Dr.Maestro,M.Kes
Pelayanan kesehatan Primer
Latar belakang :
1977, ketika sidang kesehatan WHO ke 30. pada
konferensi internasional 1978 di Alma Alta (Uni Soviet)
pada tanggal 12 september 1978, ditentukan bahwa
tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC.
(Primary Health care)
Resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000
(HFA 2000) atau sehat untuk semua ditahun 2000
adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa
yang tergabung dalam WHO.
Defenisi
Primary Health Care (PHC)
Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosial yang dapat diterima secara umum
Biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat
dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk
hidup mandiri (self reliance) dan menentukan
nasib sendiri (self determination).
Fungsi
• Pemeliharaan Kesehatan
• Pencegahan Penyakit
• Diagnosis dan Pengobatan
• Pelayanan Tindak Lanjut
• Pemberian Sertifikat
Tujuan
Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.
Khusus
• Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
• Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
• Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
• Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber
– sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Prinsip Dasar dan Ciri Dasar PHC
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan
prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi
global guna mencapai kesehatan bagi semua.
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya
kesehatan
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Ciri Dasar PHC
1) Pelayanan yang utama dan intim dengan
masyarakat
2) Pelayanan yang menyeluruh
3) Pelayanan yang terorganisasi Pelayanan yang
mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat
5) Pelayanan yang berkesinambungan
6) Pelayanan yang progresif
7) Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8) Pelayanan yang tidak berpandangan kepada
salah satu aspek saja
Ciri Dasar PHC
1.Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2.Pelayanan yang menyeluruh
3.Pelayanan yang terorganisasi
4.Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu
maupun masyarakat
5.Pelayanan yang berkesinambungan
6.Pelayanan yang progresif
7.Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8.Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu
aspek saja
Elemen Esensial dan Unsur Utama PHC
• Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara
pencegahan panyakit serta pengendaliannya.
• Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
• Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Dasar
• Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
• Imunisasi terhadap Penyakit – penyakit Infeksi Utama
• Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Endemik
Setempat
• Pengobatan Penyakit Umum dan Ruda Paksa
• Penyediaan Obat – obat Esensial
Tiga (3) Unsur Utama yang terkandung dalam
PHC
1) Mencakup Upaya – upaya Dasar Kesehatan
2) Melibatkan Peran Serta Masyarakat
3) Melibatkan Kerja Sama Lintas Sektoral
Pembagian PHC
1.Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
(PKPP)
2.Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
(PKMP)
PHC di Indonesia
PHC di Indonesia
• Puskesmas
• Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar)
• Puskesmas Keliling Roda Empat
• Puskesmas Keliling Perairan (Perahu)
• Puskesmas Pembantu
• Polindes (Pondok bersalin desa) dan Poskesdes
• Poskestren
• Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Puskesmas
Program pokok puskemas antara lain :
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
3. Program Pengobatan :
• Rawat Jalan Poli Umum
• Rawat Jalan Poli Gigi
• Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
• Unit Gawat Darurat (UGD)
• Puskesmas Keliling (Puskel)
4.Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5.Upaya Peningkatan Gizi
6.Kesehatan Lingkungan :
• Pengawasan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) ,
• SAMI-JAGA (Sumber Air Minum-Jamban Keluarga),
• TTU (Tempat-Tempat Umum),
• Institusi pemerintah
7.Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP)
Posyandu
• Posyandu pratama, adalah posyandu yang
masih belum mantap, kegiatannya belum bisa
rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas,
• Posyandu madya, adalah posyandu yang
sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader
tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan
program utamanya (KB, KIA, Gizi,dan
Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari
50%,
• Posyandu purnama, adalah posyandu yang
frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata
jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih
dari 50%,
• Posyandu mandiri, adalah posyandu yang sudah
dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan
dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50%
KK.Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu
diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan
prinsip JPKM (Jaminan pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat)
Pelayanan Kesehatan Sekunder
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder
adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang
menerima rujukan dari pelayanan kesehatan
perorangan primer, yang meliputi rujukan kasus,
spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat
merujuk kembali ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang merujuk.
Sarana
Sarana utama PKPS terdiri dari:
1. Rumah Sakit setara kelas C dan D milik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Masyarakat, dan Swasta;
2. Praktek Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;
3. Praktek Perawat Spesialis (home care);
4. Klinik Utama.
Sarana penunjang PKPS terdiri dari:
5. Instalasi farmasi rumah sakit;
6. Laboratorium klinik;
7. Radiologi;
8. Apotek;
9. Rehabilitasi medik;
10. Optik.
Rumah Sakit setara kelas C dan D milik Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat/swasta
wajib menyediakan tempat tidur Kelas 3 sesuai
kebutuhan.
Pasal 21 ayat 1
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas
A terdiri atas:
a. tenaga medis;
b. tenaga kefarmasian;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kesehatan lain;
e. tenaga nonkesehatan.
Pasal 21 ayat 2
Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit terdiri atas:
• 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• 4 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• 6 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
• 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang;
• 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis lain;
• 2 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
subspesialis
• 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.
Rumah sakit type B
Pasal 32 ayat 2
Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit terdiri atas:
Pasal 43 ayat 2
Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
paling
sedikit terdiri atas:
• 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
• 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang; dan
• 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis gigi mulut.
Rumah sakit type D
Pasal 54 Ayat 2
Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a paling sedikit terdiri atas:
a. 4 (empat) dokter umum untuk pelayanan medik
dasar;
b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan
medik gigi mulut;
c. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis dasar
Rumah sakit type E
Pasal 59
Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit khusus:
1. ibu dan anak;
2. mata;
3. otak;
4. gigi dan mulut;
5. kanker;
6. jantung dan pembuluh darah;
7. jiwa;
8. infeksi;
9. paru;
10.telinga-hidung-tenggorokan;
11.bedah;
12.ketergantungan obat; dan
13.ginjal.
Public health servive