Gravidarum
February 26, 2016
1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan
terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi dan tidak normalnya kadar elektrolit
(Old, 2000; Nick helm, 2004; Edelman, 2004; Paawi, at all: 2005).
Dari pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum yaitu
suatu keadaan dimana terjadinya mual muntah yang hebat pada wanita hamil sehingga mengganggu
aktivitasnya.
2. Etiologi
Etiologi Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan pasti, dahulu penyakit ini
dikelompokkan ke dalam penyakit Toksemia Gravidarum karena diduga adanya semacam “racun”
yang berasal dari janin atau kehamilan. Namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :
3. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urin yang
selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi jaringan dan menyebabkan
tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna,
sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek
(sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. (Mitayani, 2011)
4. Manifestasi Klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan :
1) Tingkat I
Muntah terus-menerus yang memengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan
nafsu makan, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi
100 kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering dan mata cekung.
2) Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecildan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta
mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi
dan napas bau aseton.
3) Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu
meningkat, serta tekanan darah semakin menurun. (Mitayani, 2011)
5. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai
berikut
1) Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori
diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
3) Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
5) Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau
klorpromazin.
6) Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan serta
menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi
hiperemesis. (Mitayani, 2011)
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien karena kondisinya lemah
baik secara fisik maupun emosional. Upaya meningkatkan istirahat yang adekuat penting untuk klien
dengan Hiperemesis, maka perawat mengoordinasikan tindakan terapi dan periode kunjungan
sehingga klien memilliki kesemapatan untuk beristirahat. Asuhan keperawatan pada klien dengan
Hiperemesis Gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses keperawatan meliputi :
Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
1. Pengkajian
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-
gejala pada Hiperemesis Gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus-menerus, merasa lemah
dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya
dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan ikterus.
- Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang
menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat menstruasi
5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala dan muntah.
d. Riwayat perkawinan
1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah dan
tingkat kesadaran.
f. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan
perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan
kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan
muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya
terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
Hiperemesis Gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi
pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan yang dimiliki.
h. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin. Pemeriksaan
darah yaitu nilai hemoglobin dan hematrokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang sedikit dan konsentrasi yang
tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin. (Mitayani, 2011)
2. Diagnosis Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan diagnosis
keperawatan yang dapat ditegakan.
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus
menerus.
d. Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi.
e. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan
makanana ke fetal (janin). (Mitayani, 2011)
3. Intervensi Keperawatan
a. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan pemasukan
yang tidak adekuat.
Mandiri :
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme tidak
meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah.
Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan
kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi.
Rasional : Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan di dalam
tubuh.
Kolaborasi :
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan
cepat, sehingga bisa mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
b. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terus-menerus.
Mandiri :
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi
pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
3) Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja
peristaltik usus serta memudahkan proses penyerapan.
Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan makanan yang
bervariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa
terpenuhi.
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan saluran
pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
6) Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering
dan biskuit)
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
Rasional : Dengan menimbang berat badan bisa diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia
kehamilan dan pengaruh nutrisi.
Mandiri :
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan menentukan tindakan
selanjutnya.
2) Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal,
sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
Rasional : Kebersihan mulut yang baik dan terpelihara bisa menimbulkan rasa nyaman juga
diharapkan dapat mengurangi mual dan muntah.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah
ynag berulang.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup dan membatasi pengunjung, dapat menambah ketenangan
pada ibu.
Kolaborasi :
Rasional : Obat antiemetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap kehamilan
dan perubahan peran sebagai ibu.
Mandiri :
1) Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilannya
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya.
3) Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang bisa dilakukan
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.
4) Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilannya
Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pola
koping ibu yang efektif.
Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam menemukan pemecahan masalah.
Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap
kehamilannya.
Kolaborasi :
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai
penyebab masalah.
e. Risiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah makanan
ke janin.
Mandiri :
1) Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan
kebutuhan nutrisinya.
Rasional : Tinggi fundus uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan
penilaian akan nutrisi janin.
3) Pantau denyut jantung janin
Rasional : Denyut jantung yg masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam
keadaan baik. (Mitayani, 2011)
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan terhadap
perubahan ibu dapat teratasi. Di samping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian
ulang jika yang ditetapkan belum mencapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.
Sumber:
http://yayangnurenida.blogspot.com/2012/02/askep-pada-ibu-hamil-dengan-hiperemesis.html . Di askes
pada tanggal 4 Maret 2014 jam 17.16 WITA
Maternitas