Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa kodrat bagi seorang wanita, seorang wanita akan mengalami
perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Suatu kehamilan dapat memiliki kondisi
yang disebut resiko, baik resiko rendah maupun resiko tinggi (Indriyani, 2013). Salah satu
gangguan yang dapat terjadi pada awal kehamilan adalah mual dan muntah, di mana ketika dua
hal tersebut terjadi secara berlebihan, akan terjadi dampak patologis yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata, asetonuria dan
kekurangan nutrisi. Mual dan muntah ringan antara minggu kelima dan minggu keduabelas
dialami 50% sampai 80% wanita hamil, namun hiperemisis gravidarum terjadi hanya pada rata-
rata 1% sampai 2% kehamilan (Reeder, 2011).
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan
muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan
(Green, 2012). Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor predisposisi yang telah ditemukan antara lain: sering terjadi pada primigravida,
mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda; faktor psikologik, faktor endokrin dan
ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan (Diyan, 2013).
Pada ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum dapat menimbulkan komplikasi seperti
dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan keseimbangan elektrolit, dan
kehilangan 5% berat badan atau lebih. Jika kondisi tersebut tidak diatasi dengan cepat dan tepat,
maka akan semakin berat dan dapat membahayakan kesejah teraan ibu dan janin serta
mempunyai peluang akan terjadinya suatu kondisi seperti kematian ibu dan janin (Green, 2012
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari RSIJ Sukapura khususnya di Pavilium Al
Adawiyah dari bulan Juni sampai Desember 2015 didapatkan jumlah ibu hamil dengan
Hiperemisi Gravidarum adalah 27 kasus. Sedangkan pada bulan Januari sampai februari 2016
didapatkan jumlah kasus kehamilan dengan Hiperemisis Gravidarum adalah 3 kasus. Dan pada
bulan Maret sampai 6 Juni 2016 di Pavilium Abudzar 1 didapatkan jumlah ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum adalah 19 kasus. Maka jumlah keseluruhan ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum selama satu tahun adalah 49 kasus.
Beberapa masalah keperawatan kebutuhan dasar yang dapat terjadi pada ibu dengan
Hiperemisis Gravidarum adalah gangguan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan rasa nyaman : nyeri
epigastrium, intoleransi aktifitas, dan resiko injury pada janin. Untuk itu, ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum sangat penting untuk diberikan pelayanan asuhan keperawatan di rumah
sakit dan penatalaksanaan konservatif yang tepat (Indriyani, 2013).
Pelayanan asuhan keperawatan dapat diberikan melalui aspek promotif dengan
memberikan pendidikan kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan pada ibu tentang
bagaimana meningkatkan gizi pada ibu hamil dan diet-diet yang dap dan diet-diet yang dapat
dilakukan pada ibu dengan Hipermeisis Gravidarum. Serta memberikan ibu suasana yang
nyaman dan tenang untuk membuat ibu lebih nyaman untuk menghindari dampak psikologis
yang mungkin muncul.
Pada aspek preventif dengan mencegah terjadinya mual dan muntah, dan menghindari
makanan yang dapat menyebabkan mual dan muntah, seperti makanan yang mengandung asam
tinggi. Pada aspek kuratif yaitu pengobatan dengan memberikan obat-obatan anti mual dan cairan
sesuai indikasi. Selain itu, aspek rehabilitatif juga sangat penting dalam pelayanan asuhan
keperawatan, yaitu perawatan dengan memberikan nutrisi dan cairan agar kesehatan dapat
kembali pulih, sehingga sangat diperlukan pemberian asuhan keperawatan pada ibu dengan
Hiperemisis Gravidarum.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis sebagai salah satu tenaga kesehatan tertarik untuk
mengambil dan membahas tentang asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada
klien dengan Hiperemisis Gravidarum pada Ny.N di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura mulai
tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2016, dengan tujuan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
ibu melalui asuhan keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar kepada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan sesuai kebutuhan dasar yang terganggu pada ibu
hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu
hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu
hamil dengan Hiperemisis Gravidarum.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan dasar ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus pasien dengan
Hiperemisis Gravidarum.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun penghambat serta dapat
mencari solusi pada kasus kehamilan dengan Hiperemisis Gravidarum.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada ibu dengan Hiperemisis Gravidarum dalam bentuk narasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan
muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan
(Green, 2012). Menurut Sharon (2003) Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan
yang nyata, asetonuria, dan kekurangan nutrisi. Dan menurut Bobak (2005) hiperemesis
gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan.

2. Adaptasi fisiologis
a. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti (Diyan, 2013). Namun
ada beberapa faktor predisposisi yang telah ditemukan antara lain :
1) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
2) Faktor organik : karna masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung, infeksi H.
Pylori, gangguan metabolisme karbohidrat, meningkatnya sensitivitas terhadap bau
selama kehamilan, dan sebagainya.
3) Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan atau persalinan.
4) Faktor endokrin : hypertiroid, diabetes dan lain-lain.
5) Ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan : peningkatan estrogen dan
progesteron.
b. Proses terjadinya Hiperemesis Gravidarum
Menurut Prawirohardjo, 2002 menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Hiperemisis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik, faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh
hormonal.
Hiperemisis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena osidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam asetonik-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karna muntah menyebabkan dehidrasi,
sehinga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat
dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah lebih
banyak, dapat merusak hati. Terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
c. Phatway
Endokrin Psikosomatis Alergi

Kehamilan ganda stres, kurang suport sosial Antigen baru janin


molahidatidosa dan plasenta

HCG dan estrogen motalitas GIT Berlawanan dengan


meningkat Menurun antigen ibu

Merangsang muntah

Hiperemisis gravidarum

Intake menurun Output meningkat

Absorpsi menurun HCL meningkat Dehidrasi

KH menurun Iritasi saluran cerna Hipokalemia Penurunan

Gg. Nutrisi Gg. Keseimbangan elektrolit


Ekstrasel & plasma

Energi menurun Nyeri ulu hati

Gg. Rasa nyaman : nyeri

KelemahanMobilisasi lemak Hemokonsentrasi Inbalance elektrolit


protein di jaringan
Suplai O² dan nutrisi Imbalance
Transplasenta elektrolit
BB menurun Ketosis darah
Alkalosis respiratori
Intoleransi aktifitas Resiko Perubahan Nutrisi fetal
3. Manifestasi klinik

Tingkatan Hiperemesis Gravidarum dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan (Erna,2013), yaitu :

a. Hiperemesis Gravidarum tingkat 1


1) Muntah terus menerus
2) Nafsu makan tidak ada
3) Berat badan turun
4) Nyeri epigastrium
5) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
6) Turgor kulit mengurang dan kering
7) Lidah mengering
8) Mata cekung
9) Ibu merasa lemah
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat 2
1) Ibu lemah dan apatis
2) Turgor kulit tidak elastis dan kering
3) Lidah mengering dan kotor
4) Nadi lemah dan cepat
5) Suhu tubuh tidak stabil
6) Mata cekung dan sedikit ikterik
7) Berat badan semakin menurun
8) Hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi
9) Napas bau keton
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat 3
1) Keadaan umum buruk
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) TD dan BB menurun

4. Komplikasi
Menurut Prawirohardjo, 2002 dan Manuaba, 2007 dampak dari hiperemisis gravidarum
tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital berikut ini:
a. Hati

Pada hiperemisis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa
nekrosis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak
menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah terus menerus. Dapat ditambahkan
bahwa sebagian penderita yang meninggal karena hiperemisis gravidarum menunjukkan
gambaran mikroskopik hati yang normal.
b. Jantung

Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan
lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
c. Otak
Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel. Dehidrasi sistem
jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang menimbulkan
kelainan Enselopati Wernicke (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora
mamilaria ventrikel ketiga dan keempaat) dengan gejala nistagmus, gangguang kesadaran dan
mental serta diplopia.
d. Ginjal
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.

5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda,
menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi lebih
sering. Penatalaksanaan pada klien dengan hiperemisis gravidarum menurut
Prawirohardjo, 2002 dan Indriyani, 2013 adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang dan nyaman. Tidak diberikan
makanan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

b. Terapi psikologis
Perawat perlu meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut karna kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

c. Pemberian cairan parenteral


Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5%. Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi
sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan asam amino
secara intravena.
d. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sangat sulit diambil, oleh karna di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vita
.
e. Obat-obatan
Pemberian obat yang tidak bersifat tertogenik (tidak menyebabkan kelainan
kongenital/kecacatan) :
1) Sedative ringan : phenobarbital (luminal) 30 gram, valium
2) Anti alergi : antihistamin, dramamin, avomin
3) Anti muntah : mediamer B6, emetrole, avopreg
4) Vitamin : B kompleks, vitamin C
5) Antasida dan anti mulas

f. Tes diagnostik
1) Hitung darah lengkap
2) BUN, kreatinin, elektrolit dan panel tiroid, hektobakteria, penyaringan pilorus dan
panel hati.
3) Uji-uji lain sesuai kebutuhan
4) Amilase, lipase untuk menyingkirkan dugaan pankreatitis
5) Panel hepatitis untuk menyingkirkan dugaan hepatitis
6) Skrining toksikologi untuk menyingkirkan dugaan penyalahgunaan zat
7) Pemeriksaan USG untuk menyingkirkan gugaan kehamilan mola
g. Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan mengurangi
faktor psikologis terhadap rasa takut, mengubah pola makan sehari-hari dengan makan makanan
dalam jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari minum air ketika makan,
minumlah air setengah jam sebelum makan dan setengah jam setelah makan, minumlah air 8
gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, beridirilah pelan-pelan dan tidak berbaring setelah
makan.
Pada saat bangun pagi, jangan segera turun dari tempat tidur tapi disarankan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat, menghindari bau yang menyengat, makan makanan dingin
karena makanan dingin memiliki bau yang lebih sedikit daripada makanan panas, kurangi
makanan berminyak atau berlemak. Jika bau makanan mengganggu ketika memasak, cobalah
untuk membuka jendela lebih lebar. Jika mengalami ngidam, jangan ragu untuk memakan
makanan yang sanat diinginkan itu, makanlah lebih banyak buah-buahan. Morning sickness akan
bertambah buruk jika kelelahan, dianjurkan untuk meningkatkan waktu istirahat dan luangkan
waktu untuk beberapa saat pada siang hari.
Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu :
1. Diet hiperemisis gravidarum I
Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya
terdiri dari roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-
2 jam sesudahnya.
2. Diet hiperemisis gravidarum II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi.
3. Diet hiperemisis gravidarum III
Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan klien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet
ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

6. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada hiperemisis gravidarum


a. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Air adalah substansi utama dalam sel, darah, limfe dan cairan vital tubuh lain.
Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas
(1500-2000 ml). Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sekitar 10 sampai 12
gelas perhari. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5%. Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan
berfungsi sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan
asam amino secara intravena.
b. Kebutuhan rasa nyaman
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu : arti nyeri,
persepsi nyeri, toleransi nyeri, dan reaksi terhadap nyeri.
Nyeri ulu hati pada ibu hamil terjadi akibat berkurangnya motilitas lambung,
relaksasi sfingter kardiak, dan gelombang balik peristaltik yang menyebabkan regurgitasi
isi lambung ke dalam esofagus. Iritasi mukosa esofagus menimbulkan gejala
ketidaknyamanan seperti rasa terbakar di belakang sternum bagian bawah, sering kali
menjalar ke atas di sepanjang jalur esofagus. (Reeder, 2011)
Penatalaksanaan keperawatan :

1) Mengurangi diet lemak dan kopi untuk menghindari peningkatan nyeri ulu hati
karena diet tersebut menstimulasi sekresi asam lambung dan mengiritasi mukosa.
2) Memakan makanan ringan tapi sering daripada hanya makan besar tiga kali sehari
dapat mencegah nyeri ulu hati.
3) Relaksasi dan napas dalam selama beberapa menit dapat membantu mengurangi
nyeri.
4) Apabila antasida digunakan, gunakan yang berbahan dasar aluminium hidroksida
atau magnesium hidroksida. Banyak obat yang dijual bebas mengandung natrium,
yang meningkatkan retensi air dan dapat menyebabkan edema.
c. Kebutuhan nutrisi
Menurut Reeder, 2011 menyatakan bahwa, nutrisi pranatal yang adekuat
merupakan salah satu dari faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi kesehatan
wanita hamil dan bayinya. Sebuah penelusuran singkat mengenai nutrisi dasar dapat
membantu perawat ketika memberi penyuluhan kepada klien tentang nutrisi yang baik
selama kehamilan. Semua makanan tersusun atas kombinasi kelompok-kelompok
nutrien yaitu :
1) Karbohidrat
Fungsi karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi. Karbohidrat dibutuhkan
dalam jumlah adekuat untuk menyerap protein untuk kebutuhan pertumbuhan.
Glukosa, sebuah bentuk karbohidrat, adalah bahan bakar utama tubuh. Sumber
utama karbohidrat dalam diet adalah produk buah-buahan, sayur-sayuran, padi-
padian.
2) Lemak
Lemak adalah sumber energi yang pekat, menghasilkan lebih dari dua kali lebih
banyak dari karbohidrat. Seiring dengan perkembangan kehamilan, terdapat
peningkatan pemecahan lemak untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar
maternal sehingga lebih banyak glukosa akan tersedia untuk kebutuhan janin.
Selain menyuplai energi, lemak dalam diet memberikan asam lemak esensial serta
menyuplai dan
3) Protein
Fungsi utama protein adalah membangun dan memperbaiki semua sel tubuh.
Peningkatan jumlah diperlukan selama kehamilan untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan maternal dan janin. Makanan kaya protein seperti daging
sapi, ikan, buncis kering atau tanaman polong.
4) Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik yang esensial untuk kehidupan dan harus disuplai oleh
makanan dalam jumlah sedikit setiap hari. Vitamin secara langsung terlibat dalam
pengaturan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, dan mereka membantu
dalam reaksi pengaturan untuk memelihara jaringan tubuh. Mineral merupakan
unsur pokok dalam material tubuh yang vital, dan beberapa diantaranya adalah
pengatur dan pengaktif fungsi tubuh.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data
(Mitayani, 2009). Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut
a. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan
gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus menerus, merasa
lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam.
Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
b) Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
3) Riwayat kesehatan keluarga

b. Data fisik biologis


Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae
membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa
membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat
dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
c. Riwayat menstruasi
1) Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.

2) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan
darah, dan tingkat kesadaran.
f. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah,
cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung
pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
g. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
h. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Mitayani (2009) dan Carol (2012), diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
ibu dengan Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat.
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah
yang berulang, peningkatan asam lambung.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
e. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan
makanan ke fetal (janin).
f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan kurangnya
interpretasi tentang informasi.
g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang tidak
adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.

3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi. Kriteria hasil :
1) Turgor kulit elastis
2) Mukosa bibir lembab
3) Asupan cairan oral adekuat
4) Terdapat kesinambungan asupan dan keluaran dalam 24 jam
5) Hasil laboratorium (hematologi dan elektrolit) dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi
Rasional : Untuk mengetahui keluhan umum dan kekurangan cairan pada ibu.
TTV meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
2) Observasi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
a) Elektrolit
b) Hematokrit
c) BUN
3) Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang
membuat metabolisme meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya
mual dan muntah.
4) Pantau tetes cairan infus
Rasional : Tetes infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan dan kelebihan cairan di sirkulasi.
5) Catat intake dan output
Rasional : Untuk mengetahui intake dan output cairan dan dapat diketahui
keseimbangan cairan tubuh.
6) Anjurkan untuk minum tiap jam
Rasional : Untuk menambah pemasukan cairan melalui oral.
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus

Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit


yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih
buruk lagi pada ibu.

b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat. Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Nausea dan vomitus berkurang atau hilang

2) Makan yang dihabiskan 1 porsi


3) BB stabil atau bertambah
4) Klien mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup

Intervensi :
1) Kaji kebutuhan nutrisi klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana
kekurangan nutrisi ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
2) Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan
nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3) Beri makanan dalam jumlah sedikit tapi sering setiap 2 atau 3 jam
Rasional : Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kinerja
klinik serta mempermudah proses penyerapan.
4) Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga mual dan
muntah berkurang.
5) Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering
Rasional : Tidak merangsang pencernaan sehingga mengurangi perasaan
mual.
6) Berikan motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
7) Pantau berat badan klien setelah 2 hari sekali
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan.

c. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah yang
berulang, peningkatan asam lambung.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Nyeri pada epigastrium berkurang
2) Klien tidak terlihat meringis
3) Skala nyeri 1

Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri ibu dan menentukan tindakan
selanjutnya.
2) Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Untuk mengurangi tekanan pada gastrointestinal sehingga mencegah
muntah berulang.
3) Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan
Rasional : Untuk menimbulkan rasa nyaman dan diharapkan mengurangi rasa
mual dan muntah.
4) Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan

Rasional : Agar ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang.
5) Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung
Rasional : Dapat menambah ketenangan pada ibu.
6) Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative dengan dokter
Rasional : Obat antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah dan sedative
untuk membuat ibu tenang sehingga nyeri dapat berkurang.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap
kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : pola pertahanan diri efektif
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan koping yang efektif
2) Menunjukkan minta terhadap aktifitas untuk mengisi waktu luang
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3) Mengungkapkan secara verbal tentang rencana baik menerima atau
mengubah keputusan.
Intervensi :

1) Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap


kehamilan
Rasional : Untuk mengetahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
2) Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi
masalah.
3) Diskusikan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi dan pemecahan
masalah yang dapat dilakukan
Rasional : Untuk mengetahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.

4) Bantu ibu untuk memecahkan masalahnnya, terutama yang berhubungan


dengan kehamilan
Rasional : Dapat menemukan pola koping ibu yang efektif
5) Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
Rasional : Dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam memberikan
dukungan pada ibu terhadap kehamilannya.
6) Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu
Rasional : Keluarga dapat diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada
ibu terhadap kehamilannya.
7) Kolaborasi dengan psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih
berat sebagai penyebab masalah.
e. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan
ke fetal (janin).
Tujuan : perkembangan janin tidak terganggu Kriteria hasil :
1) Janin berkembang sesuai usia kehamilan
2) Denyut jantung bayi dalam keadaan normal dan aktif

Intervensi:
1) Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu
sehingga mengetahui kan kebutuhan nutrisinya.
2) Periksa fundus uteri
Rasional : Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat
menjadi bahan penilaian akan nutrisi.
3) Pantau denyut jantung janin
Rasional : Denyut jantung yang masih dalam keadaan normal dan aktif
menandakan janin masih dalam keadaan baik.

f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan kurangnya


interpretasi tentang informasi.
Tujuan : pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi meningkat
Kriteria hasil :
1) Mengungkapkan kesadaran terhadap kondisi yang membuat klien beresiko
2) Dapat menyebutkan kemungkinan tindakan pencegahan
3) Berpartisipasi untuk mencapai kehamilan yang sehat

Intervensi :

1) Evaluasi pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan yang normal


pada kehamilan
Rasional : Dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung
jawab individu terhadap kesehatan.
2) Berikan infromasi yang berhubungan dengan situasi resiko tinggi Rasional :
Meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada proses penyakit.
3) Pertahankan sikap terbuka
Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan
4) Berikan bimbingan antisipasi
Rasional : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan
meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.

g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.


Tujuan : ansietas dapat teratasi
Kriteria hasil :

1) Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas


2) Menggunakan sistem pendukung secara efektif

Intervensi :
1) Kaji tingkat stress klien
Rasional : Klien dapat menjadi tergantung pada anggota keluarga lain yang dapat
mempengaruhi ansietasnya.
2) Observasi tanda-tanda perubahan emosional
Rasional : Ansietas dapat ditransmisikan antar keluarga dan klien.
3) Perhatikan tingkat ansietas klien
Rasional : Stress yang tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian
tugas-tugas kehamilan.
4) Berikan kehangatan secara emosional dan situasi mendukung
Rasional : Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya.

h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang tidak adekuat
dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.
Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
2) Klien tampak sehat dan segar
3) Klien dapat beraktifitas seperti biasanya

Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Mengetahui rentang energi klien dalam aktifitas fisik.
2) Identifikasi aktifitas yang menghambat
Rasional : Mengetahui sumber yang menghambat aktifitas klien.
3) Berikan dukungan pada klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Memotivasi klien agar dapat melakukan aktifitas secara bertahap.

4) Ajarkan pengaturan aktifitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah


keletihan
Rasional : Memudahkan klien untuk terhindar dari rasa lelah dan dapat
mengurangi rasa mual.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menyajikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada Ny.N dengan hiperemisis gravidarum yang dirawat di Paviliun Abudzar 1 RSIJ Sukapura
terhadap klien dimulai tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2016.

A. Pengkajian Keperawatan
Data diperoleh melalui wawancara dengan klien, keluarga, tim kesehatan, pengamat langsung,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Data dasar
a. Identitas klien
Klien berinisial Ny.N usia 20 tahun 7 bulan, status perkawinan menikah, agama islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SLTP, dirawat di Paviliun Abudzar 1
sejak tanggal 6 juni 2016 pukul 01.30 dengan diagnosa medis Hiperemisis Gravidarum
G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu (trimester 2).
b. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
Klien belum pernah melahirkan karena kehamilannya saat ini adalah kehamilan
pertamanya selama menikah. Klien belum mempunyai pengalaman menyusui karena
belum mempunyai anak. Klien tidak ada riwayat atau masalah ginekologi yang pernah
dialami. Klien juga belum menggunakan program KB karena belum memiliki seorang
anak.
c. Riwayat kehamilan saat ini
HPHT klien adalah 13 Januari 2016, dengan taksiran partus 20 Oktober 2016 memiliki
berat badan sebelum hamil sekitar 46 kg. Pada kehamilan saat ini klien mempunyai
tekanan darah 120/80 mmHg, berat badan sebelum sakit adalah 53 kg dan berat badan saat
ini adalah 50 kg dengan tinggi badan145 cm.
d. Data umum kesehatan saat ini
Kien dengan status obstetric G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu, keadaan umum tampak
agak lemah, kesadaran komposmentis, berat badan saat ini 50 kg, tinggi badan 145 cm.
Tanda-tanda vital klien yaitu, TD 120/80 mmHg, Nadi 94x/menit, Suhu 36,6°C,
Pernapasan 22x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik pada klien yaitu :
1) Kepala-Leher
a) Kepala : tidak ada benjolan, bersih, rambut tidak rontok dan agak lembab
b) Mata : simteris, konjungtiva anemis, sklera mata anikterik, pupil isokor 2 mm
c) Hidung : tidak ada sinusitis, tidak ada cairan
d) Mulut : mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir kering
e) Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada pembekakan
f) Leher : terdapat hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
2) Dada
a) Jantung : irama teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan
b) Paru-paru : bunyi napas vesikuler, gerakan dinding dada simetris
c) Payudara : simetris, tidak ada benjolan, terdapat hiperpigmentasi pada ereola
d) Puting susu : exverted
e) Kelenjar limphe : tidak ada pembesaran kelenjar limphe
3) Uterus : tinggi fundus 19 cm, tidak ada kontraksi

4) Abdomen : terdapat linea nigra, tidak terdapat striae gravidarum, bising usus 10x/menit,
leopold I bokong, leopold II punggung kanan, leopold III kepala dan penurunan kepala
belum terjadi
5) Perineum dan genital : pada vagina tidak terdapat varises, bersih, tidak ada keputihan, dan
tidak terdapat hemorrhoid.
6) Ekstermitas : tidak terdapat edema dan varises pada ekstermitas atas dan bawah, reflek
patela positif (+2).
7) Pola eliminasi : klien mengatakan BAK kurang lebih 10 kali sehari dengan karakteristik
urine berwarna kuning jernih dan tidak ada masalah saat buang air kecil. Klien juga
mengatakan BAB 1 kali sehari dengan karakteristik feses lunak dan tidak ada keluhan saat
buang air besar.
8) Istirahat dan kenyamanan : klien mengatakan selama hamil tidurnya sering terbangun
setiap 2-3 jam tertidur di malam hari. Klien sangat jarang tidur siang. Klien mengluh nyeri
pada ulu hati sperti ditusuk-tusuk, intensitas nyeri sedang.
9) Mobilisasi dan latihan : klien mengeluh lemas dan ingin ditemani jika ke kamar mandi.
Klien tidak mengikuti latihan khusus/senam ibu hamil selama kehamilannya.
10) Nutrisi dan cairan : klien mengatakan tidak nafsu makan karena merasa mual, makan yang
dihabiskan 2 sampai 4 sendok. Dalam sehari klien hanya menghabiskan 1 ½ botol air aqua
sedang dan 2 gelas susu ibu hamil masih dipaksakan minum, karena dalam sehari klien
muntah sampai 5x.
11) Keadaan mental : klien merasa cemas dengan keadaan bayinya karena kondisinya yang
sedang kurang sehat.
12) Persiapan persalinan : klien belum mempersiapkan kehamilannya karena menurut klien
usia kehamilannya masih muda dan taksiran melahirkannya masih lama.

13) Hasil pemeriksaaan penunjang :

Tanggal 5 Maret 2016 yaitu :


a) Hemoglobin : 9.70 gr/dl
b) Leukosit : 8.700 /ul
c) Hematokrit : 28,9 %
d) Trombosit : 457.000 /ul
2. Resume kasus
Pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 23.30 WIB klien dengan G1P0A0 usia kehamilan 21
minggu datang ke Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dan langsung dibawa ke UGD, di
UGD telah dilakukan pemasangan infus dengan cairan RL dan observasi tanda-tanda vital
didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 98 x/menit, Suhu 36,5°C, pernapasan 22 x/menit,
kemudian klien dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan Paviliun Abudzar 1.
Klien dengan kehamilan 21 minggu, mengeluh mual dan muntah-muntah sejak 3 hari;
dalam sehari bisa mencapai 5x muntah, mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemas jika
berjalan seperti sempoyongan, klien juga tidak nafsu makan karena mualnya. Selama
kehamilannya klien tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena selalu terbangun setiap 2
sampai 3 jam tertidur. Klien selalu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, berat
badan terakhir saat di puskesmas adalah 53 kg dan berat sebelum hamil sekitar 46 kg.
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, turgor kulit kering, konjungtiva
anemis, sklera mata anikterik, mukosa bibir kering, kantung mata agak hitam.
3. Data fokus
a. Data Subjektif
Klien mengatakan merasa mual dan muntah sejak 3 hari, dalam sehari klien muntah sampai
5x. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual, klien hanya mampu menghabiskan
2-4 sendok makan saja. Dalam sehari klien juga hanya mampu menghabiskan 1 ½ botol air
aqua sedang dan 2 gelas susu ibu hamil. Klien mengatakan nyeri pada ulu hati, nyerinya
seperti ditusuk-tusuk, bersifat local atau setempat, skala nyeri 6, merasa lemas dan seperti
sempoyongan saat berjalan. Klien merasa lemas dan perlu bantuan jika akan melakukan
aktifitas sehari-hari. Klien juga mengatakan selama hamil tidurnya sangat mudah
terbangun setiap 2-3 jam tertidur. Klien mengatakan berat badan sebelum hamil sekitar 46
kg, dan berat badan saat terakhir cek kehamilan adalah 53 kg, dan berat saat ditimbang saat
ini adalah50 kg.

b. Data Objektif
1) G1P0A0
2) Keadaan umum sakit sedang
3) Kesadaran komposmentis
4) Tanda-tanda vital
a) TD : 120/80 mmHg
b) Nadi : 94 x/menit
c) Suhu : 36,6°C
d) Pernapasan : 21 x/menit
5) Hasil pemeriksaan fisik
a) Kepala : tidak ada benjolan, rambut bersih dan tidak rontok
b) Mata : simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor 2mm
c) Hidung : tidak ada sinusitis, tidak ada cairan
d) Mulut : mulut bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir kering
e) Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak ada pembekakan
f) Leher : terdapat hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
g) Payudara : simetris, tidak ada benjolan, terdapat hiperpigmentasi pada ereola
h) Axila tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

i) Abdomen : tidak terdapat strechmark, terdapat linea nigra, fundus uteri sejajar dengan
umbilikus dan teraba keras
j) Ekstermitas tidak terdapat varises dan edema
k) Tidak terdapat hemoroid

6) Turgor kulit kering


7) Pengisian kapiler 2 detik
8) Berat badan sebelum hamil 46 kg, berat badan sebelum sakit 53 kg, dan berat badan saat
ini adalah 50 kg dengan tinggi badan 148 cm
9) Makan yang dihabiskan ¼ porsi
10) Minum yang dihabiskan 800 cc
11) Klien tampak lemah dan tidak mampu berjalan ke kamar mandi sendiri
12) Nyeri daerah epigastrik, frekuensi nyeri sering, skala nyeri : 6, intensitas sedang, sifat
seperti ditusuk-tusuk
13) Klien tampak meringis
14) Intake
Infus : 500 cc
Minum : 800 cc
Susu : 500 cc +
1800 cc
15) Output
IWL : 750 cc
BAK 4X100 : 400 cc
BAB 2X100 : 200cc
Muntah 5x : 500 cc+

1850 cc

16) Balance cairan : -50 cc


17) BB : 50 KG, TB : 148 cm, Lila : 25 cm
18) IMT : 22, 8 (normal)
19) BBI : 43,2 – 52,8 kg

20) Kenaikan BB selama hamil : 7 kg, kenaikan BB seharusnya : 5,5 kg


21) Hb : 9,70 gr/dl, Ht : 28,9%, Leukosit : 8.700 /ul, Trombosit : 457.000/ul

4. Analisa data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Perubahan Intake yang
- Klien mengatakan : “tidak nafsu nutrisi : tidak adekuat
makan karena merasa mual dan kurang dari
muntah setiap habis makan atau kebutuhan
minum” tubuh
- Klien mengatakan : “makan yang
dihabiskan hanya 2 sampai 4
sendok”
- Klien mengatakan : “BB sebelum
hamil adalah 46 kg”
- Klien mengatakan : “BB saat
terakhir cek kehamilan adalah 53
kg”
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Makan yang dihabiskan ¼ porsi
- Konjungtiva anemis
- BB : 50 kg, TB : 148 cm
- BBI : 43,2-52,8 kg
- IMT : 22,8
- Kenaikan BB hamil seharusnya :
5,5 kg
Data penunjang : Hb 9,70 gr/dl, Ht 28,9
%
-
2 DS : Gangguan Output yang
- Klien mengatakan : “merasa mual keseimbangan berlebih dan
dan muntah sejak 3 hari” cairan : kurang intake yang
- Klien mengatakan : “muntahnya dari kebutuhan tidak adekuat sampai
5x dalam sehari, isi dari tubuh
muntahannya terkadang cair atau
sisa makanan”
- Klien mengatakan : “hanya bisa
menghabiskan 1 ½ botol air aqua
sedang dalam sehari”
- Klien mengatakan : “masih tetap
memaksakan minum susu ibu hamil
2x sehari”
DO :
- Keadaan umum sakit sedang
- Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94x/menit
- Suhu : 36,6°C
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit kering
- Minum yang dihabiskan 900 cc
- Intake :
Infus : 500 cc
Minum : 800 cc
susu : 500 cc
- Output : IWL
: 750 cc BAK
: 400 cc BAB
: 200 cc
Muntah : 500 cc
Balance cairan : -50 cc
3 DS : Gangguan rasa Peningkatan
- Klien mengatakan : “ nyeri pada ulu nyaman : nyeri asam lambung
hati, nyerinya seperti ditusuk-tusuk,
skala 6, dan frekuensinya sering”
DO :
- Keadaan umum : klien tampak
Lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi 94 x/menit
- Klien tampak nyeri bagian
epigastrik
- Skala nyeri : 6
- Frekuensi : sering
- Intensitas : sedang
- Sifat nyeri : seperti ditusuk-tusuk
4 DS : Gangguan pola Adanya
- Klien mengatakan : “selama hamil tidur pergerakan
tidurnya tidak teratur selalu janin
terbangun setiap 2-3 jam tertidur”
- Klien mengatakan : “sebelum hamil
tidurnya sekitar 7-8 jam”
DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak
nyaman
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94x/menit
- Terdapat lingkar mata hitam
5 DS : Intoleransi Kelemahan
- Klien mengatakan : “merasa lemah aktifitas fisik
dan tidak bisa berjalan ke kamar kelemahan
mandi sendirian” akibat nutrisi
- Klien mengatakan : “perlu bantuan yang tidak
untuk melakukan aktifitas sehari- adekuat
harinya”
- Klien mengatakan : “seperti
sempoyongan saat akan berdiri”
DO :
- Keadaan umum : sakit sedang
- Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94 x/menit
6 DS : Resiko injury berkurangnya
- Klien mengatakan : “merasa pada janin peredaran
khawatir dengan janinnya karena darah dan
kondisinya yang kurang sehat” makanan ke
- Klien mengatakan : “ini adalah fetal (janin)
kehamilan pertamanya dan klien
Belum mempunyai pengetahuan
tentang kehamilan”
- Klien mengatakan : “sebelum
dirawat di rumah sakit, selalu
muntah setiap setelah makan
ataupun minum”
- Klien mengatakan : “makan hanya
habis 2 sampai 4 sendok”
- Klien mengatakan : “dalam sehari
minum hanya 1 ½ botol air aqua
sedang”
DO :
- Klien tampak lemah
- Kesadaran composmentis
- Klien hanya minum 900 cc sehari
- Makan yang dihabiskan hanya ¼
porsi
- DJJ 152 x/menit
- Hasil USG :
Gravid tunggal, hidup, letak kepala,
cairan amnion cukup, biometri
janin sesuai usia kehamilan 21
minggu
5. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data diatas maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada
Ny.N adalah :
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
2. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output yang berlebih dan intake yang tidak adekuat.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubuhngan dengan peningkatan asam lambung
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredarn darah
dan makanan ke fetal (janin) ditandai dengan
6. Perencanaan Keperawatan

NO Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan Rasional


Hasil
1 Setelah dilakukan 1. Kaji kebutuhan 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan nutrisi ibu kebutuhan nutrisi ibu
kepada Ny.N selama dapat dinilai sejauh
8x60 menit diharapkan mana kekurangan
perubahan nutrisi : nutrisi ibu dan

kurang dari kebutuhan menentukan langkah


tubuh dapat teratasi selanjutnya
dengan kriteria hasil :
- Nausea dan 2. Observasi 2. Untuk mengetahui
vomitus berkurang tanda-tanda nutrisi ibu dapat dinilai
atau hilang kekurangan sejauh mana
- Makan yang nutrisi kekurangan nutrisi
dihabiskan 1 porsi akibat muntah yang
- BB stabil atau berlebihan
bertambah 3. Beri makanan 3. Dapat mengurangi
- Klien dalam porsi pemenuhan lambung
mengkonsumsi kecil tapi dan mengurangi kinerja
makanan dengan sering klinik serta
gizi yang cukup mempermudah proses
- Mengungkapkan penyerapan
kemauan untuk
mengikuti diet yang 4. Mengurangi
telah diprogramkan 4. Berikan rangsangan saluran
makanan yang pencernaan, sehingga
tidak berlemak mual dan muntah
dan berminyak berkurang

5. Tidak merangsang
5. Anjurkan klien pencernaan sehingga
untuk mengurangi perasaan
memakan mual
makanan yang
kering (roti
atau biskuit) 6. Ibu merasa
diperhatikan dan
6. Berikan berusaha menghabiskan
motivasi agar makanannya
mau
menghabiskan 7. Untuk mengetahui
makanan keseimbangan berat
badan sesuai usia
7. Timbang berat kehamilan
badan ibu
setelah 2 hari
2 Setelah dilakukan 1. Kaji TTV dan 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan tanda-tanda keadaan umum pada
kepada Ny.N selama dehidrasi ibu. TTV yang
8x60 menit diharapkan menigkatmerupakan
kebutuhan cairan dapat tanda-tanda dehidrasi
terpenuhi dengan kriteria dan hipovolemia.
hasil:
1. Klien tidak mengeluh 2. Ketidakseimbangan
muntah 2. Observasi hasil elektrolit atau asam
2. Turgor kulit elastis pemeriksaan basa biasanya dan
3. Mukosa bibir lembab laboratorium bahkan dapat
4. Asupan oral adekuat sesuai indikasi mengancam nyawa,
5. Terdapat - Elektrolit hematokrit meningkat
kesinambungan - Hematokrit pada dehidrasi, BUN
antara asupan dan - BUN menunjukkan
keluaran dalam 24 hipovolemia
jam menurunkan perfusi
dan fungsi ginjal

3. Istirahat akan
menurunkan kebutuhan
energy kerja yang
3. Istirahatkan ibu membuat metabolisme
ditempat yang meningkat, sehingga
nyaman tidak merangsang
terjadinya mual dan
muntah

4. Tetes infus yang tidak


tepat akan
menyebabkan
kekurangan atau
kelebihan cairan di
sirkulasi
4. Pantau tetesan
cairan infus 5. Untuk mengetahui
intake dan output dan
keseimbangan cairan
tubuh

6. Untuk menambah
5. Catat intake dan pemasukan cairan
output melalui oral

7. Pemberian cairan
infuse dapat mengganti
6. Anjurkan untuk jumlah cairan elektrolit
minum tiap jam yang hilang dengan
cepat sehingga dapat
mencegah keadaan
7. Kolaborasi dengan yang lebih buruk lagi
dokter dalam bagi ibu
pemberian cairan
infuse
3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat - Untuk mengetahui
tindakan keperawatan nyeri, skala, tingkat nyeri ibu dan
kepada Ny.N selama frekuensi, menentukan tindakan
8x60 menit diharapkan intensitas dan selanjutnya
gangguan rasa nyaman sifat nyeri
nyeri dapat teratasi - Untuk mengurangi
dengan kriteria hasil : 2. Atur posisi ibu tekanan pada
8. Nyeri pada dengan kepala gastrointestinal
epigastrium lebih tinggi sehingga untuk
berkurang selama 30 mencegah muntah
9. Klien tidak terlihat menit setelah berulang
meringis makan
10. Klien tampak - Untuk menimbulkan
nyaman 3. Perhatikan rasa nyaman dan
11. Skala nyeri : 0 kebersihan diharapkan mengurangi
mulut ibu rasa mual dan muntah
sesudah dan
sebelum - Agar ibu bisa
makan melupakan rasa nyeri
akibat muntah yang
4. Alihkan berulang
perhatian ibu
pada hal yang - Dapat menambah
menyenangkan ketenangan pada ibu

5. Anjurkan ibu
untuk
beristirahat - Obat antiemetic untuk
dan batasi mengurangi mual dan
pengunjung muntah, dan sedative
untuk membuat ibu
6. Berikan tenang sehingga nyeri
ondansentron dapat berkurang
2x1 sesuai
instruksi
dokter
4 Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan klien sebelum kebiasaan tidur klien
kepada Ny.N selama hamil dan saat sebelum hamil dan saat
1x24 jam diharapkan hamil hamil
gangguan pola tidur
dapat teratasi dengan 2. Berikan suasana 2. Agar ibu merasa nyaman
kriteria hasil : yang tenang dan
- Klien tidur dengan nyaman
nyenyak 3. Untuk merangsang ibu
- Klien tampak 3. Anjurkan untuk agar mudah mengantuk
tenang mengkonsumsi
- Tidak ada lingkar kandungan protein
mata yang sebelum tidur
menghitam (susu atau keju)
5 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui rentang energi
tindakan keperawatan kemampuan klien klien dalam aktifitas fisik
kepada Ny.N selama dalam melakukan
8x60 menit diharapkan aktifitas
intoleransi aktifitas dapat 2. Mengetahui sumber yang
teratasi dengan kriteria 2. Identifikasi menghambat aktifitas klien
hasil : aktifitas yang
- Klien mampu menghambat 3. Memotivasi klien agar
melakukan aktifitas dapat melakukan aktifitas
secara mandiri secara bertahap
- Klien tampak sehat 3. Berikan dukungan
dan segar pada klien dalam
- Klien dapat melakukan 4. Memudahkan klien untuk
beraktifitas seperti aktifitas terhindar dari rasa lelah
biasanya dan dapat mengurangi rasa
4. Ajarkan mual
pengaturan
aktifitas dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
keletihan
6 Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada ibu 1. Agar ibu menyadari akan
tindakan keperawatan mengenai pentingnya nutrisi bagi
kepada Ny.N selama pentingnya nutrisi janin
8x60 menit diharapkan bagi pertumbuhan
resiko injury pada janin dan perkembangan
tidak terjadi dengan janin
kriteria hasil :
- Janin berkembang 2. Periksa fundus 2. Tinggi fundus uteri yang
sesuai usia Uteri tidak sesuai dengan usia
kehamilan kehamilan dapat menjadi
- Denyut jantung bahan penilaian akan
bayi dalam keadaan nutrisi
normal dan aktif
- Memulai perilaku 3. Pantau denyut 3. Denyut jantung yang
yang menignkatkan jantung janin masih dalam keadaan
kesehatan diri normal dan aktif
sendiri dan janin menandakan janin masih
dalam keadaan baik
7. Implementasi Keperawatan

Hari/ Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Hasil Nama jelas


tanggal
Senin, 6 08.00 2 Mengkaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi Nur
Juni DS : “klien mengatakan : badannya terasa
2016 lemas dan pusing jika bangun dari tempat
tidur”
DO :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94 x/menit
- Pernapasan : 21 x/menit
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit kering
- Klien tampak lemah

08.00 3 Mengkaji tingkat nyeri, frekuensi, Nur


intensitas dan sifat nyeri
DS : “klien mengatakan nyeri pada ulu
hati, nyerinya seperti ditusuk-tusuk, skala
nyeri 6”
DO :
- Klien tampak nyeri pada epigastric
- Skala nyeri 6
- Intensitas nyeri sedang
- Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Klien tampak meringis

08.05 5 Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam Nur


melakukan aktifitas
DS : “klien mengatakan badannya terasa
lemas dan tidak kuat untuk berjalan
sendiri ke kamar mandi”
DO :
- Klien tampak lemah
- Aktifitas klien tampak hanya di
tempat tidur

08.10 5 Mengkaji pola tidur klien sebelum hamil Nur


dan saat hamil
DS : “klien mengatakan saat hamil
tidurnya mudah terbangun setiap 2-3 jam
tertidur” “klien mengatakan sebelum
hamil tidurnya nyenyak sekitar 7-8 jam”
DO :
- Klien tampak gelisah
- Terdapat lingkar mata hitam pada
klien
08.15 1 Mengobservasi tanda-tanda kekurangan Nur
nutrisi dan menimbang BB ibu
DS : “klien mengatakan merasa lemas dan
tidak nafsu makan karena mual” “klien
mengatakan BB saat cek kehamilan
terakhir adalah 53 kg” “klien mengatakan
BB sebelum hamil adalah 46 kg”
DO :
- Klien tampak lemah -
Konjungtiva anemis
- BB terakhir cek kehamilan 53 kg, BB
saat ini 50 kg
- Kenaikan BB hamil seharusnya 5,5
kg

08.30 1, 2 Menganjurkan ibu untuk minum tiap jam Nur


dan makan makanan yang kering (roti
atau biskuit)
DS : “klien mengatakan masih merasa
mual jadi minumnya hanya sedikit” “klien
mengatakan belum sempat membeli
makanan ringan untuk dibawa ke rumah
sakit”
DO :
- Minum yang dihabiskan hanya 1
gelas sejak masuk di ruang
perawatan
- Tidak tampak biskuit atau roti di
meja klien

09.00 1 Mengobservasi hasil pemeriksaan Nur


laboratorium klien
DS:-
DO :
- Hemoglobin 9,70 gr/dl
- Hematokrit 28,9 %
- Leukosit 8.700 /ul
- Trombosit 457.000 /ul

09.10 3 Mengalihkan perhatian ibu terhadap hal


yang menyenangkan dan menganjurkan
ibu untuk beristirahat dan batasi
pengunjung
DS : “klien mengatakan lebih suka
istirahat tidur agar tidak merasakan nyeri
ulu hatinya”
DO :
- Klien mengalihkan nyeri dengan
tidur
- Klien tampak nyaman dengan
suasana ruangan yang tenang
- Klien tampak beristirahat di tempat
tidur

09.05 6 Memeriksa fundus uteri dan memantau


denyut jantung janin
DS:-
DO :
- TFU teraba sejajar dengan
umbilikus
- DJJ 152 x/menit
09.10 6
Menjelaskan pada ibu mengenai
pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin
DS : “klien mengatakan mengerti dan
akan mencoba makan makanan bergizi
selama kehamilannya”
DO :
- Klien tampak mengerti dengan yang
dianjurkan dan termotivasi
10.00 2
Memberikan terapi cairan infus RL /6 jam
dan memantau tetesan infus
DS:-
DO :
- Klien diberikan infus RL/6 jam
- Tidak ada hambatan dijalan infus
- Infus menetes lancar
12.00 1, 3
Memberikan terapi oral sesuai instruksi
dokter
DS : “klien mengatakan masih merasa
mual dan nyeri pada ulu hati”
DO :
- Klien diberikan terapi amoxcilin tab
3x1 dan antasida tab 3x1
- Obat diberikan sesuai dosis
14.00 2
Mencatat intake dan output klien
DS : “klien mengatakan makan yang
dihabiskan hanya 3 sendok dan minum 2
gelas sejak pagi” “ klien mengatakan tidak
muntah sejak pagi”
DO :
- Intake
Infus : 600 cc
Minum : 300 cc
Makan : 50 cc
- Output
BAK : 500 cc
BAB : 50 cc
IWL : 250 cc
- Balance cairan
950 – 800 = +150 cc
14.15 4
Menganjurkan untuk mengkonsumsi
kandungan protein sebelum tidur (roti
atau susu)
DS : “klien mengatakan akan minum susu
sebelum tidur malam”
DO :
- Klien tampak bersedia melakukan
Anjuran
- Klien tampak termotivasi untuk
mengikuti arahan
Selasa, 08.00 3
7 Juni Mengkaji tingkat nyeri, frekuensi,
2016 intensitas, dan sifat nyeri
DS : “klien mengatakan nyeri sudah
berkurang namun masih terasa nyeri,
skala nyeri 3”
DO :
- Klien tampak lebih nyaman dan
tenang saat diajak bicara
- Skala nyeri 3
- Intensitas ringan
- Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk
- Frekuensi jarang
08.00 2
Mengkaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi
DS : “klien mengatakan sudah tidak
muntah lagi namun badannya masih terasa
lemas”
DO :
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi 88 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,3°C
- Klien tampak lemas
-
08.10 5 Mengidentifikasi aktifitas yang
menghambat
DS : “klien mengatakan kepalanya masih
pusing dan jika berjalan seperti
sempoyongan”
DO :
- Klien tampak masih lemas
- Aktifitas klien hanya di tempat tidur

08.15 2 Memantau tetesan cairan infus


DS:-
DO :
- Klien terpasang infus RL/8 jam
- Tetesan infus lancar
- Tidak ada hambatan dijalan infus

08.15 1, 2 Menganjurkan ibu untuk minum tiap jam


dan makan makanan yang kering (roti
atau biskuit)
DS : “klien mengatakan sudah mulai
meminum air setiap jam dan memakan
makanan ringan seperti roti”
DO :
- Klien tampak mengikuti anjuran
- Dalam sehari klien bisa
menghabiskan 1 ½ botol air aqua
Sedang
- Klien tampak memakan cemilan roti

08.20 5 Memberikan dukungan pada klien untuk


melakukan aktifitas
DS : “klien mengatakan akan melakukan
aktifitas secara bertahap”
DO :
- Klien tampak termotivasi untuk
melakukan aktifitas secara
bertahap
- Klien terlihat duduk diatas kursi

10.00 1 Memberikan makanan dalam porsi kecil


tapi sering
DS : “klien mengatakan sudah mencoba
makan sedikit-sedikit”
DO :
- Klien tampak memakan makanan
yang disediakan

10.00 1 Memberikan motivasi agar mau


menghabiskan makanan
DS : “klien mengatakan akan mencoba
menghabiskan makanan jika tidak mual”
DO :
- Klien tampak termotivasi untuk
menghabiskan makanan
- Klien menghabiskan snack yang
diberikan

12.00 3 Memperhatikan kebersihan mulut ibu


sesudah dan sebelum makan
DS:“klien mengatakanselalu
membrsihkan mulut setelah makan”
DO :
- Mulut klien tampak bersih dan
tidak ada sisa makanan

12.05 6 Memberikan penjelasan manfaat nutrisi


bagi ibu hamil dan pertumbuhan dan
perkembangan pada janin
DS : “klien mengatakan mengerti dan
mengetahui kebutuhan nutrisi bagi ibu
hamil dan janin”
DO :
- Klien dapat menyebutkan 5 dari 7
point kebutuhan nutrii bagi ibu
hamil dan janin
- Klien tampak kooperatif dan aktif
selama penyuluhan

14.30 1, 2 Mencatat intake output klien


DS : Klien mengatakan “sejak kemarin
sore sudah tidak muntah lagi namun
masih merasa lemas” Klien mengatakan
“sudah menghabiskan 1 ½ botol air aqua
ukuran sedang sejak kemarin sore” Klien
mengatakan “dari kemarin sore lebih dari
10x buang air kecil ke toilet”
DO :
- Intake
Infus : 1000 cc
Minum : 900 cc
Makan : 100 cc
- Output
BAK 12x100 cc = 1200 cc
IWL 24 jam = 750 cc
- Balance cairan
2000 – 1950 = +50

Rabu, 8 08.00 2 Mengkaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi


Juni DS : “klien mengatakan sudah tidak
2016 muntah-muntah lagi” “klien mengatakan
sudah tidak lemas lagi”
DO :
- TD 120/70 mmHg
- Nadi 84 x/menit
- Suhu 36,5°c
- Pernapasan 20 x/menit
- Mukosa bibir lembab
- Klien tampak lebih segar

08.05 2 Memantau tetesan infuse


DS:-
DO :
- Terpasang infus RL/8jam
- Tetesan infus lancar
- Tidak ada hambatan dijalan infus

08.05 3 Mengkaji tingkat nyeri, frekuensi,


intensitas, dan sifat nyeri
DS : “klien mengatakan nyeri ulu hati
sudah sangat jarang muncul, kalaupun
muncul hanya nyeri biasa, skala nyeri 1”
DO :
- Nyeri epigastrik berkurang
- Skala nyeri 1
- Klien tampak nyaman

08.15 1, 2 Menganjurkan ibu untuk minum tiap jam


dan makan makanan kering (roti atau
biskuit)
DS : “klien mengatakan minumnya sudah
mulai banyak karena sudah tidak mual”
DO :
- Klien tampak mengikuti anjuran
- Klien memakan roti di waktu
senggang dan minum habis 1
botol air aqua sedang

08.30 1 Mengobservasi tanda-tanda kekurangan


nutrisi dan menimbang BB ibu
DS : “klien mengatakan nafsu makannya
sudah membaik karena sudah tidak mual,
sudah bisa menghabiskan 1 porsi makan
yang disediakan”
DO :
- Keadaan umum klien baik
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan
nutrisi
- BB sekarang 50 kg
- Tidak ada peningkatan atau
penurunan berat badan

09.00 5 Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam


melakukan aktifitas
DS : “klien mengatakan sudah tidak lemas
lagi dan sudah kuat untuk beraktifitas
sendiri”
DO :
- Klien terlihat lebih segar
- Klien tampak mampu melakukan
aktifitas atau berjalan ke kamar
mandi sendiri

09.05 5 Mengajarkan pengaturan aktifitas dan


teknik manajemen waktu untuk mencegah
Keletihan
DS : “klien mengatakan agar mengatur
aktifitasnya agar tidak mudah lelah”
DO :
- Keadaan umum klien baik
- Klien tampak mengerti dan
kooperatis saat diajak bicara

09.10 6 Memantau denyut jantung janin


DS:-
DO :
- DJJ 142 x/menit

10.30 2 Mencatat intake dan output klien


DS : Klien mengatakan “sejak kemarin
sore sudah tidak muntah lagi dan sudah
tidak lemas” Klien mengatakan “sudah
menghabiskan 2 botol air aqua ukuran
sedang sejak kemarin sore” Klien
mengatakan “dari kemarin sore lebih dari
10x buang air kecil ke toilet”
DO :
- Intake
Infus : 1000 cc
Minum : 1200 cc
Makan : 50 cc
- Output

- Balance cairan 2250


– 2000 = +250

E. Evaluasi Keperawatan
No.Dx Hari/ Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal
2 Senin, 6 15.00 Subjektif :
Juni - Klien mengatakan “sudah tidak
2016 muntah sejak tadi pagi”
- Klien mengatakan “badannya masih
terasa lemas”
- Klien mengatakan “sejak pagi minum
yang dihabiskan hanya 1 ½ gelas air”
- Klien mengatakan “jika minum atau
makan banyak terasa ingin muntah”

- TD : 110/80 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36,5°c
- Pernapasan 20 x/menit
- Mukosa bibir tampak kering
- Klien tampak lemas
- Turgor kulit kering
- Klien diberikan infus RL/6 jam
- Tidak ada hambatan pada jalan infus
- Infus menetes dengan lancar
- Intake

- Output

- Balance cairan
950 – 800 = +150
Analisa :
Masalah sudah teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi :
- Kaji TTV dantanda-tanda dehidrasi
- Observasi hasil pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi :
Hematokrit
- Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
- Pantau tetesan cairan infus
- Catat intake dan output
- Anjurkan untuk minum tiap jam
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian cairan infuse

3 14.30 Subjektif :
- Klien mengatakan “masih terasa nyeri
pada ulu hatinya”
- Klien mengatakan “nyerinya seperti
ditusuk-tusuk”
- Klien mengatakan “nyerinya masih
sering muncul”
- Klien mengatakan “skala nyerinya 6”
Objektif :
- Keadaan umum : klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi 94 x/menit
- Klien tampak nyeri bagian epigastrik
- Skala nyeri : 6
- Frekuensi : sering
- Intensitas : sedang
- Sifat nyeri : seperti ditusuk-tusuk
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi :
- Kaji tingkat nyeri, skala, frekuensi,
intensitas dan sifat nyeri
- Atur posisi ibu dengan kepala lebih
tinggi selama 30 menit setelah makan
- Perhatikan kebersihan mulut ibu
sesudah dan sebelum makan
- Alihkan perhatian ibu pada hal yang
menyenangkan
- Anjurkan ibu untuk beristirahat dan
batasi pengunjung
- Berikan ondansentron 2x1 sesuai
instruksi dokter

1 14.45 Subjektif :
- Klien mengatakan : “masih tidak nafsu
makan karena merasa mual dan
muntah setiap habis makan atau
minum”
- Klien mengatakan : “makan yang
dihabiskan hanya 3 sendok”

- Keadaan umum : lemah


- Makan yang dihabiskan ¼ porsi
- Konjungtiva anemis
- BB : 50 kg, TB : 148 cm
- BBI : 43,2-52,8 kg
- IMT : 22,8
- Kenaikan BB hamil seharusnya : 5,5
kg
- Data penunjang : Hb 9,70 gr/dl, Ht
28,9 %
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
- Kaji kebutuhan nutrisi ibu
- Observasi tanda-tanda kekurangan
nutrisi
- Beri makanan dalam porsi kecil tapi
sering
- Berikan makanan yang tidak berlemak
dan berminyak
- Anjurkan klien untuk memakan
makanan yang kering (roti atau
biskuit)
- Berikan motivasi agar mau
menghabiskan makanan
- Timbang berat badan ibu setelah 2 hari
5 15.00

Subjektif :
- Klien mengatakan : “merasa lemah
dan tidak bisa berjalan ke kamar mandi
sendirian”
- Klien mengatakan : “masih perlu
bantuan untuk melakukan aktifitas
sehari-harinya”
- Klien mengatakan : “seperti
sempoyongan saat akan berdiri”
Objektif :
- Keadaan umum : sakit sedang
- Klien tampak lemah
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi :
- Kaji tingkat kemampuan klien dalam
melakukan aktifitas
- Identifikasi aktifitas yang menghambat
- Berikan dukungan pada klien dalam
melakukan aktifitas
- Ajarkan pengaturan aktifitas dan
Teknik manajemen waktu untuk
6 15.00 mencegah keletihan
BAB V
PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan
pembahasan.

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan pada Asuhan Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Ny. S dengan Hiperemisis Gravidarum di
paviliun Abudzar 1 Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

Pengkajian pada klien berinisial Ny.N didapatkan data klien sedang mengalami
masa kehamilan pertamanya yang sudah berusia 21 minggu. Klien mengatakan
sudah 3 hari mengeluh mual dan muntah dan klien dibawa ke UGD Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura karena dihari ketiga klien merasa lemas sekali dan muntah
berlebihan. Klien mengatakan dalam sehari klien muntah sampai 5x dan muntahnya
berupa cairan serta sisa makanan. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena
mual, makan yang dihabiskan hanya 2 sampai 4 sendok. Klien minum sebanyak 1 ½
botol air aqua sedang (±800 cc) dalam sehari, klien juga masih memaksakan
meminum susu ibu hamil setiap pagi dan malam karena khawatir tidak ada asupan
makanan yang dimakan. Klien juga mengeluh nyeri pada ulu hatinya, nyerinya
seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, sifat nyeri lokal atau hanya setempat, nyerinya
sering muncul sehingga klien hanya beraktifitas di tempat tidur. Klien merasa
sangat lemas dan tidak mampu berjalan sendiri jika ingin ke kamar mandi harus
ditemani karena tidak kuat untuk berdiri lama. Klien juga mengeluh selama hamil
ini tidak bisa tidur dengan nyenyak, selalu terbangun setiap 2 sampai 3 jam tertidur.
Dan jika sudah terbangun sulit untuk melanjutkan tidur lagi. Klien mengatakan
berat badannya sebelum hamil adalah 46 kg, dan saat terakhir cek kehamilan berat
badannya adalah 53 kg. Dalam pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu, keadaan
umum sakit sedang, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg,
nadi 94 x/menit, suhu 36,6°C, RR 21 x/menit, klien tampak lemah, pengisian
kapiler 2 detik, BB sebelum hamil 46 kg, BB saat ini 50 kg dengan tinggi 148 cm,
makan yang dihabiskan adalah ¼ porsi, cairan infus yang masuk adalah 500 cc,
minum yang dihabiskan dalam sehari adalah 800 cc, konjungtiva anemis, mukosa
bibir kering, turgor kulit kering, klien terpasang infus RL per 6 jam 28 tetes/menit,
Hb 9,70 gr/dl, leukosit 8.700 /ul, trombosit 457.000 /ul, hematokrit 28,9 %.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.N yaitu perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yan tidak adekuat, gangguan volume
cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih dan
intake yang tidak adekuat, gangguan rasa nyaman nyeri pada epigastrium
berhubungan dengan peningkatan asam lambung, gangguan pola tidur berhubungan
dengan adanya pergerakan janin, intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan fisik akibat nutrisi yang tidak adekuat, resiko injury pada janin
berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin).

Perencanaan disusun berdasarkan acuan yang ada pada landasan teori serta
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan untuk menyelesaikan
masalah. Didalam menyusun prioritas masalah sesuai dengan teori, dimana prioritas
masalahnya adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yan tidak adekuat. Untuk rencana tindakan mengaitkan pada diagnosa
yang ada. Rencana yang dibuat pada klien dengan Hiperemisis Gravidarum tidak
jauh berbeda dengan landasan teoritis, namun demikian pembuatan rencana
tindakan disesuaikan dengan kebutuhan dasar dan kondisi klien.

Pada tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan prioritas masalah yaitu perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yan tidak adekuat,
dalam pelaksanaan ini penulis tidak mengalami banyak kesulitan, karena
perencanaan yang telah dibuang didukung oleh sikap kooperatif dari klien dan
keluarga serta kerja sama perawat ruangan. Faktor penghambat yang dialami oleh
penulis yaitu pelaksanaan keperawatan tidak efektif di karenakan adanya renovasi
pada ruang perawatan, keterbatasan waktu dan pendokumentasian yang dilakukan
pada catatan keperawatan hanya kegiatan rutinitas sehari hari.

Pada tahap evaluasi pada kasus Ny.N didapatkan semua masalah dapat teratasi dan
resiko tidak terjadi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menganggap perlu adanya saran–saran
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Paviliun Abudzar
1 Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, maka penulis mengemukakan beberapa
saran:
1. untuk mahasiswa diharapkan untuk menambah pengalaman agar lebih optimal
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Di ruangan Paviliun Abudzar 1 Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura diharapkan
dalam pendokumentasian yang dilakukan pada catatan keperawatan tidak hanya
kegiatan rutinitas sehari – hari melainkan yang sesuai dengan kondisi klien yang
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. dkk., 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Carol, G. 2012, Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta: EGC.

Gant, N.F. dan Cunningham, F.G., 2011, Dasar-Dasar Ginekologi & Obstetri, Jakarta:
EGC.

Indriyani, D. 2013, Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antenatal,


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manuaba. Dkk., 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC.

Mitayani, 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika.

Morgan, G. dan Hamilton, C. 2009, Obstetri & Ginekologi, Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. dkk., 2002, Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai