Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa
benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau
diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi
Infinitif” atau tidak terbatas dan populasi yang diketahui dengan pasti jumlahnya
(Populasi yang dapat diberi nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, mahasiswa,
disebut “Populasi finit”.

Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai akibat
kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk suatu
negara adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahya. Apabila
penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa
berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi
yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut
dibatasi oleh waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi
populasi yang finit.

Umumnya populasi yang infinit adalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam
prakteknya semua benda hidup tergolong populasi yang finit. Bila dinyatakan bahwa 60%
penduduk Indonesia adalah nelayan, ini berarti bahwa dalam 100 orang penduduk
Indonesia, ada 60 orang nelayan. Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi itu
disebut “Parameter”. Jadi, populasi yang didapat harus didapat harus didefinisikan
dengan jelas termasuk didalamnya ciri dimensi waktu dan tempat.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (menurut arti
kata sampel berarti contoh)

Pengambilan sampel dilakukan dalam rangka

1. Penghematan biaya, tenaga, dan waktu lebih mudah


2. Memberi informasi yang lebih banyak dan mendalam
3. Lebih cepat dan lebih mudah
4. Dapat ditangani lebih teliti

Pengambilan sampel merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih, (tidak mungkin
mempelajari seluruh populasi) misalnya

1. Mencicipi duku yang dibeli


2. Mencicipi garam di dapur

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari pengelolaan spesimen di kamar bedah

2. Apa saja ruang lingkup pengelolaan spesimen di kamar bedah

3. Bagaimana peran perawat dikamar bedah

4. Bagaimana cara pengambilan sampel hingga sampai di laboratorium

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pengelolaan spesimen di kamar bedah

2. Untuk mengetahui ruang lingkup pengelolaan spesimen di kamar bedah

3. Untuk mengetahui peran perawat di kamar bedah

4. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Spesimen

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang


dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi
syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan
mengikuti kaidah yang benar.

Pengelolaan spesimen, hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan


specimen adalah label yang benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar,
sebab bila pemberian label yang salah atau specimen tertukar dapat berarti menentukan
diagnose yang salah untuk dua orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti tidak
dapat menentukan diagnose atau harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan
kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang. Oleh
karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya untuk
membuang.

2.2 Pembagian Spesimen Berdasarkan Pengambilan

1. Spesimen Non invasif : Urien,sputum, feses, luka relatif mudah di ambil ulang,
jika terjadi kesalahan identifikasi.
2. Spesimen infasif : kultur darah, cairan tubuh yang steril, cairan amnion, spesimen
yang diambil dalam kamar operasi ( tetap di priksa dengan persetujun klinis meski
tidak memenuhi kriteria spesimen yang baik).

2.3 Jenis Pengambilan Specimen

1. Secara Probabilitas

Probabilitas atau random sampling merupakan jenis teknik sampling yang dilakukan
dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel
yang representatif.

Jenis Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer


yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.
b. Secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan
sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian
dari daftar populasi.
c. Secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika
populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian
3
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis.
d. Secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya
bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling
secara proportional.
e. Secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis
karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena
populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya
dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2. Secara Nonprobabilitas

Nonprobabilitas adalah jenis teknik pengambilan sample yang ditemukan atau


ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau
cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.

a. Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara


purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan sample pola
ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan
berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan
informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin
besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan
dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang
dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga
memudahkan pula proses pengumpulan data.

d. Accidental sampling atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja


terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan
secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan
data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai
penarikan sampel secara kebetulan.

4
2.4

5
2.5 Pengambilan Spesimen Dan Pemeriksaan Laboratorium

1. Pengambilan dan Pengiriman Spesimen

Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus memperhatikan


universal precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit dari pasien ke paramedis maupun lingkungan sekitar.
Hal tersebut meliputi :

1.Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM dan


SESUDAH tindakan.

2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), minimal yang HARUS digunakan :


a. Jas laboratorium
b. Sarung tangan karet
c. Masker disposable

3. Alat dan bahan pengambilan spesimen :

a. Virus Transport Media (VTM)

b. Tongue Spatel

c. Swab Dacron

d. Ice pack dan Cold Box

e. Label nama

f. Gunting

g. Alkohol 70%

h. Parafilm

i. Form Pengambilan Spesimen

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan bahwa kesimpulan dari konsep dan pengelolaan
Spesimen si kamar bedah yaitu spesimen merupakan sebagian dari jenis atau sebagian dari
sekelompok benda yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun pengelolaan Spesimen itu
sendiri dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : pengambilan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen. serta persiapan sampling harus memenuhi syarat Bersih, kering, tidak mengandung
bahan kimia, terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat pada spesimen dan
pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril.

3.2 Saran

Pada persiapan sampling hendaknya memperhatikan beberapa faktor yaitu dari segi
peralatan, wadah, pengawet, waktu, lokasi, volume, teknik serta pemberian identitas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Barbara J. Friedman & Billie fernsebner, 2005, Buku Ajar keperawatan Perioperatif Vol. 2
praktik, EGC : Jakarta.

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala (2009), Asuhan Keprawatan Perioperatif : konsep proses dan
Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika

Http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/pengambilan-specimen.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai