Anda di halaman 1dari 41

Tugas 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


PERAN, PRINSIP, JENIS BAHAN AJAR DAN MATRIKS PERBEDAAN BAHAN AJAR
CETAK DAN NON CETAK

Oleh
RISKA WAHYUNI
15175036

DOSEN :
Prof. Dr. Festiyed, M.S

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pertama Pengembangan Bahan
Ajar mengenai peran, prinsip, jenis bahan ajar dan matriks perbedaan bahan ajar cetak dan
non cetak. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak
terutama penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed,
MS.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi materi
maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut dan
mengharapkan masukan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Padang , Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4
A. Pengertian Bahan Ajar..................................................................................4
B. Prinsip Bahan Ajar........................................................................................5
C. Peran Bahan Ajar........................................................................................10
D. Jenis Bahan Ajar..........................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................23
A. Matriks Perbedaan Prinsip, Peran dan Jenis Bahan Ajar Cetak dan Non
Cetak...................................................................................................................23
B. Matriks Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak..........25
C. Matriks Kebutuhan Bahan Ajar dengan Indikator keterampilan Proses
( Menganalisis Buku Guru Kurikulum 2013).....................................................27
D. Matriks Analisis Buku Guru dan Buku Siswa............................................30
E. Tabel Pembelajaran dengan Pendekatan Scientifik berserta contoh bahan
ajarnya................................................................................................................31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................34
A. Kesimpulan.................................................................................................34
B. Saran............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................37
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, sebenarnya kegiatannya berada pada kondisi yang
unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja masing-masing pihak berada dalam suasana
belajar. Jadi guru walaupun dikatakan pengajar sebenarnya tidak langsung juga melakkan
belajar.Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan ajar karena
digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan dari proses
belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil
pengajaran.
Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran
dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi
lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara
tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL yang diharapkan, perlu
didukung oleh berbagai standar lainnya, antara lain standar proses dan standar pendidik dan
tenaga kependidikan.
Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai
manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang
dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin
tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan
kebiasaan belajar. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran
dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. Menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi .( lampiran 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 81 A
Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum lampiran 4 pedoman umum pembelajaran hal
8 ).
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;

2) relevansi dengan karakteristik daerah,


3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
(lampiran 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 81 A Tahun
2013 tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran hal 10).
Untuk itulah diperlukannya pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat
dan mengembangkan berbagai jenis bahan ajar.
Bahan ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai
bahan untuk disajikan dalam proses pembelajara. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya
berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan
dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan
demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengerahuan, nilai, sikap,
tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi dan ilustrasi berupa fakta, konsep,
prinsip dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk
mencapat tujuan pembelajaran. ( Rahmat Hasan, 2014)
Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan
ajar hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam
proses pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih
banyak sumber bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku
dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar lainnya
dapat didapatkan dari internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif, lingkungan dan masih
banyak lagi yang digunakan sebagai sumber belajar.
Dengan pengetahuan-pengetahuan mengenai bahan ajar tersebut guru dapat
melakukan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasilnya adalah siswa

dapat mencapai kompetensi yang dibutuhkan.Dan pada makalah ini akan

dibahas

penjelasan lebih rinci tentang prinsip, peran dan jenis bahan ajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip, peran dan jenis bahan ajar?
2. Bagaimana analisis matriks perbedaan prinsip, peran, dan jenis bahan ajar
cetak dan non cetak?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prinsip, peran dan jenis bahan ajar.
2. Menganalisis matriks perbedaan prinsip, peran dan jenis bahan ajar cetak
dan non cetak.
3. BAB II
4. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bahan Ajar


5.

Bahan ajar atau materi pembelajaran adalah segala hal yang

digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses
pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus, buku
bacaan, buku kerja, atau fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa berupa koran, paket
makanan, foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli,
instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, tugas tertulis atau kartu atau juga
diskusi antar siswa. (Akhmad Sudrajat, 2008)
6.
Dan E. Mulyasa ( 2006 ) menjelaskan bahan ajar atau materi
pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.
7.

Sedangkan menurut Zulkarnaini (2009) Bahan ajar adalah segala

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar memiliki posisi amat
penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan
guru di depan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus

disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam
bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya
menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam
belajar atau membelajarkan siswa.
8. Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung
dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai
sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan
bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya
adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya.
Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku,
khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi,
standar materi dan indikator pencapaian. (Rahmat Hasan, 2014)
9. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan
pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap.
Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik
pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi
kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu
memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa. (Rahmat Hasan, 2014)
10.
B. Prinsip Bahan Ajar
1. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
11. Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan
prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (2004) pada makalahnyamenjelaskan
bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar
atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi,
dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai
berikut:
a. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan
KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru
akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,

konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga


pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang
tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
b. Prinsip konsistensi, artinya keajegan.

Artinya

ada

kesesuaian

(jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi


dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa,
bahan yang dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.
c. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga
yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
12. Sedangkan pada

Prisnamasari (2014), Pengembangan bahan ajar

memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut :


a. Mulai dari yang Mudah untuk Memahami yang Sulit, Dari yang
Kongkret untuk Memahami yang Abstrak.Siswa akan lebih mudah
memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang
mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di
lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka
mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di
tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk
berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b. Pengulangan akan Memperkuat Pemahaman.Dalam

pembelajaran,

pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep.


Walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan
lebih berbekas pada ingatan siswa. Umpan balik positif akan memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa.Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang
sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru
terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang

guru seperti ya benar atau ya kamu pintar atau,itu benar, namun akan
lebih baik kalau begini... akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa
bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu,
jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam
melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar
siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain
dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan
manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat
siswa senang belajar, dan lain-lain.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.Pembelajaran adalah suatu proses yang
bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi
yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak
tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka
guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai
dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.Dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu
perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan
dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan
tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai
kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian
dari prinsip belajar tuntas
13.
2. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
14.

Dan pada Prisnamasari (2014), dalam pemilihan Bahan ajar dibagi

menjadi 5 macam :
7

a. Pemilihan Bahan Ajar Cetak


15. Secara umum, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan
ajar cetak yaitu kita harus memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya,
apakah sesuai dengan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi peserta didik atau tidak dan jangan sampai bahan ajar yang kita pilih
terkandung materi yang kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi
menu peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
16.
17.
1) Pemilihan Handout
18.

Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar

handout adalah sebagai berikut:


a) Substansi materi yang disajikan harus memiliki relevansi
dengankompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b) Materi memberikan penjelasan secara lengkap.
c) Padat pengetahuan
d) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e) Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
f) Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
2) Pemilihan Buku Teks Pelajaran
a) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dikuasi oleh peserta didik.
b) Materi dalam buku lengkap, paling tidak mampu memberikan
c)
d)
e)
f)

penjelasan secara lengkap.


Padat pengetahuan dan jelas secara keilmuan.
Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kalimat yang disajikan singkat dan jelas
Penampilan fisik bukunya menarik atau menimbulkan motivasi

untuk membaca.
19.
3) Model/ Maket
20.

Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih model / maket

sebagai bahan ajar antara lain: memiliki relevansi dengan materi yang akan
diajarkan dan memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak
terlalu berat, sehingga dapat dipindahkan oleh satu orang.
21.
b. Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak
8

1) Pemilihan Bahan Ajar Audio


a) Substansi materi yang disajikan dalam radio/kaset harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik.
b) Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c) Direkam terlebih dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
d) Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e) Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.
22.
2) Pemilihan Bahan Ajar Audio Visual
c. Substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus
memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
d. Alur cerita yang ada merupakan sajian yang menarik dan
diturunkan dari standar kompetensi/kompetensi dasar dalam
kurikulum.
e. Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik, sehingga peserta
didik tertarik untuk mempelajarinya.
f. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
g. Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
h. Pilih video/film yang sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi
diskusi, atau suatu percobaan.
23.
4) Pemilihan Bahan Ajar Multimedia Interaktif
24.

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih

bahan ajar interaktif, antara lain:


a. Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus
memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
b. Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Penyajiannya menarik.
25.
C. Peran Bahan Ajar

26.

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas

dalam upaya pewujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur,


yaitu unsur

raw

input (siswa)

yang

akan

diproses/dibentuk

kompetensinya, instrumental input (terdiri dari tujuan, materi berupa bahan ajar,
media dan perangkat evaluasi) yang berfungsi sebagai perangkat yang akan
memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan (environmental
input), seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang turut
mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi. (Ian Konjo, 2013)
27.

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat An-Nahl ayat yang

berbunyi 125,
28.

29.

Artinya: 125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
30.

Bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan demikian

menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, hal tersebut karena bahan
ajar merupakan materi yang akan disampaikan/disajikan. Tanpa bahan ajar
mustahil pembelajaran akan terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar
dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan akan menentukan tercapai
tidaknya tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran yang diharapkan. (Ian Konjo,
2013)
31.

Berdasarkan uraian tersebut, Ian Konjo (2013) menjelaskan bahan

ajar merupakan inti dari kurikulum yang berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan
dalam proses pembelajaran. Secara lebih rinci, peran bahan ajar bagi guru, siswa
dan pihak terkait:

10

1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
2)

Peran bahan pembelajaran bagi guru


Wawasan bagi guru untuk pemahaman substansi secara komprehensif
Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
Mempermudah guru dalam mengorganisasikan pembelajaran di kelas
Mempermudah guru dalam penentuan metoda pembelajaran yang
tepat serta sesuai kebutuhan siswa
Merupakan media pembelajaran
Mempermudah guru dalam merencanakan penilaian pembelajaran.
Peran bahan pembelajaran bagi siswa
a) Sebagai pegangan siswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk
mencapai kompetensi yang dicanangkan.
b) Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang
disampaikan oleh guru di kelas.
c) Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan
materi yang harus dikuasai.
d) Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi
tertentu.
e) Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara
mandiri.
32.
Peran pembelajaran bagi pihak terkait
a) Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan

3)

pembelajaran yang dibutuhkan guru dan murid di sekolah.


b) Dapat meberi masukan kepada guru atau penyusun

bahan

pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan


kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya.
c) Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat
pembelajaran lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan
bahan pembelajaran oleh siswa.
d) Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap guru yang
secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran.
33.
34. Tabel 1. Peranan Bahan Ajar
35.
36. Peranan Guru
37. Peranan Bagi Siswa
N
38.

39.

Menghemat waktu guru dalam


mengajar

11

40.

Siswa dapat belajar tanpa


harus ada guru atau teman
siswa yang lain

41.

43.

48.

Mengubah peranan guru dari


seorang
pengajar
menjadi
seoarang fasilitator
Meningkatkan
proses
pembelajaran menjadi efektif dan
interaktif
-

51.

52.

42.

2
44.

45.

3
47.

46.

49.

4
50.

5
53.

Siswa dapat belajar kapan saja


dan dimana saja yang ia
hendaki
Siswa dapat belajar sesuai
dengan kecepatan sendiri
Siswa dapat belajar menurut
urutan yang dipilihnya sendiri
Membantu potensi siswa
untuk menjadi pelajar mandiri

D. Jenis Bahan Ajar


54.

Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan.

Menurut Koesnandar (2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari
dua jenis antara lain: (a) bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar, seperti
buku, handouts, LKS dan modul; (b) bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat
dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping, koran, film, iklan atau berita.
Koesnandar juga menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya, maka bahan ajar
yang dirancang terdiri atas tiga kelompok yaitu bahan presentasi, bahan referensi,
dan bahan belajar mandiri.
55.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas (2008) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat
kategori, yaitu bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar
kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket. Bahan
ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
Bahan ajar pandang dengar ( audio visual) seperti video compact disk, dan film.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif dan bahan ajar berbasis web (web based learning material).
56.
Menurut E. Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar atau
materi pembelajaran antara lain:
1.

Bahan ajar cetak (Printed)


57. Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika

bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan

12

beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt,


(1994) yaitu:
a) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan
bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana
yang sedang dipelajari.
b) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
c) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
d) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi
individu.
e) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.
f) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai
besar
h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
58.

Menurut Bandono (2009) penyusunan bahan ajar cetak

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a)
b)
c)
d)
e)
f)

Susunan tampilan
Bahasa yang mudah
Menguji pemahaman
Stimulan
Kemudahan dibaca
Materi instruksional
59. Banyak sekali jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan dalam proses

pembelajaran, antara lain adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan siswa,
model (maket), poster dan brosur.
a) Handout
60.

Menurut Andi Prastowo (2012) handout merupakan bahan

pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.
Pada umumnya handout berfungsi untuk membantu peserta didik agar tidak perlu
mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai bahan rujukan peserta
didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok
materi yang diajarkan, memberi umpan balik dan menilai hasil belajar.
61.
b) Modul

13

62.

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar

peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
Kompetensi yang akan dicapai
Content atau isi materi
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Evaluasi
Balikan terhadap hasil evaluasi
63.

Pembelajaran dengan modul juga memungkinkan peserta didik

yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu
atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Selain itu,
juga meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa
tergantung kepaga kehadiran pendidik.
64.
c) Buku Teks (Buku Guru dan Buku siswa )
65.
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan
tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari
pengarangnya yang disusun secara sistematis berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Buku

teks

berguna

untuk

membantu

pendidik

dalam

melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang


berlaku, menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran
dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
66.
Buku Panduan Guru Untuk Mata Pelajaran IPA disusun
untuk mempermudah dan memperjelas penggunaan buku bagi peserta
didik yang diterbitkan oleh Pemerintah. Buku ini terdiri atas dua bagian.
Bagian pertama berisi tentang petunjuk umum pembelajaran IPA,
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, serta penilaian dalam
pembelajaran IPA. Bagian kedua menguraikan strategi pembelajaran IPA
tiap topik, sesuai Kurikulum 2013 dan buku peserta didik. Uraian setiap
topik disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Pada setiap tatap muka

14

berisi materi pengayaan untuk guru beserta potensi miskonsepsi pada


peserta didik pada topik itu, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya.
67.
Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan
guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap
materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru
mendapatkan

gambaran

terhadap

rumusan

indikator

pencapaian

kompetensi dasar (terutama untuk KD pada KI III dan KI IV). Sebagai


muaranya, panduan pembelajaran IPA ini diharapkan dapat membantu
guru dalam memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara
optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan tertentu.
68.
Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, buku

siswa

disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara terpadu dan utuh,


sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya harus
dilanjutkan

sampai

membuat

siswa

terampil

dalam

menyajikan

pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, dan bersikap


sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang
dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
69.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan
pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan
untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di
sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku
ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan
sosial dan alam.
70.
d) Lembar Kegiatan Siswa
71.
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam

15

lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. LKS
berfungsi untuk meminimalkan peran pendidik dan mengaktifkan peran
peserta didik, mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang
diberikan dan kaya akan tugas untuk berlatih.
72.
73.
e) Model (Maket)
74.
Model (maket) merupakan bahan ajar yang berupa tiruan
benda nyata untuk menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui,
apabila menghadirkan objek atau benda tersebut langsung ke dalam kelas,
sehingga nuansa asli dari benda tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta
didik tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga pembelajaran menjadi
lebih bermakna
75.
f) Brosur
76.

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah

yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan
singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur
dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat
menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis.
Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat
satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah
menarik minat peserta didik untuk menggunakannya
77.
g) Foto/Gambar
78.

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan

dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu
atau lebih kompetensi dasar.

16

79.

Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien

menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari


pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%,
dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat
30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan
tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau
bahan tes
80.
h) Leaflet
81.

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched

(Websters New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran
yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet
didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih KD.
82.
i) Diagram
83.

Diagram adalah suatu gambaran sederhana uang dirancang untuk

memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Bahkan


diagram lebih unggul daripada bagan. Sebuah diagram yang baik adalah sangat
sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
84.
j) Grafik
85.

Grafik mungkin dapat didefenisikan sebagai penyajian data

berangka. Suatu table gambar dapat mempunyai nilai informasi yang sangat
berfaedah, namun grafik dari data yang sama menggambarkan intisari informasi
sekilas akan lebih efektif. Lebih jauh, grafik menggambarkan hubungan penting
dari suatu data.Grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari sejumlah
tabulasi data yang tersusun dengan baik.
86.
k) Poster

17

87.

Poster yang baik harus dinamis, menonjolka kualitas. Poster harus

sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terinci, harus cukup
kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaannya.
88.
Pada prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan
dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran
besar, bertujuan untuk menarik perhatian,membujuk, memotivasi atau
mmperingatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Disain sebuah
poster adalah merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika.Berbgaia

2.

warna yang mencolok dan kontras seringkali dipakai dalam poster.


89.
Bahan Ajar Non Cetak
a) Bahan Ajar Dengar (Audio)
90.

Audio adalah sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengar,

dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik


verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal (musik,
instrumen, dsb). Program audio dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
individual, berkelompok, maupun massal. Tetapi pembelajaran yang menggunakan
bahan ajar dengar akan kurang efektif jika didalam sekolah tersebut dihadapkan
dengan peserta didik yang mengalami gangguan pada pendengarannya. Karena
peserta didik yang mengalami gangguan tersebut akan sangat merasa kesulitan
dalam mengikuti pelajaran dengan cara mendengar dan memahami. Beda halnya
dengan peserta didik yang normal atau tidak mengalami gangguan dalam
pendengarannya, maka peserta didik tersebut bisa mengikuti pelajaran dengan
mudah khususnya ketika guru menggunakan bahan ajar dengar. (Sukitman, 2014)
91.
b) Bahan Ajar Pandang Dengar (Audiovisual)
92.

Bahan ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang

mengombinasikan dua materi, yaitu visual dan auditif. Materi auditif ditujukan
untuk merangsang indra pendengaran sedangkan visual untuk merangsang indra
penglihatan. Dengan kombinasi keduanya, pendidik dapat menciptakan proses
pembelajaran yang lebih berkualitas.Hal itu berdasarkan bahwa peserta didik
cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika

18

mereka tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra
pendengaran saja.
93.
Bahan ajar pandang dengar mampu memperlihatkan secara nyata
sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi
mungkin dilihat. Selain itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan
peserta didik memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang dengar antara lain
adalah video dan film.
94.
c) Bahan Ajar Interaktif (Interactive Teaching Material)
95.

Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yag mengombinasikan

beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat
interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Bahan ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah
antara bahan ajar dan penggunanya, sehinnga peserta didik akan terdorong untuk
lebih aktif.
96.

Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif,

yang dalam proses pembuatan dan penggunaannya tidak dapat trelepas dari
perangkat komputer. Maka dari itu, bahan ajar interaktif juga termasuk bahan ajar
berbasis komputer.
97.
98.
99.
100.
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Jenis Bahan Ajar Noncetak
101.
Jeni
103.
Kekurangan
s Bahan
102.
Kelebihan
Non Cetak
Ajar
1. Penggunaan
1. Membutuhkan alat yang
proyektor yang dapat
khusus untuk
dioperasikan dapat di
mengoperasikannya.
104.
OH
kontrol langsung oleh 2. Proyektornya terlalu besar
T
pengajar.
jika dibandingkan dengan
105.
(Ove 2. Hanya membutuhkan
proyektor lainya.
rhead
sedkit persiapan
106.
Tran 3. Persiapan mudah dan
sparancies)
murah.
4. Khususnya
bermanfaat untuk
kelas besar
107.
Jeni
108.
Kelebihan
109.
Kekurangan

19

s Bahan
Ajar

110.

111.

117.

Non Cetak

1. Mudah dipersiapkan
dengan menggunkan
tape biasa.
2. Dapat diaplikasikan
dihampir semua mata
pelajaran
3. alat yang digunakan
kompak, mudah
Audi
dibawa, dan mudah
o
dioperasikan.
4. Fleksibel dan mudah
diadaptasi, baik
secara sendiri atau
terkait dengan bahanbahan lainnya.
5. Mudah diperbanyak
dan murah.
1. Bermanfaat untuk
112.
menggam
barkan gerakan,
113.
keterkaita
n, dan memberikan
dampak terhadap
topik yang dibahas.
Vide
2. Dapat diputar ulang.
o
3. Dapat dimasukan
teknik film lain,
seperti animasi.
4. Dapat
dikombinasikan
antara gambar diam
dengan gerakan.
Slide 1.
Slide
- Berwarna dan
subjeknya asli.
2.
Muda
h direvisi dan
diperbaharui.
3.
Dapa
t dikombinasikan
dengan audio.
4.
Dapa
t dimanfaatkan untuk
118.
kelompok atau

20

1. Ada kecenderungan
penggunaannya berlebihan.
2. Aliran informasi yang
disampaikan sangat fixed.

1. Ongkos produksinya
114.
mahal.
2. Tidak kompatibel untuk
115.
beragam
format video.
116.

1. Membutuhkan alat khusus


untuk mengoperasikannya.
2. Sekuen dapat terganggu
119.
jika
dioperasikan secara
120.
individual.

7.
1.

individu
1. Interaktif dengan
siswa.
2. Dapat diadaptasi
sesuai kebutuhan
siswa.
3. Dapat mengontrol
121.
Com
hardware media lain.
puter Based
122.
Mate
rial

1. Memerlukan computer dan


pengetahuan programmer.
2. Membutuhkan hardware
khusus untuk proses
123.
pengembangan
dan
124.
penggunaannya
.
3. Hanya efektiv bila
125.
digunakan
untuk
126.
penggunaan
seseorang
127.
atau beberapa
orang dalam kurun waktu
tertentu.

128.
BAB III
129.
PEMBAHASAN

A. Matriks Perbedaan Prinsip, Peran dan Jenis Bahan Ajar Cetak dan Non
Cetak
130.

Berikut ini merupakan matriks perbedaan antara bahan ajar cetak

dan non cetak dengan aspek pembeda prinsip, peran dan jenis bahan ajar
131.
132.
Tabel 3. Matriks Perbedaan Bahan ajar cetak dan non cetak
133.
N

134.
Aspek
Pe
mb
ed
a
138.
Prinsip

135.

Bahan Ajar Cetak

136........................................................................

1.
2.

Dapat mencapai tujuan.


Sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta maupun lembaga.
3. Memberikan kemudahan kepada peserta
dalam memahami isi/uraian materi.
4. Kebenaran isi/konsep, bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan konsep
materi.
5. Ketuntasan/keutuhan dalam belajar, bahan

21

1. Dapat mencapai tujuan.


2. Sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
maupun lembaga.
3. Memberikan kemudahan kepada peserta
memahami isi/uraian materi.
4. Kebenaran isi/konsep, bahan ajar yang dikemb
harus sesuai dengan konsep materi.
5. Ketuntasan/keutuhan dalam belajar, bahan aja
dikembangkan haruslah utuh untuk me

1.
2.

142.
Peran

4.
3.

145.
Jenis

ajar yang dikembangkan haruslah utuh untuk


mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
6. Kesederhanaan dalam penyajian. Sajian
materi dalam bahan ajar hendaknya dikemas
dengan bahasan yang sederhana dan tidak
komplek sehingga materi mudah dipahami.
7. Keseimbangan dalam halaman. Cakupan
kompetensi yang banyak hendaknya dibahas
dalam banyak halaman.
8. Ketegasan dalam penyajian pesan. Pesan
yang disampaikan harus jelas dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
9. Keindahan tampilan. Agar pembaca tidak
bosan membaca, tampilan bahan ajar
dikemas semenarik mungkin.
10. Komunikatif dalam penyampaian pesan.
11. Memuat unsur hiburan bagi pembacanya.
139.
1. Sebagai bahan yang tak terpisahkan dari
buku utama.
2. Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku
utama.
3. Dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
4. Dapat dijadikan sebagai bahan yang
mengandung penjelasan tentang bagaimana
mencari
penerapan,
hubungan,
serta
keterkaitan antara satu topik dengan topik
lainnya.
5. Menghemat waktu guru dalam mengajar.
6. Mengubah peran guru dari seorang pengajar
menjadi seorang fasilitator.
7. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi
lebih efektif dan interaktif.
143.
146. Handout, Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
Modul, Brosur Atau Leaflet, Wallchart, Foto/Gambar,
Model/Maket, Buku Teks, Petunjuk Belajar
148.
149.
Dari tabel di atas, dapat dilihat

kompetensi yang dipersyaratkan.


6. Kesederhanaan dalam penyajian. Sajian materi
bahan ajar hendaknya dikemas dengan bahasa
sederhana dan tidak komplek sehingga materi
dipahami.
7. Ketegasan dalam penyajian pesan. Pesan
disampaikan harus jelas dan tidak menim
penafsiran ganda.
8. Komunikatif dalam penyampaian pesan.
9. Memuat unsur hiburan bagi pembacanya.
140.

1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan


tampak oleh mata. Contohnya penggunaan
pembelajaran tentang perkembangan sel.
2. Menyajikan benda atau peristiwa yang letakny
atau sudah terjadi. Contohnya pemutaran film t
terjadinya gempa dan tsunami.
3. Menyajikan peristiwa yang komplek atau
terjadinya sesuatu. Contohnya penggunaan mult
interaktif untuk menyajikan proses terjadinya
metamorfosis kupu-kupu, siklus kehidupan kata
lain-lain.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang berb
Contohnya menampilkan gambar atau film t
harimau, ular, dan peristiwa terjadinya petir.
5. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam
karena menggunakan berbagai media pembe
yang bervariasi.
147. Program Audio Pembelajaran (Kaset),
Pembelajaran (VCD, DVD), Multimedia Interaktif, Dan
Ajar Online.
bahwa bahan ajar cetak dan bahan

ajar non cetak tidak memiliki perbedaan prinsip yang signifikan.Akan tetapi pada
bahan ajar cetak, lebih ditampilkan keindahan dan keseimbangan halaman.Hal ini
dimaksudkan agar bahan ajar cetak tidak menimbulkan kebosanan pada pembaca.

22

150.

Peran bahan ajar cetak lebih dapat mengehemat waktu guru dalam

pembelajaran, namun kurang dapat memberikan contoh yang nyata pada anak
didik yang dalam hal ini peran bahan ajar non cetak dapat menanggulanginya.
Pada hakikatnya, peran bahan ajar ctak dan non cetak saling melengkapi agar
proses belajar mengajar berjalan lebih lancar.
151.
B. Matriks Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak
152.

Dalam penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam

strukturnya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna
mengetahui perbedaan-perbedaan dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini:
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
No.

Tabel

161.

4. Matriks Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak

Komponen

169.F
162.
163. 164. 165. 166. 167. 168.
/
Bu Ml LKS Bro Lf Di
G
b

180.
182. 183. 184.
181. Judul
1.

197.
198. Petunjuk 199.
201.
200.
2.
belajar

214.
216. 217. 218.
215. KD/MP
3.
-
231. 232. Informasi 233.
235.
234.
4.
pendukung

248.
250. 251. 252.
249. Latihan
5.
-
265. 266. Tugas/langka267.
269.
268.
6.
h kerja

282.
284. 285. 286.
283. Penilaian
7.
-
299. Keterangan :

23

185.

202.

219.

236.

253.
270.

287.

186.187. 188.

203.204. 205.
- - 220.221. 222.
**
237.238. 239.
**
254.255. 256.
- - 271.272. 273.
- - **
288.289. 290.
**

189.190.

206.207.
- 223.224.
** 240.241.
**
257.258.
- 274.275.
** 291.292.
**

171.M
170.
o/
M
191.

208.
225.
**
242.
**
259.
276.
**
293.
**

172.
173.
O
H
174.
192. 193.

210.
209.
226. 227.

243. 244.
260. 261.

277. 278.

294. 295.

175.
A
176.V
u
de
d
o
i
o
194.

211.
228.
245.

262.
279.
296.
-

300.

Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa,

Bro:Brosur, Lf:Leaflet, Di:Diagra, F/Gb:Foto/ Gambar,Gr:Grafik, Mo/M:


Model/Maket, ** = disajian secara sederhana/ singkat
301.
302.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa modul memiliki komponen
kelengkapan bahan ajar cetak yang paling lengkap. Komponen judul dimiliki oleh
semua jenis bahan ajar cetak. Sedangkan komponen yang lain dapat dimiliki dan
tidak dimiliki oleh beberapa jenis bahan ajar cetak. Hal ini dapat memudahkan
guru untukmemilih bahan ajar yang cocok sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Sedangkan pada bahan ajar non cetak, kelengkapan komponen bersifat
kondisional atau dapat ada atau tidak sesuai kebutuhan guru dan materi ajar.
303.
C. Matriks Kebutuhan Bahan Ajar dengan Indikator keterampilan Proses
( Menganalisis Buku Guru Kurikulum 2013)
304.
305.
Tabel 5. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub
indikatornya
306.
307.
Indi
N
308.
Sub Indikator Keterampilan Proses Sains
kator
310. 311.
1

Men

gamati

312.
313.

309.

-Menggunakan sebanyak mungkin alat indera


-Mengumpulkan/menggunakan fakta yang

relevan
315. 316.
2

Men

gelompokka
n/
317.

Klas

ifikasi
322. 323.
Men
3

afsirkan

318.
319.

- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah


Mencari
perbedaan,
persamaan;

Mengontraskan ciri-ciri; Membandingkan


320.
- Mencari dasar pengelompokkan

atau

penggolongan
324.
325.

- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan


- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan;

Menyimpulkan
327. 328.
4

Mer

amalkan

329.
330.

- Menggunakan pola-pola hasil pengamatan


- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan sebelum diamati

24

314.

(V
321.

Bu

pe
326.

pe
331.

Si

306.
N

307.
kator

332. 333.
5

Indi

Men

gajukan
334.
perta

nyaan
335.
339. 340.
Mer
6

umuskan
341.
hipot
esis
342.

309.
308.

Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

336.
337.

- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.


- Bertanya untuk meminta penjelasan;

Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

pe
338.

da

pe
343.

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan

penjelasan dari suatu kejadian.


344. - Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau

346.

Si

pe

melakukan cara pemecahan masalah.


345.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau

347. 348.
7

Mer

encana-kan
349.
perc

obaan
350.
355. 356.
Men
8

ggunakan
357.
alat/

bahan
358.
362. 363.
9

Si

pe
359.
360.

Memakai alat/bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ;

Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.

Me 365.

konsep
364.
1

Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

354.

361.

Bu

pe

nerapkan

368. 369.

melakukan cara pemecahan masalah.


351. - Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
352. - Mentukan variabel/ faktor penentu;
353. - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; -

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi

baru
366. - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi

Berk

omunikasi

370.
- Mengubah bentuk penyajian
371. - Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram; Menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis; Menjelaskan
hasil percobaan atau penelitian; Membaca grafik atau tabel atau

25

367.

Si

pe
372.

Bu

ce

306.
N

307.

Indi

kator

309.
308.
diagram;

Sub Indikator Keterampilan Proses Sains


Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu

masalah atau suatu peristiwa.


373.
374. Tampak bahwa proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013
dengan panduannya buku Guru dan buku siswa memerlukan bantuan bahan ajar jenis
lain juga yakninya jenis bahan ajar cetak dan non cetak yang disesuaian dengan
kebutuhan materi pelajaran.
375.

26

D. Matriks Analisis Buku Guru dan Buku Siswa


376.
377.
378.

Tabel 6. Perbandingan Buku Guru dan Buku Siswa


A
379.
Buku Guru
380.
Buku Siswa
spek

381.
k
egunaa
n

382.
disusun untuk
mempermudah
dan
memperjelas
penggunaan buku bagi
peserta didik. Pada
setiap tatap muka berisi
materi pengayaan untuk
guru beserta potensi
miskonsepsi
pada
peserta didik pada topik

383.
pemahaman
utuh tentang alam
yang
dihuninya
beserta benda-benda
alam yang dijumpai
di sekitarnya dapat
dikuasai

384.
k
egiatan
PBM

385.
Terdiri
dari
kegiatan mengajar mulai
dari
pendahuluan,
kegiatan
inti
dan
penutup. Uraian setiap
topik disajikan untuk
setiap rencana tatap
muka. Pembelajarannya

386.
Mengamati
teman, lingkungan,
membandingkan
kerja dalam IPA,
membuat
interferensi, Diskusi,
berpikir
kritis,
renungan
dan
refleksi,
ide-ide
penerapan,
memecahkan
masalah

387.
G
ambar/
Unsur
Penduk
ung

388.
Banyak
disajikan gambar, jelas,
berwarna warni dan
menarik

389.
Banyak
disajikan
gambar,
jelas, berwarna
warni dan menarik
perhatian siswa
390.

391.
M
ateri
Pelajara
n

392.
guru
mendapatkankemudaha
n dalam pemahaman
lebih dalam terhadap
materi
ajar,
cara
pembelajarannya, serta
cara
penilaiannya,
gambaran
393.
terhadap
rumusan
indikator
pencapaian kompetensi
27

394.
Jelas
dipaparkan materi
sampai Rangkuman.
Diharapkandan
disarankan
siswa
mencari lagi buku
teks lain untuk
memperlengap
pengetahuannya
( buku ini anya
sebagai usaa minimal

395.
E
valuasi

dasar (terutama untuk


KD pada KI III dan KI
IV)

daam mendapatan
materi )

396.
Tersedia
alternatif
penilaian,
Instrumen
penilaian,
bentuk
komunikasi
dengan orangtua

398.
Jelas
perintahnya berupa
kerjakan
latihan,
penerapan
materi
dalam
kehidupan,
tugas proyek

397.
399.
400.
401.
402.
403.

E. Tabel Pembelajaran dengan Pendekatan Scientifik berserta contoh bahan ajarnya


404.
405.
Tabel 7. Aplikasi Bahan Ajar dalam PBM dengan Pendekatan Scientifik
406.
Topik
407.
Energi dalam Kehidupan
/Tema
408.
Sub

409.

Fotosintesis

Topik/Tema
410.
Kompet

411.

3.6. Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi,

ensi Dasar

energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem


pencernaan makanan, dan fotosintesis
412.
4.6. Melakukan pengamatan atau percobaan sederhana

413.

Tujuan

Pembelajaran

untuk menyelidiki proses fotosintesis pada tumbuhan hijau


-Melakukan percobaan agar peserta didik mampu menemukan zat
yang dihasilkan pada proses fotosintesis
-Mengidentifikasi komponen-komponen

yang

terlibat

dalam

fotosintesis berdasarkan data hasil percobaan


-Mengidentifikasi perubahan energi yang terjadi pada fotosintesis
415.

Alokasi

414.
416.

Menjelaskan proses yang terjadi pada fotosintesis


1x pertemuan (3 JP)

Waktu
417.
418.

Tah

419.

Kegiatan

apan

420.
Bahan

Pembelajar

Ajar
28

an
- Pada kegiatan ini guru

meminta peserta - Cetak

didik mengamati gambar yang berkaitan

(Gambar,

dengan

Charta,

aktivitas

manusia,

makanan,

tumbuhan hijau, dan matahari. Seperti


gambar yang terdapat pada buku siswa
421.

Me

Brosur dll)
- Non Cetak
(Power

dibawah ini.

Point dll )

ngamati
422.

423.
- Peserta didik mengamati gambar tersebut
- Cetak
426.

Guru

memberi

kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya

Charta,

setelah mereka mengamati gambar.

Brosur dll)
- Non Cetak

Contoh pertanyaan yang


424.

Me

nanya
425.

berkaitan

dengan pengamatan peserta didik


- Mengapa manusia atau

hewan

bisa

beraktivitas?
- Berasal darimanakah energi yang diperoleh
oleh makhluk hidup?
- Bagaimana kaitan antara sumber energi,
makanan, dan tumbuhan hijau?

427.

Me

ngumpulkan
Informasi
428.

( Gambar,

Power

Point,
video
pembelajar
an,
lingkunga
n

sekitar

dll )
Setelah kegiatan tanya jawab - Cetak

429.

guru memfasilitasi peserta didik untuk

( Gambar,

menemukan jawaban dengan cara :

Charta,

- Melakukan

percobaan

menyelidiki

sederhana

apakah

mempengaruhi proses fotosintesis


430.
- Mencatat data hasil pengamatan
kolom

untuk
cahaya

Modul,
Buku dll)
- Non Cetak

pada

yang tersedia pada lembar


29

LKS,

Power

kegiatan Fotosintesis
- Dari percobaan ini peserta didik akan
mengumpulkan informasi tentang peran
cahaya dalam fotosintesis
433.

Setelah

mengumpulkan

informasi melalui pengamatan dan


mencatat hasil pengamatan, peserta didik
431.

Me

ngasosiasika
n
432.

mengasosiasikan

pengetahuan

yang

didapat dari percobaan dan buku sumber


dengan cara:
- Mendiskusikan hasil pengamatan
memperhatikan

dengan

ngkomunika
sikan
435.

an dll )
- Cetak
( Gambar,
Charta,
LKS,
Modul,
Buku dll)
- Non Cetak
(

Power

pada lembar kegiatan


- Menyimpulkan pengaruh cahaya terhadap

video

Setelah

laporan dan
menyampaikan

pembelajar
an dll )
- Cetak

menemukan

kesimpulan, peserta didik membuat


Me

pembelajar

Point

436.

video

pertanyaan-pertanyaan

proses fotosintesis

434.

Point

peserta didik dapat


laporan

hasil

( Gambar,
Charta,
LKS,
Modul,

Buku dll)
pengamatan dan kesimpulannya tentang - Non Cetak
pengaruh cahaya terhadap proses
(
Power
fotosintesis
Point
,
437.
Pada kegiatan ini peserta didik
video
dapat melakukan tanya jawab.
pembelajar
an dll )

438.
439.

30

441.

440.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang
peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan
Kompetensi Inti yang telah ditentukan.
2. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan menjadi
alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses
belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan bervariasi yang pada akhirnya hasil
belajar siswa juga ikut meningkat.
442.
B. Saran
443.

Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan

bagaimana yang ingin dikembangkan sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Inti yang
telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar yang dikembangkan guru dapat membantu siswa
dalam memahami pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
444.
445.

DAFTAR PUSTAKA

446. Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model
Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metodeteknik-dan-model-pembelajaran (diakses 15 September 2015)
447.
448. Andi Prastowo. 2012. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta : diva press
449.
450. Bandono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembanga-bahanajar (diakses 15 September 2015)
451.
452. Tim Pembuat Buku Guru dan Buku Siswa kurikulum 2013. Jakarta :Departemen Pendidikan
Nasional. 2014
453.
454. Depdiknas. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. http://www.scribd.com/doc (diakses 15 September
2015)
455.
456. E.Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
457.
31

458. Ian Konjo. 2013. Definisi Bahan Ajar. http://jaririndu.blogspot.co.id/2011/09/definisi-bahanajar.html (diakses 16 September 2015)
459.
460. Koesnandar.
2008.
Pengembangan
Bahan
Belajar
Berbasis
Web.
Http://www.teknologipendidikan.net/2008/02/12/pengembangan-bahan-belajar-berbasis-web/
(diakses 15 September 2015)
461.
462. lampiran 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 81 A Tahun 2013
463.
464. Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2014
465.
466. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung. C.V Sinar Baru Bandung.
467.
468. Rahmat Hasan. 2014.Definisi, Tujuan, Pentingnya Bahan Ajar. http://berbagi-mediapengetahuan.blogspot.co.id/2014/05/defenisitujuanpentingnya-bahan-ajar.html (diakses 16
September 2015)
469.
470. Tri
Sukitman.
2014.
Bahan
Ajar
Non
Cetak.
http://bahanajarnoncetakanisfadhilah.blogspot.com/2014/06/bahan-ajar-non-cetak.html (diakses 10 September 2015)
471.
472. UU.RI.No.19 Tahun 2015
473.
474. UU.RINo. 20 tahun 2003
475.
LAMPIRAN
476. HANDOUT

477.
478. BUKU

32

479.
480.
481.
482. MODUL

483.
484.
33

485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495. Lembar Kerja Siswa

34

496.
497.

35

498. Maket
499.
500.
501.
502.
503.
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513. Brosur

36

514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.

Foto/Gambar,

37

535.

536.
537.
538.
539.
540.
541.

533.
534.
diagram,

grafik

38

542.
543.
544.
545.

Poster

546.

39

Anda mungkin juga menyukai