Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Pengembangan Bahan Ajar Fisika


Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak (berbasis ICT)

Oleh:
Fuja Novitra
15175015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua

yang teknologi berhubungan dengan

pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian


informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi
tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur
komputer maupun telekomunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication
Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom,
muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat
lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua
abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui
bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa
bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai
beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi
seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain
telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak
memanfaatkan perangkat TIK.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memerlukan campur tangan pemeran utama
dalam proses pembelajaran, yakni fasilitator pembelajaran (guru, instruktur, pamong) dan
pembelajar. Kedua pihak tentulah harus mampu menggunakan sarana-prasarana TIK.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut memberikan kontribusi terhadap
kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah pemanfaatan ICT. Tuntutan pemanfaatan ICT
dalam pembelajaran semakin besar setelah lahirnya Kurikulum 2013 yang menuntut adanya
1

pengintegrasian ICT ke dalam pembelajaran. Saat ini, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran
sudah dilaksanakan secara luas, baik sebagai bahan ajar maupun sebagai media pembelajaran.
Pemanfaatan ICT
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dengan menggunakan ICT. Beberapa bahan
ajar yang dikembangkan menggunakan ICT diantaranya adalah bahan ajar dalam power
point, bahan dalam bentuk CD, bahan ajar berbasis web, dan sebagainya. Penggunaan ICT di
dalam bahan ajar dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang interaktif.
UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab III tentang Prinsip Profesionalitas
menyebutkan bahwa guru selain dituntut memiliki kualifikasi akademik, latar belakang
pendidikan, serta kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, juga dituntut
untuk mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan. Salah satu kompetensi yang
perlu dimiliki para guru dalam mengembangkan keprofesionalannya adalah melakukan
pengembangan bahan ajar,
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka kegiatan pengembangan bahan ajar
perlu dilakukan seorang pendidik. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan suatu bahan ajar
berkualias yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan
keprofesionalan seorang pendidik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka adapun rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari bahan ajar ICT?
2. Apa manfaat bahan ajar ICT?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar ICT?
4. Bagaimana cara mengembangkan bahan ajar ICT?
C. Tujuan Penulisan
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian bahan ajar ICT
2. Mengetahui manfaat bahan ajar ICT
3. Memahami jenis-jenis bahan ajar ICT
4. Memahami langkah-langkah pengembangan ICT

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi
yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi
Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data
dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah
dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah
adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak)
dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi
lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum
terlihat titik jenuhnya. Tidak bisa dipungkiri komputer digunakan diberbagai bidang
pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan. Pengenalan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang
mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Kita bisa
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan
memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai
kalangan.

Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan


belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan
dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan di masa
yang akan datang. Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu
padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi
antar media.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi
atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras,
kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar
sesama kita. Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan
dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Alangkah wajar
bila sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine,
e-laboratory, e-biodiversitiy, dan lainnya yang berbasis TIK.
Dari semua e itu ada yang perlu mendapatkan perhatian serius yaitu eeducation, dimana
kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan TIK dalam proses pembelajaran yang
tidak hanya mengajak peserta didik untuk mencari informasi, tetapi juga menciptakan
informasi. Mampu saling berkomunikasi dengan menggunakan berbagai aplikasi TIK yang
membuat dirinya mampu saling berbagi tentang apa yang disukainya dan apa yang
dikuasainya. Membuat mereka mampu memanfaatkan TIK dengan baik.
B. Manfaat dan Penerapan ICT Dalam Dunia Pendidikan
Adapun manfaat dan penerapan ICT dalam dunia pendidikan menunjukan bahwa pada
umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT antara lain:
1. Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif,
2. Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena
disamping disertai gambar juga ada animasi menarik,
4

3. Dapat berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi,


4. Cara belajar lebih efisien,
5. Wawasan bertambah,
6. Meringankan dalam membuat contoh soal,
7. Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang
berhubungan dengan bidang studi,
8. Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu selain disekolah,
9. Membantu siswa mengerti ICT.
C. Pengertian Bahan Ajar ICT
Dalam kegiatan pembelajaran, bahan ajar merupakan salah satu perangkat
pembelajaran yang penting untuk menunjang pencapaian keberhasilan belajar dan
memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran.Selain itu, bahan ajar juga membantu guru
dalam menyajikan pembelajaran. Menurut Sungkowo (2010:7),Bahan ajar merupakan
bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan yang tertulis maupun yang tidak tertulis.Dengan demikian, bahan ajar
merupakan perangkat pembelajaran yang membantu pencapaian tujuan pembelajaran
tertentu.
Bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran dikelompokkan menjadi beberapa jenis,
yaitu: bahan ajar cetak seperti handout, buku, modul, poster, brosur, lembar kerja siswa,
wallchart, foto atau gambar, dan leaflet; bahan ajar dengar (audio)seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio; bahan ajar multimedia interaktif (interactive
teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD)
multimedia pembelajaran interaktif; dan bahan ajar berbasis web (web based learning
materials) (Depdiknas, 2010:27).
ICT dapat membantu menunjang kegiatan pembelajaran.ICT dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran maupun bahan ajar.Sungkowo (2010:7) menyatakan, Bahan ajar
berbasis ICT adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat
bantu ICT untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
ICT dapat mengubah suatu bahan ajar cetak menjadi bahan ajar multimedia.
ICT tidak hanya terbatas pada komputer dan internet saja. Cakupan ICT lebih luas dari
dua hal tersebut.ICT selalu terdiri dari hardware dan software. Menurut Sudirman (2009:11),
5

Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik.
Software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan
dalam perangkat keras tersebut.Dengan demikian, semua yang berhubungan dengan
perangkat lunak dan perangkat keras dari komputer merupakan cakupan dari ICT.

D. Jenis-jenis Bahan Ajar ICT


1. Audio
Bahan ajar audio merupakan bahan ajar yang didalamnya mengandung suatu
sistem yang mengguna-kan sinyal audio secara langsung yang dapat diperdengarkan
untuk membantu menguasai kompetensi tertentu. Prosedur perancangan dan
pengembangan bahan ajar audio dimulai dari pemilihan materi yang akan
disampaikan. Materi yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar audio,
yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi yang bersifat verbal
dan naratif.
Jenis-jenis informasi dan pengetahuan yang efektif untuk disampaikan melalui
bahan ajar audio berdasarkan Panduan Pengembangan Bahan Ajar Cetak adalah
sebagai berikut:
a. Opini ahli
b. Hasil wawancara
c. Interaksi verbal
d. Rekaman peristiwa/documenter
e. Pengucapan
f. Musik
g. Bunyi
Bahan ajar audio memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah penjelasan
mengenai kelebihan dan kekurangan bahana ajar audio:
a. Kelebihan Bahan Ajar Audio
1) Materi pelajaran sudah tetap, terpatri, dan dapat diproduksi dengan konten
yang tetap sama
2) Produksi bahan ajar audio sangat ekonomis, serta mudah didistribusikan

3) Dibandingkan bahan ajar audio visual, peralatan program audio termasuk


yang cukup murah
4) Dengan berbagai teknik perekaman, bentuk-bentuk pengajaran terprogram
dapat digunakan untuk pengajaran mandiri, memungkinkan setiap peserta
didik belajar sesuai dengan keceparan masing-masing.
5) Suasana dan prilaku peserta didik dapat dipengaruhi melalui penggunaan
musik latar belakang dan efek suara.

b. Kekurangan Bahan Ajar Audio


1) Membutuhkan kehati-hatian jika hanya audio yang digunakan. Karena waktu
yang lama tanpa memberikan rangsangan visual dapat membosankan
2) Pengembangan naskah audio yang baik membutuhkan waktu yang lama dan
keterampilan khusus
3) Perlu berkali-kali memperkirakan kecepatan penyajian materi. Seandainya
bahan yang disajikan terlalu cepat atau pengajaran yang rumit diberikan
terlalu cepat dapat menyebabkan peserta didik merasa kebingungan.
2. Audio Visual
Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan dua
materi, yaitu materi auditif dan visual. Materi auditif ditujukan untuk merangsang
indra pendengaran, sedangkan materi visual digunakan untuk merangsang indera
penglihatan. Video termasuk ke dalam bahan ajar audiovisual. Video dapat diartikan
sebagai tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Bahan video memiliki beberapa keunggulan dalam menyampaikan informasi
dan pengetahuan.Pengembangan program video perlu memiliki kemampuan untuk
memilih materi yang tepat yang dapat disampaikan melalui video. Pemilihan materi
yang tepat akan membuat bhan ajar video yang dikembangkan dapat mencapai
sasaran yaitu membantu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
3. Bahan Ajar Berbasis Komputer
Istilah komputer pembelajaran pertama kali diadopsi dari beberapa terjemahan
sejenis yang menjelaskan tentang penggunaan atau pemanfaatan komputer untuk
dunia pembelajaran. Pemanfaatan komputer untuk belajar dimulai dari penggunaan
7

teaching machine pada penerapan pembelajaran berprograma di era tahun 19501960an. Pengertian komputer pembelajaran dibagi menjadi 3 hal, yaitu :
a. Computer Assisted Learning (CAL).
b. Computer Based Training (CBT).
c. Computer Assisted Instruction (CAI)
Berdasarkan peran teknologi yang digunakan, Bahan Ajar Non-Cetak
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, antara lain :
a. Technology Based Learning Material (Bahan Ajar berbasis Teknologi) yang
meliputi Bahan ajar dengar atau Audio Information Technologies (radio, audio
tape/kaset, piringan hitam, Audio Compact Disc, voice mail telephone, dan
sebagainya) dan Bahan ajar pandang dengar atau Video Information
Technologies (video tape, video text, video compact disc, film, dan sebagainya).
b. Computer Assisted Learning (CAL) material yaitu bahan ajar yang
menggunakan komputer sebagai alat bantu, misalnya penggunaan komputer
dalam menyampaikan Media Pembelajaran Presentasi (Presentation Slide),
penggunaan komputer dalam mengelola laboratorium bahasa, dan sebagainya
c. Computer Based Learning (CBL) material yaitu bahan ajar yang sepenuhnya
menggunakan komputer secara terintegrasi, misalnya Bahan ajar interaktif
(interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction),
compac disk (CD) multimedia, software pembelajaran interaktif, dan
sebagainya.
d. Information and Communication Technology (ICT) based learning material,
atau lebih dikenal dengan Bahan Ajar berbasis TIK/ICT, yaitu bahan ajar yang
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan telah mengacu
pada Technology e-learning dan Data Information Technologies. Contoh :
Internet based tutorial, distance learning, e-library, bulletin board, e-book,
jurnal online, online module dan sebagainya).

Peran penting Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dalam proses pembelajaran


didasari oleh karakteristik Bahan Ajar yang lebih kompleks dibanding jenis bahan
8

ajar lain. Beberapa karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dapat dikemukakan
antara lain :
a. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan
atau computer network).
c. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi
menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar
mandiri
d. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana
saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
e. Memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara interaktif
dapat dilihat setiap saat di komputer.
Adapun Keunggulan Terkini yang dimiliki oleh Bahan Ajar berbasis TIK/ICT
dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta
mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang dibahas .
b. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar sewaktu-waktu karena bahan ajar
dapat tersimpan di komputer.
c. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadual melalui jaringan, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
d. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan

berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan
waktu.
e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi dan berinteraksi melalui
fasilitas-fasilitas internet yang dapat dilakukan secara kelompok atau group.

E. Manfaat Bahan Ajar Noncetak (ICT)


Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur,
memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya da-lam pendidikan
terbuka dan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan murid dapat berkomunikasi dengan
mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat mengguakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan
terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.
3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya,
ia dapat melakukan akses di internet.
5. Baik guru maupun siswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif .
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja , bagi mereka yang bertugas
di kapal,di luar negeri, dan sebagainya.

10

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak (Berbasis ICT) dengan model 4D
Rancangan pengembangan bahan menurut pengembangan model Four-D seperti yang
dikemukakan oleh Thiagarajan (Triyanto, 2010: 94) yang terdiri atas empat tahap, yaitu
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develope), dan penyebaran
(dissemination).
1. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penelitian diawali dengan perencanaan bahan ajar cetak.
Adapun langkah-langkah pengembangan bahan ajar cetak digambarkan pada Gambar.
11

Pembelajaran fisika

Define

Analisis Analisis
pesertaKurikulum
didikAnalisis materi

Design
Validasi ahli

Prototipe Awal

Valid
Revisi

Prototipe Akhir
Develop

Ya
Uji Coba Lapangan

Analisis Hasil Uji Coba

Bahan ajar modul Yang Valid, Praktis, dan Efektif

Dissemination

rbatas penggunaan perangkat di sekolah lain

a. Tahap Pendefinisian (Define)


Tahap Pendefinisian merupakan langkah awal dalam penelitian pengembangan. Halhal yang dilakukan pada tahap analisis yaitu mengidentifikasi suatu perbedaan antara apa
yang perlu ada dan apa yang idealnya atau yang diinginkan. Terdapat banyak kebutuhan
pengajaran, maka perlu diadakan prioritas. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan yakni
analisis kurikulum, analisispeserta didik, dan analisis materi.
1) Analisis kurikulum
Langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah menganalisis bahan ajar
bagaimana yang cocok untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013 untuk materi yang
dipilih. Hal tersebut meliputi kegiatan mendiskripsikan pembelajaran yang ada di
kurikulum. Kemudian melakukan analisis masalah yang terdapat pada bahan ajar yang
digunakan oleh guru di sekolah. Dari hasil analisis ini diperoleh informasi mengenai
bagian-bagian yang perlu dikembangkan.
2) Analisis peserta didik
Menurut Suparman (2004:34), melakukan analisis dengan mengidentifikasi
karakteristik peserta didik adalah sangat penting sekali sebelum menentukan tujuan
pembelajaran, karena heterogennya peserta didik. Analisis peserta didik berupa telaah
12

karakteristik peserta didik yang meliputi perkembangan pengetahuan, sikap terhadap


topik pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif, keterampilan penyelesaian
masalah, latar belakang pengetahuan dan sosial budaya siswa. Analisis inilah yang
akan dijadilkan kerangka acuan dalam menyusun bahan ajar. Lembar wawancara
peserta didikdigunakan instrumen non tes untuk pengungkapan data yang diperlukan
dalam menganalisis masalah pembelajaran yang dialami peserta didik.
3) Analisis Materi
Analisis materi merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secarasistematis serta mengaitkan konsep secara relevan.
Analisis materi ditujukan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusunnya secara
sistematis konsep-konsep utama dari materi usaha dan energi. Analisis materi sesuai
dengan KI dan KD yang harus dicapai peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan
untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benarmenunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Feist (2010: 331) menjelaskan bahwa sebelum mentransformasikan materi
pembelajaran kepada peserta didik, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi
pembelajaran. Adapun hal-hal yang mesti dilakukan dalam menganalisis materi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam KI dan KD. Aspek tersebut
perlu ditentukan, karena setiap aspek pada KI dan KD memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi yang akan diajarkan perlu
diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di
samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis guru akan mendapatkan ketepatan
dalam metode pembelajarannya. Karena, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Cara
yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
diajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang KD yang harus
dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada KD, akan mudah untuk mengetahui
apakah materi yang harus disajikan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek
sikap, atau keterampilan. Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi
pembelajaran apakah termasuk aspek pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur), aspek sikap dan aspek keterampilan sesuai dengan kurikulum 2013.

13

3) Memilih jenis materi yang sesuai dengan KI dan KD yang harus dikuasai peserta
didik.
4) Berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Artinya, konsep hirarki kebutuhan yang
diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah
harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
5) Berorientasi pada perkembangan peserta didik.
6) Masalah absolescence yang menyangkut validitas dan signifikansi isi kurikulum.
Absolescence menjadi

persoalan

dalam

kaitan

pesatnya

perkembangan

IPTEK. Absolescence tersebut dapat terjadi pada fakta, konsep dasar, dan teoriteori di mana fakta diorganisasi dan diinterpretasi.
7) Materi mesti konsisten. Jika KD yang harus dikuasai peserta didik ada 2 macam,
maka materi yang harus diajarkan juga meliputi 2 macam atau lebih.
Jadi analisis materi meliputi identifikasi, rincian dan susunan sistematis konsepkonsep untuk menyusun setiap bagian bahan ajar cetak. Konsep pelajaran yang
digunakan dalam penelitian pengembangan bahan ajar cetak sesuai dengan kurikulum
2013.
b. Tahap Perancangan (Design)
Sebelum bahan ajar cetak dikembangkan, maka dilakukan perencanaan terlebih
dulu. Pada tahap perancangan dibuat kisi-kisi untuk instrumen penilaian validasi,
efektifitas, dan praktikalitas bahan ajar cetak. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar. Pada tahap ini
dilakukan 2 fase yaitu penilaian ahli dan uji pengembangan. Fase penilaian ahli dilakukan
penilaian oleh para ahli dan praktisi untuk memperoleh bahan ajar modul yang valid.
Kemudian fase kedua yaitu uji pengembangan meliputi praktikalitas dan efektifitas.
Langkah-langkahnya dijelaskan sebagai berikut.
1)

Tahap validasi
Kata valid berarti tepat, sahih, benar, dan absah. Pada fase ini dilakukan
kegiatan validasi terhadap bahan ajar. Untuk mengetahui apakah bahan ajar modul
tersebut valid atau tidak maka dilakukan validasi. Validasi dilakukan oleh pakar atau
praktisi. Selanjutnya hasil dari validasi dianalisis untuk digunakan sebagai landasan
penyempurnaan atau revisi perangkat awal pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh bahan ajar yang valid.

14

Validasi yang dilakukan terhadap bahan ajar cetak ini meliputi empat validasi,
yaitu:
a) Validasi isi, yaitu apakah bahan ajar cetak yang disusun sesuai dengan pemilihan
kompetensi pokok.
b) Validasi konstruk, yaitu kesesuaian komponen-komponen bahan ajar cetak dengan
unsur-unsur pengembangan yang sudah ditetapkan.
c) Validasi bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang sesuai dengan EYD.
2)

Tahap praktikalitas
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian prototipe penggunaan bahan ajar cetak
oleh peserta didik dan guru, yaitu melaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang
telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Disini dilakukan uji coba produk yang
bertujuan untuk mendapatkan tingkat kepraktisan dari bahan ajar yang dikembangkan.
Tingkat kepraktisan penggunaan bahan ajar cetak oleh guru dapat dilihat dari daya
tarik penggunaan, proses pengembangan, kemudahan penggunaan, keberfungsian dan
kegunaan perangkat dalam proses pembelajaran, reliabilitas, dan nilai ekonomis dari
perangkat.

3)

Tahap efektifitas
Pada tahap ini dilakukan evaluasi apakah prototipe dapat digunakan dengan
harapan dan efektif untuk meningkatkan aktivitas dan kompetensipeserta didik. Aspek
efektifitas kompetensi yang diamati meliputi tingkat ketercapaian peserta didik pada
kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilandalam penyelesaian masalah
peseserta didik setelah proses pembelajaran. Sedangkan, aspek efektifitas berupa
aktivitas siswa diamati saat proses pembelajaran berlangsung oleh observer.

c. Tahap Peyebaran (Dessiminate)


Tahap ini merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada
skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, atau oleh guru lain. Tujuan
penyebaran ini adalah untuk menguji praktikalitas dan efektivitas penggunaan perangkat
di dalam pembelajaran.
2. Uji Coba Produk
Uji coba produk yang dimaksud untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kepraktisan dan keefektifan produk yang dihasilkan.
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan bahan ajar cetak di
15

kelas, sedangkan uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengembangan bahan ajar.

B. Matriks Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak (Berbasis ICT) dengan model 4D
Jenis
Audio

Prosedur 4D
1. Melakukan analisis (Define)
a. Analisis awal akhir
b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis materi
d. Analisis tugas
e. Tujuan pembelajaran khusus
2. Melakukan desain (Design)
a. Membuat naskah audio
b. Pemilihan media (Kaset, piringan hitam, CD, radio,
harddisk, flasdisk, memory card)
c. Pemilihan format media audio (tergantung pada media
yang dipilih)
3. Melakukan pengembangan (Development)
a. Rancangan awal (produk audio sebelum divalidasi)
b. Penilaian ahli (ahli media dan ahli materi)
c. Uji pengembangan
4. Melakukan penyebarluasan (Determinate)
a. Pengujian efektivitas
b. Pengemasan
c. Penyebarluasan

Video
Visual

atau

Audio 1. Melakukan analisis (Define)


a. Analisis awal akhir
b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis materi
d. Analisis tugas
e. Tujuan pembelajaran khu-sus
2. Melakukan desain (Design)
a. Membuat sinopsis materi (naskah)
16

b. Membuat storyboard
c. Pemilihan media (CD, harddisk, flasdisk, memory
card)
d. Pemilihan format media video (tergantung pada media
yang dipilih)
3. Melakukan pengembangan (Development)
a. Rancangan awal (shooting)
d. Penilaian ahli (ahli media dan ahli materi)
e. Uji pengembangan (vali-ditas dan praktikalitas)
4. Melakukan penyebarluasan (Disseminate)
d. Pengujian efektivitas
e. Pengemasan
Multime-dia

f. Penyebarluasan
1. Melakukan analisis (Define)
a. Analisis awal akhir
b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis materi
d. Analisis tugas
e. Tujuan pembelajaran khu-sus
2. Melakukan desain (Design)
a. Membuat storyboard
b. Pemilihan media (CD, web)
c. Pemilihan format media multimedia (tergantung pada
media yang dipilih)
3. Melakukan pengembangan (Development)
a. Rancangan awal (prototype)
b. Penilaian ahli (ahli media dan ahli materi)
c. Uji pengembangan (vali-ditas dan praktikalitas)
4. Melakukan penyebarluasan (Disseminate)
a. Pengujian efektivitas
b. Pengemasan
c. Penyebarluasan

C. Memanfaatkan Bahan Ajar


17

Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu:
1. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
a. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan
materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan
penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak,
baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
b. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian
suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru
kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam
pula.
c. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran
termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama
orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
d. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi
berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa
paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan
konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes,
e. Strategi

penyampaian

materi

pembelajaran

prinsip,

termasuk

materi

pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema,
dsb.
f. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa
dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham
atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkahlangkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
2. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau
dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau

18

berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi


pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
a.

Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase).
Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi
pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya
nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama
bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi
pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat
diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting
siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945,
definisi saham, dalil Archimides, dsb.

b. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau


dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses
pembelajaran

siswa perlu

memiliki kemampuan untuk

menggunakan,

menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan


fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan
keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil,
atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk
menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah
untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur
adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah
berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa
berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang
pentingnya bersikap hemat.
c. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan
cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat
belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi
kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang
siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa
paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu
memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur
kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
19

Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan
memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih
menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih
melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam
teknologi non-cetak.

2.

Pemanfaatan bahan ajar cetak dalam proses pembelajaran disuatu kelas dapat
dilakukan pada sistem pembelajaran individual maupun klasikal.

B. Saran
Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para peserta
didik serta guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih
diingat kelak oleh subjek belajar. Oleh sebab itu, guru harus mampu memahami pemanfaatan
pengembangan bahan ajar sesuai dengan model pengembangannya.
20

DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode
Pembelajaran Yang menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
Belawati, Tian. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Direktorat Pembinaan SMA.2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Pembinaan SMA. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal
Managemen Pendidikan dasar dan Menengah: Depdiknas.

21

Anda mungkin juga menyukai