Anda di halaman 1dari 19

MODUL PEMBELAJARAN

MENGKLASIFIKASIKAN INSTITUSI ORGANISASI KEPERAWATAN

DOSEN MATA KULIAH


Ns. Diny Vellyana S.Kep.,MMR

FAKULTAS KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSUTAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Modul Pembelajaran ini dengan judul
“Mengklasifikasikan Dan Menghitung Ketenagaan” Tepat Pada Waktunya.
Modul Pembelajaran materi ini ditujukan untuk memberikan kemudahan proses pembelajaran
mata kuliah MANAJEMEN KEPERAWATAN. Saya menyadari bahwa modul ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, dalam isi maupun sistematiknya. Hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata yang kami sampaikan, selamat mempergunakan dan mempelajari modul ini
sebaik-baiknya, semoga bermanfaat bagi mahasiswa yang mempelajarinya.

Pringsewu, 12 September 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan adalah merupakan salah satu dari hak asasi manusia, seperti dalam UUD 1945
juga dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Organisasi pelayanan kesehatan, seperti Rumah Sakit dan klinik merupakan salah satu
jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.Prinsip organisasi adalah
fleksibilitas, artinya organisasi senantiasa dinamis sesuai dengan dinamika yang ada dalam
organisasi dan juga harus memperhatikan perubahan dari luar organisasi.Organisasi pelayanan
kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu atau berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rumah Sakit tipe A,B,C,dan D ?

2. Apa yang dimaksud dengan Klinik?

3. Apa yang dimaksud dengan Health Manajemen Organization ?

4. Apa yang dimaksud dengan Home Health ?

5. Apa yang dimaksud dengan Public Health ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana Rumah Sakit tipe A,B,C,dan D
2. Untuk mengetahui apa itu Klinik
3. Untuk mengetahui Health Manajemen Organization
4. Untuk mengetahui pengertian dari Home Health
5. Untuk mengetahui apa saja Public Health
BAB II
PEMBAHASAN

A. TIPE RUMAH SAKIT


1. Rumah Sakit Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan
Medik Sub Spesialis. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan
kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah tempat tidur
minimal 400 (empat ratus) buah. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh Menteri. Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh Menteri. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana. Struktur organisasi tersebut paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Tata laksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional
prosedur(SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS),hospital by lawsdan
Medical Staff by laws.
b. Pelayanan Medik Umum Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi
Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pada Pelayanan Medik Dasar
minimal harus ada 18 (delapan belas) orang dokter umum dan 4 (empat) orang dokter gigi
sebagai tenaga tetap.Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat
24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-
masing minimal 6 (enam) orang dokter spesialis dengan masing-masing 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi. Pada Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik harus ada masing-masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1
(satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap. Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-
kurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,
Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik. Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-
masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.
e.Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit mulut.
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter
gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
f.Pelayanan Medik Subspesialis Terdiri dari Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut. Pelayanan Medik
Subspesialis harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter subspesialis dengan
masing-masing 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap.
g. Pelayanan Penunjang Klinik Terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
h. Pelayanan Penunjang Non Klinik Terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/
Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan
Penampungan Air Bersih.
2. Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas B meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non
Klinik. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi
tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.Jumlah tempat tidur minimal
200 (dua ratus) buah.Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana. Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite
medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Tata laksana
meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur(SPO),
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by lawsdan Medical Staff by
laws.
a. Pelayanan Medik Umum Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi
Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pada Pelayanan Medik
Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter umum dan 3 (tiga) orang dokter gigi
sebagai tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua
puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan
awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar Terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-masing
minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang sebagai tenaga
tetap.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik Terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada
masing- masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu )
orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
e. Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas)
pelayanan meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh
Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah
Plastik dan Kedokteran Forensik. Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing
minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4 orang dokter spesialis
sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
f. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut Terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,
Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada
masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
g. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
h. Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar yang meliputi:
Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik
Subspesialis harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter subspesialis dengan 1
(satu) orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap.

3. Rumah Sakit Kelas C


Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C
meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut,
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan
Penunjang Non Klinik. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan
kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.Jumlah tempat tidur
minimal 100 (seratus) buah.Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan
tata laksana. Struktur organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite
medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. Tata laksana
meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur(SPO),
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS) dan hospital by lawsdan Medical Staff by
laws.
a. Pelayanan Medik Umum Terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi
Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Medik Dasar
minimal harus ada 9 (sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua
puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9
(sembilan) orang dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan.
e. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-
masing minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
f. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
g. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik .
h. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga /
Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,
Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan
Penampungan Air Bersih.
4. Rumah Sakit Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Kriteria, fasilitas dan
kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Perbandingan tenaga
keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai
dengan pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana. Struktur
organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah
Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan. Tatakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana organisasi,
standar pelayanan, standar operasional prosedur(SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMS), hospital by lawsdan Medical Staff by laws.
a. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi
Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Medik Dasar
minimal harus ada 4 (empat) orang dokter umum dan 1 (satu) orang dokter gigi sebagai
tenaga tetap.
b. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (duan
puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan
awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
c. Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat) jenis
pelayanan spesialis dasar meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 1 (satu) orang dokter spesialis dari 2 (dua) jenis pelayanan spesialis dasar dengan 1
(satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan Radiologi
e. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
B. KLINIK
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
per orangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,diselenggarakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat,dan atau bidan ) dan di pimpin oleh seorang
tenaga medis (dokter,dokter spesialis ,dokter gigi atau gigi spesialis). Berdasarkan jenis
pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik Utama : 1. Klinik Utama,
merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik
dasar dan spesialistik. 2. Klinik Pratama ,dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik
harus memenuhi persyaratan, diantaranya:
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.
b. Bangunan dan Ruangan Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas: 1) ruang
pendaftaran/ruang tunggu. 2) ruang konsultasi dokter 3) ruang administrasi 4) ruang tindakan 5)
ruang farmasi 6) kamar mandi/wc 7) ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
c. Prasarana klinik meliputi: 1) instalasi air 2) instalasi listrik 3) instalasi sirkulasi udara 4) sarana
pengelolaan limbah 5) pencegahan dan penanggulangan kebakaran 6) ambulans, untuk klinik
yang menyelenggarakan rawat inap 7) sarana lainnya sesuai kebutuhan.

C. HEALTH MANAJEMEN ORGANIZATION

Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan . Unsur-unsur Manajemen : 1. Manusia (pelaksana yang handal dan terampil) 2.
Money (ketersediaan dana) 3. Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila
diperlukan) 4. Metode (cara) 5. Material (sarana dan prasarana) 6. Market (pemasaran,
pemasyarakatan dan pembudayaan) Tingkatan Manajemen :

1. High level (tingkat tinggi) Contoh halnya dirut dan wakilnya. Membuat rencana jangka
panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan
organisasi dengan lingkungan luar.
2. Middel level (tingkat menengah) Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi.
Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll.Merumuskan rencana jangka
menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan
lingkup tanggung-jawabnya.

3. Low level (tingkat bawah) Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional.Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional.Membuat keputusan
jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Susunan Organisasi Rumah Sakit
Umum terdiri atas : a. Direktur b. .Kepala Bagian Tata Usaha, terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Program 3. Sub Bagian Keuangan c. Bidang Keperawatan,
terdiri dari : 1. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan 2. Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan
Logistik Keperawatan. d. Bidang Pelayanan, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pelayanan Medik 2. Sub
Bidang Penunjang Medik.

D. HOME HEALTH

Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home health care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit. 1. Mekanisme Pelayanan Home Care Mekanisme yang harus di lakukan adalah
sebagai berikut:

a. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter

b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di
lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi
perawatan kesehatan dirumah.

c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah
baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola
perawatan dirumah.
d. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. 2. Unsur Pelayanan Home
Care Unsur pelayanan home care ada 4, yaitu:

1. Pengelola adalah agensi atau unit yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di
rumah yang bisa merupakan bagian Puskesmas, Rumah Sakit, klinik atau mandiri.

2. Pelaksana terdiri dari tenaga keperawatan dan tenaga profesional lain dan non profesional
yang terdiri koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.

3. Klien adalah penerima pelayanan kesehatan.

4. Koordinator kasus adalah seorang perawat dengan kriteria tertentu baik yang masih aktif
maupun yang sudah memasuki masa pensiun.

E. PUBLIC HEALTH

Ilmu Public Health Menurut Winslow adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat
melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi, perbaikan kesehatan
lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit menular, dan melakukan pendidikan
kesehatan untuk masyarakat/perorangan. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat 1. Epidemiologi
2. Kesehatan Lingkungan 3. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku 4. Administrasi Kesehatan
Masyarakat 5. Gizi Masyarakat 6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 7.Kesehatan Reproduksi
masyarakat 8. Sistem Informasi Kesehatan 9. surveilans penyakit menular dan tidak menular.

Jenis organisasi kesehatan 1.IDI (IKATAN DOKTER INDONESIA) Organisasi profesi


kedokteran yang menghimpun para dokter Indonesia. 2. PPNI (PERSATUAN PERAWAT
NASIONAL INDONESIA) PPNI sebagai organisasi profesi keperawatan yang berkewajiban
untuk mengendalikan mutu pelayanan kesehatan . 3. IBI (IKATAN BIDAN INDONESIA)
Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan kaum wanita. khususnya dalam
pelayanan KIA serta kesejahteraan keluarga. 4. PMI (PALANG MERAH INDONESIA)
2. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANISASI

Struktur adalah pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling terkait dalam suatu
objek material atau sistem, atau objek atau sistem yang terorganisasi.[1] Struktur material meliputi benda-
benda buatan manusia, seperti bangunan dan mesin; dan benda-benda alami, seperti organisme biologis,
mineral, dan bahan kimia. Struktur abstrak mencakup struktur data dalam ilmu komputer dan bentuk
musik. Jenis struktur terdiri dari hierarki (rangkai hubungan satu-ke-banyak), jaringan yang menampilkan
banyak-ke-banyak tautan, atau kisi yang menampilkan koneksi antar komponen yang bertetangga dalam
ruang

Struktur menurut KBBI


1cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan;
2 yang disusun dengan pola tertentu;
3 pengaturan unsur atau bagian suatu benda;
4 ketentuan unsur-unsur dari suatu benda;
5 pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis

Fungsi dari kejelasan kedudukanadalah setiap anggota atau seseorang yang terdapat dalam
struktur organisasi sesungguhnya bisa mempermudah dalam melaksanakan koordinasi dan juga
hubungan, karena adanya keterkaitan dalam penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah dipercayakan
kepada seseorang atau anggota.Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi yang paling dasar dalam
manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.Pengorganisasian ini berkaitan erat
dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya
kepada individu atau unit tertentu untuk menjalankannya.Sehingga diperlukan penyusunan struktur
organisasi yang dapat memperjelas fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut.

A.ORGANISASI KECIL

Merupakan organisasi yang anggotanya dapat berinteraksi langsung, jumlah anggotanya paling
banyak 30 orang.Organisasi Kecil : Osis, Kelompok PMR
B. GROWING FULLY DEVELOPMENT

Organisasi tak pernah sepi dari berbagai problem yang menderanya. Satu per satu masalah
selesai, permasalahan yang lain datang silih berganti tiada henti. Perkembangan jaman menuntut
adanya perubahan.Menuntut adanya banyak perbaikan untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan
dan kebutuhan para stakeholder terkait.Kepuasan stakeholder menjadi salah satu kunci indikator
dalam banyak keberhasilan sebuah organisasi tersebut dikelola dengan baik atau tidak.

Parameter keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari faktor
sumber daya manusia, sumber daya organisasi, sampai ketersediaan sumber daya lain yang
berasal dari dalam maupun luar organisasi. Organisasi tumbuh dan berkembang sangat
dipengaruhi oleh banyak hal.Pengaruh internal maupun pengaruh eksternal.Mulai dari pengaruh
positif maupun pengaruh negatif dari dalam dan luar lingkungan.Singkat kata organisasi tumbuh
dan berkembang layaknya seorang manusia.Tumbuh membutuhkan pikiran, waktu, tenaga, dan
sumber kebutuhan organisasi lainnya.Seiring dengan berkembangnya organisasi menuju arah
pertumbuhan, tentu memerlukan banyak kebutuhan untuk memajukan organisasi. Semakin besar
sebuah organisasi, semakin banyak pula tantangan dan masalah yang akan dihadapi. Peribahasa
mengatakan semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang meniupnya.

Sesungguhnya, berbagai permasalahan organisasi itu bukanlah sesuatu yang merugikan,


sebaliknya masalah-masalah itu adalah hal yang baik yang menunjukkan betapa dinamis dan
adaptifnya suatu organisasi ini. Namun, semua berpulang pada penghuni rumah dari sebuah
organisasi itu sendiri bagaimana dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang datang
itu, apakah akan disikapi secara positif atau negatif. Sebagai pengelola organisasi, sudah pasti
beban terbesar untuk menyelesaikan berbagai problem organisasi ada di pundak para pemegang
keputusan (decision maker).

Hal ini tidak berarti komponen organisasi yang lain terlepas dari tugas itu, karena membenahi
sebuah organisasi adalah kewajiban seluruh anggota-anggotanya yang terlibat langsung maupun
tidak langsung. Dan untuk itu, pemegang keputusan (decision maker) tampaknya perlu dan telah
berupaya keras untuk menyelesaikan carut-marut persoalan yang ada dalam
organisasinya.Banyak ide, gagasan dan wacana yang sudah dikumandangkan.Banyak program-
program perubahan yang sudah disosialisasikan dan diterapkan.Banyak program yang telah
berhasil direalisasikan tapi tidak sedikit pula program yang mengalami hambatan ataupun sebuah
kegagalan.Namun, tampaknya adakalanya semua upaya itu sebagian masih belum memenuhi
harapan para stakeholder terkait, sebagian pencapaian kurang dari kata cukup apalagi
ideal.Publik masih belum puas, masih menuntut untuk perubahan yang lebih baik ke depannya.

Perubahan ke arah yang bisa membawa mereka pada tingkat kepuasan optimal bagi masing-
masing individu dalam organisasi misal terpenuhinya kesejahteraan hidup anggota, terpenuhinya
harapan-harapan anggota organisasi.Perubahan pada organisasi yang membawa dampak
positif.Perubahan yang dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi anggota-anggota
organisasi untuk bergerak memajukan organisasi.Perubahan yang membawa efek positif bagi
perkembangan organisasi. Membantu jalannya aktivitas dan memberikan kemudahan dalam
pencapaian target organisasi.

Berbagai program pemegang keputusan adakalanya seringkali disikapi anggota organisasi


dengan skeptis.Rasa memiliki dan tanggungjawab anggota terhadap organisasi ini terus
menurun.Tidak salah apabila ada seorang petinggi organisasi menyebutkan jika kepercayaan
publik (public trust) adalah hal yang mahal di sebuah organisasi.Komplain dan keluhan terus
datang susul-menyusul. Dari masalah kesejahteraan anggota, pengembangan pegawai, pola
mutasi yang belum terjadwal dan terpola, promosi jabatan yang fair, pembagian tugas yang adil
dan jelas, kualitas pelayanan yang optimal, hingga rendahnya kualitas sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi.

Di lain pihak, diharapkan para pemegang keputusan dalam sebuah organisasi untuk bisa bersikap
adil, professional dan menjauhi adanya konflik kepentingan (conflict of interest). Meninggalkan
tradisi lama dalam mengurus sebuah organisasi yang sudah terbukti gagal dalam memenuhi
harapan anggota-anggota organisasi. Perubahan pola pikir dan pola kepengurusan organisasi
sangat diperlukan untuk bisa mengatasi dan menjawab berbagai tantangan ke depan. Agar
organisasi mampu bertahan dari berbagai macam masalah yang menimpa organisasi dan bisa
terus tumbuh menuju perbaikan ke arah yang ideal dan lebih baik.

Meskipun demikian tiap anggota organisasi hendaklah juga memberikan kepercayaan dan
dukungan yang besar bagi pengambil kebijakan untuk menuntaskan berbagai program perbaikan
yang tertunda.Membantu dengan memberikan dukungan dan partisipasi yang cukup.Beberapa
ketidakberhasilam pemegang keputusan jangan lalu dijadikan justifikasi bagi menurunnya
kepercayaan dan pastisipasi anggota dalam suatu organisasi. Di lain pihak pengambil kebijakan
pun tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh anggota-
anggota organisasi. Pengambil kebijakan harus sadar dan maklum bahwa mereka adalah tempat
bagi tiap anggota organisasi menitipkan harapan dan masa depannya.

Pengelola organisasi perlu melakukan berbagai terobosan baru di tengah kompleksitas


permasalahan organisasi dengan mengurai satu demi satu akar masalahnya berikut solusi untuk
menanggulanginya. Ibarat menggunakan dongkrak mobil, jika dongkrak itu belum ditempatkan
pada titik yang pas, mustahil mobil akan bisa terangkat. Sama halnya dengan problem organisasi
ini, jika program itu belum menyentuh titik pengungkitnya (leverage point), sulit rasanya kita
akan mampu mengatasi berbagai persoalan yang membelit organisasi ini. Diharapkan pengelola
organisasi menemukan solusi aplikatif untuk bisa menjawab tuntutan yang ada.Solusi yang bisa
membawa tiap anggota organisasi terpenuhi dengan optimal segala harapan dan
impiannya.Solusi yang membawa organisasi tumbuh dan berkembang memenuhi harapan
bersama.

“When a group of people come together and work together in harmony, the increased energy
created through the cooperation experienced by each individual in the group.” (Napoleon Hill)
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Institusi organisasi profesi sesuai dengan tipenya merupakan organisasi yang anggotanya
adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi fungsi social yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka
sebagai individu.
Daftar pustaka

Chitty, RT.1997.profesional nursing :concept and challenges. Philadelphia:WB sounders


company.
Nursalam , dkk.2008.pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika.
Widyawati , sukma N.2012.konsep dasar keperawatan.jakarta :prestasi pustaka

http://alexander-mp.blogspot.co.id/2013/02/makalah-organisasi-pelayanan-kesehatan.html
https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/
http://rsud.inhukab.go.id/susunan-organisasi-tugas-pokok-dan-
fungsi/https://muhammadidris1970.wordpress.com/tag/organisasi-dan-manajemen/

Anda mungkin juga menyukai