Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning
sickness, dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan merupkan fenomena
yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (Edelman, 2004;
Quinland, 2005).
Bila keadaan mual dan muntah yang semakin berat dan tidak
tertanggulangi, maka disebut hiperemesis gravidarum.
Makalah ini membahas tentang teori dari hiperemesis gravidarum dan
asuhan keperawatannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum?


2. Apa saja etiologi Hiperemesis Gravidarum?
3. Bagaimana patofisiologi Hiperemesis Gravidarum?
4. Bagaimana manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk Hiperemesis
Gravidarum?
6. Bagaimana penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagaimana pencegahan Hiperemesis Gravidarum?
8. Bagaimana asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Hiperemesis


Gravidarum.
2. Mahasiswa mengetahui etiologi Hiperemesis Gravidarum.
3. Mahasiswa mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidarum.
4. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum.
5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada Hiperemesis Gravidarum.
6. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan untuk Hiperemesis
Gravidarum.
7. Mahasiswa mengetahui pencegahan untuk Hiperemesis Gravidarum.
8. Mahasiwa mengetahui asuhan keperawatan Hiperemesis
Gravidarum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadimya
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5%
berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan,
1999; Old, 2000; Micheline, 2004; Edelman, 2004; Pawii, et al., 2005).
(Runiari. N, 2010)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi


Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Ada beberapa teori menjelaskan terjadinya hiperemesis gravidarum,
namun tak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara
tepat (Simpson, et al., 2001). Teori tersebut antara lain Teori Endokrin,
Teori Metabolik, Teori Alergi, Teori Infeksi, dan Teori Psikosomatik
(Family Nurse Practitioner Program, 2002; Tiran, 2004).
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesterone,
estrogen, dan human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi,
hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat.
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat
mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan. Adanya histamine
sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori
alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Lebih jauh, mual dan
muntah berlebihan juga terjadi pada klien yang sangat sensitive terhadap
sekresi dari korpus luteum (Snell, 1998; Kuscu & Koyuncu, 2002;
Verberg, et al., 2006).
Teori psikosomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik (Simpson,
2002; Michelini, 2004). Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak
diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan
terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik; dan hal tersebut
dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum
(Verberg, et al., 2005).
Leeners dan Sauer (2000) menytakan bahwa faktor psikologis
sangat kuat terlibat sebagai etiologi hiperemesis gravidarum dan
dampaknya tidak lama dan beratnya gejala, namun juga menimbulkan
resisten terhadap pengobatan yang diberikan.
Tiran (2004) menyatakan bahwa faktor budaya yang merupakan hal
penitng adalah berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan
dikonsumsi.

2.3 Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer,
2000; Neill & Nelson, 2003, Edelman, 2004); namun peningkatan kadar
progesterone, estrogen, danhuman chorionic gonadotropin (hCG) dapat
menjadi faktor pencetus mual dan mundah. Peningkatan hormone
progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan
pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus penurunan motilitas
lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya
penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan,
dan sosiokultural.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urin turun,
selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan
aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi
muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya
nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah.
Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 mengakibatkan terjadinya neuropati
perifer dan anemia; bahkan pada kasus berat kekurangan vitamin B1 dapat
mengakibatkan terjadinya wernicke enchelopati (Manuaba, 2001: Kuscu &
Koyancu, 2002; Neill & Nelson, 2003).
(Runiari. N, 2010)

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen


2.4 Manifestasi Klinik
Menurut berat ringannya gejala, hperemesis gravidarum dapat
dibagi dalam tiga tingkatan (Manuaba, 2001; Winkjosastro, 2005).
a. Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum. Pada tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100x/menit, tekanan darah sistol menurun,
dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang,
lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkat II
Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, sehu kadang-kadang naik, hemokonsentrasi,
oliguria, dan konstipasi.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala
yang dapat timbul seperti nistagmus, zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya
payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari
esophagus, lambung dan retina.
(Runiari. N, 2010)

2.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan/atau dehidrasi
meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urin.
b. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht).
c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi
muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida,
dan protein.
d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan
kadar asam.
e. Tiroid Stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada
tiroid.
f. CBC, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi
sebagai penyebab.
g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
h. Kadar hCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.
(Runiari. N, 2010)
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada
beratnya gejala. Pengobatan dilakukan mulai dari yang paling ringan
dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan
antiemetik, rawat inap, atau pemberian nutrisi parenteral. Pengobatan
terdiri atas terapi secara farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi
farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin,
antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi nonfarmakologi dilakukan
dengan cara pemberian diet, dukungan emosional, akupuntur, dan jahe
(Quinland, et al., 2005).
(Runiari. N, 2010)

2.7 Penanganan
.
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara :
 Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan berumur 4 bulan.
 Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh
hangat
 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
 Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu
panas atau terlalu dingin
 Usahakan defekasi teratur.
b. Terapi obat-obatan
 Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang
maka diperlukan pengobatan
 Tidak memberikan obat yang terotogen
 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
 Antihistaminika seperti dramamine, avomine
 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride
atau khlorpromazine.
c. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di
rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
A. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi
cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau
perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
B. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.
Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
C. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis
sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium
dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial
secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
D. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik
bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik,
anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering
sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi
irreversible pada organ vital.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Data Subjektif
a. Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat
pemeriksaan antenatal dan komplikasi.
b. Riwayat diet, khususnya intake cairan.
c. Pengobatan yang didapat saat ini.
d. Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada umumnya.
e. Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan
ginekologi, kolelitiasis atau gangguan abdomen lainnya, gangguan
tiroid, dan ada tidaknya depresi.
f. Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu
komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan
antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di tempat
bekerja, perubahan status kesehatan atau stresor kehamilan, respons
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan
kondisi sakit, serta seistem pendukung.
g. Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan
ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang
tidak direncanakan.
h. Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya.
Jika mengalami muntah, kaji warna, volume, frekuensi, dan
kualitasnya. Kaji juga faktor yang memperberat dan memperingan
keadaan, serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan
atau pengobatan di rumah.
i. Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau
konstipasi, serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen
meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang
memperingan dan memperberat nyeri.
j. Pengkajian lain dapat dilakukan dengan menggunakan Rhodes Index
of Nausea and Vomiting yang terdiri atas 8 pertanyaan untuk mengkaji
frekuensi dan beratnya mual dan muntah. Instrument ini telah di teliti
valid dan reliabel olehFamily Nurse Practitioner program, School of
Nursing, University of Texas at Austin.
(Runiari. N, 2010)
2. Pengkajian Data Objektif
a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas
meningkat, adanya nafas bau aseton
b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan,
adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan
perubahan frekuensi berkemih
h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin
(apakah sesuai dengan usia kehamilan)
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif (mual
dan muntah berlebihan)
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi
dan kelelahan.

3.3 Nursing Care Plan

No Dx. Keperawatan NOC NIC Aktivitas


1 Ketidakseimbangan Memperlihatkan • Mual / Muntah • identifikasi faktor pencetus Mual dan
nutrisi kurang dari Status Gizi: Asupan Muntah
kebutuhan tubuh b/d Gizi yang • catat warna, jumlah, dan frekuensi
mual dan muntah dibuktikan pasien muntah
dapat makan seperti • minimalkan faktor yang dapat
biasanya menyebabkan mual dan muntah
• instruksikan pasien agar menarik
napas dalam, perlahan dan menelan
secara sadar
Kolaborasi:
• berikan obat antiemetik sebelum
makan atau sesuai jadwal yang di
anjurkan
• Manajemen • pantau kandungan nutrisi dan kalori
Nutrisi pada catatan asupan
• berikan pasien minuman dan
kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi
kalori
2 Intoleransi aktivitas b/d Menunjukkan • Manajemen • tentukan penyebab keletihan
kelemahan toleransi aktivitas Energi • pantau asupan nutrisi untuk
dibuktikan pasien menentukan sumber energi yang
dapat melakukan adekuat
kegiatan seperti
biasa.
3 Kekurangan volume Kekurangan • Manejemen • pantau status hidrasi
cairan b/d kehilangan volume cairan akan Cairan • tingkatkan asupan oral
volume cairan aktif teratasi dibuktikan Kolaborasi:
(mual dan muntah keseimbangan air • berikan terapi IV, sesuai program
berlebihan) dalam
kompartemen
intrasel dan
ekstrasel tubuh

4 Ketidakefektifan pola Menunjukkan pola • Pemantauan • pantau kecepatan, irama, kedalaman,


napas b/d penurunan pernapasan efektif, Pernapasan dan upaya pernapasan
energi dan kelelahan yang dibuktikan • pantau pola pernapasan
pergerakan udara ke • pantau pergerakan dada
dalam dan ke luar • auskultasi suara napas
paru tidak
terganggu

(Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011)

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. L G2P1O11


12/13 MINGGU DENGAN DIAGNOSA HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI IRNA MAWAR RSU. SOEDONO MADIUN

I. IDENTITAS
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. A
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Suku : Jawa Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Tgl MRS : 4-9-2018
Pendidikan : SLTP No RM : 6278057
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dukuhan Kebon Agung RT 9/3, Mejayan, Madiun
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual muntah sebanyak 20 kali, nyeri bagian perut
2. Riwayat Obstetri
a. Menarche : umur 15 tahun
b. Siklus/lama/jumlah : 30 hari/6 hari/sedang
c. Dysminorea : iya
d. HPHT : 06 juni 2018
e. HPL : 13 Maret 2019
3. Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, lama pernikahan dengan suami sekarang 12 tahun. Menikah
pertama kali umur 20 tahun.
4. Riwayat KB
a. Jenis Kontrasepsi : Tidak memakai alat kontraasepsi
b. Lamanya :-
c. Keluhan :-
d. Rencana yg akan datang :-
5. Riwayat Kehamilan

No Persalinan Anak Lain-lain

Cara lahir Penolong Tempat Nifas BBL H/M Umur

Spt B Dokter RS 2500 gr H 9th

6. Riwayat kehamilan sekarang


a. Timester 1 : Sering mengeluh mual muntah, badan lemas, periksa ANC di
BPM sebanyak 2 kali
b. Trimester II :
c. Trimester III:
7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita : Tidak

 Operasi : Ya (operasi tumor rahang)

 Kecelakaan/trauma : Tidak

 Penyakit Keturunan : Tidak


b. Kebiasaan

 Minum jamu : Tidak

 Minum obat-obatan : Tidak

 Minuman beralkohol : Tidak

 Merokok : Tidak
c. Riwayat Kesehatan Keluarga

 Penyakit infeksi kronis : Tidak

 Keturunan gemeli : Tidak

 Hipertensi : Tidak

 Diabetes Melitus : Tidak


8. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Kebutuhan Nutrisi
Sebelum MRS Setelah MRS

 Frekuensi 3x 2x

 Porsi makan banyak, 1 porsi sedikit 2-3 sendok habis

 Makanan yg disukai Nasi goreng -

 Makanan pantangan Udang Udang

 Kebiasaan minum > 1 lt ±500 cc


b. Kebutuhan Istirahat
Sebelum MRS Setelah MRS

 Lama tidur 2 jam 3-4 jam

 Kebiasaan tidur - -
 Gangguan tidur - nyeri perut
c. Kebersihan Diri

 Kebiasaan Mandi 3x sehari 2x sehari

 Frekwensi 3x 2x

 Gosok gigi 3x sehari 2x sehari

 Cuci rambut 2x sehari tiak pernah

 Penggunaan parfum setiap hari jarang


d. Pola Eliminasi
BAB BAK

 Frekwensi 3x sering

 Warna kuning kuning

 Jumlah sedang sedang

 Konsistensi lunak cair

 Gangguan ya -

 Upaya mengatasi dulcolax -


e. Pola seksual
9. Data Psikososial
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Vital Sign :
 Suhu rectal : 36oC Suhu Axila : 36,7oC
 Nadi 82 x/menit Respirasi : 20x/menit

 Tekanan Darah : 100/70 mmHg


c. Tinggi Badan / BB : 152 cm / 42 kg (BB sebelum hamil = 38 kg)
d. Inspeksi Kepala :

 Warna Kepala : Hitam ada uban

 Batuk : Simetris

 Mata :
- Congjungtiva : Normal (merah muda)
- Sklera : Normal, Putih
 Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, simetris

 Mulut : Bersih, tidak ada varises pada gigi


 Telinga: Normal, tidak ada kelainan, simetris

 Muka : Simetris
e. Inspeksi Leher :

 Luka bekas operasi : Tidak ada

 Pembesaran kelenjar gondok : Tidak ada


f. Inspeksi dada :

 Putting susu : Menonjol

 Colostrum : Tidak ada


 Hyperpigmentasi areola mamae dan papilla mamae : Ya
g. Inspeksi perut :

 Pembesaran perut : Tidak ada

 Strie gravidarum lividae : -

 Strie gravidarum albican :-

 Luka bekas operasi : Tidak ada


h. Inspeksi Genetalia :

 Cairan pervagina : Tidak ada

 Oedem : Tidak ada


 Varices: Tidak ada

 Candiloma : TIdak ada


i. Ekstermitas
 Oedem : Tidak ada

 Varicema : Tidak ada


j. Palpasi

 Leopod I : Bulat melenting (bokong)

 Leopod II :-

 Leopod III :-

 Osborn / Mc Donald :

k. Pemeriksaan Penunjang
Nama : Ny. L
No.RM : 6278057
Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI ACUAN

Hemoglobin 11,9 9/dL 12,0 - 16,0

Hitung Leukosit 4,99 103/uL 4,7 – 11,3

Trombosit 270 103/uL 142 - 424

Hematokrit 34,9 fl 38 – 42

Hitung entrosol 4,06 103/uL 4,0 – 5,0

MCV 86,1 fl 80 – 93

MCH 29,3 Pg 27 – 31
MCHC 34,0 9/dL 32 – 36

Hitung Jenis Leukosit :

 Eosinofil 5,5 % 0-3

 Basofil 1,0 % 0- 1

 Neutrofil 73,1 % 50 – 62

 Limfosit 13,2 % 25 – 40

 Monosit 7,2 % 3–7

Natrium Darah 141 mmol/L 136 – 145

Kalium Darah 3,87 mmol/L 3,5 – 5,1

Chloride / cl Darah 104 mmol/L 97 – 111

ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny.L
No. RM : 6278057
Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Psikologis Kekurangan

- Pasien mengatakan mual, Volume Cairan


Stress kurang support
muntah ± 20 kali, badan lemas,
Peningkatan kelainan
nyeri, ulu hati
Gaster
- Pasien mengatakan post MRS
Mual dan muntah
di Mawar tgl 21/8/18 dengan
Kehilangan cairan yang
keluhan yang sama berlebihan

- Pasien mengatakan nafsu makan


Penurunan volume cairan
berkurang
Dehidrasi

DO : Defisit volume cairan

- Pasien tampak lemas

TD : 90/70 mmHg

N : 82 x/menit

S : 36,6OC

RR : 18 x/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan volume cairan Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


2.
dan muntah

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan


3.

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan


4 penurunan energy dan kelelahan.

DAFTAR PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO PRIORITAS
TANGGAL
DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah
berlebihan)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. L


No RM : 6278057
Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum
RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
HASIL

Kekurangan volume cairan Keseimbangan - TD normal - Pantau tanda-tanda vital & - Untuk mengetahui sejauh
berhubungan dengan volume cairan dehidrasi mana keadaan umum
- Keseimbangan
cairan aktif (mual dan muntah
Definisi : cairan kembali - Cacat intake & output cairan - mengetahui keseimbangan
berlebihan
keseimbangan ke kondisi cairan
- Monitor hasil laboratorium
cairan di dalam normal
- mengganti cairan yang keluar
ruang - Monitor makanan & minuman
- Turgor kulit
intrasculer dan yang dikonsumsi - mengoptimalkan status gizi
baik
ekstraseluler
- Berikan cairan dengan tepat (IV, - Agar status gizi baik dan tidak
tubuh - Membran
Oral) lemah
mukosa lembab
- Monitor status Gizi - mengetahui perkembangan
- Kehausan (-) - Tingkatkan asupan oral Mengetahui status nutrisi

- Dukung pasien dan keluarga


untuk membantu dalam
pemberian makanan
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.L

No RM : 6278057

Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum

TGL/ EVALUASI/
NO Dx.KEP IMPLEMENTASI TTD
JAM RESPON KLIEN

1. Kekurangan - Memantau tanda- S = Pasien mengatakan


volume tanda vital dan mual, muntah ≥ 20x,
cairan dehidrasi, mual pusing, lemes
berhubungan muntah
O = Keadaan umum
dengan
- Mencatat Intake lemah
kehilangan
dan Output cairan
cairan aktif TD = 90/70 mmHg
(mual dan - Memonitor
S = 36,9 C
muntah pemenuhan nutrisi
berlebihan) N = 82 x/menit
- Kolaborasi dengan
tim medis RR = 22 x /menit

- Injeksi Ranitidin 1 Pasien males bergerak


Amp
A = masalah belum
- Injeksi teratasi
metoloparamid 1
P = - Obs TTV, Frekuensi
Amo
muntah
- Infus D5 +
- tolerkolaborasi dengan
Neurobion 1
tim medis:
amp/20 tpm
Tx = Vit B Complex

- Infus RL : D5 24 Jam

- Ranitidine Inj.2x1 ampl

- metoclopramide Injek
2x1 ampl

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. L


No RM : 6278057
Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum
NO TGL/JAM Dx.KEP PERKEMBANGAN (S O A P I E R)

05-09- Kekurangan volume S = Ny.L mengatakan masih mual muntah, nyeri


2018 cairan berhubungan ulu hati
dengan kehilangan
(15.00) O = TD : 90/60 mmHg, S = 36,7OC, N =
volume cairan aktif
82x/mnt, RR = 18x/mnt
(mual dan muntah
berlebihan) - Pasien males gerak

- Nafsu makan turun

- Dada Simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Maslah belum teratasi

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV dan dehidrasi mual dan


muntaH

- Mencatat intake dan output cairan

- Kolaborasi dengan tim medis

- Injeksi Ranitidin (1 amp)

- Injeksi Metoclopramid ( 1 amp)

- Injeksi D5 20 tpm
20.30
E = TD : 90/60 mmHg, S = 36,7OC, N =
80x/mnt, RR = 18x/mnt

- Pasien males gerak

- Nafsu makan turun

- Dada Simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan


R = Tujuan belum tercapai, intervensi di
lanjutkan

S = Ny.L mengatakan mual muntah 10 x


06-09-
2018 O = TD : 110/70 mmHg, S = 36,5OC, N =
80x/mnt, RR = 20x/mnt
(07.50)
- Pasien tidak nafsu makan

- Dada Simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Masalah belum teratasi

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV dan mual muntah

- Mencatat intake dan output cairan

- Injeksi Ranitidine ( 1 ampl)

- Injeksi Metoclopramid ( 1 amp)

- Infus RL 20 tpm

E = TD : 110/70 mmHg, S = 36,7OC, N =


13.15
80x/mnt, RR = 20x/mnt

- Pasien tidak nafsu makan

- Dada Simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

R = Tujuan belum tercapai, intervensi di


lanjutkan

07-09- S = Pasien mengatakan masih mual 3x muntah


2018 3x
(08.30)
O = TD : 110/80 mmHg, S = 36,7OC, N =
80x/mnt, RR = 20x/mnt

- Pasien tidak nafsu makan

- Dada Simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Masalah belum teratasi

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV dan dehidrasi mual dan


muntah

- Mencatat intake dan output cairan

- Kolaborasi dengan tim medis

- Injeksi Ranitidin (1 amp)

- Injeksi Metoclopramid ( 1 amp)

- Infus RL 20 tpm
13.30
E = TD = 110/70 mmHg, RR = 20x/mnt, N =
80 x/mnt, S = 36,5oC

- Pasien sudah makan makan 3x/Hari sedikit


tapi sering. Porsi makan 3 sendok

- Input = 150

- Output = 100

- Dada simetris kanan – kiri

- Tidak ada nafas tambahan

R = Tujuan belum teratasi intervensi dilanjutkan

S = Pasien mengataka masih mual muntah 3x

09-09- O = TD : 110/70 mmHg, S = 36,3OC, N =


2018 82x/mnt, RR = 20x/mnt
(08.35) - Pasien masih tidak nafsu makan

- Dada simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Masalah belum teratasi

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV dan dehidrasi mual dan


muntah

- Mencatat intake dan output cairan

- Kolaborasi dengan tim medis

- Injeksi Ranitidin (1 amp)

- Injeksi Metoclopramid ( 1 amp)

- Injeksi RL 20 tpm

E = TD = 110/70 mmHg, RR = 20x/menit, N =


13.20
80 x / menit, S = 36,3oC

- Intake : 200

- Output : 150

- Px masih tidak nafsu makan

- Px makan 2 sendok

- Dada simetris kanan – kiri

- Tidak ada nafas tambahan

R = Tujuan belum tercapai, Intervensi di


lanjutkan

10-09- S = Pasien mengatakan masih mual muntah 2x


2018 mual (-)

(08.35) O = TD : 100/80 mmHg, S = 36,3OC, N =


80x/mnt, RR = 20x/mnt
- Pasien sudah makan sedikit-sedikit tapi
sering

- Dada simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Masalah teratasi sebagian

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV dan dehidrasi mual dan


muntah

- Mencatat intake dan output cairan

- Kolaborasi dengan tim medis

- Injeksi Ranitidin (1 amp)

- Injeksi Metoclopramid ( 1 amp)

E = TD = 110/70 mmHg, RR = 20x/menit, N =


13.40 80 x/menit, S = 36oC

- Pasien sudah makan 3x/hari sedikit tapi


sering. Porsi makan 3 sendok

- Input : 240

- Output ; 240

- Dada simetris kanan – kiri

- Tidak ada nafas tambahan

R = Tujuan belum tercapai, Intervensi di


lanjutkan

S = Pasien mengatakan sudah tidak mual


11-09- muntah
2018
O = TD : 110/70 mmHg, S = 36OC, N =
(08.30) 80x/mnt, RR = 20x/mnt
- Pasien sudah makan 3x/hari 3-4 sendok

- Dada simetris kanan-kiri

- Tidak ada suara nafas tambahan

A = Masalah teratasi sebagian

P = Rencana tindakan dilanjutkan

I = Memantau TTV, mual dan muntah

- Mencatat intake dan output cairan

E = TD = 110/70 mmHg, RR = 20x/menit, N =


80 x / menit, S = 36oC
13.20
- Pasien sudah makan dan mual muntah
berkurang

- Makan porsi sedang 3-4 sendok

- Input : 200

- Output : 1500

- Dada simetris kanan – kiri

- Tidak ada nafas tambahan

R = Tujuan tercapai, Intervensi di hentikan,


pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai