Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DAN LMS

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menawarkan semakin banyak
kemudahan di dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah dalam hal penyampaian
materi pelajaran kepada peserta didik. Media pembelajaran menurut Novita (2015)
memegang peranan penting untuk menarik minat siswa dalam belajar. Hal demikian
mendorong upaya-upaya pemanfaatan hasil teknologi ke dalam proses belajar
mengajar. Salah satunya adalah media pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology) dan LMS (Learning Management System) sehingga
menciptakan suasana penyampaian dan pemahaman materi yang lebih bersemangat
dan menyenangkan. Menurut Kudsiyah dan Harmanto (2017) Guru perlu mengikuti
perkembangan IPTEKS agar mampu meningkatkan mutu pembelajaran. Media ICT
dijelaskan dalam jurnal penelitian (Suryani, 2016) bahwa media berupa perangkat
keras dan lunak serta aktivitas dalam mengolah data, yang diawali dengan pencarian,
pengumpulan, yang selanjutnya diolah, disimpan, kemudian disebar dan pada
akhirnya disajikan dalam bentuk informasi dengan bantuan komputer atau perangkat
komunikasi lainnya dinamakan dengan media pembelajaran yang berbasis ICT.
Selanjutnya merujuk pada survei kebutuhan salah satu jenis media
pembelajaran berbasis ICT adalah Powerpoint interaktif. Meskipun pada hakikatnya
Powerpoint interaktif tergolong sebagai salah satu media pembelajaran yang
mendorong partisipasi aktif siswa, namun belum banyak tenaga pendidik yang
memahami cara mendesain dan menggunakannya di dalam pembelajaran. Secara
umum, tenaga pendidik lebih sering mendesain dan menggunakan media
pembelajaran konvensional yang hanya menuntut partisipasi aktif satu pihak. Manfaat
dari media pembelajaran ICT ini ditemukan pada hasil penelitian (Puspitasari, 2015)
yang menemukan bahwa media pembelajaran berbasis ICT memiliki dalam
pembelajaran bahasa Indonesia meliputi (1) Menarik perhatian siswa, (2)
Pembelajaran menjadi menyenangkan, (3) Pembelajaran menjadi lebih mudah, (4)
Memberikan pengetahuan lebih kepada siswa dan (5) Mempermudah komunikasi.
Pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi
pendukung dimanifestasikan melalui pengembangan sistem pembelajaran berbasis
teknologi yang terintegrasi. Sistem pembelajaran berbasis teknologi memungkinkan
dosen bisa mengelola konten sekaligus menjalankan fungsi manajemen pembelajaran
dengan lebih mudah dan fleksibel. Sebuah sistem pengelola pembelajaran (Course
Management System) yang disebut moodle atau dikenal dengan LMS (Learning
Management System) atau Virtual Learning Environment (VLE) berupa aplikasi web
untuk menciptakan pembelajaran online secara efektif telah banyak dikenalkan.
Learning Management System adalah sistem yang sangat populer, melalui Learning
Management System dosen bisa mengelola materi perkuliahaan mulai dari menyusun
silabus, mengupload materi, memberikan assignment, menerima dan merespon
pekerjaan mahasiswa, membuat kuis atau tes, melakukan penilaian, memonitor
partisipasi mahasiswa, dan berinteraksi dengan sesama dosen maupun mahasiswa
baik dalam forum ilmiah maupun diskusi secara online (Ambar, 2013)
Salah satu keunggulan pengembangan mata kuliah berbasis online dengan
Learning Management Systems sangat mudah karena dosen tidak perlu mengetahui
sedikitpun tentang pemrograman web, sehingga lebih banyak waktu untuk
memikirkan konten (isi) pembelajaran. Dosen bisa fokus kepada upaya
membelajarkan mahasiswa, meningkatkan partisipasi, mengelola interaksi, dan
mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Learning Management System
menggunakan moodle memberikan kesempatan kepada dosen dan mahasiswa
mengikuti paradigma e-learning terpadu yang memungkinkan kerjasama, knowledge
sharing, dan kolaborasi.
Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) atau
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan
sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk
jaringan komputer. Berbagai teknologi dan aplikasi pendukung juga telah
dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas
kehidupan manusia dan organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam dunia
pendidikan. Dalam menyikapi perkembangan dan kemajuan ICT tersebut, para dosen
dan guru dituntut untuk menguasai teknologi (ICT) agar dapat mengembangkan
materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan memanfaatkan ICT sebagai media
pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kesempatan
yang lebih luas kepada pelajar dalam belajar. Dalam beberapa tahun terakhir,
pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan sudah mulai memasyarakat, mulai dari
jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi, meskipun variasi
dan fokus pemanfaatannya berbeda-beda pada masing-masing institusi. Beberapa
sekolah, termasuk sekolah-sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI), sudah
melengkapi diri dengan fasilitas ICT guna mendukung proses belajar mengajar. Di
setiap perguruan tinggi, termasuk perguruan-perguruan tinggi kependidikan yang
mendapat hibah dari DIKTI untuk menyiapkan calon-calon guru di (R)SBI, ICT
sudah menjadi suatu keharusan, meskipun juga variasi dan cakupan pemanfaatannya
berbeda beda antar perguruan tinggi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penerapan sistem pembelajaran ini adalah untuk memperluas
kesempatan belajar dan merupakan gabungan dari pelaksanaan pendidikan
konvensional dengan IT-Based education.
ISI MATERI
1. ICT (Information and Communication Technology)
ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk
menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam
proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:
1. Teknologi komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunak (software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah
data), media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk,
memori, kartu memori, dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat
input (keyboard, mouse, scanner, kamera, dll.), dan alat output (layar monitor,
printer, proyektor LCD, speaker, dll.).
2. Teknologi multimedia, seperti kamera digital, kamera video, player suara,
player video, dll.
3. Teknologi telekomunikasi, telepon, telepon seluler, faksimail.
4. Teknologi jaringan komputer, baik perangkat keras (LAN, Internet, WiFI,
dll.), maupun perangkat lunak pendukungnya (aplikasi jaringan) seperti Web,
e-mail, HTML, Java, PHP, aplikasi basis data, dll.
Di kalangan umum, istilah ICT lebih merujuk pada teknologi
komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena komputer pada saat ini
selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk
komunikasi melalui jaringan komputer (Internet) serta alat multimedia
(hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat dipakai secara
bersama-sama dengan komputer. Jadi, untuk saat ini istilah ICT dan komputer
hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui
pemanfaatan ICT. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah
manusia, ICT juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran
yang dipercaya dapat (Elang Krisnadi, 2009):
1. meningkatkan kualitas pembelajaran
2. memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran
3. mengurangi biaya pendidikan
4. menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan
5. mengembangkan keterampilan ICT (ICT skills) yang diperlukan siswa
ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti Strategi pemanfaatan ICT di
dalam pembelajaran mencakup:
1) ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran,
2) ICT sebagai sarana/tempat belajar,
3) ICT sebagai sumber belajar, dan
4) ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme.
Pendidikan berbasis ICT telah lama dimulai sejak tahun 1960an
dengan pendidikan berbasis komputer. Seiring dengan perkembangan teori
belajar, semula pemanfaatan komputer dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan teori behaviorisme. Komputer lebih banyak digunakan untuk
melakukan drill and practice. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh
teori belajar konstruktivisme, komputer dimanfaatkan untuk membantu siswa
menemukan dan merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan
eksplorasi sumber-sumber belajar berbasis ICT. Selain itu, pemanfaatan ICT
dalam pembelajaran juga mendukung teori socioconstructivism, yakni siswa
memperoleh pengalaman belajar secara bersama-sama dengan siswa lain atau
melalui interaksi dengan para pakar dengan media komunikasi berbasis ICT.
Perkembangan terkini adalah pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam
pembelajaran yang memadukan berbagai keterampilan dan fungsi ICT di
dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file
slide Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer
aided instruction), program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media
berbasis ICT memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
1. memvisualisasikan konsep-konsep abstrak,
2. mempermudah memahami materi-materi yang sulit,
3. mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual.
4. menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format (multimedia)
sehingga menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai
sumber,
5. memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi
pembelajaran,
6. mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa,
7. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga,
8. mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator
dan mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan,
9. meningkatkan keterampilan individu penggunanya.
Penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media
tersebut dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar atau meningkatkan
pemahaman materi pembelajaran.
2. LMS (Learning Management System)
Model pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan
learning management system yang bertujuan untuk menciptakan media
pembelajaran terpadu yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik
yaitu model pengembangan 4D. Model ini terdiri dari 4 tahap utama yaitu,
define (pendefinisian), design (perencanaan), development (pengembangan),
dan disseminate (penyebaran). Penjabarannya sebagai berikut :
a. Tahap Define
Tahapan pendefinisian (Define), melakukan observasi awal berupa studi
lapangan dan studi pustaka. Fakta yang didapatkan pada studi lapangan yaitu:
(1) di era pandemi covid-19 dosen STMIK Hasan Sulur Wonomulyo
diwajibkan untuk menggunakan e-learning, akibat tidak tersedianya platform
e-learning secara terpadu maka dosen menggunakan beragam platform online;
(2) keberagaman platform menyebabkan mahasiswa kebingungan karena
harus mempelajari banyak platform. Kemudian dilakukan analisis kebutuhan
untuk menjawab permasalahan tersebut, yaitu mengembangakan Media
learning management system yang dapat digunakan secara terpadu.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan studi pustaka yang berkaitan
dengan pengembangan media learning management system.
b. Tahap Design
Pengembangan media learning management system, dapat dilakukan dengan
merancang hal-hal yang mendukung pengembangan media yaitu: (1)
membuat media learning management system jenis moodle; (2) membuat
akun untuk dosen, mahasiswa, dan staff di learning management system; (3)
membuat instrumen penelitian; (4) membuat pedoman penggunaan learning
management system untuk dosen dan mahasiswa.
c. Tahap Development
Tahapan pengembangan (development) LMS melalui tiga tahapan yaitu: (1)
validasi media oleh expert dilakukan oleh dua orang expert yang kemudian
dilakukan revisi berdasarkan expert judgement (2) uji coba one to one
dilakukan oleh tiga orang subjek secara perseorangan dengan responden guru
yang kemudian dievaluasi berdasarkan ; dan (3) uji coba small group
dilakukan oleh lima orang subjek dengan responden guru kompetensi
komputer yang kemudian dievaluasi berdasarkan penilaian responden.
d. Tahap Disseminate
Tahapan implementasi dilakukan setelah revisi hasil analisis uji coba small
group. Implementasi learning management system dilaksanakan di jurusan
Sistem Informasi STMIK Hasan Sulur Wonomulyo, dengan satu kelas
heterogen berjumlah 15 responden. Implementasi media dilaksanakan untuk
mengukur; (1) Aktivitas dengan melakukan observasi aktivitas mahasiswa
menggunakan lembar observasi dengan melihat aktivitas yang terjadi di media
LMS, berupa assigment, kehadiran, dan keaktifan mahasiswa di forum diskusi
yang telah tersedia; (2) melihat respon mahasiswa terhadap produk yang
dikembangkan berdasarkan 2 aspek yaitu aspek tampilan, dan aspek praktis.
Sebelum pembelajaran dimulai, staff administrator pada LMS membuatkan
akses login kepada mahasiswa untuk mengakses mata kuliah Metode
Penulisan Ilmiah.
PENUTUP
Dari hasil pembahasan yang dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan media learning management system dan Information and
Communication Technology dapat membantu Perguruan Tinggi dalam mengelolah
dosen, mahasiswa, dan staff secara terpadu di dalam suatu sistem sehingga dapat
digunakan sebagai referensi dalam mengelolah pembelajaran yang interaktif,
memberikan hasil positif terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Sri Lestari. (2013). Pengembangan E-Learning Berbasis Learning
Management System pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Vol. 8 No. 2
November 2013
Kudsiyah, Siti, dan Harmanto. 2017. Pengembangan Multimedia Power Point
Interaktif Materi Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Nasional
Kelas VIIID SMPN1 Jabon. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan.
Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 1 – 15b Kajian Moral dan
Kewarganegaraan.
Novita, Lina. 2015. Pengaruh Penggunaan Multimedia VCD terhadap Motivasi
Belajar pada Mata Kuliah Budaya Masyarakat Demokratis. Jurnal Kreatif:
Pendidikan, Kebudayaan dan Seni. Volume 18, No.2.
Puspitasari, Septiana Dewi. 2015. Manfaat Media Pembelajaran Berbasis ICT
(Information And Communication Technology) Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia. http://download.portalgaruda.org/ article.php?article
=430838&val= (diakses 24 agustus 2022)
Suryani, Nunuk. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis IT.
Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengaarannya. http://journal2.um.ac.id
/index.php/sejarah- dan-budaya/article/view/1525 (diakses 24 agustus
2022)

Anda mungkin juga menyukai