A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Merujuk
pada Global TB Report WHO 2021, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC
tertinggi ketiga setelah India dan Cina, diestimasikan terdapat 824.000 orang jatuh sakit dan
93.000 jiwa meninggal akibat TBC. Pandemi COVID-19 yang telah berjalan selama hampir
2 tahun menyebabkan disrupsi layanan esensial yang dirasakan pada sektor kesehatan
oleh karena prioritisasi layanan COVID-19 selama pandemi. Hal ini juga berdampak pada
program TBC yang dapat dilihat dari jumlah penurunan penemuan kasus secara nasional
pada tahun 2020 dan 2021. Dari estimasi 824.000 orang yang sakit TBC, berdasarkan data
SITB per 2 Maret 2022 hanya sebesar 49% (402.502) kasus yang ditemukan dan diobati,
sehingga terdapat sebanyak 421.498 orang yang belum diobati dan berisiko menjadi
sumber penularan bagi orang disekitarnya. Sedangkan bagi yang sudah menjalani
pengobatan, keberhasilannya belum mencapai target 90%.
Saat ini sudah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang
Penanggulangan TBC. Penerbitan Perpres 67 tahun 2021 adalah penegasan kembali
tentang komitmen Presiden dan sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, serta Pemangku Kepentingan
lainnya dalam melaksanakan Penanggulangan TBC.
Sebagai salah satu bentuk implementasi strategi nasional kelima dalam Perpres 67/2021
yaitu peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya
dalam penanggulangan TBC, Hari TBC Sedunia (HTBS) pada 24 Maret 2022 menjadi
momen yang tepat untuk mengajak keterlibatan multi-sektor untuk meningkatkan kampanye
dengan penyebarluasan informasi terkait TBC serta mendorong semua pihak untuk terlibat
aktif dalam pencegahan dan pengendalian TBC.
Tema HTBS tahun 2022 di tingkat Global adalah “Invest to End TB” sedangkan di Indonesia
masih sejalan dengan slogan aksi Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS
TBC), dengan tema nasional “Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa”.
Terdapat 3 (tiga) subtema yakni, pertama “Periksa TBC Sekarang Demi Masa Depan Lebih
Sehat” yang berfokus pada pemeriksaan dan penemuan kasus, kedua “Cegah TBC dengan
Pemberian Terapi Pencegahan TBC” yang berfokus pada pemberian terapi pencegahan
dan ketiga yaitu “Satukan Tekad, Perkuat Inovasi, untuk Eliminasi TBC” yang berfokus
kepada keterlibatan lintas sektor dalam penanggulangan TBC.
Investasi untuk mengakhiri TBC secara finansial untuk pembiayaan program sangat penting
untuk diperhatikan, namun investasi dalam bentuk lain seperti kerja keras, komitmen, tekad,
energi, waktu, untuk penanggulangan TBC sama pentingnya dengan investasi finansial.
Diharapkan semua stakeholder tergerak dan menyadari pentingnya investasi sekecil
apapun untuk menanggulangi TBC.
Indonesia saat ini diberi kepercayaan menjadi presidensi G20 2022 yang juga membawa
tanggung jawab untuk menghasilkan kerja nyata. Momentum ini menawarkan kesempatan
untuk memfokuskan kembali upaya untuk mengakhiri TBC secara global, melalui
peningkatan komitmen secara finansial, mengadopsi metodologi pembiayaan yang lebih
inovatif di tingkat global, nasional, regional, dan komunitas. Investasi penanggulangan TBC
yang lebih baik tentunya dapat membangun kesiapsiagaan pandemi infeksi menular melalui
udara lainnya di masa mendatang.
Selain itu upaya menciptakan inovasi dalam percepatan menuju Eliminasi TBC 2030
dengan teknologi perlu dilakukan. Hal yang dapat dipelajari dari pandemi COVID-19 yaitu
menghasilkan transformasi digital yang cepat dan adaptif di bidang kesehatan, serta
pentingnya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan praktik baik dari masyarakat
dan didukung dengan layanan kesehatan yang berkualitas.
Maka dari itu, peringatan puncak HTBS 2022 diselenggarakan sebagai bentuk
penyebarluasan informasi dan peningkatan kesadaran semua pihak dalam penanggulangan
TBC di Indonesia, serta sebagai upaya memastikan layanan TBC dapat terlaksana dengan
baik dalam masa pandemi dan strategi untuk percepatan menuju Eliminasi TBC 2030.
B. Tujuan
• Mendiskusikan bagaimana strategi pelayanan TBC dapat terlaksana dengan baik pada
masa pandemi.
• Menyebarluaskan informasi dan peningkatan kesadaran semua pihak dalam
penanggulangan TBC.
• Mendorong perilaku masyarakat dalam mencari perawatan melalui peningkatan
pengetahuan tentang TBC.
• Meningkatkan riset, inovasi, serta kemitraan dalam pemulihan program TBC.
D. Agenda
E. Daftar Undangan
G. Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat agar rangkaian Hari Tuberkulosis Sedunia tahun
2022 dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.