PENDAHULUAN
Hiperemesis gravidarum adalah bentuk dari mual dan muntah yang paling parah
selama kehamilan yang menimbulkan konsekuensi terhadap ibu dan janin seperti dehidrasi,
gangguan elektrolit, gangguan metabolisme dan kekurangan gizi yang dapat menyebabkan
Hyperemesis Gravidarum (HG), mual dan muntah yang parah dalam kehamilan.
Sekitar 59.000 wanita hamil di AS setiap tahun dirawat di rumah sakit dengan hyperemesis
gravidarum dengan insiden 0,5 %.Prevalensi hiperemesis gravidarum adalah sekitar 0,3-3%
dari kehamilan dan bervariasi karena kriteria diagnostik yang berbeda dan variasi etnis
dalam populasi penelitian. Meskipun demikian, sebagian besar penelitian setuju bahwa
hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada ibu primipara muda yang bukan Kaukasia
Di seluruh dunia, wanita dari etnis Asia dan Timur Tengah telah dilaporkan memiliki
tingkat prevalensi yang lebih tinggi, bahkan setinggi sekitar 10% dalam sebuah penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah bentuk dari mual dan muntah yang paling parah
selama kehamilan yang menimbulkan konsekuensi terhadap ibu dan janin seperti
B. EPIDEMIOLOGI
Hyperemesis Gravidarum (HG), mual dan muntah yang parah dalam kehamilan.
Sekitar 59.000 wanita hamil di AS setiap tahun dirawat di rumah sakit dengan
angka kejadian hyperemesis gravidarum bervariasi disetiap negara, 0,3% dari seluruh
bervariasi karena kriteria diagnostik yang berbeda dan variasi etnis dalam populasi
gravidarum lebih sering terjadi pada ibu primipara muda yang bukan Kaukasia dan
bukan perokok. Dalam populasi AS, ada kekurangan data yang signifikan tentang
4
perbedaan prevalensi hiperemesis gravidarum antara latar belakang etnis yang
berbeda. Di seluruh dunia, wanita dari etnis Asia dan Timur Tengah telah dilaporkan
memiliki tingkat prevalensi yang lebih tinggi, bahkan setinggi sekitar 10% dalam
sebuah penelitian yang dilaporkan dari populasi Cina. Namun, penting untuk dicatat
bahwa karena kurangnya kriteria diagnostik yang seragam, persentase ini mungkin
lebih tinggi ketika diagnosis mual dan muntah yang lebih ringan disertakan.4
Mual dan muntah pada saat hamil adalah pengalaman yang umum dirasakan oleh
50%-90% wanita hamil. Mual dan muntah umumnya hanya terjadi dalam trimester
pertama, tetapi 20% wanita mengalami gejala tersebut hingga sepanjang masa
kehamilan. Derajat mual dan muntah beragam dari ringan hingga berat sehingga
C. ETIOLOGI
dengan kadar human chorionic gonadotropin (hCG) dan ukuran massa plasenta, yang
keparahan mual dan muntah. Beberapa wanita dengan kehamilan mola hidatidosa
lengkap, mengalami mual dan muntah yang signifikan, yang menunjukkan bahwa
faktor plasenta, terutama hCG ikut berperan. Wanita dengan kadar hCG yang lebih
tinggi, seperti mereka yang memiliki kehamilan ganda, mola hidatidosa, atau janin
dengan sindrom down, berada pada peningkatan risiko mual dan muntah.6
5
peningkatan kadar leptin, disregulasi sistem kekebalan, infeksi Helicobacter pylori ,
Namun, ada beberapa teori tentang beberapa hal yang mungkin berkontribusi pada
a. Perubahan Hormon
konsentrasi hCG yang lebih tinggi dan tejadinya hiperemesis. Namun, sampai
Hormon estrogen juga dianggap berkontribusi terhadap mual dan muntah pada
muntah pada kehamilan. Selain itu, mual dan muntah adalah efek samping
yang diketahui dari obat yang mengandung estrogen. Ketika tingkat estrogen
c. Genetika
Gen GDF15 dan IGFBP7. Kedua gen ini diduga memiliki potensi
a. Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa dan
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
tersebut.5
c. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak. 5
d. Faktor psikologis, seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah tangga yang retak,
tanggung jawab sebagai ibu, tidak siap menerima kehamilan memegang peranan
7
D. PATOFISIOLOGI
faktor sosiokultural.5
Terdapat hubungan yang erat antara konsentrasi HCG dengan kejadian mual dan
muntah pada kehamilan. HCG yang berasal dari plasenta dianggap sebagai penyebab
stimulus emetogenik. Peran HCG juga dibuktikan oleh hampir semua penelitian
hipertiroidisme dengan mual dan muntah pada kehamilan, dimana HCG adalah
stimulator hormon tiroid pada kehamilan. Tingkat stimulus HCG dapat dimodifikasi
Hormone lain yang diketahui mempengaruhi mual dan muntah pada kehamilan
adalah estrogen. Mual dan muntah pada kehamilan lebih sering terjadi ketika kadar
menginduksi mual dan muntah. Wanita dengan keluhan mual dan muntah setelah
paparan estrogen lebih mungkin mengalami mual dan muntah selama kehamilan
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan otot polos pada sistem
motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi
8
terhadap terjadinya mual dan muntah.5
Muntah adalah suatu cara dimana saluran cerna bagian atas membuang isinya bila
terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada usus. Muntah
merupakan refleks terintegrasi yang kompleks terdiri atas tiga komponen utama yaitu
detektor muntah, mekanisme integratif dan efektor yang bersifat otonom somatik.
Rangsangan pada saluran cerna dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen simpatis
menuju pusat muntah. Pusat muntah juga menerima rangsangan dari pusat-pusat yang
lebih tinggi pada sereberal, dari chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada area
postrema dan dari aparatus vestibular via serebelum. Beberapa signal perifer mem-
bypass trigger zone mencapai pusat muntah melalui nukleus traktus solitarius. Pusat
muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah formasi retikularis dari medula
oblongata. Pusat muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan dan pusat
vasomotor. Rangsang aferen dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V,
VII, X, XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diapragma, otot
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka
terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik, dan
aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan akibat
muntah akan menyababkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra vaskuler dan plasma
akan berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian juga dengan klorida
urine.8
berkurang dan tertimbunya zat metabolik dan toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, meningkatkan frekuensi
muntah yang lebih banyak, merusak hati, sehigga memperberat keadaan penderita. 8
E. GEJALA KLINIS
a. Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan
sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100
kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
b. Tingkat I
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik
kurang dari 80mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, ikterus, aseton, bilirubin dalam
c. Tingkat II
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.8
10
F. DIAGNOSIS
Beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan untuk menegakkan diagnosis
antara lain:
a. Anamnesis
pasien sehari- hari.Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi
gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat
penyakit sebelumnya.8
b. Pemeriksaan Fisik
pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus
c. Pemeriksaan Penunjang
11
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal.Pada keadaan tertentu, jika
tiroid dengan parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum
dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai
hidatidosa.8
d. Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi
G. PENATALAKSANAAN
a. Derajat I (ringan) :
Terapi yang dapat diberikan pada derajat I yaitu pemberian obat antiemetik
dan edukasi pemberian diet makanan. Antiemetik yang dapat diberikan pada
12
pemberian per 8 jam. Serta pemberian Anti histamin yangdianjurkan adalah
menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1 dan secara tidak
dan Vitamin B6 (piridoksin) 10 mg dengan dosis 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet
pada pagi hari dan 1 tablet pada siang hari. Pada keadaan ini dapat dilakukan
uterus.8,9
b. Derajat II (sedang)
Pada tahap ini, tampak tanda-tanda dehidrasi berupa mata cekung, turgor
perifer lebih dari 100 kali per menit. Maka perlu dilakukan perawatan dengan
mgdengan dosis 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet pada pagi hari dan 1 tablet
pada siang hari. Anti histamin yang dianjurkan adalah doxylamine dan
Dimenhidrinat 50-100mg per oral 4-6 kali sehari dan dilakukan injeksi
13
Ondancentron 8mg dalam 12 jam pemberian. Pemberian Domperidon tidak
Pada keadaan ini, perlu dilakukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU),
karena dengan terjadinya syok atau menurunnya tekanan darah dan terjadi
sodium laktat (Hartmann) untuk hidrasi cepat awal dan hidrasi lambat.
Intravena (IV) 0,9% natrium klorida dapat digunakan untuk hidrasi lambat
Thiamine dan suplementasi asam folat dosis tinggi diperlukan pada kasus
oral atau Intravena Pabrinex I dan II dalam 100 mililiter natrium klorida 0,9%
diinfuskan selama 30-60 menit. Pada keadaan ini, muntah sudah berhenti maka
14
Algoritma Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum9
Obat-obatan yang digunakan untuk Hiperemesis Gravidarum9
H. KOMPLIKASI
Komplikasi Maternal
15
a. Dampak Psikologi
Penelitian menunjukkan bahwa efek psikologis dan sosial dari hiperemesis
tidak dapat diremehkan. Wanita hamil dengan HEG, khususnya HEG berat,
memiliki potensi risiko gangguan kognitif, disfungsi perilaku dan stres emosional
harus diberitahukan bahwa dengan pemberian terapi yang memadai dan adanya
penambahan berat badan maka komplikasi yang terjadi padajanin dan ibu dapat
dicegah.1
b. Defisiensi nutrisi
sebagian besar nutrisi dalam makanan turun di bawah 50% dari asupan makanan
dan protein pengikat retinol. Oleh karena itu, pasien hamil hiperemetik berada
pada risiko potensial nutrisi, inisiasi awal pengobatan suplemen dan terapi korektif
berpotensi ireversibel. 1
Kekurangan vitamin yang larut dalam lemak yang signifikan secara klinis,
terutama vitamin K telah dilaporkan. Hal ini telah dikaitkan dengan efek samping
intraperitoneal intraoperatif pada wanita dengan mioma besar dan obstruksi usus
kecil yang telah didiagnosis dengan hiperemesis dan menjalani operasi selama
neurologis. Penggantian asam folat harus diberikan sampai gejala membaik untuk
c. Wenicke encephalopathy
Merupakan kondisi yang jarang terjadi akibat dari defisiensi thiamine. Hal ini
dapat dipicu oleh makanan yang kaya karbohidrat tetapi biasanya terjadi pada
klinis hiponatremia ringan tidak spesifik dan mungkin termasuk anoreksia, sakit
kepala, mual, muntah, dan lesu.Presentasi ini mungkin sulit dibedakan dengan
HEG. Hiponatremia yang lebih jelas dapat menyebabkan perubahan perilaku, kram
otot, dan kelemahan otot, kebingungan, ataksia, kantuk, reflex yang berkurang,
dankejang.1
hanya menunjukkan gejala anoreksia, sakit kepala, mual, muntah, dan lesu.
otot, dan kelemahan, kebingungan, ataksia, kantuk, refleks yang berkurang, dan
kejang. Terdapat hubungan antara koreksi cepat natrium plasma dan sindrom
mielin di neuron pontin dan di tempat lain seperti kapsul internal, inti basal, otak
kecil, dan otak besar. Gejala klasik mielinolisis adalah spastik quadriparesis dan17
gejala pseudobulbar yang menunjukkan kerusakan pada traktus piramidalis dan
kortikobulbar.1
e. Komplikasi lainnya
Trombosis
Cedera esofagus
leher; juga tanda ini dapat dilihat pada MRI leher dan rontgen dada.1
Komplikasi TPN
Dua wanita hamil dengan HG berat yang refrakter terhadap terapi cairan
Komplikasi Janin
gravidarum selama kehamilan. Penyebab asosiasi ini perlu dipelajari dengan baik.
kekurangan nutrisi dan vitamin. Tapi ada risiko yang lebih tinggi dari depresi,
gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan selama masa dewasa yang dikaitkan
dengan HG itu sendiri, daripada faktor pembaur lain yang terkait dengan HG. 1
b. Sensitivitas insulin
Selain itu, semakin banyak bukti yang mendukung hasil buruk jangka panjang yang
terkait dengan paparan HG mungkin termasuk baseline serum kortisol yang lebih
c. Resiko keganasan
hormonal yang meliputi kadar hCG dan estradiol yang lebih tinggi dan keduanya
terkait dengan testis yang tidak turun, oleh karena itu fakta ini dapat berkontribusi
preeklamsia prematur, solusio plasenta dan kecil untuk usia kehamilan. Penyakit ini
terutama terkait dengan kasus HG yang dirawat di rumah sakit selama trimester
kedua.1
f. PROGNOSIS
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan hal yang biasa. Gejala biasanya
timbulsebelumusiakehamilan9minggu,dansebagianbesarkasusteratasipada minggu ke
20 kehamilan. Sebagian kecil, sekitar 3% akan terus mengalami mual dan muntah
kehamilannya. Hal ini perlu diketahui bahwa HEG tidak selalu terjadi disetiap
20
DAFTAR PUSTAKA
and fetus, review article. Obstetric and gynecology, Assult University, Egypt;
2018.
https://obstetrics.imedpub.com/complications-of-hyperemesis-gravidarum-a-
disease-of-both-mother-and-fetus-review-article.php?aid=23934
Prawirohardjo.2016
USA;2008.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2660884/
https://www.karger.com/Article/Fulltext/477853
2014.
https://www.aafp.org/afp/2014/0615/p965.html 21
7. Lindsey KJ, Heba M, Hyperemesis Gravidarum. Medical University of South
Carolina;2021.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5114
9. Cunningham FG, Hauth JC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Wenstrom KD,
Obstetri Williams: Upper Gastrointestinal Tract Disorders. 25th ed. Mc Graw Hill
22