi meningkat menurun 2. Anjurkan menghindari Kolaborasi
2. Nadi terasa lemah 13. Kongesti paru menurun perubahan posisi 1. Mengkolaborasi pemberian cairan
3. Tekanan darah menurun 14. Perasaan lemah menurun mendadak IV isotonis (mis. NaCl, RL)
4. Tekanan nadi menyempit 15. Rasa haus menurun Kolaborasi 2. Mengkolaborasi pemberian cairan
5. Turgor kulit menurun 16. Konsentrasi urine menurun 1. Kolaborasi pemberian IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%,
6. Membran mukosa kering 17. Frekuensi nadi membaik cairan IV isotonis (mis. NaCl 0,4%)
7. Volume urin menurun 18. Tekanan darah membaik NaCl, RL) 3. Mengkolaborasi pemberian cairan
8. Hematokrit meningkat 19. Turgor kulit membaik 2. Kolaborasi pemberian koloid (mis. Albumin, plasmanate)
20. Jugular venous pressure cairan IV hipotonis (mis. 4. Mengkolaborasi pemberian produk
(JVP) membaik Glukosa 2,5%, NaCl darah
21. Hemoglobin membaik 0,4%)
22. Hematokrit membaik 3. Kolaborasi pemberian
23. Cental venous pressure cairan koloid (mis.
membaik Albumin, plasmanate)
24. Refluks hepatojugular 4. Kolaborasi pemberian
membaik produk darah
25. Berat badan membaik
26. Hepatomegali membaik
27. Oliguria membaik
28. Intake cairan membaik
29. Status mental membaik
30. Suhu tubuh membaik
BAB III
JURNAL
No Judul Jurnal Sumber Penulis Metode Hasil Pembahasan Kesimpulan
1. Manajemen Asuhan Goggle Melaksanakan studi Berdasarkan 7 Untuk pembahasan 1. Telah
Kebidanan Antenatal Scholar 1. Irna kasus dengan langkah varney dapat dijelaskan dilaksanakan
Care pada Ny “N” dengan Nisaulkhusna pendekatan dan sebagai berikut pengkajian dan
Hiperemesis Gravidarum kadir Manajemen Asuhan pendokumentasian sesuai 7 langkah analisis data
Tingkat III di Rsud Syekh 2. Sitti Kebidanan sesuai dilakukan dengan varney dan sehingga ditemukan
Yusuf Gowa Tanggal 3 saleha dengan 7 cara : pendokumentasian data subjektif dan
Juni-12 Juli 2019 3. Nadyah langkahVarney dan 1. Langkah 1 yaitu yaitu : objektif pada Ny
pendokumentasian pengumpulan dasar 1. langkah satu yaitu “N”. Data subjektif
dalam bentuk 2. Langkah 2 pengumpulan data yang ditemukan
SOAP. Identifikasi diagnosa dasar, Pada studi yaitu ibu mengeluh
Penatalaksanaan atau masalah aktual kasus ini dilakukan mual dan muntah
Asuhan dilakukan 3. Langkah 3 pengkajian pada Ny sebanyak ±10 kali
dengan pemberian identifikasi diagnosa “N”. Dari hasil dalam sehari sejak 2
asuhan yang sesuai atau masalah anamnesis, ibu minggu yang lalu
standar operasional potensial mengatakan bahwa tetapi 2 hari yang
prosedur pada kasus 4. Langkah 4 ia mengalami mual lalu mual muntah
yang diteliti yaitu rindakan emergency dan muntah sejak 2 ibu sudah mulai
Manajemen Asuhan atau kolaborasi bulan yang lalu. Ibu berkurang tetapi
Kebidanan 5. Merencanakan mengatakan bahwa mengganggu
Antenatal Care asuhan menyeluruh sebelumnya ia sudah aktifitas dan
dengan Hiperemesis 6. Langkah 6 pernah dirawat di keadaan umum ibu,
Gravidarum Tingkat implementasi RSUD Syekh Yusuf ibu memuntahkan
III. 7. Langkah 7 evaluasi Gowa dengan semua makanan
8. Pendokumentasian keluhan yang sama, yang dimakan
yaitu pada tanggal 5- sehingga ibu
7 Mei 2019 dan pada menjadi malas
saat itu ibu baru makan, ibu merasa
mengetahui bahwa lemas, serta nyeri
dirinya sedang hamil ulu hati. Sedangkan
dan usia kehamilan data objektifnya
ibu adalah 9 minggu yaitu keadaan
atau ±2 bulan. Ibu umum lemah,
juga mengatakan kesadaran
bahwa dirinya mual samnolen, turgor
muntah sampai 6 kulit jelek, tekanan
kali dala sehari. Dan darah 80/60 mmHg,
berat badanya juga mata cekung, sklera
menurun. Dan juga sedikit ikterus,
dilakukan konjungtiva pucat,
pemeriksaan fisik bibir kering, dan
dan ada yang paling lidah tampak kotor.
menarik dalam hal 2.Telah dirumuskan
ini yaitu sebelum diagnosa/ masalah
melakukan tindakan aktual pada Ny “N”
selalu mengucapkan di RSUD Syekh
basmallah. Yusuf Gowa
2. langkah 2 berdasarkan
identifikasi diagnosa interpretasi data
dan masalah aktual, yang telah
Kasus yang dialami dilakukan, yaitu GI
oleh Ny “N”, di mana P0 A0, gestasi 13-
mual muntah ibu 15 minggu,
mulai berhenti, intrauterin, tunggal,
kesadaran ibu keadaan ibu lemah
menurun. Hal dengan hiperemesis
tersebut mengganggu gravidarum tingkat
aktifitas ibu dan III.
mempengaruhi 3.Telah dirumuskan
keadaan umumnya. diagnosa/ masalah
Sehingga ibu dan potensial pada Ny
keluarga memutuskan “N” dengan
untuk ke RS agar hiperemesis
diberikan penanganan
gravidarum tingkat
yang tepat, karena
III di RSUD Syekh
ibu sudah sangat
Yusuf Gowa, yaitu
lemas dan tidak
dapat terjadi
terlalu merespon.
dehidrasi berat,
Selain itu, ibu juga
ikterik, takikardia,
merasa pusing dan
suhu meningkat,
nyeri ulu hati. Hasil
alkalosis, adanya
pemeriksaan fisik
nistagmus, diplopia
yang dilakukan
antara lain : tekanan
gangguan

darah ibu 80/60 emosional yang

mmHg, BB ibu 50 kg berhubungan


(BB sebelumnya 53 dengan kehamilan,
kg), mata tampak keluarga, menarik
cekung, konjungtiva diri, hingga depresi
pucat, sklera sedikit serta gangguan
ikterus, bibir kering, pertumbuhan dan
dan lidah tampak perkembangan
kotor. janin. Namun, pada
Nah setelah kasus ini diagnosa
dilakukan penetapan potensial atau
diagnosa kemudian komplikasi tersebut
perawat tidak terjadi karena
menganjurkan telah seger
kepada keluarga diberikan asuhan,
terutama suami penanganan dan
selalu berdoa kepada pemantauan yang
allah dalam sesuai, sehingga
penyembuhan ibu. 3. kondisi ibu bisa
Langkah 3, membaik.
identifikasi diagnosa 4.Telah
dan masalah dilaksanakan
potensial. Dalam perlunya tindakan
kasus ini juga segera pada Ny “N”
dilakukan dengan hiperemesis
penanganan segera gravidarum tingkat
mungkin untuk III di RSUD Syekh
mencegah terjadinya Yusuf Gowa, yaitu
komplikasi yang memasang infus RL
akan terjadi karna 28 tpm pada pukul
apabila ibu tidak 12.50 wita, ini
mendapatkan asuhan berguna untuk
dan penanganan memperbaiki
sedini mungkin keadaan umum ibu
kemungkinan besar dan membantu
ibu akan mengalami mengganti cairan
komplikasi dari tubuh yang hilang.
hiperemesis 5.Telah
gravidarum tingkat dilaksanakan
III. rencana asuhan atau
4. langkah 4 intervensi pada Ny
tindakan emergensi “N” yaitu
dan kolaborasi, melakukan rawat
Pada kasus inap di RSUD Syekh
Hiperemesis Yusuf Gowa,
gravidarum tingkat melakukan
III membutuhkan kolaborasi dengan
tindakan segera dokter mengenai
karna kondisi ibu tindakan dan
sangat buruk dan pemberian obat,
tingkat menganjurkan ibu
kesadarannya sudah makan makanan
menurun pada kasus yang bernutrisi
Ny “S”, ibu seperti mengandung
mengalami dehidrasi karbohidrat dan
berat yaitu kondisi protein yang tinggi,
dimana tubuh kita menganjurkan ibu
kehilangan cairan untuk makan sedikit
yang berlebihan tapi sering, makan
yang disertai dengan makanan selingan
gangguan proses seperti biskuit dan
metabolisme dalam roti kering,
tubuh sehingga menganjurkan ibu
tindakan segera yang agar banyak minum
dilakukan disini air putih, istirahat
adalah memasang yang cukup,
infus RL 28 tpm mengobservasi mual
pada pukul 12.50 dan muntah,
wita. Ini bertujuan mengobservasi
untuk memperbaiki pengeluaran urine,
keadaan umum ibu. mengobservasi
Selain itu, tanda-tanda vital
menganjurkan suami (TTV), serta
dan keluarga agar memberikan
tetap berdoa kepada dukungan psikologis
Allah SWT dan dan spiritual agar
banyak berdzikir. Ini senantiasa berdoa
juga dapat dan berdzikir kepada
membantu ibu agar Allah SWT.
tidak terlalu cemas 6.Telah
dalam menghadapi dilaksanakan asuhan
keluhannya. atau implementasi
5. langkah 5 pada Ny “N”
melaksanakan dengan hiperemesis
asuhan yang gravidarum tingkat
menyeluruh, III di RSUD Syekh
Telah dilaksanakan Yusuf Gowa sesuai
rencana asuhan atau dengan rencana
intervensi pada Ny asuhan yang telah
“N” yaitu disusun dan sesuai
melakukan rawat syariat islam.
inap di RSUD Syekh Seperti berdoa dan
Yusuf Gowa, memperbanyak
melakukan dzikir kepada Allah
kolaborasi dengan SWT saat
dokter mengenai melakukan tindakan
tindakan dan agar senantiasa
pemberian obat, diberikan
menganjurkan ibu kemudahan dalam
makan makanan membantu proses
yang bernutrisi penyembuhan ibu.
seperti mengandung 7.Telah
karbohidrat dan dilaksanakan
protein yang tinggi, evaluasi terhadap
menganjurkan ibu hasil asuhan yang
untuk makan sedikit telah dilakukan pada
tapi sering, makan Ny “N” dengan
makanan selingan hiperemesis
seperti biskuit dan gravidarum tingkat
roti kering, III di RSUD Syekh
menganjurkan ibu Yusuf Gowa, tidak
agar banyak minum ditemukan adanya
air putih, istirahat kelainan maupun
yang cukup, komplikasi.
mengobservasi mual Sehingga ibu dapat
dan muntah, menjalani
mengobservasi kehamilannya
pengeluaran urine, dengan sehat dan
mengobservasi nyaman serta
tanda-tanda vital hiperemesis
(TTV), serta gravidarum yang
memberikan dialami oleh ibu
dukungan psikologis dapat diatasi.
dan spiritual agar 8.Telah dilaksanakan
senantiasa berdoa pendokumentasian
dan berdzikir kepada terhadap semua
Allah SWT. temuan dan tindakan
6. langkah 6, yang telah diberikan
iplementasi pada Ny “N” dengan
dilakukan dengan hiperemesis
cara kunjungan ke gravidarum tingkat
rumah kemudian pda III di RSUD Syekh
saat melakukan Yusuf Gowa
kunjungan rumah
didapati kondisi ibu
yang semakin
memburuk dan
diajak ke rs. Ketika
di rs. Setelah itu,
melakukan kolaborasi
dengan dokter obgyn
dalam melakukan
tindakan dan
pemberian obat, yaitu
: memasang infus
dengan cairan RL 28
tpm pada pukul 12.
50 wita, mengganti
cairan RL menjadi
cairan Ka-en MG 3
40 tpm pada pukul
13.30 wita,
melakukan injeksi
ranitidin dan
ondasetron 1 amp/
IV/ 8 jam pada pukul
14.00 wita,
memberikan antasida
sirup 3x1/ oral pada
pukul 14.00 wita, dan
mengganti cairan Ka-
en MG 3 menjadi Pan
Amin G 40 tpm pada
pukul 21.30 wita.
2. Manajemen Asuhan Goggol 1. evie susanti Jenis penelitian ini Penelitian ini 1.langkah1, 1. Telah
Kebidanan Antenatal e 2. firdayanti adalah studi kasus dilakukan di RS identifikasi data dilaksanakan
pada Ny “S” dengan sckholar 3. nadyah dengan pendekatan TNI Angkatan Laut dasar , Langkah ini pengkajian dan
Hiperemesis Gravidarum haruna manajemen asuhan Jala Ammari pada bertujuan untuk analisis data
Tingkat II di RS TNI kebidanan sesuai tanggal 27 Mei 18 mengumpulkan data sehingga ditemukan
Angkatan Laut Jala dengan 7 langkah Juli 2018 tentang subjektif dan data subjektif dan
Ammari pada Tanggal 27 Varney dan asuhan kebidanan objektif. Studi kasus objektif pada Ny
Mei-18 Juli 2018 pendokumentasian antenatal pada Ny ini dilakukan pada “S”. Data subjektif
dalam bentuk SOAP ”S” dengan Ny “S”. Dari hasil yang ditemukan
hiperemesis anamnesis, ibu yaitu ibu mengeluh
gravidaru tingkat II. mengatakan bahwa mual dan muntah
Pembahasan ini ia mengalami mual sebanyak ±10 kali
dibuat berdasarkan dan muntah sejak 2 dalam sehari yang
landasan teoritis bulan yang lalu. Ibu mengganggu
dan studi kasus mengatakan bahwa aktifitas dan keadaan
yang dapat sebelumnya ia sudah umum ibu, ibu
dianalisa secara pernah dirawat di memuntahkan semua
teoritis untuk RS TNI-AL Jala makanan yang
memudahkan Ammari dengan dimakan sehingga
memahami antara keluhan yang sama, ibu menjadi malas
kesenjangan dan yaitu pada tanggal makan, ibu merasa
kesesuaian yang 24-27 April 2018. lemas, serta nyeri
terjadi pada kasus Akan tetapi, waktu ulu hati. Sedangkan
ini dengan itu ibu belum data objektifnya
berdasarkan pada mengetahui bahwa yaitu keadaan umum
pendekatan asuhan dirinya sedang lemah, kesadaran
kebidanan dengan hamil. Ibu apatis, turgor kulit
tujuh langkah mengatakan ini kurang baik, tekanan
varney yakni : merupakan darah 80/60 mmHg,
pengumpulan data kehamilan yang mata cekung, sklera
dasar, merumuskan tidak direncanakan. sedikit ikterus,
diagnosis atau 2. identifikasi konjungtiva pucat,
masalah potensial, diagnosa dan bibir kering, dan
melaksanakan masalah aktual, lidah tampak kotor.
tindakan segera Diagnosis 2. Telah dirumuskan
atau kolaborasi, didasarkan pada diagnosa/ masalah
merencanakan tanda dan gejala aktual pada Ny “S”
tindakan asuhan yang dialami ibu. di RS TNI-AL Jala
kebidanan, dan Untuk mendiagnosis Ammari berdasarkan
evaluasi hiperemesis interpretasi data
gravidarum (HEG) yang telah
tidak sukar. Karena dilakukan, yaitu GII
didasarkan pada PII A0, gestasi 12-14
kondisi mual dan minggu, intrauterin,
muntah secara terus tunggal, keadaan ibu
menerus sehingga lemah dengan
mempengaruhi hiperemesis
keadaan umum dan gravidarum tingkat
mengganggu II.
aktifitas sehari-hari 3. Telah dirumuskan
ibu hamil. Sebagai diagnosa/ masalah
perawat dan bidan potensial pada Ny
kita harus mengenali “S” dengan
perubahan- hiperemesis
perubahan yang gravidarum tingkat
terjadi pada ibu II di RS TNI-AL
hamil Hasil Jala Ammari, yaitu
pemeriksaan fisik dapat terjadi
yang dilakukan hiperemesis
antara lain : tekanan gravidarum tingkat
darah ibu 80/60 III, anemia,
mmHg, BB ibu 52 dehidrasi, serta
kg (BB sebelumnya gangguan
55 kg), mata tampak pertumbuhan dan
cekung, konjungtiva perkembangan janin
pucat, sklera sedikit Namun, pada kasus
ikterus, bibir kering, ini diagnosa
dan lidah tampak potensial atau
kotor. Berdasarkan komplikasi tersebut
data tersebut, Ny tidak terjadi karena
“S” didiagnosa telah diberikan
mengalami asuhan dan
hiperemesis pemantauan yang
gravidarum tingkat sesuai, sehingga
II. kondisi ibu bisa
3. langkah 3, membaik.
identifikasi 4. Telah
diagnosa/ masalah dilaksanakan
potensial, perlunya tindakan
Hiperemesis segera pada Ny “S”
gravidarum dapat dengan hiperemesis
menyebabkan gravidarum tingkat
dehidrasi, turgor II di RS TNI-AL
kulit berkurang, Jala Ammari, yaitu
hiponatremia dan memasang infus RL
selanjutnya terjadi 28 tpm pada pukul
hemokosentrasi 12.50 wita, ini
hingga aliran darah berguna untuk
ke jaringan mencegah terjadinya
berkurang. Hal ini dehidrasi pada ibu
bisa diatasi dengan dan membantu
cara menghilangkan mengganti cairan
rasa takut karena yang hilang.
kehamilan, 5. Telah
mengurangi dilaksanakan
pekerjaan serta rencana asuhan atau
menghilangkan intervensi pada Ny
masalah dan konflik “S” yaitu melakukan
yang dapat menjadi rawat inap di RS,
latar belakang melakukan
penyakit ini, karena kolaborasi dengan
hiperemesis dokter mengenai
gravidarum dapat tindakan dan
mempengaruhi pemberian obat,
kesehatan ibu dan menganjurkan ibu
perkembangan janin makan makanan
(Aquari Bina, 2017). yang bernutrisi
Hiperemesis seperti mengandung
gravidarum yang karbohidrat dan
terus-menerus dapat protein yang tinggi,
menyebabkan menganjurkan ibu
kekurangan untuk makan sedikit
makanan yang dapat tapi sering, makan
mempengaruhi makanan selingan
perkembangan janin, seperti biskuit dan
sehingga pengobatan roti kering,
perlu segera menganjurkan ibu
dilakukan (Nadyah, agar banyak minum
2013: 41) air putih, istirahat
4. langkah 4, yang cukup,
tindakan emergensi mengobservasi mual
atau kolaborasi dan muntah,
Hiperemesis mengobservasi
gravidarum dapat pengeluaran urine,
menjadi kasus yang mengobservasi
membutuhkan tanda-tanda vital
tindakan segera jika (TTV), serta
ibu mengalami memberikan
dehidrasi. Namun, dukungan psikologis
pada kasus Ny “S”, dan spiritual agar
ibu belum senantiasa berdoa
mengalami dan berdzikir kepada
dehidrasi, sehingga Allah SWT.
tindakan yang 5. Telah
dilakukan disini dilaksanakan asuhan
adalah memasang atau implementasi
infus RL 28 tpm pada Ny “S” dengan
pada pukul 12.50 hiperemesis
wita. Ini bertujuan gravidarum tingkat
untuk mencegah II di RS TNI-AL
terjadinya dehidrasi. Jala Ammari sesuai
Selain itu, dengan rencana
menganjurkan ibu asuhan yang telah
agar tetap berdoa disusun dan sesuai
kepada Allah SWT syariat islam. Sepert
dan banyak berdoa dan
berdzikir. Ini juga memperbanyak
dapat membantu ibu dzikir kepada Allah
agar tidak terlalu SWT saat
cemas dalam melakukan tindakan
menghadapi agar senantiasa
keluhannya. diberikan
5. langkah 5, kemudahan dalam
intervensi. Intervensi membantu proses
yang diberikan penyembuhan ibu.
adalah 6. Telah
menyampaikan hasil dilaksanakan
pemeriksaan serta evaluasi terhadap
memberitahu ibu hasil asuhan yang
dan keluarga bahwa telah dilakukan pada
harus dilakukan Ny “S” dengan
rawat inap agar ibu hiperemesis
mendapatkan gravidarum tingkat
perawatan yang II di RS TNI-AL
tepat untuk Jala Ammari, tidak
mencegah terjadinya ditemukan adanya
komplikasi yang kelainan maupun
berbahaya bagi ibu komplikasi.
dan janinnya. Sehingga ibu dapat
Kemudian, menjalani
melakukan kehamilannya
pemasangan infus dengan sehat dan
dengan cairan RL 28 nyaman.
tpm untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dan membantu
mengganti cairan
yang hilang.
Setelah dilakukan
pemasangan infus
dengan cairan RL 28
tpm pada pukul
12.50 wita di RS
TNI-AL Jala
Ammari, yaitu di
ruangan Mawar,
maka selanjutnya
memberikan cairan
dan obat-obatan
sesuai hasil
kolaborasi dengan
dokter, yakni :
Mengganti cairan
RL menjadi cairan
Ka-en MG 3 40 tpm
pada pukul 13.30
wita. Ka-en MG 3
ini mengandung
natrium, kalium,
klorida, lactate, dan
glukosa. Cairan ini
berfungsi untuk
membantu
pengobatan
ketidakseimbangan
karbohidrat dan
elektrolit pada
keadaan infusiensi
asupan makanan per
oral, prosedur
pembedahan, dan
neonatologi.
6. langkah 6,
implementasi.
Langkah ini
merupakan
pelaksanaan dari
intervensi atau
rencana asuhan yang
telah direncanakan
secara menyeluruh
pada langkah V.
Dalam melakukan
asuhan, senantiasa
berdoa kepada
Allah, karena atas
izin-Nya lah
sehingga ibu dapat
sembuh.
7. langkah 7,
evaluasi. Pada kasus
Ny “S” dilakukan
asuhan selama 3 hari
di RS. Kemudian
dilanjutkan ketika
ibu sudah pulang ke
rumah sebanyak 5
kali kunjungan.
Setelah dilakukan
asuhan kebidanan di
RS maupun
kunjungan di rumah
pasien, tidak
ditemukan adanya
kesenjangan antara
teori dan kasus,
tidak ada kelainan
maupun komplikasi
dari hiperemesis
gravidarum tingkat
II itu sendiri. Ibu
sudah tidak
mengalami mual dan
muntah lagi, merasa
sehat dan sudah
mampu melakukan
aktifitas sehari-hari
seperti biasanya.
Sehingga ibu sudah
mulai merasa
nyaman dalam
menjalani
kehamilannya. Hal
ini tentunya tidak
terlepas dari izin
Allah SWT yang
senantiasa
memberikan
kebaikan berupa
nikmat kesembuhan
bagi ummatnya yang
meminta
pertolongan kepada-
Nya percaya dan
yakin pada Allah
bahwa setiap
penyakit mempunyai
obat. Termasuk
memperbanyak
dzikir

3. Treatment of hyperemesis Science 1. evelyn Dalam jurnal ini ada 1. terapi intravena 1. terapi intravena Terapi kompleks
gravidarum with direct kloter beberapa metode 2. terapi seni Terapi intravena medis antroposofi
nthroposophic dengan Solum
anthroposophic 2. Gisa untuk mengobati adalah pilihan
(lukisan) uliginosum
complextherapy in 3 case Gesternberg hiperemesis 3. Terapi Eurythmy diharapkan untuk perawatan yang
4. pijat higienis mendukung
reports 3. Tanja gravidarum, Terapi berharga bagi wanita
menurut Ita organisasi
berenyi kompleks Wegman kehangatan pasien, yang menderita HG.
menciptakan
4. Bernadette Anthroposophic, Ditoleransi dengan
perasaan
Gollmer oleh karena itu, perlindungan dan baik dan tahan lama,
memberikan pasien
5. Christine bertujuan untuk itu merupakan
dengan batas-batas.
Fluger membumi dan Infus dapat termasuk pendekatan holistik
Nux vomica yang
6. Ulrike merawat wanita itu, dan kausal yang
sering digunakan
Klein memberikan melawan mual dan tidak hanya
sering digunakan
7. Jutta landasan yang mengatasi gejala.
dalam pengobatan
Eberhag kokoh serta batasan stres. Bryophyllum
pinatum juga
8. Angela untuk mendukung
diberikan secara in-
Kuc calon ibu dan traven karena efek
menenangkan
9. Ursula kehamilan yang
tanaman
Wolf sedang tumbuh. 2. terapi lukisan
Terapi kompleks erapi seni
antroposofi secara
diterapkan
aktif mencari efek
menggunakan terapeutik dari
proses melukis, gaya
kombinasi metode
melukis dan warna
yang tersedia yang digunakan.
Warna
berdasarkan
mempengaruhi
presentasi klinis manusia secara
emosional tetapi
pasien serta
juga pada tingkat
kepribadian dan vegetatif dan fisik
3. Terapi Eurythmy
keinginannya.
Terapi Eurythmy
Prinsip terapi umum adalah terapi
gerakan mindful. Ini
yang mendasari
pada dasarnya terdiri
konsep medis dari mengubah suara
bahasa menjadi
antroposofi adalah
gerakan yang
tujuan mendukung mengatur dan
menyelaraskan
wanita ketika
proses
mereka beradaptasi penyembuhan.
Aspek kunci lain
dengan kondisi baru
dari terapi eropa
mereka sebagai adalah perannya
dalam melatih
calon ibu. Berikut
kesadaran dan
ini, kami membahas persepsi diri.
4. pijat higienis
empat metode utama
menurut Ita
yang diterapkan
Pada pasien dengan
dalam pengobatan
hiperemesis, terapi
antroposofi: infus
berfokus pada tiga
intravena, terapi seni
pilar: menenangkan,
antroposofi
membumikan dan
(lukisan),
menyeimbangkan.
euryththerthery dan
Pijat ritmis bekerja
pijat berirama
pada sistem saraf
menurut Ita
ekonomi untuk
Wegman
mendukung
keseimbangan dan
regulasi. Selama
pijatan itu sendiri,
pernapasan pasien
melambat, yang
memiliki efek
melembabkan.
Terapis memilih
minyak untuk
menghangatkan,
melindungi, dan
mengobati pasien,
mis. minyak gambut
diperkaya dengan
emas dan lavender
Wegman

4. Efektifitas pemberian Google 1. sri Metode penelitian ini Hasil peneitian ini Untuk pembahasan Berdasarkan hasil
minuman jahe ekstrak scoler handayani diakukan dengan cara menunjukan rata- dapat dijelaskan penelitian dan
pemberia minuman
terhadap hiperemesis 2. widya jahe selama 1 minggu
rata gejala bahwa ibu hamil pembahasan yang
gravidarum ringan damayanti dengan aturan hiperemesis dengan trimester telah disesuaikan
minumnya sepertiga
Studi di bidan praktik 3. ervin rufa sendok teh bubuk gravidarum ringan pertama mengalami dengan tujuan
mandiri subaidah indah jahe ekstrak diseduh yang dialami mual muntah atau penelitian tentang
dengan menggunakan
kabupaten malang 3 april air hangat dan responden hyperemesis pengaruh pemberian
2017 dminum 3 kali perhari mengalami gravidarum dapat minuman jahe
penurunan setelah diatasi dengan terhadap
diberikan intervensi miuman jahe hiperemesia
berupa minuman dilakukan selama 1 gravidarum ringan
jahr minggu dengan yang melibatkan 15
aturan minum 3 kali responden di
per hari BPM.Ny subaidah,
Amd .keb maka
dapat disimpulkan
adanya pengaruh
pemberian jahe
ekstrak terhadap
hyperemesis
gravidarum ringan
dan berdasarkan
hasil wwancara
dengan responden
mengatakan baha
mual muntah yang
dialami berkurang
dan responden
merasa tubuhnya
lebih segar lagi
setelah munum jahe
ekstrak.

5. Nursingrole in application Google 1. Manal M Meode penelitian ini Perbedaan yang Penelitian ini Pedoman nutrisi
off nutritiona guidelines scoler Hassan dilakukan dengan sanagat signifikan dilakukan di selama (HG) dapat
during hyperemesis 2. Manal F dengan 2 alat yaitu, secara statis anatar departemen digunakan sebagai
gravidarumand its effect Mostafa kuesioner kondisi ibu hamil di kebidanan dan sarana alternatif
on patients outcomes 3. Howieda A wawancara munggu petama kandungan, uni selain dari standar,
Fouly terstruktur dan dan kedua dalam antenatal di rumah terapi antematik
brosur pedoman jumlah makanan sakit polisi di kota Yang
mereka per har. asyut sampel direkomendasikan
Berat badan kenyamanan terdiri oleh studi yang
bertambah jumlah dari 30 wanita hamil difokuska pada
muntah perhari dan menggunakan pembuatan rencana
metode kusioner untuk kursus
wawanvara pelatihan berkala
terstruktur dan bosur dan terjadwal dan
pedoman program pendidikan
bagi perawat untuk
membantu
menigkatkan
pengetahuan mereka
BAB IV

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
yang terjadi kira-kira sampai usia kehamilan 20 minggu. Ketika umur
kehamilan 14 minggu (trimester pertama), mual dan muntah yang dialami
ibu begitu hebat. Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari ibu
3.2. Saran
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama kehamilan
sehingga penulis memberikan asuhan keperawatan pada masing- masing
pasien, Bagi pasien dan keluarga diharapakan keluarga mengerti tentang cara
perawatan pada pasien hiperemesis gravidarum yang mengalami masalah
keperawatan intoleransi aktivitas.
2. Bagi Perawat
Di harapkan dapat meningkatkan kinerja perawat, dengan membatasi
jumlah pengunjung, memberikan suasana yang tenang, dan memberikan
lingkungan yang aman dan nyaman karena pada pasien hiperemesis
gravidarum karena kebutuhan aman nyaman sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anasari, T. 2012. Beberapa Determinan Penyebab Kejadian Hiperemesis


Gravidarum Di Rsu Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
Jurnal KebidananVolume 2 No 4 Juni 2012. 63-72.

Annisa. 2012. Hubungan Paritas pada Ibu Hamil dengan Kejadian


Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Piyungan Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi D3
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani
Yogyakarta.

Anggasari, Y. 2016. Kejadian Hiperemesis Gravidarum Ditinjau Dari


Riwayat Penggunaan Kotrasepsi Hormonal Saat Pra Konsepsi Di
BPM Kusmawati Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume9 No
1 Februari 2016. 7-8.
Hutahaean. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Martaadisoebrata, D. d. (2016). obtetri patologi : ilmu kesehatan
reproduksi. Jakarta: EGC.

Indriyani, D. 2013. Keperawatan Maternitas pada Area Antenatal.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mitayani. 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, A., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic - Noc.
Yogyakarta: Mediaction.

Proverawati A, S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Kriteria Hasil, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Reza, A., & Rachmawati, B. 2017. Perbedaan Kadar SGOT dan SGPT
antara Subyek dengan dan tanpa Diabetes Melitus. Jurnal
Kedokteran Diponegoro Volume 6 Nomor 2 April 2017. 160.
Setiawati, S. E. 2016. Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Hiperemesis
Gravidarum. Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Hiperemesis
Gravidarum , 129.
Sumai, E., & dkk. 2014.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
KejadianHiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah
dR.Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa Provinsi
Sulawesi Utara.Jurnal Ilmiah Bidan Volume 2 Nomor 1 Januari-
Juni 2014. 63.

Umboh, H. S. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Tompaso Kabupaten
Minahasa, Jurnal Ilmiah Bidan Volume 2 Nomor 2 Juli-
Desember 2014. 31.

Anda mungkin juga menyukai