Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN

PERENCANAAN PEMULANGAN PEMULANGAN PASIEN


(DISCHARGE PLANING)

No. Dokumen No. Halaman


001dd/SPO/G55/RSAR/IV/2020 Revisi 1/2
RS ISLAM AR-
0/0
RASYID
Ditetapkan,
Direktur RS Islam Ar-Rasyid
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 11 Juni 2020

KOL. CKM(P). dr. Toni


Siguntang Sp.THT-KL,.MARS

PENGERTIAN Perencanaan perkiraan pemulangan pasien berdasarkan kondisi


kesehatan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien.
TUJUAN Untuk memberikan gambaran perkiraan pemulangan pasien
KEBIJAKAN Berdasarkan Peraturan Direktur RS Islam Ar- Rasyid Nomor:
057l/KEP/G-50/RSAR/IV/2020 tentang Panduan Perencanaan
Pemulangan Pasian (Discharge Planning) di RS Islam Ar-Rasyid
PROSEDUR 1. Proses Discharge Planning mencakup kebutuhan fisik pasien,
psikologis, sosial, budaya dan ekonomi. Proses Discharge
Planning dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu :
a. Tahap I : Saat pasien masuk yaitu mengenai pengkajian fisik
psikososial, status fungsional, kebutuhan pendidikan kese-
hatan mengenai kondisi pasien serta pemahaman pasien dan
keluarga dari disiplin klinis lainnya seperti fisioterapis atau
ahli gizi).
b. Tahap II : Fase Diagnostik, yaitu kebutuhan pendidikan kese-
hatan mengenai kondisi pasien serta penatalaksanaan, pe-
meriksaan diagnostik pasien itu.
c. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah
stabil dan sudah adanya perkiraan kapan pasien pulang den-
gan melakukan pendidikan kesehatan dan diskusi mengenai
rencana ke depannya setelah pasien pulang.
d. Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien akan pulang
dengan melakukan diskusi dengan keluarga pasien mengenai
pengawasan pada pasien di luar Rumah Sakit.
2. Proses Discharge Planning melibatkan dokter, perawat,
fisioterapis, ahli nutrisi, farmasi, organisasi atau praktisi
kesehatan di luar Rumah Sakit, serta wali dan keluarga pasien

1
PANDUAN
PERENCANAAN PEMULANGAN PEMULANGAN PASIEN
(DISCHARGE PLANING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001dd/SPO/G55/RSAR/IV/2020 0/0 2/2
Jl. HM Saleh no. 02
KM. 7 Palembang
3. Kurun waktu penyusunan Discharge Planning: pasien harus
dibuatkan discharge planning maksimal 1 x 24 jam setelah
pasien rawat inap memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Umur > 65 tahun
b. Keterbatasan mobilitas fisik, Misal : Stroke, pasien post
operasi, multiple fraktur, luka bakar yang luas, paska am-
putasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum.
c. Kebutuhan perawatan atau pengobatan lanjutan.
d. Kebutuhan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL
(Activity Daily Living).
4. Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria di atas, pembuatan
Discharge Planning maksimal diselesaikan 1 x 24 jam
sebelum pasien pulang.

INSTALASI 1. Pendaftaran.
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap.
4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi farmasi.
6. Instalasi Rehabilitasi Medis
7. Instalasi gizi.

Anda mungkin juga menyukai